Studi Pemeliharaan Pabrik Dengan Sistem Preventive maintenance Pada Pabrik Kelapa Sawit Dengan Kapasitas 30 Ton TBS Perjam Pada PT. Perkebunan Nesantara II Pabrik Kelapa Sawit Kebun Padang Brahrang Kabupaten Langkat Sumatera Utara
KARYA AKHIR
STUDI PEMELIHARAAN PABRIK DENGAN SISTEM
PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PABRIK
KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS
PERJAM PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
PABRIK KELAPA SAWIT KEBUN PADANG
BRAHRANG KABUPATEN LANGKAT SUMATERA
UTARA
Disusun Oleh :
S U H A R T O N O N I M : 0 2 5 2 0 2 0 1 0
KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI
PERSYARATAN MEMPEROLEH GELAR SARJANA SAINS TERAPAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI
PROGRAM DIPLOMA - IV FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
LEMBARAN PENGESAHAN
KARYA AKHIR
STUDI PEMELIHARAAN PABRIK DENGAN SISTEM
PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PABRIK
KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS
PERJAM PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II
PABRIK KELAPA SAWIT KEBUN PADANG
BRAHRANG KABUPATEN LANGKAT SUMATERA
UTARA
Disusun Oleh : S U H A R T O N O N I M : 0 2 5 2 0 2 0 1 0
Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing
NIP. 131654258 Ir. Alfian Hamsi, Msc
Diketahui
Ketua Jurusan Program Studi Teknologi Mekanik Industri Program Diploma- IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
NIP. 132018668
Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MEKANIK INDUSTRI
PROGRAM DIPLOMA - IV FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas berkat dan rahmat kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir ini dengan baik. Adapun karya akhir ini merupakan salah satu syarat akademik yang harus dipenuhi untuk diajukan dalam memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Teknologi Mekanik Industri Program Diploma- IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Karya Akhir ini adalah : Studi Pemeliharaan Pabrik
Dengan Sistem Preventive Maintenance Pada Pabrik Kelapa Sawit Dengan Kapasitas 30 Ton Tbs Perjam Pada PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Kelapa Sawit Kebun Padang Brahrang Kabupaten Langkat Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian Karya Akhir ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Alfian Hamsi Msc, sebagai Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan perhatian dalam memberikan
pengarahan untuk menyelesaikan Karya Akhir ini.
2. Bapak Ir. Mulfi Hazwi Msc, sebagai Koordinator Program Studi Teknologi Mekanik Industri Program Diploma- IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
(4)
3. Bapak Dr.Ing.Ir. Ikhwansyah Isranuri, sebagai Ketua Jurusan Program Studi Teknologi Mekanik Industri Program Diploma- IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak staf dan karyawan PT. Perkebunan Nusantara II Pabrik Kelapa Sawit Kebun Padang Brahrang Kabupaten Langkat Sumatera Utara. 5. Buat Ayahanda Sukardi dan Ibunda Yatini dan Adik- Adikku Suhariyani dan Sufitriyana yang telah banyak memberikan dukungan penuh kepada penulis baik secara Doa dan Materi.
6. Buat rekan- rekan mahasiswa yaitu : Koko, Wawan, Kamal, Risky, Edelfin, Daud, Irfan, Andi, Dolin, Lamhot, Suranta, Eko, Rahmat dan Khususnya stambuk 2002 Program Studi Teknologi Mekanik Industri Program Diploma- IV Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Penulis sangat menyadari bahwa Karya Akhir ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Karya Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Juli 2008 Penulis
S U H A R T O N O Nim : 0 2 5 2 0 2 0 1 0
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...iii
DAFTAR GAMBAR...ix
DAFTAR TABEL...x
DAFTAR GRAFIK...xiii
DAFTAR NOTASI...xiv
BAB. I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang ... ....1
1.2 Tujuan Penulisan ... ....2
1.3 Batasan Masalah ... ....3
1.4 Metode Penulisan ... ....4
1.5 Sistematika Penulisan ... ....4
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA...6
2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan ... ....6
2.2 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance) ... …8
2.2.1 Preventive Maintenance ... …8
2.2.2 Breakdown Maintenance ... ...11
2.3 Organisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik ... ...12
(6)
2.5 Metode Analisis Permasalahan Maintenance ... ...15
2.6 Pemeliharaan Pabrik Kelapa Sawit... ...17
2.6.1 Pemeliharaan Rutin... ...18
2.6.2 Pemeliharaan Berkala ... ...19
2.7 Man Power ... ...19
2.7.1 Pengertian Man Power... ...19
2.7.2 Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian ... ...20
2.7.3 Staf Juru Tulis ... ...21
2.8 Man Hour ... ...21
2.9 Equipment, Tool, Material Dan Consumable ... ...23
BAB. III MAINTENANCE PADA PABRIK KELAPA SAWIT……….24
3.1 Spesifikasi dan Fungsi Peralatan Proses Produksi ... ...25
3.1.1 Stasiun Penerimaan Tandan Buah Segar (TBS) ... ...25
3.1.1.1 Jembatan Timbangan ... ...25
3.1.1.2 Loading Ramp ... ...25
3.1.1.3 Alat Penarik (Capstand) ... ...26
3.1.1.4 Lori (Cages)... ...26
3.1.1.5 Jaringan Rail (Rail Track) ... ...26
3.1.1.6 Transfer Carriage System ... ...27
3.1.2 Stasiun Rebusan (Sterilizing Station)... ...28
3.1.2.1 Rebusan (Sterilizer) ... ...28
3.1.2.2 Pengangkat Lori (Hoisting Crane) ... ...28
(7)
3.1.3.1 Pengumpan Otomatis (Automatic Feeder) ... ...29
3.1.3.2 Penebah (Thresser) ... ...29
3.1.3.3 Fruit Conveyor... ...30
3.1.3.4 Timba buah (Fruit Elevator) ... ...30
3.1.3.5 Horizontal Empty Bunch Conveyor ... ...31
3.1.4 Stasiun Press (Pressing Station) ... ...32
3.1.4.1 Digester (Ketel Adukan) ... ...32
3.1.4.2 Alat Pengempa (Screw Press) ... ...32
3.1.4.3 Pemecah Ampas Kempa (CBC) ... ...32
3.1.4.4 Crude Oil Gutter...33
3.1.4.5 Vibrating Screen ... ...33
3.2 Organisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik ... ...34
3.3 Prosedur Pemeliharaan Terencana ... ...35
3.4 Kegiatan Pemeliharaan Pabrik ... ...37
3.5 Metode Analisis Permasalahan Maintenance ... ...39
3.6 Laporan Pemeliharaan... ...39
3.7 Laporan Kerusakan ... ...41
3.8 Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan Proses Produksi ... ...42
3.8.1 Stasiun Penerimaan Tandan Buah Segar (TBS) ... ...43
3.8.1.1 Perawatan Priodik Jembatan Timbangan ... ...43
3.8.1.2 Perawatan Berkala Jembatan Timbangan ... ...43
3.8.1.3 Perawatan Priodik Loading Ramp ... ...44
3.8.1.4 Perawatan Berkala Loading Ramp... ...45
(8)
3.8.1.6 Perawatan Berkala Capstand... ...46
3.8.1.7 Perawatan Priodik Lori...47
3.8.1.8 Perawatan Berkala Lori...48
3.8.1.9 Perawatan Priodik Rail Track...49
3.8.1.10 Perawatan Berkala Rail Track...49
3.8.1.11 Perawatan Priodik Transfer Carriage System...50
3.8.1.12 Perawatan Berkala Transfer Carriage System...51
3.8.2 Stasiun Rebusan...52
3.8.2.1 Perawatan Priodik Sterilizer...52
