akan menghidupkan lampu kendaraan walaupun jalanan sepi sebanyak 36 orang 92,3 menjawab dengan benar.
Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa responden memiliki kategori kondisi cuaca yang tidak baik mengenai : jika mendesak, responden tidak akan
mengurangi kecepatan kendaraan walaupun kondisi cuaca berkabut sebanyak 7 orang 17,9 menjawab dengan salah dan pada kondisi permukaan jalan
basahgenangan air akibat hujan responden akan mengurangi kecepatan kendaraan sebanyak 7 orang 17,9 menjawab dengan salah.
Tabel 4.17 Distribusi responden berdasarkan kategori kondisi cuaca pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari tahun 2015
Kondisi Cuaca N
Baik ≥50
34 87,2
Tidak Baik 50 5
12,8
Total 39
100
Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat dari total responden pengemudi truk sebanyak 39 orang, sebagian besar menyatakan kondisi cuaca yang baik yaitu
sebanyak 34 orang 87,2 dan yang menyatakan kondisi cuaca yang tidak baik sebanyak 5 orang 12,8.
4.2.2 Analisis Bivariat
Untuk mengetahui hubungan antara pengalaman mengemudi, kemampuan mengemudi, kondisi fisik tubuh, kondisi kendaraan, kondisi jalan dan kondisi
cuaca terhadap potensi kecelakaan kerja dengan menggunakan exact fisher.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Hubungan Pengalaman Mengemudi dengan Potensi Kecelakaan Kerja
Hubungan antara pengalaman mengemudi dengan potensi kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.18 Hasil uji exact fisher pengalaman pengemudi dengan potensi
kecelakaan kerja pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari tahun 2015
No Pengalaman
Mengemudi
Potensi Kecelakaan Kerja Sig
ρ Pernah
Tidak Pernah
Total
N N
N 1
Baik ≥50
12 30,8
23 59,0
35 89,7
0,609
2 Tidak Baik 50
2 5,1
2 5,1
4 10,3
Total 14
35,9 25
64,1 39
100
Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa dari 35 responden menyatakan pengalaman mengemudi yang baik, lebih banyak responden tidak pernah
mengalami kecelakaan kerja sebanyak 23 orang 59,0 dan dari 4 responden menyatakan pengalaman mengemudi yang tidak baik, pernah mengalami
kecelakaan kerja sebanyak 2 orang 5,1. Hasil uji exact fisher antara pengalaman mengemudi dengan potensi
kecelakaan kerja menunjukkan nilai ρ = 0,609 ρ0,05 yang berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara pengalaman mengemudi dengan potensi kecelakaan kerja pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari Tahun
2015.
4.2.2.2 Hubungan Kemampuan Mengemudi dengan Potensi Kecelakaan Kerja
Hubungan antara kemampuan mengemudi dengan potensi kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19 Hasil uji exact fisher kemampuan mengemudi dengan potensi
kecelakaan kerja pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari tahun 2015
No Kemampuan
Mengemudi Potensi Kecelakaan Kerja
Sig ρ
Pernah Tidak
Pernah Total
N N
N
1 Baik
≥50 11
28,2 22
56,4 33
84,6 0,647
2 Tidak Baik 50
3 7,7
3 7,7
6 15,4
Total 14
35,9 25
64,1 39
100
Berdasarkan tabel 4.19 diketahui bahwa dari 33 responden menyatakan
kemampuan mengemudi yang baik, lebih banyak responden tidak pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 22 orang 56,4 dan dari 6 responden
menyatakan kemampuan mengemudi yang tidak baik, pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 3 orang 7,7.
Hasil uji exact fisher antara kemampuan mengemudi dengan potensi kecelakaan kerja menunjukkan nilai
ρ = 0,647 ρ0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kemampuan mengemudi dengan potensi
kecelakaan kerja pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari Tahun 2015.
4.2.2.3 Hubungan Kondisi Fisik Tubuh dan Potensi Kecelakaan Kerja
Hubungan antara kondisi fisik tubuh dengan potensi kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20 Hasil uji exact fisher kondisi fisik tubuh dengan potensi
kecelakaan kerja pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari tahun 2015
No Kondisi Fisik
Tubuh Potensi Kecelakaan Kerja
Sig ρ
Pernah Tidak
Pernah Total
N N
N
1 Baik
≥50 6
15,4 23
59,0 29
74,4 0,001
2 Tidak Baik 50
8 20,5
2 5,1
10 25,6
Total 14
35,9 25
64,1 39
100
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui bahwa dari 29 responden menyatakan
kondisi fisik tubuh yang baik, lebih banyak responden tidak pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 23 orang 59 dan dari 10 responden menyatakan
kondisi fisik tubuh yang tidak baik, lebih banyak pernah mengalami kecelakaan kerja sebanyak 8 orang 20,5.
