Peranan DPRD kota Medan Dalam Proses Legislasi

71 Jika terdapat peraturan daerah yang bertentangan dengan kepentingan umum atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, maka Pemerintah Pusat berwenang membatalkannya, sedangkan daerah yang tidak puas terhadap pembatalan tersebut dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung.

3.4. Peranan DPRD kota Medan Dalam Proses Legislasi

DPRD kota Medan periode 2009-2014 dilantik pada tanggal 27 juli 2009, segera setelah dilantik lembaga ini menyusun Tata Tertib Tatib DPRD sebagai mekanisme dalam menjalankan kegiatannya. Disamping itu DPRD kota Medan juga segera melengkapi struktur organisasinya. Dari struktur organisasi tersebut maka yang paling berperan dalam proses legislasi adalah DPRD kota Medan. Namun kenyataanya dalam proses pengusulan draft rancangan peraturan daerah oleh DPRD kota Medan sangat sedikit. Hal ini disebabkan kurangnya peran anggota DPRD dalam pengusulan rancangan peraturan daerah untuk melihat ataupun meneliti kebutuhan daerah dan masyarakat. Hasil peraturan daerah yang berasal dari DPRD kota Medan hanya ada 2 dua yaitu Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2012 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIVAIDS diusulkan oleh komisi B dan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2012 tentang Pelestarian Bangunan danatau Lingkungan Cagar Budaya diusulkan oleh komisi A. Universitas Sumatera Utara 72 Peraturan daerah tersebut diusulkan pada tahun 2011 namun baru disahkan pada tahun 2012. Alasan keterlambatan ini karena pada tahun tersebut rancangan peraturan daerah ini belum dibutuhkan untuk dibuat menjadi peraturan daerah ataupun belum masuk dalam skala prioritas daerah. Seperti yang dikatakan oleh ibu Damai Yona Nainggolan anggota Komisi A yang pada saat itu ikut membahas dan mengusulkan rancangan peraturan daerah ini “Keterlambatan pengesahan rancangan peraturan daerah ini adalah karena kurangnya objek untuk diatur. Komisi A pada tahun 2011 hanya mengusulkan tentang Perlindungan Cagar Budaya. Oleh sebab itu Komisi A mengkaji kembali usulan peraturan daerah tersebut dan kemudian memperlebar objek kajiannya” 30 Faktor yang membuat peraturan daerah ini akhirnya disahkan adalah ruang lingkup objek yang dikaji. DPRD kota Medan kurang mengkaji lebih dalam terhadap usulan rancangan peraturan daerah tersebut. Sehingga pada tahun pengusulannya peraturan daerah ini tidak masuk dalam skala prioritas. Bandingkan dengan usulan peraturan daerah oleh pemerintah kota tentang pajak baik itu pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame dan pajak parkir yang segera dijadikan peraturan daerah. Ini dikarenakan pemerintah kota menerima 30 Hasil wawancara dengan Ibu Damai Yona Nainggolan tanggal 21 Mei 2015 di kantor sekretariat Partai Demokrat Universitas Sumatera Utara 73 kebutuhan dinas – dinas terkait tersebut untuk mengatur masyarakat. Sehingga dibutuhkan peraturan daerah yang dapat mengikat Masyarakat. Hal ini yang membedakan antara DPRD kota Medan dengan Pemerintah kota Medan dalam proses legislasi. DPRD kota Medan kurang memperdalam rancangan peraturan daerah karena kurangnya komunikasi dengan masyarakat. Sedangkan pemerintah kota menampung setiap kebutuhan instansi – instansi dibawah Pemerintah kota Medan dan kemudian mengusulkannya ke DPRD. Peran DPRD kota Medan yang sedikit dalam pengusulan rancangan peraturan daerah mengakibatkan tidak adanya keseimbangan fungsi legislasi dalam pembuatan peraturan. Hal ini yang membuat rancangan peraturan daerah lebih banyak di dominasi oleh usulan pemimpin daerah. DPRD harus lebih aktif dalam melihat dan mengkaji keadaan dan perkembangan kota Medan yang mana membutuhkan peraturan yang berguna untuk mengatur ketertiban daerah. Untuk itu peran DPRD harus lebih jeli dan paham melihat kebutuhan daerah. DPRD kota Medan yang paling berperan dalam proses legislasi harus menkaji lebih tentang kebutuhan daerah. Baik itu dengan observasi