3.8.2.2 Perawatan Berkala Sterilizer...52
3.8.2.3 Perawatan Priodik Hoisting Crane...53
3.8.2.4 Perawatan Berkala Hoisting Crane...54
3.8.3 Stasiun Penebah...55
3.8.3.1 Perawatan Priodik Automatic Feeder...55
3.8.3.2 Perawatan Berkala Automatic Feeder...55
3.8.3.3 Perawatan Priodik Thresser...56
3.8.3.4 Perawatan Berkala Thresser...57
3.8.3.5 Perawatan Priodik Fruit Conveyor...58
3.8.3.6 Perawatan Berkala Fruit Conveyor...58
3.8.3.7 Perawatan Priodik Fruit Elevator...59
3.8.3.8 Perawatan Berkala Fruit Elevator...60
3.8.3.9 Perawatan Priodik Horizontal Empty Bunch Conveyor...60
(9)
3.8.4 Stasiun Press...62
3.8.4.1 Perawatan Priodik Digester...62
3.8.4.2 Perawatan Berkala Digester...62
3.8.4.3 Perawatan Priodik Screw Press...63
3.8.4.4 Perawatan Berkala Screw Press...64
3.8.4.5 Perawatan Priodik Cake Breaker Conveyor...64
3.8.4.6 Perawatan Berkala Cake Breaker Conveyor...65
3.8.4.7 Perawatan Priodik Crude Oil Gutter...66
3.8.4.8 Perawatan Berkala Crude Oil Gutter...66
3.8.4.9 Perawatan Priodik Vibrating Screen...67
3.8.4.10 Perawatan Berkala Vibrating Screen...68
BAB. IV ANALISA SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE DIPABRIK KELAPA SAWIT ...69
4.1 Hubungan Biaya Dengan Man Power Dan Man Hour...69
4.2 Hubungan Biaya Dengan Tool...70
4.3 Hubungan Biaya Dengan Material...75
4.4 Hubungan Biaya Dengan Equipment...78
4.5 Hubungan Biaya Dengan Consumable...81
4.6 Analisa Preventive Maintenance Pada Stasiun Penerimaan Tandan Buah Segar...85
4.7 Analisa Preventive Maintenance Pada Stasiun Rebusan...90
4.8 Analisa Preventive Maintenance Pada Stasiun Penebah...96
(10)
BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN...109
5.1 Kesimpulan...109
5.2 Saran...113
DAFTAR PUSTAKA...xv
(11)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 3.1 Jembatan Timbangan...43
2. Gambar 3.2 Loading Ramp...44
3. Gambar 3.3 Capstand...46
4. Gambar 3.4 Lori...47
5. Gambar 3.5 Rail Track...49
6. Gambar 3.6 Transfer Carriage System...50
7. Gambar 3.7 Sterilizer...52
8. Gambar 3.8 Hoisting Crane...53
9. Gambar 3.9 Automatic Feeder...55
10. Gambar 3.10 Thresser...56
11. Gambar 3.11 Fruit Conveyor...58
12. Gambar 3.12 Fruit Elevator...59
13. Gambar 3.13 Horizontal Empty Bunch Conveyor...60
14. Gambar 3.14 Digester...62
15. Gambar 3.15 Screw Press...63
16. Gambar 3.16 Cake Breaker Conveyor...64
17. Gambar 3.17 Crude Oil Gutter...66
(12)
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 2.1 Commulative Probability...16
2. Tabel 4.1 Hubungan Man Hour Untuk Setiap Unit Perawatan...70
3. Tabel 4.2 Tool Tiap Unit Perawatan (Stasiun Penerimaan TBS)...70
4. Tabel 4.3 Tool Tiap Unit Perawatan (Stasiun Rebusan)...72
5. Tabel 4.4 Tool Tiap Unit Perawatan (Stasiun Penebah)...73
6. Tabel 4.5 Tool Tiap Unit Perawatan (Stasiun Press)...74
7. Tabel 4.6 Material Tiap Unit Perawatan (Stasiun Penerimaan TBS)...76
8. Tabel 4.7 Material Tiap Unit Perawatan (Stasiun Rebusan)...77
9. Tabel 4.8 Material Tiap Unit Perawatan (Stasiun Penebah)...77
10. Tabel 4.9 Material Tiap Unit Perawatan (Stasiun Press)...78
11. Tabel 4.10 Equipment Tiap Unit Perawatan Selama Enam Bulan (Stasiun Penerimaan Tandan Buah Segar)...79
12. Tabel 4.11 Equipment Tiap Unit Perawatan Selama Enam Bulan (Stasiun Rebusan)...79
13. Tabel 4.12 Equipment Tiap Unit Perawatan Selama Enam Bulan (Stasiun Penebah)...80
14. Tabel 4.13 Equipment Tiap Unit Perawatan Selama Enam Bulan (Stasiun Press)...80
(13)
15. Tabel 4.14 Consumable Tiap Unit Perawatan Selama Enam Bulan (Stasiun
Penerimaan Tandan Buah Segar)...81
16. Tabel 4.15 Consumable Tiap Unit Perawatan Selama Enam Bulan (Stasiun Rebusan)...82
17. Tabel 4.16 Consumable Tiap Unit Perawatan Selama Enam Bulan (Stasiun Penebah)...83
18. Tabel 4.17 Consumable Tiap Unit Perawatan Selama Enam Bulan (Stasiun Press)...84
19. Tabel 4.18 Probability Stasiun Penerimaan Tandan Buah Segar Dalam Enam Bulan...85
20. Tabel 4.19 Harga Bj (Jumlah Breakdown) Diantara PM Interval...88
21. Tabel 4.20 Biaya Alternatif (PM)...89
22. Tabel 4.21 Probability Stasiun Rebusan Dalam Enam Bulan...91
23. Tabel 4.22 Harga Bj (Jumlah Breakdown) Diantara PM Interval...93
24. Tabel 4.23 Biaya Alternatif (PM)...95
25. Tabel 4.24 Probability Stasiun Penebah Dalam Enam Bulan...97
26. Tabel 4.25 Harga Bj (Jumlah Breakdown) Diantara PM Interval...99
27. Tabel 4.26 Biaya Alternatif (PM)...101
(14)
29. Tabel 4.28 Harga Bj (Jumlah Breakdown) Diantara PM Interval...105 30. Tabel 4.29 Biaya Alternatif (PM)...107
(15)
DAFTAR GRAFIK
Halaman 1. Grafik 4.1 Hubungan Antara Interval (I) Dengan Probability (PI X I)...86 2. Grafik 4.2 Hubungan Interval (I) Dengan Harga Bj (Jumlah Breakdown)...88 3. Grafik 4.3 Perbandingan Preventive Maintenance Dan Breakdown
Maintenance...90 4. Grafik 4.4 Hubungan Interval (I) Dengan Probability (PI X I)...92 5. Grafik 4.5 Hubungan Interval (I) Dengan Harga Bj (Jumlah Breakdown)...94 6. Grafik 4.6 Perbandingan Preventive Maintenance Dan Breakdown
Maintenance...96 7. Grafik 4.7 Hubungan Interval (I) Dengan Probability (PI X I)...98 8. Grafik 4.8 Hubungan Interval (I) Dengan Harga Bj (Jumlah Breakdown)...100 9. Grafik 4.9 Perbandingan Preventive Maintenance Dan Breakdown
Maintenance...102 10. Grafik 4.10 Hubungan Interval (I) Dengan Probability (PI X I)...104 11. Grafik 4.11 Hubungan Interval (I) Dengan Harga Bj (Jumlah
Breakdown)...106 12. Grafik 4.12 Perbandingan Preventive Maintenance Dan Breakdown
(16)
DAFTAR NOTASI
NOTASI KETERANGAN PM Preventive Maintenance
BM Breakdown Maintenance
MP Man Power
MH Man Hour
CR Cost Repair (Biaya Memperbaiki)
TC Total Cost (Biaya Total)
Bj Jumlah Breakdown
(17)
BAB I
PENDAHULUAN
Pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit (crude palm oil) dari daging buah dan inti sawit (kernel palm oil) dari biji.
Perkembangan teknologi dari waktu ke waktu telah banyak membantu para teknisi dalam memecahkan masalah-masalah yang rumit sehingga didapatkan suatu efisiensi kerja yang tinggi. Dengan adanya penemuan-penemuan baru di bidang teknologi merupakan suatu bukti manusia terus menerus berpikir bagaimana cara merancang, menciptakan serta menemukan suatu hal yang baru guna mempermudah pekerjaan yang akan dilakukan didalam suatu bidang teknologi.
1.1 Latar Belakang
Kualitas minyak yang baik bermula di lapangan karena bagaimana pun juga baiknya proses di pabrik, kualitas minyak yang dihasilkan tidak dapat lebih baik dari keadaannya saat diterima di pabrik. Dan pabrik juga tidak dapat memproduksi minyak lebih banyak dari yang dikandung oleh TBS. Pabrik hanya dapat menekan sekecil mungkin perubahan kualitas dan losses selama proses.
Namun demikian, tidak berarti pengawasan mutu serta perawatan dan perbaikan mesin dapat diabaikan selama pengolahan karena perlakuan yang salah selama pengolahan dapat mengakibatkan kerusakan mutu produksi dan rendahnya efisiensi pengolahan.
