32
MODUL 5 DASAR-DASAR MANAJEMEN
A. Pengantar
Ilmu manajemen bila dicermati sama usianya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai makluk sosial ada kecenderungan untuk berorganisasi dan bekerja sama. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia adalah anggota suatu organisasi , misalnya organisasi agama, olah raga, seni, usaha dan orgnaisasi lainnya. Masing-masing orgnaisasi berbeda satu dengan
lainnya, ada yang formal dan tidak formal. Namun organisasi-organisasi tersebut mempunyai unsur-unsur yang sama, yaitu ada
kelompok orang, ada tujuan yang hendak dicapai, ada rencana cara pencapaian tujuan, ada pemimpin manajer yang bertanggung jawab atas keberhasil pencapaian tujuan. Dengan kata
lain para manajer diberi tanggung jawab untuk menentukan kegiatan yang memungkinkan setiap individu dapat memberikan sumbangan yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama.
Standar Kompetensi
Taruna mengetahui memahami tentang : Arti manajemen, Sejarah perkembangan manajemen, Aliran ilmu manajemen, Tingkatan manajemen, Beberpa tinjauan manajemen
dan sumber-sumber manajemen.
Kompetensi Dasar
Taruna mengetahui dan memahami serta mampu menjelaskan, Arti manajemen: manajemen sebagai proses, manajemen sebagai kolektivitas, manajemen sebagai ilmu
dan seni. Taruna mampu menjelasakan sejarah perkembangan ilmu manajemen: Aliran klasik, Aliran
perilaku, Aliran
ilmu manajemen, pendekatan sistem, pendekatan
kontingensi. Taruna mampu menjelaskan tingkatan manajemen serta Taruna mampu melihat beberapa tinjauan tentang manajemen dan sumber-sumber manajemen.
Tujuan Mata Kuliah
Setelah selesai mengikuti pendidikan, para lulusan dapat mengambil makna dan dapat
menerapkan serta membagi pengetahuan tentang arti manajemen, aliran ilmu manajemen, tingkatan manajemen dan tinjauan manajemen serta sumber-sumber
manajemen.
33
Materi kuliah ini membahas cara manajer memimpin organisasi untik mencapai tujuan yang sebaik-baiknya. Pembahasan lebih dipusatkan pada organisasi formal.
B. Definisi Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa Inggris “management” dengan kata kerja to manage yang secara umum berarti mengurusi. Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi pimpinan dan
kepemimpinan, yaitu orang-orang yang melakukan kegiatan memimpin, disebut “manajer”. Untuk mengartikan dan mendefisikan manajemen dari berbagai literartur dapat dilihat
dari tiga pengertian, yaitu : 1.
Manajemen sebagai suatu proses 2.
Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia 3.
Manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni B.1.
Manajemen Sebagai Suatu Proses Melihat bagaimana cara orang mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu. Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat menurut:
B.1.1. George R.Terry Manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu
melalui kegiatan orang lain. B.1.2. Haiman
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
B.1.3. Stoner Stoner
mendefinisikan manajemen
sebagai suatu
proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota organisasi dan sumber-sumber organisasi lainnya untuk mancapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
B.1.4. Mary Parker Follet
Mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni untuk melakukan sesuatu melalui orang lain.
34
B.2. Manajemen Sebagai Suatu Kolektivitas
Yaitu merupakan suatu kumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk untuk mencapai tujuan bersama. Kumpulan orang-orang disini menunjukan adanya tingkatan
kepemimpinan pimpinan atas, menengah dan bawah. Pendapat ini dikemukakan oleh Henry Fayol.
B.3. Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni
Manajemen sebagai suatu ilmu karena telah dipelajari sejak lama dan menjelaskan tentang gejala-gejala, gejala-gejala diteliti dengan menggunakan metode ilmiah, yaitu
menggunakan bantuan disiplin ilmu lainnya seperti ilmu sosial, filsafat, matematik dan statistic dan lain sebagainya.
Dalam praktek, istilah manajemen dipakai dalam organisasi yang lebih besar dan berdiri sendiri dan dapat dibedakan dengan jelas dari organisasi lain.
C.Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Di dalam ilmu manajemen dikenal tiga aliran yang masing-masing berusaha membantu para manajer untuk memahami dan memimpin perusahaannya serta mengatasi masalah-
masalah di dalam perusahaan. Tiga aliran tersebut adalah : C.1.
Aliran Klasik Classical school C.2.
Aliran Perilaku Behaviaoral school C.3.
