Di desa Rambat sendiri proses seperti di atas sudah mulai tampak beberapa bulan terakhir, yang dahulunya mereka menanam lada sekarang sudah beralih
menjadi penambang timah inkonvensional, walaupun tidak semua petani lada beralih untuk menjadi penambang timah tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan di latar belakang masalah, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peralihan
matapencaharian masyarakat Desa Ramba dari petani lada ke penambang timah inkonvensional dapat merubah status sosial-ekonomi masyarakat Desa Rambat?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peralihan matapencaharian dari petani lada ke penambang timah dapat meningkatkan status
sosial-ekonomi masyarakat Desa Rambat.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kajian yang akurat, sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran bagi kalangan akademis dalam
pendidikan khususnya, instansi pemerintah dalam melihat perkembangan masyrakat yang bermata pencaharian petani untuk memenuhi kebutuhannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.4.2 Manfaat Praktis
Yang menjadi manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk menambah referensi dari pada hasil penelitian dan dapat juga dijadikan sebagai bahan rujukan
bagi peneliti berikutnya yang ingin mengetahui lebih dalam lagi terkait dengan penelitian sebelumnya.
1.5 Kerangka Teori 1. Teori Perubahan Sosial
Menurut sztomka, masyarakat senantiasa mengalami perubahan di semua tingkat kompleksitas internalnya. Dalam kajian sosiologis, perubahan dapat dilihat
sebagai suatu yang dinamis dan tidak linear. Dengan kata lain, perubahan tidak terjadi secara linear. Perubahan social secara umum dapat diartikan sebagai suatu
proses pergeseran atau berubahnyatatanan didalam masyarakat, meliputi pola piker yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan
penghidupan yang lebih bermartabat. Pada tingkat makro, terjadi perubahan ekonomi, politik, sedangkan ditingkat
mezzo terjadi perubahan kelompok, komunitas, dan organisasi, dan ditingkat mikro sendiri terjadi perubahan interaksi, dan perilaku individual. Masyarakat bukan sebuah
kekuatan fisik entity, tetapi seperangkat proses yang saling terkait bertingkat ganda Sztomka,2004
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Alfred dalam sztomka, 2004, menyebutkan masyarakat tidak boleh dibayangkan sebagai keadaan yang tetap, tetapi sebagai proses bukan objek semu
yang kaku tetapi sebagai aliran peristiwa terus-menerus tiada henti. Diakui bahwa masyarakat kelompok, komunitas, organisasi, bangsa hanya dapat dikatakan ada
sejauh dan selama terjadi sesuatu didalamnya, seperti adanya tindakan, perubahan, dan proses tertentu yang senantiasa bekerja. Sedangkan Farley mendefenisikan
perubahan sosial sebagai perubahan pola prilaku, hubungan sosial, lembaga, dan struktur sosial pada waktu tertentu. Perubahan sosial dapat di bayangkan sebagai
perubahan yang terjadi didalam atau mencakup sistem sosial. Oleh sebab itu, terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.
Gerth dan Mills dalam Soekanto, 1983 mengasumsikan beberapa hal, misalnya perihal pribadi-pribadi sebagai pelopor perubahan, dan faktor material serta
spiritual yang menyebabkan terjadinya perubahan. Lebih lanjut menurut Soekanto, faktor-faktor yang menyebabkan perubahan adalah:
a. Keinginan –keinginan secara sadar dan keputusan secara pribadi
b. Sikap-sikap pribadi yang dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yag berubah
c. Perubahan struktural dan halangan struktural
d. Pengaruh-pengaruh eksternal
e. Pribadi-pribadi kelompok yang menonjol
f. Unsur-unsur yang bergabung menjadi satu
g. Peristiwa-peristiwa tertentu
h. Munculnya tujuan bersama.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Proses alih pekerjaan dapat ditinjau dari upaya perubahan yang dilakukan oleh mayarakat guna pencapaian tujuan-tujuan tertentu, karena masyarakat bersifat bersifat
dinamis maka masyarakat mengalami perubahan, karena perubahan sosial merupakan proses yang selalu dialami oleh setiap masyarakat, perubahan yang dilakukan tidak
terlepas dari perubahan kebudayaan. Suatu perubahan dapat terjadi karena faktor- faktor yang berasal dari dalam masyarakat ataupun dari luar masyarakat itu sendiri.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan tidak selalu menghasilkan akibat-akibat yang sama. Adakalanya faktor tersebut hanya mengakibatkan terjadi
perubahan kecil yang kurang berarti namun dapat juga terjadi sangat besar dan berarti.
