Persiapan Eksperimen Saran Praktis Instrumen : Spesifikasi Instrumen :

1. Uji Validitas

Jenis validitas yang diuji adalah validitas isi. Validitas isi diuji melalui bantuan profesional judgement., yaitu Dina Nazriani, M.A. selaku dosen departemen psikologi umum dan eksperimen di Fakultas Psikologi USU pada bulan Desember 2014.

2. Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas melalui formula koefisien alfa menghasilkan koefisien reliabilitas α =.539 yang termasuk dalam kategori cukup. Walaupun tidak termasuk dalam kategori memuaskan, alat ukur ini tetap bisa digunakan, sebab selain koefisien reliabilitas, bobot faktor-faktor dalam tes juga turut diperhitungkan dalam pengukuran. Selain itu, menurut Guilford dalam Azwar 2004, koefisien reliabilitas yang sangat tinggi dapat menimbulkan rasa aman semu dalam diri pemakai tes sehingga dapat melupakan orang akan kemungkinan adanya bias dan overestimasi terhadap reliabilitas yang sesungguhnya.

J. PROSEDUR PELAKSANAAN EKSPERIMEN

1. Persiapan Eksperimen

Peneliti terlebih dahulu mempersiapkan hal-hal yang diperlukan selama proses penelitian sebelum dilaksanakan proses eksperimen. Pertama, peneliti menyiapkan ruangan dan alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan pemberian perlakuan berupa presentasi materi ilusi persegi Helmholtz. Ruangan yang disiapkan adalah ruangan yang dapat memuat memuat 31 orang. Alat-alat yang Universitas Sumatera Utara diperlukan adalah LCD dan laptop. Selanjutnya, peneliti menyiapkan ruang eksperimen yang digunakan untuk pengambilan data. Didalam ruang eksperimen, peneliti menyiapkan sebuah meja dan kursi. Meja digunakan sebagai tempat pasangan manekin.ditampilkan di hadapan setiap subjek. Kursi digunakan sebagai tempat duduk subjek ketika melihat pasangan manekin yang ditampilkan.

2. Pelaksanaan Eksperimen

Eksperimen dilaksanakan selama dua hari. Pada hari pertama dilakukan pengujian kepada kelompok kontrol sejumlah 15 orang. Pada hari kedua dilakukan pengujian kepada kelompok eksperimen sejumlah 16 orang. Total respon kedua kelompok terhadap ketetapan ukuran manekin kemudian dibandingkan untuk mengetahui adanya pengaruh pengetahuan awal berupa materi ilusi persegi Helmholtz yang dipresentasikan oleh eksperimenter terhadap ketetapan ukuran.

a. Sesi Kelompok Kontrol

Kelompok kontrol adalah kelompok subjek tidak diberi pembekalan pengetahuan tentang ilusi persegi Helmholtz. Pertama, subjek dipanggil kedalam ruang eksperimen satu persatu. Didalam ruang eksperimen, subjek diberikan tempat duduk dan meja untuk menulis respon di kertas respon yang telah disediakan. Kemudian, eksperimenter mengangkat pasangan pertama yaitu manekin DH-AV keatas meja. Kemudian, subjek diinstruksikan untuk memilih jawaban untuk aitem 1 pada kertas respon. Universitas Sumatera Utara Kemudian, eksperimenter mengangkat pasangan manekin kedua yaitu AV- FH dan subjek diinstruksikan untuk memilih jawaban untuk aitem 2 pada kertas respon. Demikian seterusnya pada pasangan manekin BH-AV, BH-EV, CV-DH, CV-BH, AV-DH, FH-EV, CV-FH, DH-EV, AV-BH, EV-FH, BH-CV, FH-AV, EV-DH, FH-CV, EV-BH, dan DH-CV. Kemudian subjek diinstruksikan untuk menjawab aitem sesuai urutan penampilan pasangan manekin tersebut. Setelah selesai menjawab 18 aitem di kertas respon, subjek meninggalkan ruang eksperimen. Prosedur yang sama kemudian dilakukan kepada 14 subjek lainnya secara bergantian.