(18)
Mutu dan rendemen hasil olahan sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen. Mutu tandan adalah derajat kesempurnaan buah yang ditentukan oleh kesempurnaan penyerbukan pada tandan. Penyerbukan yang tidak sempurna, menghasilkan banyak buah yang tidak jadi (partenokarpi) sehingga berat tandan berkurang, hasil minyak dan inti berkurang. Sedangkan yang dimaksud dengan mutu panen adalah derajat kematangan, kegiatan pengutipan berondolan, dan perlakuan terhadap tandan buah kelapa sawit.
Tandan mentah mengandung minyak dan ALB yang rendah dan tandan yang lewat matang mengandung kadar ALB yang tinggi. Rendahnya kandungan minyak pada buah mentah disebabkan oleh belum semua asam lemak terbentuk bereaksi dengan gliserol membentuk lemak. Memanen TBS mentah sangat merugikan perusahaan karena disamping kandungan minyaknya masih rendah, TBS mentah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan effisiensi pengutipan minyak rendah. Hal ini disebabkan TBS di continuous settling tank akan membentuk buih yang banyak sehingga proses pemisahan minyak menjadi tidak sempurna.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem Pemeliharaan dengan sistem preventive maintenance pada pabrik minyak
kelapa sawit di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II PABRIK KELAPA
SAWIT KEBUN PADANG BRAHRANG KECAMATAN SELESAI KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA yang diterapkan untuk mendapatkan produktivitas produksi yang tinggi dengan menggunakan
(19)
metode-metode kerja yang ada. Dan disamping itupula dibahas tentang man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan, perawatan serta
man hour yaitu waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung dalam jam. Dengan demikian diterapkan sistem pemeliharaan dan perawatan pada pabrik dengan baik dan benar diharapkan dapat mengurangi kesalahan dan kerugian.
1.3 Batasan Masalah
Kemajuan yang cepat dapat dilihat didalam bidang industri yang memerlukan banyak sarana penunjang guna untuk mendukung kelancaran pekerjaan di dalam suatu pabrik, seperti halnya pada proses pengolahan kelapa sawit, perawatan dan perbaikan mesin pabrik secara berkala, serta pemahaman satuan operasinya adalah mutlak diperlukan demi keberlangsungan operasi suatu pabrik pengolahan kelapa sawit.
Sehubungan dengan kompleksnya pembahasan masalah yang terdapat pada industri pengolahan kelapa sawit, maka penulis melakukan pembatasan terhadap pembahasan masalah dalam karya akhir ini.
Karya akhir ini hanya akan membahas seputar predictive maintenance yang dikupas secara umum terhadap suatu pabrik pengolahan kelapa sawit, dimana penulis telah melakukan survei lapangan yang dilaksanakan pada sebuah pabrik minyak kelapa sawit di PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II PABRIK KELAPA SAWIT KEBUN PADANG BRAHRANG yang berlokasi di JL. Jamin Ginting, Desa Padang Brahrang Kec. Selesai Kab. Langkat, Sumatera Utara.
(20)
1.4 Metode Penulisan
Beberapa metode yang digunakan penulis dalam menyelesaikan karya akhir ini, dimana antara metode yang satu dengan yang lain akan sangat terkait dan saling mendukung penyelesaian karya akhir ini. Berikut terdapat beberapa metode yang telah dilaksanakan oleh penulis, antara lain:
a. Metode Survei
Penulis melaksanakan survei pada perusahaan yang dituju dan melakukan peninjauan langsung terhadap operasi pengolahan pada pabrik kelapa sawit tersebut.
b. Metode Wawancara
Penulis melakukan wawancara tanya-jawab kepada pihak yang berkompeten pada perusahaan tersebut seputar proses pengolahan dan perawatan maupun perbaikan mesin yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
c. Studi Literatur
Untuk mendukung penyelesaian tugas akhir ini, penulis melaksanakan studi literatur seputar industri pengolahan kelapa sawit sehingga pembahasan pada karya akhir ini lebih sempurna.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan karya akhir ini dibagi atas beberapa bab yang saling melengkapi, dimana Bab dapat diringkas secara garis besar sebagai berikut :
(21)
Bab I Merupakan bab pendahuluan yang membahas seputar industri pengolahan kelapa sawit, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II Merupakan studi literatur pendukung mengenai industri pengolahan
kelapa sawit.
Bab III Berisi mengenai operasi serta maintenance yang dilaksanakan oleh
pabrik pengolahan kelapa sawit.
Bab IV Merupakan pembahasan mengenai sistem operasi dan maintenance
pabrik.
Bab V Merupakan bagian kesimpulan dan saran atas hasil pembahasan dan
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila seseorang mempunyai paralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar.
Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar kontinuitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan (lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada, serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada fasilitas tersebut.
Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk dapat diprodusir dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu
(23)
perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi, kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi. [1]
Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharaan atau maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur. Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.
Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi, dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
(24)
b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja.
f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.
2.2. Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.
2.2.1 Preventive Maintenance
Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
(25)
tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.
Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya yang sngat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja.
b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kulitas produk yang dihasilkan. c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi. d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut
cukup besar atau mahal.
Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau
peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance
dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.
(26)
Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas:
• Routine Maintenance • Periodic Maintenance
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat
dari pada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic
maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar.
(27)
2.2.2 Breakdown Maintenance
Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar. Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan perbaikan atau reparasi.
Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi, dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.
Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan
untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor
ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.
Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses produksi
(28)
berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada preventive maintenance. Disamping itu akan akan didapat suatu kenaikan yang melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance. Selain itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive maintenance akan lebih menguntungkan dari pada hanya menerapkan kebijakan breakdown maintenance saja.
2.3 Organisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik
Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu
perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu,
adanya bagian maintenance dalam suatu pabrik merupakan sesuatu yang
diharapkan. Perlu adanya bagian pemeliharaan ini disebabkan juga oleh kegiatan pemeliharaan yang sangat rumit yang menyangkut seluruh peralatan pabrik.
Bagian pemeliharaan tidak dapat terlepas sama sekali dari bagian produksi karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses produksi. Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak berjalan dengan baik dan efektif, misalnya karena mesin-mesin yang rusak tetapi terlambat atau tidak diperbaiki, maka keadaan ini akan mengakibatkan proses produksi akan terhenti atau macet dimana kelancaran proses produksi akan terganggu. Dengan
(29)
adanya suatu pekerjaan pemeliharaan yang baik dan efektif, maka akan dapat dicegah timbulnya kerusakan (breakdown) sebelum waktunya kerusakan tersebut seharusnya terjadi. Oleh karena itu, pada umumnya bagian pemeliharaan di dalam suatu pabrik merupakan bagian yang membantu dan memberi laporan kepada kepala pabrik atau bagian produksi mengenai keadaan peralatan produksi. Peranan bagian pemeliharaan dalam suatu pabrik akan bertambah penting apabila perusahaan tersebut menggunakan mesin-mesin yang serba otomatis dalam proses produksinya.
Besar-kecilnya bagian pemeliharaan ini tergantung pada besarnya perusahaan pabrik tersebut dan otomatis tidaknya mesin-mesin yang digunakan. Perusahaan besar mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar di bagian pemeliharaan dan mempunyai struktur organisasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jenis-jenis pekerjaan pemeliharaan yang umumnya dilakukan oleh bagian maintenance adalah sebagai berikut:
a. Pemeliharaan bangunan b. Pemeliharaan peralatan pabrik c. Pemeliharaan peralatan elektris
d. Pemeliharaan tenaga pembangkit (power plant)
e. Pemeliharaan peralatan penerangan dan ventilasi pabrik f. Pemeliharaan peralatan material handling dan transportasi g. Pemeliharaan halaman dan taman pabrik
h. Pemeliharaan peralatan service i. Pemeliharaan peralatan gudang, dsb.
(30)
2.4 Kegiatan Pemeliharaan Pabrik
Kegiatan atau tugas pemeliharaan dapat digolongkan salah satu dari kelima tugas pokok berikut:
a. Kegiatan Inspeksi (Inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.
b. Kegiatan Teknik (Engineering)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan terhadap peralatan yang baru dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.
c. Kegiatan Produksi (Production)
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik,melaksanakan kegiatan service dan lubrikasi. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
(31)
d. Kegiatan Administrasi (Administration)
Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spare parts) yang dibutuhkan, progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilaksanakannya inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan tersebut, serta informasi komponen suku cadang yang tersedia dibagian pemeliharaan. Jadi, dalam kegiatan ini termasuk penyusunan planning dan schedulling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus diperiksa, di-service, dan direparasi.
e. Pemeliharaan Bangunan (Housekeeping)
Kegiatan pemeliharaan bengunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. Jadi, kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.
