21 2.
Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran maupun literatur tambahan dalam mempelajari masalah
– masalah khususnya dalam kinerja dan fungsi legislasi DPRD.
3. Secara teoritis diharapkan memberikan kontribusi khususnya dalam kajian tentang
proses dan
dinamika pembuatan
peraturan daerah
dan menjadi
referensikepustakaan.
1.5. Kerangka Teori
Teori merupakan serangkaian asumsi, konsep, instruksi, defenisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antara konsep. Konsep dalam membentuk teori juga mengandung konsep teoritis, yang berfungsi menggambarkan realitas dunia sebagaimana dapat
diobservasi.
9
Dalam melakukan suatu penelitian, seorang peneliti perlu mengungkapkan dan memakai teori ataupun penjelasan lainnya untuk
mengungkapkan permasalahan yang diteliti sebagai acuan dasar. Untuk itu diperlukan kerangka teori dalam mebuat pokok
– pokok pemikiran yang menggambarkan bagaimana masalah penelitian akan diperdalam. Adapun teori
yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah :
1.5.1. Fungsi Legislasi
Legislasi merupakan proses pembentukan sebuah undang-undang ataupun peraturan. Melalui DPRD aspirasi masyarakat ditampung, kemudian dari
9
Singarimbun Masri dan Sofyan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Hal. 37
Universitas Sumatera Utara
22 kehendak rakyat tersebut diimplementasikan dalam undang-undang yang
dianggap sebagai perwakilan keinginan rakyat banyak. Miriam Budiardjo menyatakan di antara fungsi legislatif yang paling
penting adalah
10
a.Membuat kebijakan Policy dan membuat Undang-Undang. Untuk ini badan legiskatif diberi hak inisiatif, hak untuk mengadakan amandemen
terhadap Undang-Undang yang disusun Pemerintah dan hak budget. b. Mengontrol Badan eksekutif, dalam arti menjaga supaya semua tindakan eksekutif
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Untuk menyelenggarakan tugas ini Badan Perwakilan diberi hak-hak kontrol khusus. Kedua fungsi legislatif
di atas merupakan fungsi yang paling pokok yang harus dimiliki dan dijalankan oleh badan legislatif. Apabila kedua fungsi tersebut, terutama fungsi pengawasan
tidak berjalan, maka akan terjadi pergeseran dimana badan eksekutif akan menjadi sangat kuat. Pengawasan DPRD ini bertujuan untuk mengembangkan kehidupan
berdemokrasi, serta menjamin keterwakilan rakyat dan daerah dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, serta mengembangkan mekanisme check
and balances antara lembaga legislatif dan eksekutif demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Fungsi legislasi merupakan fungsi dari parlemen untuk membentuk produk hukum yang bersifat mengatur. Hal ini berkenaan dengan kewenangan untuk
menentukan peraturan yang mengikat warga negara dengan norma-norma hukum yang mengikat dan membatasi. Dengan berdasarkan pada ketentuan UU Nomor
10
Budiarjo Miriam. 2003. Dasar – Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Hal. 182-183
Universitas Sumatera Utara
23 10 Tahun 2004, Pembentukan peraturan daerah pada dasamya dimulai dari: tahap
perencanaan, persiapan,
teknik penyusunan,
perumusan, pembahasan,
pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan. Kedelapan tahapan tersebut adalah prosedur baku yang harus dilewati oleh setiap pembentukan peraturan
daerah. Rancangan peraturan daerah dapat berasal dari pemerintah daerah atau berasal dari DPRD hak inisiatif.
DPRD sebagai lembaga pemerintahan daerah mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama dengan pemerintah daerah untuk membangun dan
mengusahakan dukungan dalam penetapan kebijakan pemerintahan daerah yang dapat menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Atas kedudukan dan
fungsi yang sama itu maka baik DPRD maupun kepala daerah mempunyai hak yang sama dalam melakukan amandemen terhadap peraturan daerah dan memiliki
hak yang sama dalam melakukan prakarsa dan inisiatif dalam pengajukan rancangan peraturan daerah.
11
Fungsi legislasi DPRD yaitu untuk membentuk peraturan daerah bersama kepala daerah. Dibentuknya peraturan daerah sebagai bahan pengelolaan hukum
di tingkat daerah guna mewujudkan kebutuhan - kebutuhan perangkat peraturan perundang-undangan guna melaksanakan pemerintahan daerah serta sebagai yang
menampung aspirasi masyarakat yang berkembang di daerah. Peranan DPRD dalam menjalankan fungsi legislasinya bertumpu pada tiga pengertian. Mencakup
11
Boy Yendra Tamin. SH.MH. Fungsi Legislasi DPRD dan Pembentukan Peraturan Daerah. dalam http:boyyendratamin.comartikel-9-fungsi-legislasi-dprd-dan-pembentukan-peraturan-daerah.html. Diakses
pada 3 maret 2015 pukul 20.40
Universitas Sumatera Utara
24 dalam pengertian fungsi legislasi adalah: Prakarsa pembuatan undang-undang
legislative initiation; Pembahasan rancangan undang - undang law making process; serta Persetujuan atas pengesahan rancangan peraturan daerah law
enactment approval. Fungsi membentuk peraturan daerah sebagai implementasi fungsi legislasi
itu ada pada legislatif daerah atau DPRD. Melalui fungsi legislasi tersebut secara jelas memperlihatkan bahwa DPRD bukan semata-mata sebagai lembaga
perwakilan daerah parlemen daerah, namun juga sebagai lembaga legislatif daerah yang mempunyai fungsi dalam bidang pembentukan peraturan daerah.
Walaupun fungsi legislasi peraturan daerah di bawah DPRD, namun fungsi tersebut bukanlah fungsi yang mandiri dalam arti tidak dapat diimplementasikan
secara mandiri oleh DPRD itu sendiri. Fungsi legislasi dalam pembuatan peraturan daerah harus dijalankan secara bersama
– sama oleh DPRD dengan kepala daerah. Untuk melaksanakan fungsi lembaga legislatif tersebut badan
perwakilan rakyat memiliki sejumlah hak, seperti hak prakarsa inisiatif yaitu hak untuk mengajukan usul rancangan undang
– undang; hak amandemen yaitu hak untuk mengubah rancangan undang
– undang; hak budget yaitu hak untuk ikut menetapkan anggaran belanja.
12
Fungsi legislasi meliputi :. a. Mencabut Peraturan Daerah perda yang usang
12
Sastroatmojo Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press. Hal 126
Universitas Sumatera Utara
25 b. Mengusulkan perda baru
c. Perubahan dan revisi perda yang tidak sesuai dengan peraturan di atasnya d. Membuat perda baru
e. Adanya insiatif dari anggota DPRD untuk perda f. Adanya insiatif dari masyarakat untuk perda dan memprogram semua
Rancangan Peraturan Daerah raperda dalam periode setahun yang berkoordinasi dengan pihak ekskutif.