Aliran Ilmu Manajemen Management Science School Selain tiga aliran tersebut, dalam perkembangan ilmu manajemen telah dikembangkan
pula dua bentuk pendekatan yang berusaha untuk menggabungkan ketiga aliran di atas, pendekatan itu adalah :
C.4. Pendekatan Sistem Sistem Approach
C.5. Pendekatan Kontingensi Contingency approach
C.1. Aliran Klasik Classical School
Aliran ini dipelopori oleh Robert Owen 1771-1858 dan Charles Babbage 1792-1871. Robert Owen berpendapat bahwa dengan dipenuhinya kebutuhan dan peningkatan kondisi
pekerja perumahan, jam kerja, koperasi, dan sebagainya dapat meningkatkan hasil produksi
35
dan laba perusahaan. Unsur pekerja merupakan salah satu unsur terpenting dalam proses produksi vital machines=mesin utama
Charles Babbage berpendapat bahwa penerapan prinsip-prinsip ilmiah dalam proses kerja dapat meningkatkan produktivitas dan dapat menekan biaya menjadi lebih rendah, yaitu
dengan dialtih suatu keterampilan tertentu dan harus bertanggung jawab terhadap bagian yang dikerjakannya dengan keterampilan tersebut.
Tokoh-tokoh lain dalam aliran klasik,antara lain : C.1.1. Frederich W. Taylor 1856-1915
Frederich W. Taylor adalah tokoh peletak prinsip manajemen ilmiah, dengan percobaan gerak dan waktu. Dengan efisiensi gerak dapat meningkatkan produktivitas, sehingga dapat
ditentukan standar minimal produksi atas dasar keahlian rata-rata pekerja. Dengan ditentukannya standar minimal produksi dapat diterapkan sistem upah dengan bonus bagi
pekerja yang dapat melampaui standar minimal produksi, lebih jauh lagi dengan sistem upah ini dapat memperbaiki metode kerja karyawan. Empat prinsip dasar teori Frederich W. Taylor,
yaitu : C.1.1.1. Dengan perkembangan manajemen ilmiah dapat ditentukannya metode terbaik dalam
menjalankan tugas; C.1.1.2.Seleksi karyawan dengan cara ilmiah, sehingga setiap karyawan dapat diberi tanggung
jawab atas tugas yang sesuai dengan keterampilannya; C.1.1.3.Pengembangan dan pendidikan karyawan dengan cara ilmiah;
C.1.1.4.Hubungankerjasama yang erat antara manajemen dan karyawan. C.1.2. Henry L. Gantt 1861-1919
Henry L. Gantt memperkenalkan system bagar chart system, yang memuat jadwal kegiatan produksi karyawan, disebut siatem Gantt Chart.
C.1.3. Frank B dan Lilian M. Gilberth 1868-1924 1878-1972
Pasangan ini bekerja sama mempelajari aspek kelelahan dan gerak. Pengurangan gerak dapat menyebabkan pengurangan kelelahan.
36
C.1.4. Sumbangan-sumbangan dari Aliran Klasik C.1.4.1.Metode-metode
yag dikembangkan
dapat diterapkan
pada berbagai
kegiatan organisasi, selain di organisasi industri.
C.1.4.2.Teknik-teknik efisiensi seperti studi gerak dan waktu, bahwa gerak fisik dan alat dapat lebih diefisienkan.
C.1.4.3. Penekanan pada
seleksi dan
pengembangan karyawan
dengan cara
ilmiah menunjukan pentingnya kemampuan dan faktor pelatihan dalam meningkatkan efektivitas kerja
seorang pekerja. C.1.4.4.Manajemen ilmiah yang menekankan pentingnya rancangan kerja mendorong manajer
mencari cara terbaik untuk pelaksanaan tugas. C.1.4.5. Manajemen
ilmiah tidak
hanya mengembangkan
pendekatan rasional
dalam memecahkan masalah, tetapi menunjukkan jalan ke arah profesionalisasi dari manajemen.
C.1.5. Keterbatasan Aliran Klasik C.1.5.1. Sering peningkatan produksi tidak disertai dengan peningkatan pendapatan.
C.1.5.2.Hubungan manajemen dan karyawan tetap jauh. C.1.5.3.Manusia dipandang sebagai sesuatu yang rasional bahwa manusia dapat dimotivasi
dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan fisik, namun mengabaikan frustasi dan ketegangan yang dialami karyawan apabila mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan sosial
mereka serta mengabaikan kepuasan karyawan atas hasil kerjanya. C.2.
Aliran Perilaku Behaviaoral school Aliran perilaku berkembang sebab aliran klasik dipandang tidak benar-benar pembantu
pencapaian efisiensi produksi dan keserasian tempat keja. Oleh karena itu dicari upaya untuk membantu manajer mengatasi masalah melalui sisi perilaku karyawan.