Proses perubahan didalam masyarakat terjadi karena manusia adalah mahluk yang berfikir dan bekerja. Disamping selalu senantiasa untuk memperbaiki nasibnya
dan mendapatkan pekerjaan yang layak baginya, perubahan masyarakat juga berkeinginan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya seperti social,
ekonomi, budaya, teknologi, dan lain-lain. Peralihan matapencaharian sebahagian masyarakat Desa Rambat dari sector
Agraris ke Pertambangan di anggap merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Karena keadaan menjadi petani sendiri
dianggap sudah tidak terlalu menjanjikan seperti dahulu sehingga masyarakat beralih matapencaharian dari petani lada ke penambang timah untuk memperoleh kehidupan
yang lebih baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Teori Pilihan Rasional
Weber menyatakan bahwa tindakan sosial berkaitan dengan interaksi sosial, sesuatu tidak akan dikatakan tindakan sosial jika individu tersebut tidak mempunyai
tujuan dalam melakukan tindakan tersebut. Tindakan-tindakan sosial individu membentuk bangunan dasar untuk struktur-struktur sosial yang lebih besar, Weber
meletakan dasar ini dengan distingsi-distingsi tipologis yang bergerak dari tingkat hubungan sosial ke tingkat keteraturan ekonomi dan sosial politik. Johnson,
1994:226. Weber menggunakan konsep rasionalitas dalam kalsifikasinya mengenai tipe-
tipe tindakan sosial. Tindakan sosial menurut Weber adalah pertimbangan sadar dan pilihan bahwa tindakan itu dinyatakan. Weber membagi rasionalisme tindakan
kedalam empat macam yaitu rasionalitas instrumental, rasionalitas yang berorientasi nilai, tindakan rasional dan tindakan rasional afektif. Rasional instrumental sangat
menekankan tujuan tindakan dan alat yang dipergunakan dengan adanya pertimbangan dan pilihan yang sadar dalam melakukan tindakan sosial.
Dibandingakan rasionalitas instrumnatal, sifat rasionalitas yang berorientasi nilai yang penting adalah bahwa alat-alat hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan
yang sadar, tujuan-tujuannya sudah ada dalam hbungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolute atau nilai akhir baginya.
Teori pilihan rasional Coleman, memusatkan perhatian pada aktor dimana aktor dipandang sebagai menusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud
artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, aktorpun dipandang mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan
dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan aktor. Gagasan dasar dalam teori pilihan rasional bahwa tindakan perseorangan mengarah
pada suatu tujuan dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan.
3. Adaptasi
Dalam rangka memenuhi beberapa syarat dasar manusia agar tetap dapat melangsungkan kehidupannya dalam lingkungan tempat tinggalnya di butuhkan
adaptasi. Dalam hal ini manusia juga mempunyai pengetahuan kebudayaan yang dipakai sehubungan dalam menghadapi kebudayaan suku bangsa asal stempat.
Pengetahuan itu tentunya banyak mendukung terhadap proses adaptasi suharso,1997:48
Adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses untuk memenuhi syarat dasar untuk dapat melangsungkan hidup yaitu:
1. syarat-syarat dasar alamiah- biologimanusia harus makan, minum, menjaga
kestabilan temperatur tubuhnya, menjaga berfungsinya organ-organ tubuh dakam hubungan harmonis dan secara menyeluruh dengan organ-organ
lainnya 2.
syarat-syarat dasar kejiwaan manusia membutuhkan perasaan tentang yang jauh dari perasaan takut, keterpencilan, gelisah dan lain-lain
3. syarat-syarat dasar sosial manusia membutuhkan hubungan untuk dapat
melangsungkan keturunan untuk tidak terkucil, dapat belajar mengenai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh dan lain-lain
Soerjono Soekanto Soekanto, 2000:10-11 memberikan beberapa batasan pengertian dari adaptasi sosial, yakni:
1. proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan
2. penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan
3. proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah
4. mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan
5. memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan
dan system 6.
penyesuain budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah Dari batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan
proses penyesuaian. Penyesuaian dari individu, kelompok, maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan, ataupunsuatu kondisi yang diciptakan.
Lebih lanjut tentang proses penyesuaian tersebut bahwa penyesuaian dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu diantaranya:
a. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan
b. Menyalurkan ketegangan sosial
c. Mempertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial
d. Bertahan hidup
Proses perubahan dan penciptaan kondisi pada umumnya selalu dialami oleh masyarakat. Akses terhadap teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi
memungkinkan masyarakat untuk lebih cepat mengetahui serta menerima perubahan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tidak mengherankan, jika masyarakat cenderung bersifat dinamis, terutama dalam hal penyesuaian karakteristik kehidupan sosial, yang meliputi:
1. Perubahan jumlah dan ukuran rumah tangga
2. Transisi atau peralihan lapangan pekerjaan
3. Penyesuaian dalam cara-cara pemenuhan kebutuhan
4. Perubahan peran serta individu dalam angkatan kerja
5. Peningkatan mobilitas penduduk
Proses perubahan didalam masyarakat terjadi karena manusia adalah makhluk yang berfikir dan bekerja. Manusia disamping itu selalu senantiasa untuk
berusaha untuk memperbaiki nasibnya dan mendapatkan pekerjaaan yang layak baginya, paling tidak untuk mempertahankan kehidupannya, perubahan masyarakat
senantiasa keinginan manusia untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya, seperti sosial, ekonomi, budaya, teknologi, dan sebagainya.
1.6. Defenisi Konsep