b. Sesi Kelompok Eksperimental

Kelompok eksperimental adalah kelompok subjek yang dibekali pengetahuan tentang ilusi persegi Helmoltz. Pengetahuan diberikan melalui prosedur presentasi oleh asisten peneliti kepad 16 subjek kelompok eksperimen sekaligus. Presentasi dilakukan di ruang presentasi dan berlangsung selama 15 menit. Setelah sesi presentasi, subjek dipanggil kedalam ruang eksperimen satu persatu. Didalam ruang eksperimen, subjek diberikan tempat duduk dan meja untuk menulis respon di kertas respon yang telah disediakan. Kemudian, eksperimenter mengangkat pasangan pertama yaitu manekin DH-AV keatas meja. Kemudian, subjek diinstruksikan untuk memilih jawaban untuk aitem 1 pada kertas respon. Kemudian, eksperimenter mengangkat pasangan manekin kedua yaitu AV-FH dan subjek diinstruksikan untuk memilih jawaban untuk Universitas Sumatera Utara aitem 2 pada kertas respon. Demikian seterusnya pada pasangan manekin BH-AV, BH-EV, CV-DH, CV-BH, AV-DH, FH-EV, CV-FH, DH-EV, AV-BH, EV-FH, BH-CV, FH-AV, EV-DH, FH-CV, EV-BH, dan DH-CV. Kemudian subjek diinstruksikan untuk menjawab aitem sesuai urutan penampilan pasangan manekin tersebut. Setelah selesai menjawab 18 aitem di kertas respon, subjek meninggalkan ruang eksperimen. Prosedur yang sama kemudian dilakukan kepada 15 subjek lainnya secara bergantian.

K. TEKNIK ANALISIS DATA

Variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah pengetahuan awal sebagai variabel bebas dan ketetapan ukuran sebagai variabel tergantung. Kedua variabel termasuk dalam jenis data nominal. Data nominal adalah data yang skor nya merupakan lambang dari kategori variabel. Variabel bebas terdiri dari dua kategori yakni ada atau tidak ada pengetahuan awal. Variabel tergantung terdiri dari dua kategori yakni ketetapan ukuran yang tepat sesuai kenyataan dan tidak tepat menyimpang. Dengan demikian, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode statistika nonparametrik. Jenis hipotesis yang diajukan adalah hipotesis komparatif yakni membandingkan total respon ketetapan ukuran antara kelompok yang memiliki dan tidak memiliki pengetahuan awal. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji chi square dengan tabel kontingensi 2 x 2 apabila memenuhi syarat. Syarat uji chi square adalah tidak terdapat lebih dari 20 nilai expected yang kurang dari 5. Apabila syarat tidak terpenuhi, maka teknik alternatif yang digunakan adalah uji Universitas Sumatera Utara fisher. Hipotesis penelitian Ha diterima jika p .05 taraf siginfikansi yang diperoleh dari hasil perhitungan uji chi square. Berikut adalah tabel kontigensi chi square 2 x 2: Tabel 2. Tabel Kontingensi Pengetahuan Awal dan Ketetapan Ukuran Tetap Tidak tetap Total Tidak Ada Pengetahuan Awal A C A + C Ada Pengetahuan Awal B D B + D Total A + B C + D N Universitas Sumatera Utara 35

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA

1. Gambaran Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah individu dalam rentang usia 13 sampai 19 tahun. Subjek dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah tabel proporsi jumlah kedua kelompok: Tabel 3. Proporsi Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kelompok Jumlah Persentase Kontrol 15 49 Eksperimen 16 51 Total 31 100 Subjek di masing-masing kelompok dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori ketetapan ukuran yang tepat sesuai kenyataan dan tidak tepat menyimpang. Kategori tepat adalah subjek yang mempersepsikan perbedaan ukuran manekin sesuai dengan kenyataan objek. Kategori tidak tepat adalah subjek yang mempersepsikan perbedaan ukuran manekin tidak sesuai kenyataan objek. Kategorisasi kedua kelompok diperoleh dengan melakukan pengukuran menggunakan alat ukur Perangkat Ilusi Persegi Helmholtz dalam Bentuk Manekin.

