19
Menurut Sardiman 2012: 92, ada 11 cara untuk menumbuhkan motivasi 1 Memberi angka, 2 Hadiah, 3 Saingan atau kompetisi, 4 Ego-
involvement, 5 Memberi ulangan, 6 Mengetahui hasil, 7 Pujian, 8 Hukuman, 9 Hasrat untuk belajar, 10 Minat, 11 Tujuan yang diakui.
Beberapa pendapat para ahli tersebut bahwa motivasi belajar berasal dari luar dan dalam diri siswa itu sendiri. Adanya dorongan dari dalam diri
seseorang untuk belajar merupakan bentuk dari motivasi. Motivasi belajar berarti seorang siswa yang mempunyai kemauan, dorongan, untuk
menggerakkan dan mengarahkan tenaga untuk melakukan aktivitas yang mendukung terwujudnya tujuan belajar, serta bersemangat dalam
menghadapi segala rintangan dan hambatan pada diri seorang siswa untuk mencapai hasil yang memuaskan, dan tinggi atau rendahnya hasil
yang diraih dipengaruhi oleh tingginya motivasi belajar yang dimiliki siswa itu sendiri.
3. IPS Terpadu
IPS Terpadu merupakan integrasi dari berbagai cabang disiplin ilmu sosial seperti sejarah,
geografi, ekonomi,
hukum dan politik, sosiologiantropologi dan sebagainya. Disiplin ilmu tersebut mempunyai
keterpaduan yang tinggi karena geografi memberikan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sejarah memberikan wawasan
tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, ekonomi memberikan wawasan tentang berbagai macam kebutuhan manusia,
hukum dan politik mengenai peraturan-peraturan yang ada dalam bermasyarakat serta bagaimana cara mendapatkan kekuasaan, dan
20
sosiologiantropologi memberikan wawasan yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur social dan sebagainya.
Kompetensi Dasar IPS Terpadu berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi,
hukum, politik,
dan sosiologi yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tema tertentu.
Menurut Nasution 2008:57 mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan
bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai
subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan
pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot
dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masingmasing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan
yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada
di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan
dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.