Pengujian Validitas Pengujian Reliabilitas

b. Daya Beda Daya beda butir soal dapat ditafsirkan sebagai kemampuan soal dalam membedakan siswa-siswa yang termasuk dalam kelompok pandai upper group dengan siswa-siswa yang termasuk dalam kelompok kurang lower group. Rumus yang dapat digunakan dalam menentukan daya beda soal adalah: DB = T L - U 2 1 Keterangan: U= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok tinggi L = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok rendah T = jumlah siswa kedua kelompok. Kriteria daya beda butir soal adalah: D : 0,00 - 0,20 = jelek poor D : 0,21 - 0,40 = cukup satisfactory D : 0,41 - 0,70 = baik good D : 0,71 - 1,00 = baik sekali excellent D : negatif, semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja Arikunto, 2009: 218.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan oleh peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1 Desain pembelajaran pada model pembelajaran berbasis laboratorium adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan laboratorium sebagai pusat dan sumber belajar bagi siswa. Langkah-langkah atau desain pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru ketika akan menggunakan laboratorium sebagai pusat dan sumber belajar adalah: a. Memilih materi pelajaran b. Menyusun Silabus c. Menyusun rencana pembelajaran yang menggambarkan situasi dan kondisi pembelajaran yang akan dilakukan sintak pembelajaran berabasis laboratorium yang meliputi kegiata pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. d. Menyusun Lembar Kerja Siswa e. Menyusun alat observasi f. Menetapkan cara penilaian proses pembelajaran dengan mengacu pada penilaian keterampilan proses sains. 5.1.2 Penilaian kinerja guru pada proses belajar di kelas VIII.2 dan di kelas VIII.3, siklus I dan II kategori baik. Siklus III dalam kategori sangat baik. Dengan demikian terjadi peningkatan yang signifikan pada pelaksanaan pembelajaran. Keterampilan proses sains siswa secara klasikal kelas VIII.1 dan kelas VIII.2 pada siklus I dan II dalam kategori baik, dan pada siklus III dalam kategori sangat baik. Dengan demikian terjadi peningkatan yang signifikan terhadap keterampilan proses sains siswa melalui pembelajaran berbasis laboratorium. 5.1.3 Sistem evaluasi keterampilan proses yang digunakan mengacu pada penilaian keterampilan proses sains yang dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi siswa. Teknik yang digunakan untuk mengukur keterampilan proses digunakan teknik observasi, sedangkan untuk mengukur hasil belajar digunakan teknik tes tertulis. Sistem evaluasi pembelajaran menggunakan tes dalam bentuk pilihan jamak dan uraian dengan validitas instrumen sebesar 0,64 dan reliabilitas sebesar 0,71 5.1.4 Terjadi peningkatan pada akvitas keterampilan proses sains siswa kelas VIII.1 dan VIII.2, dari semula hanya 64 siswa yang aktif untuk kelas VIII.1 hingga mencapai 87 siswa aktif dalam proses pembelajaran di akhir siklus. Sedangkan untuk kelas VIII.2 dari semula hanya 63 siswa aktif menjadi 85 di akhir siklus. Penilaian terhadap kompetensi akademik yang diperoleh siswa kelas VIII.1 setelah dilakukan tindakan pembelajaran berbasis laboratorium terlihat mengalami peningkatan di setiap akhir proses pembelajaran, dari yang semula hanya 56 siswa yang tuntas hingga mencapai 97 diakhir siklus III, sedangkan untuk kelas VIII.2 dari yang semula 53 hingga mencapai 97 siakhir siklus ke-3.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti memberikan saran kepada : 1. Guru mata pelajaran IPA Terpadu, untuk turut menerapkan dan mengembangkan strategi pembelajaran menyenangkan dengan penerapan strategi pembelajaran berbasis laboratorium khususnya bagi siswa SMP. 2. Pihak sekolah, untuk lebih mendorong guru-guru untuk menerapkan pembelajaran berbasis laboratorium baik untuk mata pelajaran IPA Terpadu ataupun mata pelajaran lain serta menyediakan kebutuhan pembelajaran tersebut bagi guru-guru. 3. Siswa, untuk dapat lebih termotivasi dalam mempelajari IPA Terpadu khususnya bila dilakukan dengan rasa senang dan karena menggunakan strategi pembelajaran berbasis laboratorium. 4. Penelitian lebih lanjut, agar dapat lebih mempertajam sisi-sisi lemah yang diperoleh dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Bumi Aksara. Arifin, Zainul. 2012. Pembelajaran Berbasis Laboratorium. http:aenul.wordpress.com20120712 diunduh tanggal 7 Juli 2014 Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Baharudin dan Nurwahyuni, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Dahar, 1985. Keterampilan Proses Sains. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2004. Buku Pedoman Pelaksanaan Kurikulum SD, SLTP dan SMU. Jakarta: Rineka Cipta Dick, W and Cerey, L. 2005. The Sistematic Design of Instructional. Boston: Allyn and Bacon. Djohar, As’ari, Dr. 2010. Pembelajaran kognitif dan afektif. kehidupanbesar.blogspot.com. Diunduh tanggal 15 Juli 2014. Elliott, Stephen N., Thomas R. Kratochwill, Joan Littlefield Cook, John F. Travers. 2000. Educational Psychology; Effective Teaching, Effective Learning. Third Edition. United States: The Mc Graw Hill Companies, Inc. Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi pembelajaran Kontemporer. Edisi revisi. Bandung: JICA UPI Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna melalui Penanaman Konsep Umum dan Islami. Bandung: Refika Aditama

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII A SMP BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERPIMPIN

0 3 28

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SRI PENDOWO LAMPUNG TIMUR

1 11 49

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

17 74 124

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Surakarta Tahun 2014/201

0 3 10

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VIII Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Surakarta Tahun 2014/20

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK.

0 2 50

Pembelajaran Fisika Dengan Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Pada Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Untuk Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran.

0 0 84

Pembelajaran Fisika Dengan Kegiatan Laboratorium Berbasis Inkuiri Pada Sub Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Untuk Menumbuhkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran.

0 0 83

Peningkatan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa melalui Penerapan Strategi Guided Inquiry di SMP Negeri 5 Surakarta Kelas VIII F Tahun Pelajaran 2011/ 2012.

0 1 11

Meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran berbasis inkuiri

0 1 9