2.5 Metode Analisis Permasalahan Maintenance
Dalam masalah industri proses sering dijumpai persoalan keadaan yang tidak pasti (uncertainity). Pasti persoalan ini harus dipecahkan untuk menentukan keputusan apa yang akan diambil dan dijalankan. Salah satu metode untuk memecahkan masalah ini adalah metode coba-coba dan jika salah diganti (trial and error). Metode ini tentunya mempunyai banyak resiko, yaitu jika perusahaan ternyata mengambil keputusan yang salah, maka perusahaan akan memperoleh kerugian besar dan jika sering terjadi kesalahan, maka makin besar pula kerugiannya. Misalnya jika perusahaan salah menentukan barang yang akan
(32)
dihasilkan, dimana barang yang dihasilkan ternyata tidak laku dipasaran, akibatnya perusahaan akan menderita kerugian.
Oleh karena itu, maka dibutuhkan cara yang lebih baik, dimana beberapa alternatif solusi diperbandingkan untuk beberapa kriteria yang ada dan solusi yang terbaiklah yang dipilih. Untuk memperoleh cara yang lebih baik, maka sering digunakan perhitungan-perhitungan untuk perbandingan yang bersifat matematis, statistik atau probabilitas, dan linear programming. Dalam hal ini Monte Carlo menggunakan cara yang bersifat statistik maupun probability dalam analisis persoalan uncertainity yang sering disebut dengan ”Monte Carlo Analysis” yang sering digunakan dalam permasalahan maintenance. [1]
Teknik Monte Carlo menggunakan sistem random number dan poisson
distribution. Misalnya suatu perusahaan memiliki 12 unit mesin, maka cumulative probability bahwa rata-rata mesin rusak 5 dalam satu hari tabel cumulative probability-nya adalah sebagai berikut:
∑
== − == c b
c c c e m b P 0 5 ! 5 ) 5 / (
Tabel 2.1 Commulative Probability Jlh
Mesin Rusak (b)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
P (b,5) 0,01 0.03 0.08 0.14 0.18 0.18 0.14 0.11 0.16 0.04 0.02 0.01 0
∑ P (b,5) 0.01 0.04 0.12 0.26 0.44 0.62 0.76 0.87 0.93 0.97 0.99 1.00 1
Dengan mengetahui besarnya probabilitas mesin yang rusak dalam perusahaan, maka dapatlah ditentukan banyaknya tenaga maintenance, alat-alat pemeliharaan, dan persediaan spare parts, serta ruangan bengkel yang perlu disediakan untuk menjamin kelancaran pekerjaan pemeliharaan di suatu pabrik.
(33)
2.6 PemeliharaanPabrik Kelapa Sawit
Pengolahan Buah kelapa sawit yang umumnya disebut dengan tandan buah segar dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit dari daging buah dan inti sawit dari biji. Perlakuan terhadap TBS mulai dari panen, transportasi dan proses pengolahan di pabrik akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang akan dihasilkan. Pada Prinsipnya proses pengolahan TBS menjadi minyak dan inti sawit dapat dibagi dalam beberapa stasiun, antara lain:
Stasiun Penerimaan Buah
Stasiun Perebusan
Stasiun Penebah
Stasiun Press
Stasiun Klarifikasi
Stasiun Kernel
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan yang telah direncanakan. Berikut ini merupakan tujuan utama dari fungsi pemeliharaan, antara lain:
a. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produksi itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
(34)
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan di luar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhannya.
e. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat hubungannya dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
Sasaran-sasaran tersebut diatas dapat dicapai dengan jalan melaksanakan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance). Pemeliharaan dengan pencegahan dapat dibedakan atas pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.
2.6.1 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari seperti: pembersihan peralatan, pelumasan, dan pemeriksaan bahan bakar sebelum mesin dioperasikan.
(35)
2.6.2 Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu, misalnya setiap 1 (satu) minggu sekali, lalu meningkat 1 (satu) bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun sekali.
Pemeliharaan berkala dapat pula dilakukan dengan menggunakan lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya setiap 100 jam kerja mesin. Pada umumnya, sebuah pabrik memisahkan jadwal pemeliharaannya, yaitu:
• Pelumasan untuk mesin-mesin pengolahan
• Pemeliharaan alat-alat listrik
• Mesin-mesin maupun alat-alat pengolahan
• Mesin-mesin pembangkit tenaga
2.7 MAN POWER
2.7.1 Pengertian Man Power
Man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan, ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik akan mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain.
Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal, kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.
(36)
Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga kerja (man power) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk.
Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam penggunaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada gambar (chart) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin, maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama.
2.7.2 Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian
Sulit untuk dipresentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.
Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah bila beban kerja diimbangi dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban
(37)
terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong luar.
2.7.3 Staf Juru Tulis
Kegunaan juru tulis dalam perawatan
1. Pekerjaan-pekerjaan penulisan laporan secara konsisten lebih bisa dihemat dengan operasi dan pengawasan yang lebih akurat. Staff juru tulis bisa merencanakan kemungkinan-kemungkinan tambah atau tidaknya jumlah pengawas secara tersusun, baik hitam di atas putih secara terus menerus.
2. Lebih baik lagi bila disana juga dapat direkam perhitungan-perhitungan
pembiayaan dan neraca serta arus keluar masuknya uang. Dan demikian juga informasi dari manajemen yang lebih tinggi pula cetakan-cetakan utama untuk meningkatkan efisiensi administrasi dari bagian perawatan mesin.
3. Staff-staff yang terlibat di sini diharapkan bisa menyimpan dan mencatat informasi keluar maupun masuk guna mendukung pengawasan unit-unit personal dan biaya untuk meningkatkan profit perusahaan.
4. Kebutuhan tenaga administrasi atau juru tulis ini berfariasi. Kelompok
administrasi secara praktis melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya langsung.
2.8 MAN HOUR
Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung
(38)
dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua metode yang dapat dipakai, yaitu:
a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.
b. menggunakan data standart yang berasal dari perusahaan maupun
jurnal-jurnal pendukung yang relevan.
Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang terjadwal. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaan-pekerjaan yang sudah terjadwal. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan jam kerja yang terjadwal disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada. Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidak hadir, seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.
Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporan-laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.
Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.
(39)
2.9 Equipment, Tool, Material Dan Consumable
Equipment : Merupakan peralatan- peralatan yang besar seperti crane, mobil derek, dll.
Tool : Merupakan peralatan kerja seperti obeng, tang, martil, pisau, dll.
Material : Merupakan bahan- bahan yang tidak habis dipakai seperti
packing, bantalan dan lain- lain.
Consumable : Merupakan bahan habis dipakai seperti minyak gemuk, oli, sabun dan lain- lain.
Setiap point di atas besarnya ditempatkan pada tempat- tempat yang strategis agar supaya ketika diperlukan secara cepat dapat dengan langsung digunakan. Setiap pemakaian dari point diatas harus memiliki laporan baik secara lisan maupun tulisan supaya penggunaannya jangan sembarangan, yang dapat merugikan perusahaan.
(40)
BAB III
MAINTENANCE PADA PABRIK KELAPA SAWIT
Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan yang telah direncanakan. Berikut ini merupakan tujuan utama dari fungsi pemeliharaan, antara lain:
a. Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produksi itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan di luar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhannya.
e. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat hubungannya dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan
(41)
utama perusahaan yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.
3.1 Spesifikasi dan Fungsi Peralatan Proses Produksi 3.1.1 Stasiun Penerimaan Tandan Buah Segar (TBS) 3.1.1.1 Jembatan Timbangan
Jumlah : 2 Unit
Merek : Avery Brimingham
Type : 5110 DGB
Kapasitas : 50000 Kg
Fungsi :
• Menimbang seluruh TBS yang diterima oleh pabrik
• Menimbang seluruh hasil produksi CPO dan kernel
yang akan dikirim ke luar pabrik
3.1.1.2 Loading Ramp
Jumlah : 20 pintu (10 kiri dan 10 kanan) yang menggunakan
sistem hidraulik
Fungsi :
• Menerima dan memindahkan TBS ke lori
(42)
3.1.1.3 Alat Penarik (Capstand)
Jumlah : 2 Unit
Konstruksi : Drum dari baja tuang berputar pada poros yang Ø 60 mm
dengan peralatan roller bearing
Fungsi :
• Untuk menarik lori keluar dan masuk sterilizer
(Rebusan) untuk diteruskan kegiatan pengolahan selanjutnya.
