Pengaruh Ketergantungan Organisasi Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain Di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia

(1)

1

SKRIPSI

PENGARUH KETERGANTUNGAN ORGANISASI TERHADAP SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN DESAIN DI YAYASAN KESEHATAN PT.

TELEKOMUNIKASI INDONESIA

OLEH :

FARADHINA 0 8 0 5 0 3 2 4 0

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

2

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul, “PENGARUH KETERGANTUNGAN ORGANISASI ( ORGANIZATIONAL INTERDEPENDENCE ) TERHADAP SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN ( MANAGEMENT ACCOUNTING SYSTEM ) DESAIN DI YAYASAN KESEHATAN PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang di susun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemusian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 2012 Yang Membuat Pernyataan

NIM 080503240 FARADHINA


(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikut setia beliau hingga akhir zaman, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Ketergantungan Organisasi terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia“. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjan Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa terselesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, petunjuk, dan saran dari semua pihak. Untuk itu, penulis dengan segala kerendahan hati ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini khususnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

4 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M.,

Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Iskandar Muda, S.E, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan berupa bimbingan dan arahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembaca dan Penilai yang telah membantu saya untuk memberikan penilaian terhadap hasil skripsi saya ini.

6. Kedua orang tua penulis, M. Rais Effendi, S.E dan Erna Zaidan yang senantiasa melimpahkan kasih sayang dan selalu mendoakan. Kepada adik-adik tercinta, Randi, Luki dan Nabila yang mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada yang tersayang Firdaus, S.E yang telah memberikan semangat dan dukungannya.


(5)

5 Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, sumbang pikir dan koreksi akan sangat bermanfaat dalam melengkapi dan menyempurnakan langkah-langkah lanjut demi hasil yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Amin.

Medan, 2012 Peneliti,

NIM 080503240 FARADHINA


(6)

6

ABSTRAK

Pengaruh Ketergantungan Organisasi (Organizational Interdependence) terhadap Sistem Akuntansi Manajemen (Management Accounting System)

Desain

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ketergantungan organisasi akan berpengaruh terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia. Masalah dalam penelitian ini dirumuskan apakah ketergantungan organisasi memiliki pengaruh terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia? Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian sampel atau kuesioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah karyawan Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner. Analisa data menggunakan regresi linier sederhana, uji hipotesis menggunkan uji t dan uji F.

Hasil pembahasan diketahui bahwa Ketergantungan Organisasi (OI) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) Desain. Berdasarkan pengaruh secara bersama-sama, menunjukkan bahwa variabel Ketergantungan Organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain.


(7)

7

ABSTRACT

The Influence of Organizational Interdependence of at Management Accounting System Desain in Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia

Intention of this research is to know whether/what Organizational Interdependence will have an effect on to Management Accounting System Desain in Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia. Internal issue this research is formulated by whether/what Organizational Interdependece own the influence to Management Accounting System Desain in Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia.

Research type used by type of research of sample or quetionnaires. Population used in this research is the number of employees of Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia. Data collecting of this research is done by giving quetionnares.. Analyse the data use the simple linear regresi, test the hypothesis use the test t and test F.

Result of solution known that by the analyse the data known that by the Organizational Interdependence have an effect on positively and signifikan to Pursuant to Management Accounting System

Keyword : Organizational Interdependence, Management Accounting System Desain


(8)

8

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tinjauan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Akuntansi Manajemen ... 10

2.1.2 Sistem Akutansi Manajemen ... 11

2.1.3 Pendekatan Kontijensi pada Sistem Akuntansi Manajemen . 12

2.1.4 Teori Keprilakuan ... 14

2.1.5 Ketergantungan Organisasi ... 20

2.1.6 Ketergantungan Organisasi Sistem Akuntansi Manajemen .. 22

2.2 Kerangka Konseptual ... 28

2.3 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Jadwal Penelitian ... 32

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 32

3.4.1 Variabel Independen ... 33

3.4.2 Variabel Dependen ... 33

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.6 Jenis Data ... 35

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 36


(9)

9

3.8.1. Uji Validitas ... 37

3.8.2. Uji Realibitas ... 37

3.9 Teknik Analisis ... 38

3.9.1. Analisis Regresi Linier Sederhana ... 38

3.9.2. Uji Hipotesis ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Statistik Data Penelitian ... 41

4.2. Uji Validitas dan Realibitas ... 43

4.2.1.Uji Validitas ... 43

4.2.2.Uji Realibitas ... 47

4.2.3.Koefisien Determinasi ... 47

4.3.Metode Analisis Statistik ... 48

4.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 49

4.3.3 Uji t ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 56

5.2. Saran ... 57


(10)

10

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Karakteristik Informasi dari Broad Scope dan aggregration ... 27

Tabel 3.1 Rencana Jadwal dan Waktu Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ... 34

Tabel 4.1 Pendistribusian Kuesioner... 41

Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian ... 42

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas ... 44

Tabel 4.4 Uji Validitas II ... 46

Tabel 4.5 Uji Realibitas ... 47

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi ... 48

Tabel 4.7 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 50


(11)

11

DAFTAR GAMBAR

Nama Judul Halaman

Gambar 2.1 Tipe Saling Ketergantungam ... 22 Gambar 2.2 Pengaruh Tingkat Ketergantungan Organisasi tergadap Sistem

Akuntansi Manajemen Desain ... 29 Gambar 3.1 Model Regresi Linier Sederhana………..……….39


(12)

12

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran i Uji Validitas ……….…………... 61

Lampiran ii Uji Validitas II…….………….………... 62

Lampiran iii Uji Realibitas…..……….………. 67

Lampiran iv Analisis Regresi Linier Sederhana…..……….……… 71

Lampiran v Koefisien Determinasi………...….……… 72

Lampiran vi Uji t………….…………..……….……… 73


(13)

6

ABSTRAK

Pengaruh Ketergantungan Organisasi (Organizational Interdependence) terhadap Sistem Akuntansi Manajemen (Management Accounting System)

Desain

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ketergantungan organisasi akan berpengaruh terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia. