Teknik Analisis Data Sistematika Penelitian

31 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari literatur yang relevan seperti buku – buku, artikel, undang – undang, peraturan – peraturan, internet, jurnal, dan studi kepustakaan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.6.5. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif, dimana teknik ini melakukan analisa atas masalah yang ada sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudan dilakukan penarikan kesimpulan. Data – data yang dikumpulkan baik dari buku maupun data hasil wawancara akan dianalisis dengan teori yang ada sehingga menemukan pemahaman terhadap masalah ini. Hal ini penting dilakukan agar diperoleh kejelasan atas permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 32

1.6.6. Sistematika Penelitian

Penulisan skripsi ini terbagi kedalam 4 bab, dengan susunan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I :Peran dan Fungsi Legislasi DPRD Kota Medan Dalam Pembuatan Peraturan Daerah. Pada bab I ini terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Kerangka Teori, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : Profil DPRD Kota Medan Dalam Bab II ini akan menjelaskan struktur DPRD kota Medan BAB III : Analisis Proses Pembuatan Peraturan Daerah Pada Bab III ini akan menyajikan hasil penelitian tentang Peran dan Fungsi Legislasi DPRD Kota Medan Dalam Pembuatan Peraturan Daerah. BAB IV : Penutup Pada Bab IV ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan pada bab – bab sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 33

BAB II 2.1.Gambaran Umum Kota Medan.

2.1.1. Letak Geografis

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare 265,10 km² atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30 – 3° 43 Lintang Utara dan 98° 35 - 98° 44 Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4°C dan minimum 24°C. Secara administratif, wilayah kota medan hampir secara keseluruhan berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya alam SDA, Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini Universitas Sumatera Utara 34 menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Kotamadya Medan memiliki 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan dan Menara Air Tirtanadi adalah sebuah bangunan yang menjadi ikon Kota Medan. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri ekspor-impor. Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini

2.1.2. Penduduk

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2012, penduduk Medan berjumlah 2.122.804 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.050.596 laki-laki dan 1.072.208 perempuan. Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun masing-masing 41 dan 37,8 dari total penduduk. Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, 15-59 tahun. Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata- rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur. Jumlah Universitas Sumatera Utara 35 penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur.

2.1.3. Pendidikan

Pendidikan di kota Medan sangat bagus karena banyaknya sekolah dari tingkat TK sampai dengan perguruan tinggi. Adapun pembagian pendidikan formal di kota Medan yaitu Tingkat TK – SD negeri dan swasta : 827, SMP negeri dan Swasta: 337, SMA negeri dan Swasta: 288, serta Perguruan Tinggi: 72.

2.1.4. Ketenagakerjaan

Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Utara pada Februari 2012 sebanyak 6,56 juta orang, terdiri dari 6,14 jutaorang bekerja, dan 0,41 juta orang penganggur sedangkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK pada Februari 2012 sebesar 74,55 persen dan tingkat Pengangguran Terbuka TPT pada Februari 2012 sebesar 6,31 persen. Penduduk Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan Universitas Sumatera Utara 36 pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau.

2.1.5. Ekonomi

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan PDRB, membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing retunrn to scale relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, relatif tetap. Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2009 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan 2000 terjadi peningkatan sebesar 6,56 persen terhadap tahun 2008. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 9,22 persen. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 8,47 persen, sektor bangunan 8,22 persen, sektor jasa-jasa 7,42 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06 persen, sektor pertanian 4,18 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94 persen, sektor industri 1,71 persen, dan penggalian tumbuh 0,46 Universitas Sumatera Utara 37 persen. Besaran PDRB Kota Medan pada tahun 2009 atas dasar harga berlaku tercapai sebesar Rp.72,67 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun. Terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Medan tahun 2009 sebesar 6,56 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang perumbuhan sebesar 2,20 persen Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 1,85 persen, sektor bangunan 0,91 persen, sektor jasa-jasa 0,76 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0,43 persen, sektor industri 0,25 persen, sektor pertanian 0,10 persen, sektor listrik ,gas dan air bersih 0,07 persen dan sektor pertambangan dan penggalian menyumbang pertumbuhan 0,00 persen. Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan pada tahun 2009 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 36,20 persen, disusul oleh ekspor neto 30,53 persen ekspor 50,82 persen dan impor 20,29 persen, pembentukan modal tetap bruto 20,61 persen, konsumsi pemerintah 9,54 persen dan pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba 0,64 persen. PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp. 34,26 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta 20 . 20 http:www.pemkomedan.go.idselayang_informasi.php Diakses pada 20 Maret pukul 15.00 Universitas Sumatera Utara 38