a. Gambaran Kelompok Kontrol

Kelompok kontrol berjumlah 15 subjek yang terdiri dari 13 laki-laki dan 2 perempuan. Subjek terdiri dari tiga kelompok usia yakni, 1 subjek berusia 16 Universitas Sumatera Utara tahun, 11 subjek berusia 18 tahun , dan 3 subjek lainnya berusia 19 tahun. Pada kelompok ini, frekuensi respon yang menjawab ketetapan ukuran sesuai kenyatan objek kategori tepat lebih banyak daripada respon jawaban menyimpang dari kenyataan objek kategori tidak tepat. Berikut adalah tabel frekuensi respon pada kelompok kontrol : Tabel 5.Frekuensi Respon Kelompok Kontrol

b. Gambaran Kelompok Eksperimen

Kelompok eksperimen terdiri dari 16 subjek laki-laki. Subjek terdiri dari dua kelompok usia yakni 12 subjek berusia 18 tahun dan 6 subjek lainnya berusia 19 tahun. Pada kelompok ini, frekuensi respon yang menjawab ketetapan ukuran sesuai kenyataan objek kategori tepat meningkat jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan frekuensi respon yang menjawab ketetapan ukuran menyimpang dari kenyataan objek kategori tidak tepat menurun jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Berikut adalah tabel frekuensi respon kelompok eksperimen : Tabel 4.Frekuensi Respon Kelompok Eksperimen

2. Hasil Penelitian

a. Hasil Uji Statistika Data Penelitian

Kategori Frekuensi respon Tepat 162 Tidak tepat 108 Total 270 Kategori Ketetapan ukuran Frekuensi Respon Tepat 192 Tidak tepat 95 Total 287 Universitas Sumatera Utara Uji statistika yang dilakukan dalam penelitian ini adalah perhitungan nilai expected count untuk setiap kategori. Perhitungan nilai expected count dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian dapat diolah menggunakan uji statistika chi square atau tidak. Perhitungaan nilai expected count dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for Windows. Data penelitian dapat diolah menggunakan uji statitika chi square apabila nilai expected count yang kurang dari 5 tidak lebih dari 20. Berdasarkan tabel dibawah, nilai expected count terendah adalah 95 dan tidak ada yang kurang dari 5. Dengan demikian data penelitian dapat diolah menggunakan uji statistika chi square. Tabel 6. Nilai Expected Count KetetapanUkuran Total Tetap Tidak Tetap PengetahuanAwal Ada Count 162 108 270 Expected Count 171.6 98.4 270.0 Tidak Ada Count 192 95 287 Expected Count 182.4 104.6 287.0 Total Count 354 203 557 Expected Count 354.0 203.0 557.0

b. Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah tidak ada pengaruh pengetahuan terhadap ketetapan ukuran. Hipotesis nol akan ditolak apabila nilai p .05. Berikut adalah hasil uji chi square terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Hasil Uji Chi Square Berdasarkan hasil uji chi square terhadap kelompok kontrol yang tidak memiliki pengetahuan awal tentang ilusi persegi Helmholtz dan kelompok eksperimen yang memiliki pengetahuan awal tentang ilusi persegi Helmholtz, hipotesis penelitian ditolak dan hipotesis nol diterima yaitu tidak ada pengaruh pengetahuan awal terhadap ketetapan ukuran, x 2 1 = 2.859, p =.091.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil uji hipotesis, hipotesis penelitian ini ditolak dan hipotesis nol diterima yakni pengetahuan awal tidak memiliki pengaruh terhadap ketetapan ukuran. Tidak ada perbedaan ketetapan ukuran yang signifikan antara kelompok dan kontrol dan kelompok eksperimen. Jadi, sebelum subjek menjawab perbedaan lebar kedua manekin, ada atau tidaknya pengetahuan awal subjek mengenai ilusi persegi Helmholtz tidak turut mempengaruhi persepsi subjek terhadap perbedaan lebar manekin yang berpakaian motif garis-garis vertikal ataupun horizontal. Hasil penelitian ini berseberangan dengan penemuan sebelumnnya yang mengungkapkan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi Rahman Shomer , 2008; Gregory, 1997; Goldstein, 2010; Carlson dalam Shea, 2013. Menurut perspektif psikologi kognitif persepsi tidak dikontrol oleh stimulus saja, tetapi juga latar belakang pengetahuan mengenai stimulus dan proses logika Gregory, 1997. Selanjutnya, keterlibatan pengetahuan awal dalam Value Df Asymp.Sig. 2-sided 2.859 1 .091 Universitas Sumatera Utara proses persepsi dijelaskan dalam proses persepsi top-down. Goldstein 2010 mengungkapkan dalam proses persepsi top-down, harapan, teori, atau konsep yang dimiliki perceiver menuntunnya memilih dan mengkombinasikan informasi dari lingkungan lalu diolah melalui proses kognitif. Penelitian ini tidak menunjukkan hasil yang mendukung teori tersebut. Terdapat beberapa kelemahan dalam penelitian ini yang membuatnya tidak mendukung teori persepsi top-down. Pertama, penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor voluntary dalam proses persepsi top-down. Seperti yang diungkapkam oleh Shea 2013, proses persepsi top-down bersifat voluntary, artinya pengaruh ini tergantung dari kemauan individu. Penelitian menggunakan teknik presentasi sebagai sarana pembekalan pengetahuan awal kepada kelompok eksperimen. Pengetahuan awal yang diberikan kepada kelompok eksperimen adalah prinsip ilusi persegi Helmholtz. Dari prinsip tersebut subjek dapat mengetahui dua informasi, pertama motif garis-garis vertikal pada pakaian dapat membuat tubuh terlihat lebih lebar dan motif garis-garis horizontal membuat tubuh terlihat lebih ramping. Kedua, apabila dilihat lebih teliti, tubuh dengan pakaian motif garis-garis vertikal ataupun horizontal tidaklah berbeda sebab hal tersebut hanyalah ilusi, motif garis-garis tidak membuat tubuh berubah ukuran. Penelitian ini tidak melibatkan prosedur yang dapat dapat mengontrol kemauan subjek dalam memutuskan apakah dia akan menggunakan pengetahuan yang disediakan peneliti atau tidak. Dengan kata lain, peneliti tidak dapat mengontrol apakah subjek akan menggunakan pengetahuannya atau tidak. Walalupun, subjek menggunakan pengetahuannya, peneliti juga tidak melibatkan Universitas Sumatera Utara prosedur yang dapat memastikan apakah subjek akan menggunakan informasi pertama atau kedua dalam pengetahuannya ketika berhadapan dengan objek ilusi persegi Helmholtz dalam bentuk manekin. Presentasi diberikan dalam waktu 15 menit. Dengan kata lain, peneliti hanya memiliki waktu 15 menit untuk mengedukasi subjek tentang prinsip ilusi. Penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan teknik yang lebih komprehensif ketika melakukan pembelakan pengetahuan, seperti presentasi yang disertai diskusi dan role play yang lebih menarik sehingga informasi yang diberikan selama presentasi melekat lebih lama di ingatan subjek eksperimen. Selain itu, penelitian berikutnya harus mempertimbangkan perlakuan yang tepat yang dapat mempersuasi subjek setelah pembekalan pengetahuan, sehingga subjek memiliki kemauan untuk menggunakan informasi dalam presentasi ketika berhadapan dengan objek persepsi. Kedua, penelitian ini tidak membedakan subjek yang memiliki penglihatan normal dan tidak normal. Penelitian ini menggunakan prinsip persepsi visual yang melibatkan mata. Dengan kata lain, perbedaan hasil persepsi mungkin bisa terjadi pada perceiver yang memiliki penglihatan normal dan tidak. Penelitian berikutnya sebaiknya memastikan semua subjek penelitian memiliki penglihatan yang normal sehingga tidak ada variabel lain yang turut mempengaruhi hasil penelitian. Ketiga, penelitian ini menggunakan alat ukur yang reliabilitasnya cukup. Alat ukur penelitian ini didesain oleh peneliti sendiri berdasarkan prinsip ilusi persegi Helmholtz. Walaupun sebelumnya ada beberapa peneliti yang mengadaptasi prinsip ilusi ini pada objek-objek lain, seperti tabung, gaun, dan Universitas Sumatera Utara manekin setengah badan Thompson, 2008; Thompson Mikellidou, 2009, 2011, namun masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mendukung prinsip ilusi ini. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan penggunaan alat ukur dengan validitas dan reliabilitasnya sudah teruji dengan baik. Keempat, pengukuran ketetapan persepsi dalam penelitian kurang praktis. Eksperimenter harus mengangkat 18 pasangan manekin secara bergantian ke atas meja untuk dibandingkan ukurannya oleh subjek eksperimen. Prosedur ini cukup melelahkan dan kurang praktis bagi eksperimenter. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan pelaksanaan eksperimen yang lebih praktis untuk mengukur perbedaan ketetapan ukuran menggunakan pasangan-pasangan manekin. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan awal akan objek persepsi tidak selalu mempengaruhi hasil persepsi. Bagaimana individu melihat perbedaan ukuran antara tubuh yang berpakaian garis-garis vertikal dibanding horizontal tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan awal individu mengenai prinsip ilusi persegi Helmholtz. Kemauan individu untuk meyakini dan menggunakan pengetahuan awal juga diperlukan sehingga pengetahuannya dapat memberi pengaruh terhadap hasil persepsi. Universitas Sumatera Utara 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan penelitian ini adalah pengetahuan awal tidak sepenuhnya mempengaruhi ketetapan ukuran. Pengaruh pengetahuan awal tergantung pada kemauan individu apakah dia akan menggunakannya atau tidak dalam proses persepsi.

