Lembar Kerja Siswa LKS

Sementara itu desain pembelajaran sebagai proses menurut Sagala 2005:136 adalah pengembangan pembelajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah praktek penyusunan materi, tujuan, strategi yang digunakan dan sistem evaluasi yang digunakan agar terjadi proses belajar yang efektif dan bermakna. Proses ini diawali dari pemahaman terhadap peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang perlakuan berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini didasarkan pada teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. Hal ini sejalan dengan pendapat Reigeluth dan Merril bahwa desain pembelajaran hendaknya didasarkan pada teori pembelajaran yang bersifat preskriptif, yaitu teori yang memberikan resep untuk mengatasi masalah belajar. Miarso, 2004:529. Suatu desain muncul karena adanya kebutuhan manusia untuk memecahkan persoalan. Melalui sebuah desain orang dapat menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Sehingga desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat linier yang diawali dari penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespon kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil efektivitas rancangan yang disusun. Sejalan dengan hal tersebut dalam model desain Dick dan Carey untuk merumuskan tujuan umum pembelajaran harus diawali dengan analisis kebutuhan, dan sebelum merumuskan tujuan khusus harus diawali dengan analisis siswa dan kontek. Pada tahap ini seorang desainer pembelajaran harus memahami karakteristik dan kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik, karena rumusan tujuan khusus harus berpijak dari kemampuan awal siswa. Tahap selanjutnya adalah merumuskan kriteria tes untuk mengukur tingkat keberhasilan tujuan khusus. Untuk mencapai tujuan khusus selanjutkan perlu dirumuskan strategi pembelajarannya, yaitu skenario kegiatan pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal dan mengembangkan materi atau bahan ajar yang akan digunakan. Langkah akhir dari proses desain adalah evaluasi terhadap tingkat efektivitas desain pembelajaran dalam mencapai tujuan, yaitu dengan melakukan tes formatif dan sedangkan tes sumatif berfungsi menentukan kedudukan setiap siswa dalam penguasaan materi. Dari hasil evaluasi dilakukan umpan balik untuk perbaikan desain pembelajaran. Suparman, 2001:40. Dari uraian di atas maka dalam mendesain sebuah proses pembelajaran setidaknya memenuhi tiga kriteria. Pertama, desain harus berorentasi pada siswa, karena desain pembelajaran adalah untuk membantu siswa dalam belajar. Sehingga desainer pembelajaran setidaknya harus memperhatikan kemampuan awal siswa

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII A SMP BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERPIMPIN

0 3 28

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SRI PENDOWO LAMPUNG TIMUR

1 11 49

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

17 74 124

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Surakarta Tahun 2014/201

0 3 10

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Surakarta Tahun 2014/20

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK.

0 2 50

Pembelajaran Fisika Dengan Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Pada Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Untuk Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran.

0 0 84

Pembelajaran Fisika Dengan Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Pada Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Untuk Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran.

0 0 83

Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa melalui Penerapan Strategi Guided Inquiry di SMP Negeri 5 Surakarta Kelas VIII F Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

0 1 11

Meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran berbasis inkuiri

0 1 9