Ketergantungan Organisasi Ketergantungan Organisasi Sistem Akuntansi Manajemen

32 dikumpulkan dan diberi nilai dibandingka jika tidak, meskipun manfaat pembelajaran dalam kedua kasus tersebut adalah sama. Penentuan waktu. Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pembuat laporan atau tidak. Supaya persyaratan pelaporan dapat menyebabkan perubahan perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan tersebut sebelum ia bertindak. Sehingga jika persyaratan plaporan yang sebelumya dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan, maka akan dapat diketahui pada pembuatan laporan berikutnya. Pengarahan perhatian.

2.1.5 Ketergantungan Organisasi

Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pembuat mengubah perilakunya. Hal itu kemungkinan informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya, yang dapat mengarah pada perubahan perilaku. Robbins 2001 mengidentifikasi tiga bentuk saling ketergantungan, yaitu: 1. Sequential interdependence : Satu kelompok tergantung pada suatu kelompok lain untuk masukannya tetapi ketergantungan itu hanya satu arah, misalnya departemen pembelian dan departemen suku cadang. Dalam hal ini perakitan suku cadang bergantung pada pembelian untuk masukannya. Dalam kesalingtergantungan berurutan, jika kelompok yang memberikan masukan 33 tidak menjalankan tugasnya dengan benar, kelompok yang bergantung pada kelompok pertama akan sangat terkena. gambar bagian b. 2. Pooled interdependence : Dua atau lebih unit menyumbang output secara terpisah ke unit yang lebih besar, misalnya departemen pengembangan produk dan departemen pengiriman. Kedua departemen ini pada hakikatnya terpisah dan jelas terbedakan satu sama lain, hal ini tampak dalam gambar 1 bagian a. 3. Reciprocal interdependence: dimana kelompok – kelompok bertukar masukan dan keluaran, misalnya kelompok penjualan dan pengembangan produk saling bergantung secara timbal balik. Kelompok pengembangan produk memerlukan kelompok penjualan untuk informasi tentang kebutuhan pelanggan sehingga mereka dapat menciptakan produk yang dapat dijual dengan sukses, hal ini tampak pada gambar 1 bagian c. 34 Gambar 2.1 Tipe Saling Ketergantungan Pooled 1 Sequential 2 Reciprocal 3 Sumber Robins, S. P., Organization Theory 2001 : 91

