455 Gambar. 10.2.a. Susunan dan bahan tali serat Fibre rope
Arah pintalan dari serat untuk menjadi tali harus bergantian atau berlawanan silang agar tali tidak terurai. Sebagai contoh
sejumlah serat dikumpulkan dan dipintal kekanankekiri menjadi benang pintal kirikanan.
Kemudian sejumlah benang pintal kirikanan dipintal kanankiri menjadi kardilstrand pintal kanankiri. Selanjutnya 3-4 kardil pintal
kanankiri dipintal kirikanan menjadi tali pintal kirikanan.
10.3.2. Tali Kawat Baja wire rope
Sebagai bahan dasar tali jenis ini adalah benangkabel baja. Benang-benangnya pejal dan jumlah benang untuk tiap-tiap kardil
berkisar antara 19 – 61 benang. Tali kawat baja terdiri dari 6 kardil dan ditengahnya teras hati sebagai pengisi rongga dan
mencegah gesekan diantara kardil kardilnya serta mencegah kerusakan bagian dalam.
Teras dari kawat baja untuk tali-tali pintalan silang digunakan dikapal sebagai tali-tali tegak laberang karena lebih kuat dan
kaku. Sedangkan Teras dari serat yang bermutu rendah, jika dikehendaki tali kawat yang lebih lemas, sebagai tali jalan, pada
teras ini diberikan pelumas, sehingga dapat memberikan pelumasan bagian dalam kardil-kardilnya mencegah karat.
456
Tali kawat baja dapat dipintal dengan pintalan samamemanjang Longlay maupun pintalan silang Crosslay sesuai dengan
kebutuhan. Jika dikehendaki tali kawat baja yang lemas sebagai tali jalan misalnya maka benangnya harus kecil halus dipintal
memanjang dan terasnya dari serat.
Gambar. 10.2.b. Bagian-bagian dari kawat baja 10.4. Ukuran dan Kekuatan Tali
Besarnya tali dapat diukur keliling tali circumstance = c atau garis tengah diameter = d dari penampangnya.
Hubungan antara c dengan d adalah :
c = 2 p R d = 2 R
maka : c = p x d p = 227 = 3,14 c = 3,14 d
Gambar. 10.3. Pengukuran tali 10.5. Pemeliharaan dan Perawatan Tali
Agar tali-tali dapat tahan lama awet dan aman dalam penggunaannya, maka diperlukan pemeliharaan dan perawatan
yang sesuai dan baik. Untuk maksud itu kita harus mengenal jenis-jenis, sifat dan karakteristik dari tali tersebut.