2.1.6. Sosial dan Budaya

Penduduk Kota Medan terdiri dari berbagai macam suku atau etnis. Sebelum kedatangan bangsa asing ke wilayah Medan yang merupakan bagian dari wilayah Sumatera Timur pada saat itu, penduduk Medan masih dihuni oleh suku- suku asli, seperti : Melayu, Simalungun, dan Karo. Namun, seiring dengan hadir dan berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi penduduk Medan berubah dengan hadirnya suku-suku pendatang, seperti Jawa, Batak Toba, Cina, dan India. Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah bercampur baur dengan penduduk asli sehingga Kota Medan sampai saat ini dihuni oleh berbagai macam etnis, seperti : Melayu, Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Cina, Angkola, Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan lain sebagai. Suku- suku yang ada di Kota Medan ini hidup secara harmonis dan toleran antara satu suku dengan yang lain. Bahasa yang digunakan penduduk sehari-hari adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Batak, dan Bahasa Mandailing. Oleh sebab itu perlu mempelajari beberapa bahasa Batak yang sering digunakan masyarakat setempat agar dapat menjalin komunikasi yang lebih akrab selama berwisata di kota ini. Suku Melayu banyak yang memilih tinggal di pinggiran kota sementara untuk suku Minangkabau dan Tionghoa lebih dominan tinggal di tempat-tempat ramai karena banyak diantaranya yang menjadi pedagang. Lain lagi dengan suku Mandailing, mereka akan banyak dijumpai tinggal di daerah pinggiran yang lebih nyaman dan tidak sepadat di kawasan perkotaan. Universitas Sumatera Utara 39 Islam dan Kristen Protestan adalah agama yang dominan di kota ini. Setelahnya, secara berurutan adalah agama Katholik, Budha dan Hindu. Kota Medan, seperti halnya Indonesia secara umumnya, memberikan kebebasan kepada setiap masyarakat untuk dapat melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Sehingga, tidak sulit menemukan rumah ibadah saat anda berada di kota ini. 2.2.Pemerintahan Kotamadya Medan. 2.2.1. Sejarah. Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590. John Anderson, orang Eropa pertama yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Tuanku Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1886, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kota, dan tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra, dan seorang Tionghoa 21 . 21 http:id.wikipedia.orgwikiKota_Medan Diakses pada 20 Maret pukul 15.00 Universitas Sumatera Utara 40 Di akhir abad ke- 19 dan awal abad ke- 20 terdapat 2dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang- orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedantangan orang Melayu, Minangkabau, Mandailing dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan tetapi untuk berdagang atau menjadi guru dan ulama. Pada tahun 1887, Kesultanan Deli dipindahkan dari Labuhan ke Kota Medan. Bersamaan dengan itu, Kota Medan dijadikan sebagai Ibukota Karesidenan Sumatera Timur dengan luas wilayah 90.000 km². Dengan dijadikannya Medan sebagai ibukota Karesidenan Sumatera Timur, maka Medan menjadi pusat perekonomian Sumatera Timur. Di Kota medan juga dibuka kantor Chartered Bank pada tahun 1888 yang disusul oleh dibukanya kantor Nederlandsche Handel Maatschaappij pada tahun 1892. Perkembangan perekonomian yang begitu pesat menyebabkan dibukanya Belawan sebagai pelabuhan internasional . Universitas Sumatera Utara etika Medan dijadikan Ibukota Karesidenan Sumatera Timur, tumbuh kampungkampung yang baru, yaitu: Kampung Petisah Hulu, Kampung Petisah Hilir, Kampung Kesawan, dan Universitas Sumatera Utara 41 Kampung Sungai Rengas. Kampung-kampung ini dikepalai oleh seorang kepala kampung di bawah komando Kontrolir di Labuhan. Kampung Petisah Hulu disatukan dengan Petisah Hilir yang dikepalai oleh seorang Kepala Kampung. Kemudian, tumbuh lagi kampung yang baru, yatiu : Kampung Aur dan Kampung Keling yang dikepalai oleh wakil Kepala Kampung. Pada tahun 1918 status Medan beralih dari status ibukota Karesidenan Sumatera Timur menjadi status Gementee Kotapraja tetapi kota Maksum dan Sungai Kera tidak termasuk ke dalam wilayah Kotapraja. Kedua wilayah itu tetap berada dalam kekuasaan Sultan Deli.. Walikota Kotapraja Medan pada saat itu adalah Baron Daniel Mackay. Selanjutnya, Medan mengalami perkembangan yang begitu pesat baik dari segi ekonomi dan pemerintahan. Setelah Indonesia merdeka, Kota Medan menjadi kota otonom yang berada di bawah pengawasan Gubernur Sumatera.

2.2.2. Struktur Pemerintahan.

Melalui Keputusan Gubernur Propinsi Sumatera Utara Nomor 66IIIPSU ditetapkan bahwa sejak 21 September 1951, daerah kota Medan diperluas tiga kali lipat dengan mengambil wilayah Kabupaten Deli dan Serdang.. Keputusan tersebut disusul oleh Maklumat Walikota Medan nomor 2 tanggal 29 September 1951 yang menetapkan luas kota Medan menjadi 5.130 Ha dan meliputi 4 kecamatan, yaitu: Kecamatan Medan, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat, dan Kecamatan Medan Baru. Universitas Sumatera Utara 42 Dalam perkembangan selanjutnya Medan yang telah menjadi Kotamadya, mengalami perluasan daerah. Melalui Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1973 ditetapkan bahwa beberapa wilayah yang sudah menjadi bagian dari Kabupaten Deli Serdang, dimasukkan ke dalam wilayah Kotamadya Medan, sehingga Medan memiliki 11 Kecamatan dan 116 Kelurahan. Kemudian, melalui sebuah surat persetujuan dari Mendagri pada tahun 1986, Kelurahan yang ada di Kotamadya Medan ditambah menjadi 144 Kelurahan. Melalui Peraturan Pemerintah RI No. 59 tahun 1991 tentang pembentukan beberapa Kecamatan di Sumtera Utara, maka Kecamatan yang ada di Kotamadya Daerah Tingat II Medan dimekarkan menjadi 19 Kecamatan. Kemudian 2 dua wilayah di Kotamadya Medan dimekarkan menjadi wilayah Kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.35 tahun 1992 tentang pembentukan Kecamatan di Sumatera Utara. Berdasarkan keputusan tersebut, Kecamatan di Kotamadya Medan yang semula berjumlah 19 menjadi 21 Kecamatan. Pemerintahan kota Medan dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota yang dipilih oleh rakyat yang menjabat lima tahun setiap periode nya. Saat ini, jabatan Walikota Medan dijabat oleh Drs. H. Rahudman Harahap, M.M dan jabatan Wakil Walikota dijabat oleh Drs. H. T. Dzulmi Eldin S, M.Si. Sejak 15 Mei 2013, Rahudman Harahap dinonaktifkan dan Dzulmi Eldin dijadikan pelaksana tugas plt Walikota Medan. Universitas Sumatera Utara 43 Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 21 dinas yang membidangi bidang pemerintahan tertentu seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pariwisata, Dinas Pendapatan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga, Dinas Kehutanan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Perkebunan, Dinas Pertamanan dan lainnya yang dipimpin oleh seorang kepala dinas Eselon. Fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam 5 sifat, yaitu : 1. Pemberian pelayanan 2. Fungsi pengaturan penetapan perda 3. Fungsi pembangunan 4. Fungsi perwakilan berinteraksi dengan Pemerintah Propinsi Pusat 5. Fungsi koordinasi dan perencanaan pembangunan kota. Harus diakui UU no 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah menjembatani aspirasi dan semangat reformasi masyararakat lokal, yang menginginkan adanya keleluasaan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Secara filosofis, implimentasi otonomi daerah ternyata dapat mendorong daerah berkembang dengan prakarsa kreditivitas dan inisiatifnya sendiri, termasuk menumbuhkan partisipasi masyarakat, akuntabilitas, transparansi dan komitmen yang kuat untuk mendahulukan kepentingan bangsa dan negara. Universitas Sumatera Utara 44 Adanya keleluasan melaksanakan otonomi daerah, tercermin dari pola pembagian kewenangan antara pusat dan daerah. Semangat Undang-Undang No 32 Thn. 2004, telah menempatkan kewenangan pusat hanya pada aspek- aspek yang sangat terbatas seperti politik luar negeri, pertahanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lain yang tidak atau belum dapat diselenggarakan oleh daerah. Untuk itu, Kota Medan dituntut untuk mampu menyelenggarakan bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, meliputi administrasi pemerintahan umum, pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian dan perdagangan, koperasi, penanaman modal, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, sosial, penataan ruang, pemukiman, pekerjaan umum, perhubungan, lingkungan hidup, kependudukan dan olahraga. Bagi Pemerintah Kota Medan, implementasi otonomi daerah diwujudkan dalam kewajiban Pemerintah Kota untuk menjamin pelayanan umum yang sangat mendasar kepada masyarakat dan dunia usaha, berdasarkan kewenangan dan bidang –bidang wajib yang dilaksanakan Pemerintah Kota. Secara terus menerus, Pemerintah Kota Medan memperbaiki mutu pelayanan umum yang ada, mulai dari identifikasi dan standarisasi pelayanan, peningkatan kerja pelayanan Pemerintah Kota, dan monitoring pelayanan. Usaha ini diharapkan mampu menciptakan pemberian pelayanan yang adil dan merata bagi seluruh pihak, baik masyarakat maupun dunia usaha yang bersifat lokal, nasional dan asing. Universitas Sumatera Utara 45 2.3.Gambaran Umum DPRD Kota Medan 2.3.1 Fungsi DPRD Kota Medan DPRD Provinsi mempunyai Fungsi : 1. Fungsi Legislasi, membentuk Peraturan Daerah Perda bersama Gubernur 2. Fungsi Anggaran, merencanakan, menyususn, dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD bersama pemerintah. 3. Fungsi Pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan Undang- undang, Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur dan Kebijakan yang ditetapkan Pemerintahan Daerah.