Hasil uji exact fisher antara kondisi fisik tubuh dengan potensi kecelakaan kerja menunjukkan nilai
ρ = 0,001 ρ0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kondisi fisik tubuh dengan potensi kecelakaan kerja pada
pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari Tahun 2015.
4.2.2.4 Hubungan Kondisi Kendaraan dan Potensi Kecelakaan Kerja
Hubungan antara kondisi kendaraan dengan potensi kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.21 Hasil uji exact fisher kondisi kendaraan dengan potensi
kecelakaan kerja pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari tahun 2015
No Kondisi
Kendaraan Potensi Kecelakaan Kerja
Sig ρ
Pernah Tidak
Pernah Total
N N
N
1 Baik
≥50 10
25,6 24
61,5 34
87,2 0,047
2 Tidak Baik 50
4 10,3
1 2,6
5 12,8
Total 14
35,9 25
64,1 39
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui bahwa dari 34 responden menyatakan kondisi kendaraan yang baik, lebih banyak responden tidak pernah mengalami
kecelakaan kerja sebanyak 24 orang 61,5 dan dari 5 responden menyatakan kondisi kendaraan yang tidak baik, lebih banyak pernah mengalami kecelakaan
kerja sebanyak 4 orang 10,3. Hasil uji exact fisher antara kondisi kendaraan dengan potensi kecelakaan
kerja menunjukkan nila i ρ = 0,047 ρ0,05 yang berarti ada hubungan yang
bermakna antara kondisi kendaraan dengan potensi kecelakaan kerja pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari Tahun 2015.
4.2.2.5 Hubungan Kondisi Jalan dan Potensi Kecelakaan Kerja
Hubungan antara kondisi jalan dengan potensi kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.22 Hasil uji exact fisher kondisi jalan dengan potensi kecelakaan
kerja pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari tahun 2015
No Kondisi Jalan
Potensi Kecelakaan Kerja Sig
ρ Pernah
Tidak Pernah
Total N
N N
1 Baik
≥50 9
23,1 24
61,5 33
84,6 0,016
2 Tidak Baik 50
5 12,8
1 2,6
6 15,4
Total 14
35,9 25
64,1 39
100
Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa dari 33 responden menyatakan kondisi jalan yang baik, lebih banyak responden tidak pernah mengalami
kecelakaan kerja sebanyak 24 orang 61,5 dan dari 6 responden menyatakan kondisi jalan yang tidak baik, lebih banyak pernah mengalami kecelakaan kerja
sebanyak 5 orang 12,8.
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji exact fisher antara kondisi jalan dengan potensi kecelakaan kerja menunjukkan nilai
ρ = 0,016 ρ0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kondisi jalan dengan potensi kecelakaan kerja pada pengemudi truk di PT
BerkatNugraha SinarLestari Tahun 2015.
4.2.2.6 Hubungan Kondisi Cuaca dan Potensi Kecelakaan Kerja
Hubungan antara kondisi cuaca dengan potensi kecelakaan kerja dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.23 Hasil uji exact fisher kondisi cuaca dengan potensi kecelakaan
kerja pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari tahun 2015
No Kondisi Cuaca
Potensi Kecelakaan Kerja Sig
ρ Pernah
Tidak Pernah
Total N
N N
1 Baik
≥50 11
28,2 23
59,0 34
87,2 0,329
2 Tidak Baik 50
3 7,7
2 5,1
5 12,8
Total 14
35,9 25
64,1 39
100
Berdasarkan tabel 4.23 diketahui bahwa dari 34 responden menyatakan kondisi cuaca yang baik, lebih banyak responden tidak pernah mengalami
kecelakaan kerja sebanyak 23 orang 59 dan dari 5 responden menyatakan kondisi cuaca yang tidak baik, lebih banyak pernah mengalami kecelakaan kerja
sebanyak 3 orang 7,7. Hasil uji exact fisher antara kondisi cuaca dengan potensi kecelakaan kerja
menunjukka n nilai ρ = 0,329 p0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara kondisi cuaca dengan potensi kecelakaan kerja pada pengemudi truk di PT BerkatNugraha SinarLestari Tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.24 Hasil analisis bivariat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji
exact fisher No
Variabel Sig
ρ0,05 Ket.