B. SARAN

1. Saran Praktis

Saran praktis adalah saran yang ditujukan peneliti untuk pengguna pakaian. Berikut adalah saran praktis penelitian : Peneliti menyarankan individu untuk lebih mempertimbangkan pengetahuan yang dimilikinya dalam mempersepsikan segala sesuatu, khususnya ukuran tubuhnya sendiri atau orang lain.

2. Saran Metodologis

Saran metodologis ditujukan untuk penelitian berikutnya mengenai persepsi khususnya persepsi visual. Penelitian ini tidak luput dari kekurangan, oleh sebab itu berikut adalah beberapa saran metodologis yang dapat dipertimbangkan untuk membuat penelitian selanjutnya menjadi lebih baik : Universitas Sumatera Utara a. Peneliti hendaknya mempertimbangkan faktor kemauan subjek yang turut berperan dalam proses persepsi top-down yang bersifat voluntary. b. Peneliti hendaknya mempertimbangkan kemampuan melihat semua subjek, sebab dalam penelitian ini, peneliti tidak mengontrol perbedaan subjek yang berpenglihatan normal dan tidak normal. c. Peneliti hendaknya mempertimbangkan metode yang lebih efisisen dan efektif dalam pembekalan pengetahuan yang dapat membangkitkan kemauan subjek untuk menggunakan pengetahuan awalnya dalam proses persepsi. d. Peneliti hendaknya mempertimbangkan metode yang lebih praktis dalam menguji ketetapan ukuran, khususnya lebar tubuh. e. Garis-garis vertikal dan horizontal hanyalah salah satu dari banyak motif yang diyakini masyarakat umum dapat memberi efek merampingkan atau melebarkan tubuh. Peneliti menyarankan penelitian selanjutnya untuk menggunakan motif atau bentuk pakaian lain sebagai sumber ilusi guna mendukung hasil penelitian. Universitas Sumatera Utara 44 DAFTAR PUSTAKA ____.2013, 7 Maret. Fashionable untuk Si Tubuh Berisi. http:female.kompas.comread2013030712351352. Diakses pada 12 Mei 2013. ____.2013, 10 Juni. Pilihan Stylish buat Si Curvy. [Online]. http:www.kawankumagz.comreadpilihan-stylish-buat-si-curvy. Diakses pada 19 Juni 2013. Azwar, S. 2004. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Franka 2010, 16 Pebruari. Rahasia Tampil Lebih Langsing. [Online]. http:www.tabloidnova.comlayoutsetprintNovaTipsRahasia-Tampil- Lebih-Langsing. Diakses pada 12 September 2014. Goldstein, Goldstein. 2010. Sensation and Perception eighth edition. Belmont: Wadsworth. Gregory, R. L. 1997. Eye and Brain; Psychology of Seeing. New Jersey: Princeton. Gregory, R. L. 1997. Knowledge in Perception and Illusion. Bristol: University of Bristol Hadi, S. 2000. Methodology Research [Jilid I, edisi I]. Yogyakarta: Andi Offset. Helmholtz, H. 1867. Helmholtz Treatise on Physiological optics translated from 3 rd German edition. Leipzig, Germany: Barth. Hucklebury. 2013, 9 Januari. The Right Fit And Style Of Shirt For Your Body Type. [Online]. http:artofstyle.hucklebury.comthe-right-fit-and-style-of- shirt-for-your-body-type. Diakses pada 12 September 2014. Kira, Miss. 2014, 25 Maret. 