3.1.1.4 Lori (Cages)
Jumlah : 36 unit
Kapasitas : 2,5-5 Ton TBS/lori
Fungsi :
• Untuk memuat TBS sebelum dan sesudah perebusan
3.1.1.5 Jaringan Rail (Rail Track)
Jumlah rel : 2 jalur penghubung kerebusan, 1 jalur pengembalian lori
kosong ke penimbunan buah.
Bantalan baja : UND 100 mm dengan setiap jarak 800 mm dan dilas dengan rel
Jarak antar rel : 750 mm toleransi ± 6 mm
(43)
Fungsi :
• Sebagai fasilitator untuk penggerak lori (Cages) dari dan ke Loading Ramp, Transfer Carriage dan Rebusan (Sterilizer).
3.1.1.6 Transfer Carriage System
Jumlah : 2 unit
Type : Cage Transfer dan carriage
Kapasitas : 3 lori × 5000 Kg TBS
Kecepatan : 25 meter / menit
Rail : 50 mm dilas pada U beam
Penggerak : Motor hidraulik
Konstruksi : Terbuat dari besi baja dilengkapi dengan roda baja
berjalan diatas rel, diatas pemindah lori dipasang satu set rel yang bisa menerima tiga lori rebusan. Lantai terbuat dari plat baja bunga untuk operasi dan panel kontrol.
Fungsi :
• Memindahkan lori berisi TBS ke jalur rebusan
(44)
3.1.2 Stasiun Rebusan (Sterilizing Station) 3.1.2.1 Rebusan (Sterilizer)
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 9 lori × 2500 kg TBS
Type : Dua pintu (Twin Door)
Buatan : ECBK atau sepadan
Tekanan Uap : 2,8 – 3,5 kg/cm2
Temperatur : 100 - 140 ºC
Lama perebusan : 90 - 110 menit
Ukuran : Ø luar 2700 mm
Tebal plat : 15 mm (ASTM A 516 GR 70)
Isolasi : Rock Wool tebal 50 mm kepadatan 80 kg/cm3
• Untuk merebus TBS dengan suatu sistem
perebusan tertentu (Single Peak, Double peak
atau triple peak) selama priode tertentu. dibungkus dengan plat alumunium 0,8 mm.
Plat luar : 10 mm mild steel plate
Fungsi :
3.1.2.2 Pengangkat Lori (Hoisting Crane)
Jumlah : 2 unit
Merek : Demag Cariagin Germany
Type : EL LP 625/H
(45)
Kecepatan maju mundur : 30 meter perdetik
Kapasitas angkat : 37 ton TBS/ jam
Fungsi :
• Alat untuk mengangkat lori berisi TBS yang telah dimasak
(direbus), menuangkannya kedalam Automatic Feeder dan menurunkan lori kosong ke posisi semula.
3.1.3 Stasiun Penebah (Threshing Station)
3.1.3.1 Pengumpan Otomatis (Automatic Feeder)
Jumlah : 2 unit
Fungsi :
• Untuk mengatur pemasukan buah, kecepatan alat ini
diatur sesuai dengan kecepatan alat selanjutnya.
3.1.3.2 Penebah (Thresser)
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 37 ton TBS/Jam
Putaran drum : 22 - 25 rpm
Penggerak : Thresser digerakkan dengan motor listrik 15 Hp, melalui
Gear Box merek Fleder atau sepadan dan fluid coupling. Ukuran drum : Ø 2400 mm × 6000 mm
Konstruksi : dibuat dengan kisi-kisi plat besi 12 mm × 75 mm (plat
bar) dilas pada ring-ring dalam dan luar dengan jarak 62 mm
(46)
Fungsi :
• Alat untuk melepas dan memisahkan
brondolan-brondolan buah dari tandan.
3.1.3.3 Fruit Conveyor
Jumlah : 2 unit
Diameter : 600 mm
Type : Screw
Konstruksi : Plat badan : M. S Plat 6 mm
Plat Aus : M. S Plat 6 mm
End plate dan flange : M. S Plat 9 mm
Daun ulir : M. S Plat 8 mm
Poros : pipa Schadul 40
Penguat : besi silen 65 × 65 × 6 mm
Penggerak : Gear motor dikopel langsung dengan putaran 46 rpm dan
daya 4 Hp.
Fungsi :
• Alat penghantar brondolan / buah masak
3.1.3.4 Timba buah (Fruit Elevator)
Jumlah : 2 unit
Jumlah timba : 44 timba Kapasitas timba : 16 Kg
(47)
Fungsi :
• Alat untuk mengangkat buah masuk dari konveyor
silang bawah ke konveyor pembagi. Alat ini terdiri dari sejumlah timba yang diikatkan pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor.
3.1.3.5 Horizontal Empty Bunch Conveyor
Jumlah : 1 Unit
Lebar : 890 mm
Type : Scraper Bar rantai ganda
Konstruksi : - Scraper dibuat dari steam pipe roller Hollow pin dengan m.s plate. Rantai ukuran pitch 152,4 mm berkekuatan 36.000 lbs buatan Renold atau sepadan. Pengatur ketegangan rantai akan dipasang pada salah satu ujung conveyor. Struktur penopang dari baja kanal Untuk conveyor yang terletak didalam bangunan.
Penggerak : Gear motor dikopel melalui transmision chain & sprocket chain.
- Merk : Flender atau sepadan
- Daya : 5,5 hp
Fungsi : Sebagai pengantar tandan kosong dari thresser ke Horizontal Empty Bunch Conveyor.
(48)
3.1.4 Stasiun Press (Pressing Station) 3.1.4.1 Digester (Ketel Adukan)
Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 10 ton
Temperatur : 90 - 95 ºC Tekanan uap : 3 kg/cm
• Alat untuk melumatkan buah masak sehingga daging
buah terpisah dengan biji.
2
Merek : LD 2800 dan 3200
Fungsi :
3.1.4.2 Alat Pengempa (Screw Press) Jumlah : 3 unit
Kapasitas : 1,5 ton – 18 ton TBS / jam
Merek : Laju
Fungsi :
• Untuk memisah minyak kasar (CrudeOil) dari daging
buah (mesocrap) dan biji (nut)
3.1.4.3 Pemecah Ampas Kempa (Cake Breaker Conveyor)
Jumlah : 1 unit
Diameter : 60 cm
Panjang : 30 meter
(49)
Fungsi :
• Alat pemecah cake yang bergumpal dari hasil pressan,
sehingga serat (fiber) dan biji (nut) dapat dipisahkan.
3.1.4.4 Crude Oil Gutter
Jumlah : 1 unit
Terbuat dari pipa stainless steel berdiameter 12 inchi, lengkap dengan penyokong.
Fungsi :
• Untuk menampung minyak dari ketiga pressan dan
mengalirkannya ke sand trap tank. Gutter akan dipasang dibawah pressan dengan konstulasi talang yang miring sehingga minyak dapat mengalir ke sand trap tank.
3.1.4.5 Vibrating Screen
Jumlah : 2 unit
Merek : SWECO atau sepadan
Fungsi : Menyaring dan membersihkan kotoran-kotoran yang
terkandung dalam minyak kasar dengan sistem getaran. Rotary oil vibrating screen type double desk dengan luas bidang saringan Ø 60 “ masing-masing dilengkapi dengan stainlees steel wire mesh ukuran 20/30 mesh. Kedua saringan getar dipasang diatas tangki minyak sludge tank. Sisa dari buangan screen disalurkan keparit limbah dalam pabrik.
(50)
Tangki dilengkapi dengan cat walk dan pagar pengaman yang dihubungkan ke platform klarifikasi. Rotary oil vibrating screen masing-masing dilengkapi dengan satu buah motor listrik dengan data sebagai berikut :
- Daya : 2,5 HP-50 HZ / 380 Volt.
3.2 Organisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik
Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu
perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu,
adanya bagian maintenance dalam suatu pabrik merupakan sesuatu yang
diharapkan. Perlu adanya bagian pemeliharaan ini disebabkan juga oleh kegiatan pemeliharaan yang sangat rumit yang menyangkut seluruh peralatan pabrik.
Bagian pemeliharaan tidak dapat terlepas sama sekali dari bagian produksi karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses produksi. Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak berjalan dengan baik dan efektif, misalnya karena pompa yang rusak tetapi terlambat atau tidak diperbaiki, maka keadaan ini akan mengakibatkan proses produksi akan terhenti
atau macet dimana kelancaran proses produksi akan terganggu. Dengan adanya suatu pekerjaan pemeliharaan yang baik dan efektif, maka akan dapat dicegah
timbulnya kerusakan (breakdown) sebelum waktunya kerusakan tersebut seharusnya terjadi. Oleh karena itu, pada umumnya bagian pemeliharaan di dalam suatu pabrik merupakan bagian yang membantu dan memberi laporan kepada kepala pabrik atau bagian produksi mengenai keadaan peralatan produksi. Peranan bagian pemeliharaan dalam suatu pabrik akan bertambah penting apabila
(51)
perusahaan tersebut menggunakan mesin-mesin yang serba otomatis dalam proses produksinya.
