B. Penelitian yang Relevan
Tabel 3. Penelitian yang Relevan No.
Penulis Judul
Hasil
1. Renny Agustiani
2009
Studi Perbandingan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together NHT
dan Tipe Student Team Achievment Division STAD
Dengan Memperhatikan Kemampuan Awal.
Studi pada siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Bandar Lampung
Tahun pelajaran 20082009
Ada perbedaan yang signifikan
rata-rata hasil belajar akuntansi
dengan menggunakan
model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads
Together NHT dan tipe Student
Team Achievment Division STAD
dengan perhitungan F
hitung
8,167 F
tabel
4, 042 . 2. Fajar Subekti
2010 Studi Perbandingan Hasil Belajar
Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw dan Tipe Student Team Achievment Division STAD
Studi Pada Siswa Kelas X SMANegeri 1 Kalirejo
Tahun Pelajaran 20092010 Hasil belajar
ekonomi yang pembelajarannya
menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw lebih tinggi dibandingkan
dengan yang pembelajarannya
menggunakan model pem-
belajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement
Divisions STAD diperoleh rata-rata
hasil belajar kelas eksperimen sebesar
76,62 sedangkan kelas pembanding
hanya 71,47, dengan mean
difference sebesar 5,147 dan t
hitung
2,104 t
tabel
1,997
.
3. Nova Giana
2010
Upaya Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menerapkan Model Pembelajaran Koopereatif Tipe Jigsaw Studi
Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Natar Lampung Selatan Tahun
Ajaran 20102011. Terjadi
peningkatan aktivitas belajar
siswa dari siklus ke siklus yang diikuti
dengan peningkatan hasil
belajar siswa setelah
menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dengan dari
persentasi aktivitas siswa pada siklus I
sebesar 66,82, siklus II sebesar
66,84 dan siklus III sebesar 76,66
kemudian hasil belajar yang diukur
dari kognitif adalah pada siklus I
sebesar 62,38, siklus II sebesar
64,00 dan siklus III sebesar 67,00.
C. Kerangka Pikir
Variabel bebas independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif sebagai X
1
yang terdiri dari dua tipe yaitu model pembelajaran kooperatif tipe tipe Jigsaw dan Numbered Heads Together NHT. Variabel
terikat dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi Y. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah kemampuan awal siswa
sebagai X
2.
Menurut Rusman 2011: 133 model pembelajaran merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Eggen dan Kauchak dalam Trianto 2009 : 22 juga menyatakan bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan
arah bagi guru untuk mengajar.
Salah satu usaha mengembangkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada mata pelajaran ekonomi di sekolah adalah dengan model
pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik bekerja dalam satu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Pembelajaran kooperatif akan membantu peserta didik dalam membangun sikap positif terhadap pelajaran
ekonomi. Para peserta didik secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan masalah ekonomi, sehingga
akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap ekonomi yang banyak dialami oleh peserta didik
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi
dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah. Jadi hakikat sosial dan penggunaan
kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai tipe, dua diantaranya adalah tipe Jigsaw dan tipe Numbered Heads Together NHT atau tipe kepala bernomor.
Kedua model kooperatif tersebut memiliki langkah-langkah yang sedikit
berbeda namun tetap dalam satu jalur yaitu pembelajaran dalam kelompok yang berpusat pada siswa student centered dan guru berperan sebagai
fasilitator.
Model pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk
kelompok kecil. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa
tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya
yang lain. Seperti yang diungkapkan oleh Lie dalam Rusman 2011: 218, bahwa “pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini merupakan model belajar
kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling
ketergantungan positif dan bertanggungjawab secara mandiri”.
Siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam: a belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya, b merencanakan
bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali kepada kelompok masing-masing
sebagai “ahli” dalam subtopik tersebut kepada temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa sehingga seluruh siswa
bertanggungjawab untuk menunjukan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok
harus menguasai topik secara keseluruhan.
Numbered Heads Together NHT atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dibagi dalam
beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari 5 orang. Setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor number card, guru memberikan tugas dan
masing-masing kelompok mengerjakannya, kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan jawabannya, guru memberikan
pengarahan secukupnya. Kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa untuk melakukan presentasi secara bergiliran. Lalu guru membantu siswa
untuk menyimpulkan materi yang telah didiskusikan. Model pembelajaran NHT menitikberatkan pada aktivitas siswa.
Kemampuan awal merupakan bekal awal siswa untuk mempelajari materi. Dengan demikian, kemampuan awal ini memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar. Kemampuan awal dipilah menjadi kemampuan awal tinggi, kemampuan awal sedang dan kemampuan awal
rendah. Pada siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi tidaklah sulit untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif apapun karena siswa
tersebut telah memiliki kemampuan awal yang tinggi sehingga ia lebih memahami materi dan semakin baik pengetahuannya.
Sesuai dengan pendapat Hamzah 2009:7 dalam prinsip-prinsip umum tentang mengajar dijelaskan bahwa “ mengajar harus berdasarkan
pengalaman yang sudah dimiliki siswa. Apa yang telah dipelajari merupakan
dasar dalam mempelajari bahan yang akan diajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung harus
diketahui guru. Hal ini sangat penting agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien”. Dengan demikian, kemampuan awal
yang dimiliki seseorang siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah diajarkan dan sebagai prasyarat mata pelajaran berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pikir penelitian ini dapat divisualisasikan sebagai berikut.
Gambar 2. Paradigma Penelitian
Keterangan: X1 = Model Pembelajaran Kooperatif
X2 = Kemampuan Awal Y = Hasil Belajar Ekonomi
Y Variabel Dependent
X1 Variabel Independent
X2 Variabel Moderator
D. Anggapan Dasar Hipotesis