2.1.6 Ketergantungan Organisasi Sistem Akuntansi Manajemen

Ketergantungan Organisasi yang berkaitan dengan tingkat otonomi yang didelegasikan kepada para manajer unit dan desain sistem akuntansi manajemen merupakan suatu set pengendalian yang signifikan dalam organisasi Otley, 2001. Secara lebih khusus, ketergantungan organisasi tidak saja merupakan sebuah variabel kontingensi yang penting dalam perancangan sistem akuntansi manajemen, tetapi juga merupakan mekanisme penunjang yang seharusnya konsisten dengan maksud penyusunan struktur formal Chenhall dan Morris, 2003. A B B A A A 35 Hubungan antara ketergantungan organisasi dan penggunaan sistem akuntansi manajemen dalam meningkatkan kinerja organisasi dimana tolak ukur kinerjanya adalah efisiensi dan dana efektivitas pelayanan yang diberikan kepada publik dapat digambarkan sebagai berikut; dengan ketergantungan organisasi, dimana sub unit mempunyai wewenang dan otoritas mengambil keputusan, manajer dalam kondisi ini mampu mengambil keputusan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan lokal dan secara cepat merespon perubahan-perubahan situasi lokal yang terjadi. Hal ini berarti dapat mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan kemampuan untuk membuat keputusan yang benar sesuai dengan kebutuhan akan mendorong terciptanya efektifitas pelayanan yang diberikan. Peneliti-peneliti masalah struktur organisasi sepakat bahwa ketergantungan organisasi mempunyai efek yang cukup positif terhadap kinerja. Miah dan Mia 2000 berpendapat bahwa ketergantungan organisasi mempunyai efek yang cukup positif terhadap kinerja. Mereka berpendapat bahwa ketergantungan organisasi memberikan insentif yang lebih besar pada performance, hal ini disebabkan adanya manajer sub unit yang diberikan kewenangan untuk menetapkan tujuan dari unitnya sehingga manajer tersebut akan lebih bertanggung jawab terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Sistem akuntansi manajemen didefinisikan dalam istilah karakteristik informasi yang meliputi broad scope, aggregation, timeliness, dan integration 36 Chenhall dan Morris, 2003. Menurut Chenhall dan Morris 1986 dalam Arsono dan Muslichah 2002 mengidentifikasi 4 empat karakteristik informasi SAM yaitu sebagai berikut: 1.Broad Scope Didalam sistem informasi, broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi, dan horison waktu Gorry dan Morton 1971; Larcker, 1981; Gordon dan Narayanan, 2000. SAM tradisional memberikan informasi yang terfokus pada peristiwa–peristiwa dalam organisasi, yang dikuantifikasi dalam ukuran moneter, dan yang berhubungan dengan data historis. Lingkup SAM yang luas mencakup ukuran nonmoneter terhadap karakteristik lingkungan ekstern Gordon dan Miller 1999. Disamping itu, lingkup SAM yang luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinan terjadinya peristiwa di masa yang akan datang didalam ukuran probabilitas. 2. Timeliness Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness SAM. Informasi yang timeliness meningkatkan fasilitas SAM untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara cepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi timeliness mencakup frekwensi pelaporan dan kecepatan pelaporan. Chia 2000 37 menyatakan bahwa timing informasi menunjuk kepada jarak waktu antara permintaan dan tersedianya informasi dari SAM ke pihak yang meminta. 3.Aggregation SAM memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang konsisten dengan model keputusan formal seperti analisis cash flow yang didiskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan linear programming untuk penerapan anggaran, analisis biaya-volume-laba, dan model pengendalian persediaan. Dalam perkembangan terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal. 4.Integration Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub – sub organisasi. Karakteristik SAM yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukkan pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh keputusan pada operasi seluruh subunit organisasi. 38 Chia 2000 menyatakan bahwa informasi yang terintegrasi dari SAM dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar subunit akan direfleksikan dalam informasi yang terintegrasi dari SAM. Namun menurut Chenhall dan Morris, karakteristik sistem akuntansi manajemen yang berhubungan langsung dengan desentralisasi adalah berupa broad scope dan aggregation digunakan oleh Gull dan Chia, 2000. Oleh sebab itu, dua karakterikstik informasi sistem akuntansi manajemen yaitu broad scope dan aggregation, yang mempunyai level tertinggi akan lebih dipertimbangkan. Ringkasan karakteristik informasi dari broad scope dan aggregation adalah sebagai berikut: 39 Tabel 2.1 Karakteristik Informasi dari Broad Scope dan Aggregation Scope Informasi eksternal, misalnya kondisi ekonomi Informasi non keuangan, misalnya preferensi konsumen Orientasi masa depan, misalnya probabilitas Aggregation Aggregate periode waktu, misalnya bulanan Aggregate area fungsional, misalnya pemasaran Aggregar model keputusan, misalnya discounted cash flow Sumber Gull dan Yew M. Chia, Decentralization, Management Accounting System MAS Information Characteristics 2003 : 413 Kesesuaian antara ketergantungan organisasi terhadap sistem akuntansi manajemen yang berupa broad scope dan aggregation digunakan untuk memperbaiki kinerja manajerial Gordon dan Miller, 1976; Watterhouse dan Tiessen, 1978; Nazaruddin, 2000. Mereka menekankan bahwa kesesuaian kedua aspek tersebut berasosiasi dengan kinerja yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena para manajer divisiunit lebih senang dievaluasi dengan ukuran kinerja agregat yang merefleksikan area pertanggungjawaban mereka. Ukuran evaluasi akuntansi konvensional yang tidak merefleksikan otonomi dan integrasi satu dengan yang lainnya akan mengakibatkan turunnya moral dan meningkatnya konflik dalam aktivitas divisiunit Chenhall dan Morris, 2001. 40 Chenhall dan Morris 2001 mengemukakan bahwa informasi broad scope sistem akuntansi manajemen akan dibutuhkan untuk melayani keberagaman keputusan yang dicapai oleh manajer desentralisasi dalam lingkup penentuan harga, pemasaran, pengendaian persediaan, dan negosiasi tenaga kerja. Dalam ketergantungan organisasi manajer mempunyai kebutuhan yang lebih rinci, informasi broad scope akan memudahkan manajer untuk memutuskan secara lebih efektif dan akhirnya akan menghasilkan kinerja yang lebih baik Sathe dan Watson, 2002. Menurut Nazaruddin 2000, bahwa pada tingkat ketergantungan organisasi yang tinggi maka dibutuhkan desain sistem akuntansi manajemen yang semakin baik agar dapat semakin besar pengaruh dampak positifnya terhadap kinerja manajerial.

2.2 Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dimensi-Dimensi Job Demands Dan Dimensi-Dimensi Job Resources Terhadap Employee Engagement Di Lonsum Kantor Cabang Medan

17 160 116

Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Perilaku Cyberloafing Pada Karyawan PT Telekomunikasi Indonesia TBK Medan

62 283 121

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan

11 85 85

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur di Semarang)

0 7 10

Pengaruh Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terhadap Kinerja Karyawan di PT. Nisshinbo Indonesia.

1 3 25

Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen dan Pembelajaran Organisasi Terhadap Efektivitas Pemasaran: Studi Kasus pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero).

0 0 26

Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Efektivitas Pencapaian Target Penjualan (Studi Kasus pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia).

0 9 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Akuntansi Manajemen - Pengaruh Ketergantungan Organisasi Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain Di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Ketergantungan Organisasi Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain Di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia

0 0 9

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 0 15