Besar-kecilnya bagian pemeliharaan ini tergantung pada besarnya perusahaan pabrik tersebut dan otomatis tidaknya mesin-mesin yang digunakan. Perusahaan besar mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar di bagian pemeliharaan dan mempunyai struktur organisasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jenis-jenis pekerjaan pemeliharaan yang umumnya dilakukan oleh bagian maintenance adalah sebagai berikut:
a. Pemeliharaan bangunan
b. Pemeliharaan peralatan pabrik dan peralatan elektris c. Pemeliharaan tenaga pembangkit (power plant)
d. Pemeliharaan peralatan penerangan dan ventilasi pabrik e. Pemeliharaan peralatan material handling dan transportasi f. Pemeliharaan halaman dan taman pabrik
g. Pemeliharaan peralatan service h. Pemeliharaan peralatan gudang, dsb.
3.3 Prosedur Pemeliharaan Terencana
Tujuan utama suatu jadwal pemeliharaan, catatan riwayat mesin, dan prinsip program pemeliharaan pencegahan pada umumnya diketahui dan dimengerti oleh kebanyakan manajer yang berpandangan luas, dan tidak diragukan lagi dipraktekkan dalam cara yang sederhana. Berikut ini adalah cara menangani perencanaan dan pelaksanaan sistem pabrik serta bagaimana bekerjanya sistem pengendalian pemeliharaan tersebut.
(52)
Langkah pertama ialah menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan dan mengenai pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang ada yang memerlukan pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan yang bisa dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya.
Langkah kedua menentukan bagaimana asset atau sarana ini dipelihara. Suatu jadwal pemeliharaan harus dibuat bagi setiap mesin atau peralatan yang telah ditentukan akan mendapat pemeliharaan pencegahan terencana.
Sesudah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya harus
menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan dan
merupakan suatu cara komunikasi dari insinyur ke pekerja pemeliharaan. Sfesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekwensi pemeriksaan.
Jika suatu kerusakan ditemukan pada waktu pemeriksaan dan tidak dapat diperbaiki selama waktu yang ditentukan untuk pemeriksaan sesuai program, maka perlu dilakukan salah satu dari dua alternatif berikut :
1. Jika digunakannya mesin tersebut dapat menyebabkan kerusakan terhadap
mesin atau produk, atau membahayakan keselamatan, maka mesin tersebut harus segera diperbaiki dan pekerjaan ini dilakukan dengan prioritas seperti pekerjaan untuk kerusakan darurat.
2. Jika mesin tersebut dapat dioperasikan dengan aman tanpa menyebabkan
kerusakan atau kerugian, maka mandor pemeliharaan melaporkannya dan menulis permintaan pemeliharaan untuk memperbaiki mesin tersebut lebih lanjut diwaktu yang tidak mengganggu produksi.
(53)
Tujuan utama dari pemeliharaan terencana adalah untuk meningkatkan standar pemeliharaan dan keefektifan pembiayaan. Hal ini dapat dilakukan dengan analisis kritis hasil-hasil pemeliharaan, dan perancangan pengurangan pemeliharaan sebagai hasil dari analisis tersebut.
Ketika suatu jadwal pemeliharaan diterapkan, hanya dengan mempelajari catatan riwayat mesin kita dapat meyakini apakah sistem pemeliharaan yang dipakai cukup efektif atau tidak. Jika terjadi kerusakan darurat, ini biasanya menunjukkan hal berikut :
1. Pemeliharaan tidak cukup. 2. Pemeliharaan tidak benar.
3. Standar pekerjaan pemeliharaan yang tidak memadai.
Hal ini berarti perlu menaikkan frekwensi pemeliharaan, mengubah jadwal untuk meyakinkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan yang memadai terhadap bagian-bagian mesin yang menyebabkan kerusakan darurat. Di lain pihak, jika hanya sedikit atau tidak ada kerusakan yang dilaporkan pada waktu pemeriksaan, mungkin terjadi pemeliharaan lebih (over maintenance) yang tidak ekonomis maka dianjurkan untuk mengurangi jumlah atau jenis pemeriksaan yang dilakukan.
3.4 Kegiatan Pemeliharaan Pabrik
Kegiatan atau tugas pemeliharaan dapat digolongkan salah satu dari kelima tugas pokok berikut :
(54)
a. Kegiatan Inspeksi (Inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan.
b. Kegiatan Teknik (Engineering)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan terhadap peralatan yang baru dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.
c. Kegiatan Produksi (Production)
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melaksanakan kegiatan service dan lubrikasi. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
d. Kegiatan Administrasi (Administration)
Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spare parts) yang dibutuhkan, progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu dilaksanakannya inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan tersebut, serta informasi
(55)
komponen suku cadang yang tersedia dibagian pemeliharaan. Jadi, dalam kegiatan ini termasuk penyusunan planning dan schedulling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus diperiksa, di-service, dan direparasi.
e. Pemeliharaan Bangunan (Housekeeping)
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya. Jadi, kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.
3.5 Metode Analisis Permasalahan Maintenance
Dalam masalah industri proses sering dijumpai persoalan keadaan yang tidak pasti (uncertainity). Pasti persoalan ini harus dipecahkan untuk menentukan keputusan apa yang akan diambil dan dijalankan. Salah satu metode untuk memecahkan masalah ini adalah metode coba-coba dan jika salah diganti (trial and error). Metode ini tentunya mempunyai banyak resiko, yaitu jika perusahaan ternyata mengambil keputusan yang salah, maka perusahaan akan memperoleh kerugian besar dan jika sering terjadi kesalahan, maka makin besar pula kerugiannya. Misalnya jika perusahaan salah menentukan barang yang akan dihasilkan, dimana barang yang dihasilkan ternyata tidak laku dipasaran, akibatnya perusahaan akan menderita kerugian.
3.6 Laporan Pemeliharaan
Laporan pemeliharaan, khususnya pemeliharaan besar (overhaul), haruslah sesuai dengan hal sebagai berikut :
(56)
a. Tanggal Pelaksanaan Hal ini diperlukan untuk :
1. Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan dengan rencananya.
2. Jika ada penyimpangan terhadap rencana, harus dijelaskan
penyebabnya.
3. Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan kali ini dengan
pelaksanaan pemeliharaan sebelumnya. Perlu dicatat selang waktunya (time between overhaul) serta kecenderungan-kecenderungan yang tampak, misalnya tampak bahwa beberapa poros peralatan yang memerlukan pergantian bantalan yang lebih tebal.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang Dilaksanakan
Pekerjaan pemeliharaan umumnya adalah sebagai berikut :
1. Membongkar/membuka bagian-bagian tertentu dari pembangkit.
2. Memeriksa secara visual atau menggunakan instrument terhadap
bagian-bagian yang telah dibuka tersebut pada butir a, misalnya untuk memeriksa keadaan kontak sakelar dan mengukur tahanan kontaknya serta mengukur kecepatan mekanisme penggeraknya, termasuk relai pengamannya.
3. Melakukan pembersihan bagian-bagian alat atau instalasi, baik secara manual maupun menggunakan alat atau menggunakan bahan kimia, misalnya membersihkan bagian-bagian utama pompa.
4. Melakukan pergantian suku cadang (spare parts) tertentu dan
melakukan perbaikan-perbaikan, misalnya pergantian (seal). 5. Melakukan penyetelan alat-alat ukur, alat-alat control.
(57)
6. Menutup kembali bagian-bagian yang dibuka.
7. Melakukan uji coba dan membandingkan kinerja unit pembangkit
sebelum dan sesudah menjalani pemeliharaan.
c. Penggunaan suku cadang (spare parts) serta material dalam melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, volume maupun harganya.
d. Penggunaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, baik harinya, pekerjanya beserta klasifikasi, dan biayanya.
e. Rekomendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan datang. f. Perhitungan biaya pemeliharaan.
Berdasarkan laporan pemeliharaan ini, maka pihak manajemen akan menentukan langkah-langkah selanjutnya.
3.7 Laporan Kerusakan
Kerusakan adalah hal yang tidak dikehendaki untuk terjadi, tetapi kenyataannya dalam produksi. Oleh karena itu, setiap kerusakan perlu dianalisis penyebabnya agar tidak terulang kembali (dapat dihindari).