ataupun dengan bersosialisasi dengan masyarakat. Sehingga setiap draft usulan rancangan peraturan daerah oleh DPRD kota Medan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal lain yang tidak kalah penting dalam penyusunan rancangan peraturan daerah yang baik adalah perlunya pengawasan. Pengawasan dalam pembentukan peraturan sangat penting guna menghindari dan mencegah hukum yang tidak Universitas Sumatera Utara 74 berpihak kepada kepentingan masyarakat umum. Tersedianya peraturan perundang - undangan yang berpihak pada kepentingan umum dan sesuai dengan aspirasi masyarakat merupakan landasan serta pedoman dalam penyelenggaraan perkembangan daerah. Peran pengusulan rancangan peraturan daerah oleh DPRD harus ditingkatkan dan anggota DPRD lebih banyak mencari tahu kebutuhan daerah dan masyarakat. Nantinya hasil penelitian tersebut akan menghasilkan suatu usulan rancangan peraturan daerah yang baik. Hal ini yang diharapkan dilakukan oleh DPRD kota Medan, sehingga peran DPRD menjadi banyak terutama dalam setiap pengusulan rancangan peraturan daerah. Tidak lagi hanya menerima dan mengerjakan draft usulan dari pemerintah kota. Draft rancangan peraturan daerah oleh DPRD akan semakin penting jika melakukan penelitian yang mendalam dalam setiap usulan rancangan peraturan daerah hasil dari inisiatif DPRD. Secara umum tugas anggota dewan pada aspek legislasi sudah dapat dilaksanakan dengan cukup baik, akan tetapi masih lemah dalam membuat peraturan daerah yang berasal dari hak inisiatif anggota DPRD sendiri. Beberapa kelemahan dari anggota DPRD kota Medan periode 2009-2014 terkait dengan tugas legislasi ini, antara lain 31 : a.Belum maksimalnya kemampuan anggota DPRD dalam memberikan usulan rancangan peraturan daerah. 31 Hasil wawancara dengan Bapak Drs H Ammiruddin tanggal 21 Mei 2015 di Kediaman Bapak Drs H Ammiruddin Universitas Sumatera Utara 75 b.Kurangnya sosialisasi peraturan daerah terhadap masyarakat. c.Kurang adanya konsultasi publik, sehingga masyarakat kurang berpartisipasi dalam pembuatan peraturan daerah yang partisipatif. d.Belum adanya staf ahli di bidang hukum untuk pendalaman dan perancangan peraturan daerah inisiatif DPRD. Selain dari permasalahan diatas juga diharapkan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kota Medan untuk lebih memaksimalkan lagi pelaksanaan fungsi legislasinya dalam hal pembentukan peraturan daerah. Serta diharapkan agar hak inisiatif yang dimiliki oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dapat dimanfaatkan dengan baik dalam pembentukan peraturan daerah karena mereka yang menampung setiap aspirasi masyarakat dan dalam fungsi legislasinya setiap peraturan daerah yang sudah direncanakan dalam rancangan peraturan daerah dapat terealisasi semua dengan baik dan lancar tanpa ada kendala dalam pelaksanaan dan pembentukannya. Sebab pelaksanaan peran dan fungsi legislasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dapat dikatakan baik apabila peraturan daerah yang diusulkan oleh para anggotanya dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat. Universitas Sumatera Utara 76 BAB IV PENUTUP 4.1.KESIMPULAN Dari hasil penelitian langsung yang telah penulis lakukan diatas, beberapa kesimpulan antara lain : 1. Peraturan daerah harus mempunyai alasan dan latar belakang dalam setiap pembuatannya, apakah peraturan daerah tersebut bermanfaat untuk saat ini ataupun untuk kedepannya. Peraturan daerah juga harus menyangkut kepentingan masyarakat yang bertujuan untuk ketertiban daerah karena peraturan daerah ini yang nantinya akan mengikat masyarakat. 2. Peran dan Fungsi legislasi oleh DPRD kota Medan pada periode 2009 - 2014 terbilang minim dalam pengusulan rancangan peraturan daerah. Hak inisiatif yang didapat oleh setiap anggota DPRD seharusnya wajib dipergunakan. Tidak hanya bertugas mengawasin peraturan daerah saja tapi juga harus bisa melihat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Universitas Sumatera Utara 77

4.2. SARAN