5 Trik Tampil Maksimal dengan Baju Garis. http:diarykiranti.comnewsthread3435-trik-tampil-maksimal-dengan- baju-garis. Diakses pada 12 September 2014 Lahey, Benjamin. 2004. Psychology: an Introduction eighth edition. New York: McGraw-Hill. Levine, Michael., Shefner, Jeremy. 1991. Fundamental of Sensation and Perception, second edition. California: Wadsworth. Lukiesh, Matthew. 1922. Visual Illusions; Their Causes, Characteristics and Applications. Ney York: D. Van Nostrand Company. Universitas Sumatera Utara Myers, Anne., Hansen, Christine. 2006. Experimental Psychology sixth edition: Wadsworth. Peterson, Mary. 2006. Vision: Top-Down Effects. Arizona: Intermediate Article. Rahman, R.A., Sommer, W. 2008. Seeing What We Know and Understand. Psychonomic Bulletin Review, 1055-1063. doi:10.3758PBR.15.6.1055 Sarafino, Edward. 1998. Health Psychology: Biopsychosocial Mechanism fifth edition. USA: John Wiley and Sons, Inc. Shea, Nicholas. 2013. Perception and Its Modalities OUP. E-mail : nicholas.sheakcl.ac.uk Solso, R.L., Maclin, M.K., Maclin, O.H. 2007. Psikologi Kognitif edisi delapan . Jakarta: Erlangga. Swami, Viren., Harris, Amy Sunshine. 2012. The Effects of Striped Clothing on Perceptions of Body Size. London: Social Behavior And Personality Vol 40, No.8, 1239-1244. doi: 10.2224sbp.2012.40.8.1239 Syafiera, Alissa. 2012, 4 Juni. 8 Tips Berbusana Agar Terlihat Langsing Secara Instan.[Online]. http:wolipop.detik.comread20120704111304195732 233. Diakses 19 Juni 2013 Thompson, Peter. 2008. Does My Butt Look Big In This? Horizontal Stripes, Perceived Body Size And The Oppel-Kundt Illusion. [Online]. Journal of Vision vol. 8 no. 6 article 822. Abstrak dari : http:www.journalofvision.orgcontent86822.abstract . Diakses pada 12 Juni 2014 Thompson, Peter., Mikellidou, Kyriaki. 2009. The 3-D Helmholtz Square Illusion: More Reasons To Wear Horizontal Stripes. [Online]. Journal of Vision vol. 9 no. 8 article 50 . Abstrak dari : http:www.journalofvision.orgcontent9850.abstract. Diakses pada 12 Juni 2014. Thompson, Peter., Mikellidou, Kyriaki, 2011. Applying the Helmholtz Illusion to Fashion: Horizontal Stripes Wont Make You Look Fatter. I-Perception Vol 2, 69-76. doi:10.1068i0405 Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 Modul Eksperimen Pengaruh pengetahuan Awal Terhadap Ketetaan Ukuran Menggunakan Alat Ukur Perangkat Ilusi Persegi Helmholtz dalam Bentuk Manekin Lampiran 1a Handout Prinsip Ilusi Persegi Helmholtz Lampiran 1b Foto Alat Ukur Perangkat Ilusi Persegi Helmholtz dalam Bentuk Manekin Lampiran 1c Kuesioner Ketetapan Lebar Tubuh Manekin Universitas Sumatera Utara PENGARUH PENGEAHUAN AWAL TERHADAP KETETAPAN UKURAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR PERANGKAT ILUSI PERSEGI HELMHOLTZ DALAM BENTUK MANEKIN MODUL EKSPERIMEN Disusun Oleh Ori Sanri Sidabutar 091301041 DEPARTEMEN PSIKOLOGI UMUM DAN EKSPERIMEN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014 Universitas Sumatera Utara 1

