Keterampilan proses dasar Keterampilan Proses Sains
perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMPMTs diharapkan ada penekanan pembelajaran
Salingtemas Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya
melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Kecenderungan yang umum terjadi dalam pembelajaran IPA materi Fisika dewasa
ini adalah penekanan yang terlalu besar pada pengerjaan soal-soal kuantitatif melalui hitungan matematis. Padahal permasalahan pokok dalam IPA materi
Fisika bersifat kualitatif pemahaman perilaku alam. Kalaupun dilakukan perhitungan, hasil perhitungan itu harus dapat diterjemahkan arti fisisnya. Semua
rumus yang dipakai memiliki cerita yang melatar belakangi suatu konsep atau hukum. Rumus-rumus itu bukanlah sekumpulan simbol-simbol matematik tak
bermakna ataupun mengerikan. Jalan pintas dengan menghafalkan rumus dan contoh soal tanpa disertai
pemahaman cerita yang ada di baliknya membuat para siswa frustrasi. Hal ini dapat dilihat jika soalnya kemudian dimodifikasi, tampaklah bahwa siswa akan
kebingungan. Frustrasi menghasilkan kebencian. Pada fase mental seperti ini, pembelajaran IPA materi Fisika dengan metoda apapun sudah tidak ada gunanya
lagi. Cara membelajarkan IPA harus dikembalikan ke alam sesuai dengan domain yang
dipelajarinya. Siswa diberi pengalaman, diajak melakukan pengamatan di alam sekitar atau secara terstruktur dalam laboratorium. Setelah cukup pengalamannya,
barulah diajak mengkaji perilaku gejala-gejala alam tersebut. Untuk ini semua
diperlukan alat-alat peraga dan praktikum, baik yang fisik alat peraga di depan kelas, peralatan praktikum, maupun yang non-fisik film, video, simulasi
komputer. Kesinambungan cara penyampaiannya sejak tingkat dasar sampai perguruan
tinggi amat penting untuk menunjang keberhasilan pembelajaran IPA materi Fisika. Tingkat penalaran siswa sesuai dengan umurnya menentukan metoda yang
harus dipakai. Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama pengenalan hukum dan formulasi IPA
khsusnya materi Fisika gejala alam mulai diberikan. Konsep-konsep dasar mulai ditanamkan, keterampilan menghitung mulai dilatih. Praktikum mulai diadakan,
untuk mengajak siswa mengenal langsung gejala alam secara sistematik dalam laboratorium. Contoh kasus : aliran air tunduk pada gravitasi bumi. Siswa diajak
mengaitkan aliran air dengan gejala benda jatuh. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah scientific
inquiry untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh
karena itu pembelajaran IPA di SMPMTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran SK-KMP untuk IPA SMP
menurut KTSP 2007: 99 meliputi keterampilan proses dan metode ilmiah melakukan pengamatan dengan peralatan yang sesuai, melaksanakan percobaan