1 Pengalaman Mengemudi
0,609 TB
2
Kemampuan Mengemudi 0,647
TB
3
Kondisi Fisik Tubuh 0,001
B
4 Kondisi Kendaraan
0,047 B
5 Kondisi Jalan
0,016 B
6 Kondisi Cuaca
0,329 TB
Keterangan : B
: Berhubungan TB
: Tidak Berhubungan
4.2.3 Analisis Multivariat
Analisis multivariat merupakan kelanjutan dari analisis bivariat dengan ketentuan variabel-variabel independen pada analisis bivariat menunjukkan nilai
ρ0,25 dengan tujuan melihat pengaruh antara variabel independen terhadap dependen. Hasil analisis bivariat tabel 4.24 menunjukkan terdapat tiga variabel
independen yang mempunyai nilai signifikan ρ0,25 yaitu antara kondisi fisik
tubuh dengan potensi kecelakaan kerja, kondisi kendaraan dengan potensi kecelakaan kerja dan kondisi jalan dengan potensi kecelakaan kerja sehingga
ketiga variabel ini dapat diteruskan untuk di analisis multivariat karena ρ0,25.
Kemudian seluruh variabel dengan metode backward stepwise, dimasukkan dalam model multivariat secara bersama-sama. Variabel yang terpilih dalam model akhir
regresi logistik ternyata variabel yang mempunyai nilai p0,05. Hasil akhir analisis multivariat dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.25 Hasil analisis multivariat uji regresi logistik ganda dengan metode backward stepwise
Variabel Df
B Sig
Exp β
OR 95 CI
Kondisi Fisik Tubuh 1
-2,730 0,003
0,065 0,011-0,391
Kondisi Kendaraan 1
-1,844 0,164
0,158 0,012-2,119
Kondisi Jalan 1
-1,348 0,334
0,260 0,017-4,010
Constant -
1,386 -
- -
Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda kondisi fisik tubuh
responden terhadap potensi kecelakaan kerja diperoleh nilai ρ = 0,003 dengan
besar pengaruh kondisi fisik tubuh tentang potensi kecelakaan kerja dilihat dari nilai Exp β dengan nilai 0,065 95 CI:0.011-0.391 dimana dari hasil analisis
terlihat bahwa responden yang memiliki kondisi fisik tubuh yang tidak baik mempunyai kecenderungan untuk potensi kecelakaan kerja sebesar 0,065 kali jika
dibandingkan responden yang memiliki kondisi fisik tubuh yang baik. Sehingga model regresi logistik untuk kondisi fisik tubuh terhadap potensi
kecelakaan kerja adalah sebagai berikut : f X =
1 1 + e
–α+β1X1
f X = 1
1 + e
–1.386-2.730k
Tabel 4.26 Model Regresi Logistik Variabel
Prediktor Proporsi
Persentase
Kondisi Fisik Tubuh 0,8
80 Kondisi Fisik Tubuh
1 0,20
2 Keterangan :
Kondisi Fisik Tubuh : 1 : Baik Kondisi Fisik Tubuh : 0 : Tidak Baik
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.26 menjelaskan jika pengemudi yang memiliki kondisi fisik tubuh baik mempunyai resiko untuk terjadinya potensi kecelakaan
kerja sebesar 2. Sebaliknya, jika pengemudi yang memiliki kondisi fisik tubuh tidak baik mempunyai resiko untuk terjadinya potensi kecelakaan kerja sebesar
80. Besar resiko terjadinya potensi kecelakaan kerja antara kondisi fisik tubuh
yang tidak baik dengan kondisi fisik tubuh yang baik ialah : P
X =
0.8 = 4
P
1
X 0.20
Angka tersebut menyatakan bahwa pengemudi yang memiliki kondisi fisik tubuh yang tidak baik mempunyai resiko terjadinya potensi kecelakaan kerja
empat 4 kali lebih tinggi dibandingkan pengemudi yang kondisi fisik tubuhnya baik.
Universitas Sumatera Utara
75
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Potensi Kecelakaan Kerja
Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus diteliti dan ditemukan, agar untuk
selanjutnya dengan tindakan korektif yang ditujukan kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah dan kecelakaan
serupa tidak berulang kembali Suma’mur, 2009. Kecelakaan
kerja menurut
Peraturan Menteri
Tenaga Kerja
No.03Men1998 adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda.
Kecelakaan kerja didefinisikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan tergantung dari
keparahannya kejadian kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian Standar OHSAS 18001:2007.
Hasil penelitian potensi kecelakaan kerja di PT BerkatNugraha SinarLestari tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah pengemudi truk sebanyak 94
orang. Pengemudi truk yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 39 orang. Kriteria inklusinya yaitu pengemudi truk yang bekerja dengan sistem trucking
BelawanPorseaBelawan, sebab pengemudi ini yang melakukan sistem tripperjalanan. Kriteria eksklusi adalah pengemudi truk yang bekerja dengan
sistem langsir dan pengemudi yang bekerja di cabang Porsea.
Universitas Sumatera Utara