Tokoh-tokoh aliran perilaku : C.2.1.
Hugo Munsterberg 1863-1919, sumbangan utamanya adalah penerapan psikologi karyawan dalam membantu peningkatan produksi, melalui tuga cara, yaitu :1. mendapatkan
orang yang cocok. 2. menciptakan kondisi kerja yang baik. 3. memotivasi karyawan. C.2.2.
Elton Mayo 1880-1949, terkenal dengan ekperimen perilaku manusia dalam situasi kerja, disebut sebagai Ekperimen Hawthorne. Ekperimen ini menghasilkan kesimpulan bahwa
37
perhatian khusus pada karyawan dapat meningkatkan usaha kerjanya, disebut Hawthorne effect.
Dari ekperimen ini diperoleh hasil yaitu dari konsep manusia yang rasional bahwa manusia yang hanya dapat dimotivasi dengan pemenuhan ekonomi, diganti dengan konsep
pemenuhan sosial melalui hubungan kerja. C.3.
Aliran Ilmu Manajemen Aliran ini mengembangkan prosedur penelitian operasional operasional research+OR
dalam menghadapi masalah organisasi. Prosedur yang dignauakan dimulai dari analisis masalah sampai dengan usulan kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut.
C.3.1. Beberapa sumbangan aliran ini : C.3.1.1. Prinsip aliran ini diterapkan dalam pemecahan masalah pada organisasi besar.
C.3.1.2. Teknik-teknik manajemen
ilmiahdigunakan pada
berbagai kegiatan,
seperti penyusunan anggaran, arus uang, jadwal produksi, pengembangan produk, perencanaan
tenaga kerja dan lain-lain. C.3.1.3.Mencoba memecahkan masalah dengan cara meninjaunya dari
berbagai ilmu interdisipliner.
C.3.1.4.Memecahkan masalah secara matematis. C.3.2. Keterbatasan Aliran ini :
C.3.2.1. Sumbangan aliran ini pada manajemen hanya diterapkan pada kegiatan perencanaan dan
pengawasan dan
tidak pa
da kegiatan lain seperti pengorganisasian dan kepemimpinan.
C.3.2.2. Walaupun teknik yang digunakan cukup luas dalam mengatasi masalah manajemen, tetapi tidak cukup efektif untuk masalah manusia dalam manajemen
.
C.4. Pendekatan Sistem
Pendekatan system memandang organisasi sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sama lain.Dalam pendekatan ini manajer diajak
untuk memandang organisasi sebagai suatu kesatuan yang merupakan bagian dari lingkungan ekternal yang lebih luas. Dalam sistem ini dijelaskan bahwa kegiatan setiap bagian dari
organisasi akan mempengaruhi kegiatan bagian lainnya.
38
C.4.1. Beberapa istilah dan sumbangan yang digunakan dalam pendekatan sistem, yaitu :
C.4.1.1.Subsistem, yaitu bagian-bagian yang membentuk kesluruan sistem. Setiap sistem menjadi subsistem dari kesatuan yang lebih besar.
C.4.1.2.Sinergi, yaitu bagian-bagian terpisah dalam sebuah orgnisasi yang saling bekerja sama dan berhubungan serta menghasilkan kerja yang lebih besar.
C.4.1.3.Sistem terbuka, yaitu sistem yang berhubungan dengan lingkungan luar. Sistem tertutup, yaitu sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan luar.
C.4.1.4.Arus, yaitu perubahan seluruh masukan informasi, bahan dan enegi yang berasal dari lingkungan melalui suatu proses untuk menghasilkan keluaran barang dan jasa.
C.4.1.5.Umpan balik, merupakan kunci pengawasan terhadap sistem, dengan adanya umpan balik, maka dapat dilakukan perbaikan apabila ada kesalahan dalam pelaksanaannya.
C.5. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini menggunakan metode-metode yang efektif untuk mengatasi masalah- masalah dalam situasi tertentu yang tidak dapat diterapkan dalam situasi lain. Tugas manajer
adalah mengidentifikasi teknik mana yang digunakan dalam situasi dan waktu yang tepat
dalam membantu pencapaian tujuan. Suatu langkah yang paling tepat untuk mengatasi masalah dalam pendekatan kontingensi adalah bergantung pada situasi yang dihadapi oleh
manajemen, karena adalah suatu kenyataan bahwa situasi, aksi dan hasil adalah faktor yang saling mempengaruhi dan saling tergantung satu sama lainnya.
D. Tingkatan Manajemen