2.3.2 Tugas dan Wewenang DPRD Kota Medan

DPRD mempunyai tugas dan wewenang : 1. Membentuk Perda bersama walikota 2. Membahas dan memberikan persetujuan atau menolak rancangan peraturan daerah mengenai APBD yang diajukan oleh walikota 3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah, APBD 4. Mengusulkan pengangkatan dan atau pemberhentian walikota dan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan dan atau pemberhentian Universitas Sumatera Utara 46 5. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah 6. Memberikan persetujuan atau penolakan kepada pemerintah daerah terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah 7. Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban walikota dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah 8. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah 9. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan 10. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang – undangan 22 .

2.3.3 Hak dan Kewajiban DPRD Kota Medan

Secara Kelembagaan DPRD mempunyai beberapa hak, yaitu; 1. Hak interpelasi adalah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada Gubernur mengenai kebijakan Pemerintah Daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara ; 22 Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan Universitas Sumatera Utara 47 2. Hak angket adalah hak DPRD untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan Pemerintah Daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah, dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan ; 3. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPRD untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan Gubernur atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Berdasarkan Tatib DPRD Kota Medan anggota DPRD secara personal Mereka mempunyai hak : 1. Mengajukan Rancangan Peraturan Daerah 2. Mengajukan pertanyaan 3. Menyampaikan usul dan pendapat 4. Memilih dan dipilih 5. Membela diri 6. Imunitas 7. Mengikuti orientasi dan pendalaman tugas Universitas Sumatera Utara 48 8. Protokoler 9. Keuangan dan administratif. Secara Personal, Anggota DPRD mempunyai kewajiban: a. Mengamalkan Pancasila b. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati Peraturan Perundang-undangan c. Mempertahankan dan memelihara kerukunan Nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia d. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan e. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat f. Menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah g. Menaati Tata Tertib dan Kode Etik h. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Universitas Sumatera Utara 49 i. Menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja secara berkala j. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat k. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di Daerah Pemilihannya.

2.4. Struktur Organisasi DPRD Kota Medan