Untuk dapat menganalisis penyebab kerusakan, diperlukan laporan kerusakan yang memadai, laporan kerusakan harus berisi hal-hal sebagai berikut:
1. Tanggal dan jam (pukul) terjadinya kerusakan.
2. Situasi sistem tenaga listrik sewaktu terjadi kerusakan tersebut.
3. Data dan informasi mengenai kerusakan yang sudah pernah terjadi
sebelumnya.
4. Parameter-parameter, seperti: arus, tegangan, daya, suhu, tekanan yang
(58)
Berdasarkan laporan kerusakan tersebut diatas, kemudian perlu dianalisis penyebab timbulnya kerusakan tersebut. Jika penyebab kerusakan itu sudah ditemukan, maka pihak manajemen harus melakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak terulang kembali kerusakan yang sama.
3.8 Pemeliharaan dan Perawatan Peralatan Proses Produksi
Pemeliharaan pada suatu mesin harus sering dilakukan di suatu pabrik yang bergerak di bidang produksi, agar suatu mesin dapat berjalan lancar dan memudahkan proses yang akan terjadi. Pada Prinsipnya proses pengolahan TBS menjadi minyak dan inti sawit dapat dibagi dalam beberapa stasiun, antara lain :
Stasiun Penerimaan Buah
Stasiun Perebusan
Stasiun Penebah
Stasiun Press
Stasiun Klarifikasi
Stasiun Kernel
Tetapi yang dibahas disini adalah :
Stasiun Penerimaan buah
Stasiun Perebusan
Stasiun Penebah
Stasiun Press
Adapun kegiatan pemeliharaan pada tiap-tiap mesin produksi untuk masing-masing stasiun adalah sebagai berikut :
(59)
3.8.1 Stasiun Penerimaan Tandan Buah Segar (TBS) 3.8.1.1 Perawatan Priodik Jembatan Timbangan
Gambar 3.1 Jembatan Timbangan
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik jembatan timbangan meliputi :
Pengecekan jarum penunjukan timbangan
Pembersihan dari kotoran-kotoran seperti lumpur-lumpur Pemeriksaan kebocoran minyak hidraulik dan recording sistem
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
3.8.1.2 Perawatan Berkala Jembatan Timbangan
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
(60)
secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
1. Man Power : 2 orang
2. Man Hour : 9 jam
3. Tool : Kunci ring pas 12, 17, 18, solder, tespen, tang potong, obeng minus, obeng plus, tang jepit, palu, bak tampungan
4. Material : Pita print epson, baut, mur, ring
5. Consumable : Minyak gemuk, solar, oli kotor, kain lap, deterjen.
3.8.1.3 Perawatan Priodik Loading Ramp
Gambar 3.2 Loading Ramp
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik Loading Ramp meliputi :
Chek batas minyak pelumas roda gigi dan tangki hidraulik Pengecekan tali kipas
Pembersihan saringan filter pompa hidraulik
(61)
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
3.8.1.4 Perawatan Berkala Loading Ramp
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
1. Man Power : 4 orang
2. Man Hour : 48 jam
3. Tool : Kunci ring pas 17, 21, 38, 40, kunci pnumatik, kunci shock 5/8, 9/16, tang potong, obeng minus, obeng plus, tang jepit, palu, bak tampungan
4. Material : Selang Hidraulik Loading Ramp, Oil seal hidraulic
cylinder 180269 CSRLS , baut, mur, ring
5. Consumable : K. Las RB 26/3,2 mm , K. Las LB 52/3,2 mm, Paku 2”,
Paku 2 ½ “, , pasir , semen, Minyak gemuk, solar, oli kotor, kain lap, deterjen.
(62)
3.8.1.5 Perawatan Priodik Capstand
Gambar 3.3 Capstand
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik Capstand meliputi :
Pemeriksaan batas minyak pelumas
Pengecekan tali kipas dan karet kopling
Memeriksa kehausan drum (gulungan tali)
Memeriksa dan memperbaiki bagian roda gigi
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
3.8.1.6 Perawatan Berkala Capstand
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
(63)
1. Man Power : 4 orang
2. Man Hour : 28 jam
3. Tool : Kunci ring pas 17, 21, 38, 40, kunci pnumatik, kunci shock 5/8, 9/16, tang potong, obeng minus, obeng plus, tang jepit, palu, bak tampungan
4. Material : Wire rope 5/8”, Kabel slink 8 mm , Seyton 1013, Presfan
Film 0,15, Presfan Film 0,20 mm , Presfan Film 0,25 mm, Karet kopling FCL 250, Baut kopling FCL 250, Karet kopling 42 x 21 x 34, Baut kopling KD 224 PN K4, Baut Mur ½ x 2”
5. Consumable : Minyak gemuk, solar, oli kotor, kain lap, deterjen.
3.8.1.7 Perawatan Priodik Lori
Gambar 3.4 Lori
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik Lori meliputi :
Memeriksa kupingan keranjang buah (lori)
Memeriksa bushing / bantalan
(64)
Memeriksa bagian poros
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
3.8.1.8 Perawatan Berkala Lori
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
1. Man Power : 2 orang
2. Man Hour : 8 jam
3. Tool : Kunci ring pas 17, 21, 38, 40, kunci pnumatik, kunci shock 5/8, 9/16, tang potong, obeng minus, obeng plus, tang jepit, palu, bak tampungan
4. Material : Ring lori, Baut mur 5/8 x 2”, mur ½ x 1 ½ ”,
Baut-mur ½ x 1 ½ “, Baut Baut-mur 7/16 x 1 ½ “,Baut Baut-mur 7/16 x 2”,
5. Consumable : K. las RB 26/3,2 mm , K.Las LB 52/3,2 mm, Minyak
(65)
3.8.1.9 Perawatan Priodik Rail Track
Gambar 3.5 Rail Track
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik Rail Track meliputi :
Pemeriksaan kekuatan baut pengikat Pemeriksaan terhadap bantalan
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
3.8.1.10 Perawatan Berkala Rail Track
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
(66)
1. Man Power : 2 orang
2. Man Hour : 10 jam
3. Tool : Kunci ring pas 17, 21, 38, 40, kunci pnumatik, kunci shock 5/8, 9/16, tang potong, obeng minus, obeng plus, tang jepit, palu, bak tampungan
4. Material : Bearing UND 100
5. Consumable : K. las RB 26/3.2 mm, Minyak gemuk, solar, oli kotor,
kain lap, deterjen.
3.8.1.11 Perawatan Priodik Transfer carriage System
Gambar 3.6 Transfer carriage System
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik Transfer carriage System meliputi :
Pemeriksaan panel-panel pengontrol
Pemeriksaan pispot transfer carriage system
Pemeriksaan secara keseluruhan
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
(67)
3.8.1.12 Perawatan Berkala Transfer carriage System
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
1. Man Power : 2 orang
2. Man Hour : 20 jam
3. Tool : Kunci ring pas 17, 21, 38, 40, solder, tespen, kunci pnumatik, kunci shock 5/8, 9/16, tang potong, obeng minus, obeng plus, tang jepit, palu, bak tampungan
4. Material : Switch auto, Bearing UND 100, Bearing UC 213 NTN,
Seyton grease 3086
(68)
3.8.2 Stasiun Rebusan
3.8.2.1 Perawatan Priodik Sterilizer
Gambar 3.7 Sterilizer
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik sterilizer meliputi :
Memeriksa bagian packing pada pintu
Memeriksa alat-alat kontrol atau pengaman
Membersihkan bagian-bagian dalam rebusan
Membersihkan parit-parit dan lantai disekitar rebusan Memeriksa/service peralatan dari sistem programmer
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
3.8.2.2 Perawatan Berkala Sterilizer
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
(69)
secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
1. Man Power : 2 orang 2. Man Hour : 36 jam
3. Tool : Kunci ring pas 12, 17, 18, solder, tespen, tang potong, obeng minus, obeng plus, tang jepit, palu, bak tampungan 4. Material : L. sealing rubber gasket/ 9 mm, Baering 6305 SKF,
Kertas grafik 9/D/3984/S, Cincin pipa grafik, Packing Tombo 1,5 mm, Baut mur 3/8 x 2 “,Baut mur ¾ x 4 ½“, Seal Tape
5. Consumable : K. Las RB 52/3,2 mm , K. Las NS 8629/3,2 mm, Minyak gemuk, solar, oli kotor, kain lap, deterjen.
3.8.2.3 Perawatan Priodik Hoisting Crane
Gambar 3.8 Hoisting Crane
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik Hoisting Crane meliputi :
Memeriksa bagian rem, limit switch dan alat pengontrol
(70)
Pemeriksaan sistem kelistrikan
Pemeriksaan baut-baut pengikat
Pemeriksaan pelumasan dan melumasi bagian-bagian seperti gear box, drum
dan kabel penggerak
Pemeriksaan flena, bearing dan bagian roda.