I. Pendahuluan

Belakangan ini, banyak orang yang menginginkan tubuhnya terlihat lebih ramping, kurus dan proporsional. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan tubuh ramping atau sekedar terlihat lebih ramping. Menurut Franka 2010 tubuh terlihat lebih ramping tidak hanya bisa didapatkan lewat serangkaian diet dan olahraga, namun bisa juga dengan memilih pakaian yang tepat. Beberapa artikel majalah dan tabloid berpendapat bahwa motif garis-garis pada pakaian dapat mempengaruhi tampilan ukuran tubuh pemakaianya. Femalekompas 2013 dan kawankumagz 2013 mengatakan bahwa garis-garis vertikal yang memanjang akan membuat tubuh terlihat lebih panjang dan ramping, sebaliknya, garis-garis horizontal akan membuat tubuh terlihat lebih lebar. Hal serupa juga disebutkan Kira 2014, menurutnya garis horizontal sangat cocok untuk wanita bertubuh kurus. Garis ini akan memberikan efek lekuk pada tubuh. Sedangkan baju dengan garis vertikal akan membuat wanita terlihat lebih ramping, karena memberikan tampilan yang memanjang sehingga cocok untuk wanita bertubuh lebar. Huckelbury 2013 juga menyebutkan hal serupa yakni garis-garis vertikal juga memberikan efek memanjangkan tubuh sehingga cocok untuk pria bertubuh pendek dan lebar. Sedangkan garis-garis horizontal cocok untuk pria bertubuh kurus dan tinggi. Berdasarkan artikel-artikel tersebut, dapat disimpulkan bahwa orang yang berpakaian motif garis-garis vertikal akan dipersepsikan lebih ramping dibanding orang berpakaian motif garis-garis horizontal. Namun, beberapa ilmuwan psikologi menemukan hasil yang berbeda terkait efek motif pakaian garis-garis Universitas Sumatera Utara vertikal dan horizontal pada ukuran objek. Beberapa penelitian psikologi memukan bahwa objek, seperti persegi, tabung, gaun wanita, dan manekin setengah badan manusia dengan motif garis-garis vertikal justru terlihat lebih lebar dibandingkan dengan motif garis-garis horizontal Thompson, 2008; Thompson Mikellidou, 2009, 2011. Tubuh terlihat lebih ramping dan tidak sesuai kenyataan merupakan salah satu bentuk penyimpangan persepsi terhadap ukuran atau ilusi ukuran. Ilusi ukuran bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti penambahan fitur di objek ilusi yang membuatnya terlihat berbeda dengan objek semula yang tidak diberi penambahan fitur. Garis-garis vertikal dan horizontal pada pakaian adalah contoh fitur tambahan yang menimbulkan distorsi pada tampilan ukuran tubuh pemakainya sehingga individu yang melihat dapat mempersepsikan ukuran tubuh berbeda dengan kenyataan sebenarnya. Selain fitur tambahan pada objek, ilusi juga dapat dipengaruhi pengetahuan awal individu yang tidak sesuai dengan kenyataan objek persepsi Gregory, 1997. Peran pengetahuan awal dalam mempersepsi ukuran tubuh dijelaskan dalam proses persepsi. Persepsi merupakan cara manusia menginterpretasi informasi yang dikumpulkan oleh indera. Sebelum mencapai pada tahap persepsi, inividu mengalami sensasi, yakni proses mendeteksi stimulus yang melibatkan kelima indera tersebut dalam lingkungan. Sensasi biasanya dipelajari dengan melihat keberfungsian organ-organ yang dilibatkan dalam sensasi. Setelah informasi mengenai stimulus ditangkap oleh indera, manusia menginterpretasi informasi tersebut Shefner dan Levine, 1991. Universitas Sumatera Utara Persepsi tidak dikontrol oleh stimulus saja, tetapi juga latar belakang pengetahuan mengenai stimulus dan proses logika Gregory, 1997. Proses ini menjelaskan mengapa banyak orang beranggapan bahwa pakaian bermotif garis- garis vertikal membuat tubuh tampak lebih ramping. Anggapan ini sesuai dengan informasi yang diperoleh masyarakat umum dari majalah, tabloid dan situs online bahwa pakaian bermotif garis-garis vertikal membuat tubuh lebih ramping dibanding pakaian bermotif garis-garis horizontal. Berdasarkan pengetahuan tersebut, mereka akan memandang orang yang berpakaian motif garis-garis vertikal terlihat lebih ramping dibanding motif garis-garis horizontal. Percobaan ini bertujuan melihat pengaruh pengetahuan awal mengenai prinsip ilusi persegi Helmholtz terhadap ketetapan ukuran, khususnya lebar tubuh manusia. Peneliti akan menggunakan alat ukur Perangkat Ilusi Persegi Helmholtz dalam Bentuk Manekin. Alat ukur ini dibuat berdasarkan prinsip ilusi persegi Helmholtz yang mengatakan bahwa sebuah persegi yang diisi dengan garis-garis horizontal akan terlihat lebih tinggi dan sempit dibanding persegi yang diisi dengan garis-garis vertikal Helmholtz, 1867. Manekin setengah badan digunakan sebagai pengganti persegi dan sebagai representasi tubuh manusia. Pengetahuan awal individu dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang prinsip ilusi persegi Helmholtz.

II. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pengetahuan awal terhadap ketetapan ukuran. Universitas Sumatera Utara

III. Metode

1. Instrumen :

a. Perangkat Ilusi Persegi Helmholtz dalam Bentuk Manekin. b. Handout slides materi ilusi persegi Helmholtz sebagai alat bantu perlakuan pada kelompok eksperimen. c. Kuesioner ketetapan lebar tubuh manekin sebagai alat bantu untuk mengetahui respon subjek terhadap alat ukur.

2. Spesifikasi Instrumen :

a. Spesifikasi alat ukur Perangkat Ilusi Persegi Helmholtz dalam Bentuk Manekin: 1 Sebuah manekin setengah badan atas dengan lingkar pinggang 97 cm yang dibalut kaos putih bermotif garis-garis vertikal berwarna hitam dengan tebal garis 1,5 cm dan jarak antar garis 4,7 cm manekin AV. 2 Sebuah manekin setengah badan atas dengan lingkar piggang 97 cm yang dibalut kaos putih bermotif garis-garis horizontal berwarna hitam dengan tebal garis 1,5 cm dan jarak antar garis 4,7 cm manekin BH. 3 Sebuah manekin setengah badan atas dengan lingkar pinggang 92 cm yang dibalut kaos putih bermotif garis-garis vertikal berwarna hitam dengan tebal garis 1,5 cm dan jarak antar garis 4,7 cm manekin CV. 4 Sebuah manekin setengah badan atas dengan lingkar pinggang 92 cm yang dibalut kaos putih bermotif garis-garis horizontal berwarna hitam dengan tebal garis 1,5 cm dan jarak antar garis 4,7 cm manekin DH. Universitas Sumatera Utara 5 Sebuah manekin setengah badan atas dengan lingkar pinggang 87 cm yang dibalut kaos putih bermotif garis-garis vertikal berwarna hitam dengan tebal garis 1,5 cm dan jarak antar garis 4,7 cm manekin EV. 6 Sebuah manekin setengah badan atas dengan lingkar pinggang 87 cm yang dibalut kaos putih bermotif garis-garis horizontal berwarna hitam dengan tebal garis 1,5 cm dan jarak antar garis 4,7 cm manekin FH. Lampiran 1a b. Handout materi prinsip ilusi persegi Helmholtz. Lampiran 1b c. Kuesioner ketetapan lebar tubuh manekin. Lampiran 1c

3. Desain Eksperimen