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
3.8.2.4 Perawatan Berkala Hoisting Crane
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
1. Man Power : 2 orang 2. Man Hour : 4 jam
3. Tool : Kunci ring pas 17, 21, 38, 40, kunci pnumatik, kunci shock 5/8, 9/16, tang potong, obeng minus, obeng plus, tang jepit, palu, bak tampungan
4. Material : Wire rope 5/8”, Clamp wire rope 5/8”
(71)
3.8.3 Stasiun Penebah
3.8.3.1 Perawatan Priodik Automatic Feeder
Gambar 3.9 Automatic Feeder
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik Automatic Feeder meliputi :
Pemeriksaan keadaan rantai, baut pengikat dan scraper bar. Mengatur kecepatan variabel speed
Pemeriksaan minyak pelumas pada roda gigi penggerak
Pemeriksaan keadaan kopling motor penggerak
Pemeriksaan dan perbaikan keadaan sprockets, rantai dan slip plat rantai.
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
3.8.3.2 Perawatan Berkala Automatic Feeder
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan
(72)
secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
1. Man Power : 2 orang
2. Man Hour : 16 jam
3. Tool : Kunci ring pas 12, 17, 18, solder, tespen, tang potong, obeng minus, obeng plus, tang jepit, palu, bak tampungan 4. Material : Pressfan film 0,20 mm, Pressfan film 0,25 mm, Karet
kopling FLC 250, baut, mur
5. Consumable : Oli Omala 250, Minyak gemuk, solar, oli kotor, kain lap,
deterjen.
3.8.3.3 Perawatan Priodik Thresser
Gambar 3.10 Thresser
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik thresser meliputi :
Pemeriksaan bagian kebersihan thresser Pemeriksaan /service motor penggerak
(73)
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
3.8.3.4 Perawatan Berkala Thresser
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
1. Man Power : 2 orang
2. Man Hour : 8 jam
3. Tool : Kunci ring pas 12, 17, 18, solder, tespen, tang potong,
obeng minus, obeng plus, tang jepit, palu, bak tampungan
4. Material : Bosh kopling KD 400, Vant belt B 68
5. Consumable : Oli Omala 250, K. las RB 52/3,2 mm, Thinner, Kuas
(74)
3.8.3.5 Perawatan Priodik Fruit Conveyor
Gambar 3.11 Fruit Conveyor
Perawatan priodik adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin. Perawatan priodik fruit conveyor meliputi :
Pembersihan dari sampah-sampah yang tersangkut
Pemeriksaan bagian kopling
kegiatan maintenance juga dapat berubah sewaktu-waktu. Dimanapun apabila terjadi kerusakan atau kemacetan saat berlangsungnya produksi, maka perlu diperiksa apa yang perlu diambil langkah dalam mengatasinya.
3.8.3.6 Perawatan Berkala Fruit Conveyor
Kegiatan pada maintenance dapat mengantisipasi bagaimana caranya agar peralatan tetap awet dan dapat bekerja dengan sempurna. Oleh karena itu dapat dilakukan perawatan pada mesin tersebut, yaitu untuk pengecekan bulanan. Perawatan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu. Dalam perawatan ini dilakukan 6 bulan sekali.
(1)
2. Stasiun Rebusan
a. Total biaya Man Power dalam enam bulan Rp. 180.000,- b Total biaya Man Hour dalam enam bulan Rp. 180.000,- c Total biaya untuk Tool dalam enam bulan Rp. 805.000,- d Total biaya untuk Material dalam enam bulan Rp. 1.131.000,- e. Total biaya untuk Equipment dalam enam bulan Rp. 0,- f. Total biaya untuk Consumable dalam enam bulan Rp. 360.000,- g. Total biaya BM selama enam bulan Rp. 5.974.025,- h. Total biaya PM selama enam bulan Rp. 4.753.416,- Dengan demikian, bilamana perusahaan menggunakan sistem preventive maintenance ini akan dapat menekan biaya sebesar :
= TC (BM) – TC
% 43 , 20 % 100 5974025 1220609
= ×
Rp Rp
(PM)
= Rp 5.974.025 – Rp 4.753.416 = Rp. 1.220.609,-
Jika perusahaan menggunakan sistem PM ini, besarnya persentase biaya perawatan yang mampu ditekan sebesar
(2)
3. Stasiun Penebah
a. Total biaya Man Power dalam enam bulan Rp. 153.000,- b Total biaya Man Hour dalam enam bulan Rp. 153.000,- c Total biaya untuk Tool dalam enam bulan Rp. 1.075.000 d Total biaya untuk Material dalam enam bulan Rp. 712.500,- e. Total biaya untuk Equipment dalam enam bulan Rp. 0,- f. Total biaya untuk Consumable dalam enam bulan Rp. 900.000,- g. Total biaya BM selama enam bulan Rp. 12.337.662,- h. Total biaya PM selama enam bulan Rp. 10.614.300,- Dengan demikian, bilamana perusahaan menggunakan sistem preventive maintenance ini akan dapat menekan biaya sebesar :
= TC (BM) – TC
% 96 , 13 % 100 12337662
1723362
= ×
Rp Rp
(PM)
= Rp 12.337.662 – Rp 10.614.300 = Rp. 1.723.362,-
Jika perusahaan menggunakan sistem PM ini, besarnya persentase biaya perawatan yang mampu ditekan sebesar
(3)
4. Stasiun Press
a. Total biaya Man Power dalam enam bulan Rp. 117.000,- b Total biaya Man Hour dalam enam bulan Rp. 117.000,- c Total biaya untuk Tool dalam enam bulan Rp. 955.000,- d Total biaya untuk Material dalam enam bulan Rp. 660.000,- e. Total biaya untuk Equipment dalam enam bulan Rp. 0,- f. Total biaya untuk Consumable dalam enam bulan Rp. 900.000,- g. Total biaya BM selama enam bulan Rp. 12.337.662,- h. Total biaya PM selama enam bulan Rp. 10.614.300,- Dengan demikian, bilamana perusahaan menggunakan sistem preventive maintenance ini akan dapat menekan biaya sebesar :
= TC (BM) – TC
% 96 , 13 % 100 12337662
1723362
= ×
Rp Rp
(PM)
= Rp 12.337.662 – Rp 10.614.300 = Rp. 1.723.362,-
Jika perusahaan menggunakan sistem PM ini, besarnya persentase biaya perawatan yang mampu ditekan sebesar
(4)
5.2 Saran
1. Didalam pabrik hendaknya melakukan Sistem Preventive Maintenance dengan mengatur rencana kerja yang sesuai dengan jam kerja mesin sehingga benar-benar mesin tersebut dapat terawat.
2. Memberikan pengarahan yang dapat meningkatkan kesadaran pada operator dan karyawan betapa pentingnya Sistem Preventive Maintenance. 3. Sistem Preventive Maintenance akan dapat terlaksana jika bagian
(5)
DAFTAR PUSTAKA
1. Ir. Alfian Hamsi, Msc ”Buku Ajar Pemeliharaan Pabrik”.Untuk MahasiswaJurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik USU. 2001.
2. Buku Spesifikasi Teknik PT. Sonomartani Sawitita Namora Internasional. 1997.
3. Buku Pedoman Brevet Dasar-I Pabrik Kelapa Sawit PT. Astra Agro Lestari. 1997.
(6)
SCHEMATIC FLOW DIAGRAM PALM OIL MILL
T B S
TIMBANGAN LOADING RAMP THRESSER STERILLIZER CAKE BREAKER CONVEYOR FRUIT ELEVATOR SCREW PRESS DIGESTER DEPRICARPER RIPPLE MILL LTDS I LTDS II
FIBRE DAN SHELL CONV KERNEL SILO SHELL HOPPER NUT ELEVATOR NUT SILO FIBRE CYCLONE NUT POLISHING DRUM
EMPTY BUNCH CONVEYOR
BOILER CLAY BATH SAND TRAP TANK
SORTING CONVEYOR
KERNEL STORAGE BIN VIBRATING SCREEN
CRUDE OIL TANK
SLUDGE TANK
CONTINOUS TANK VERTICAL CONT. TANK
OIL TANK
KOLAM FAT - FIT
SLUDGE SEPERATOR OIL FURIFIER
OIL TRANSPER TANK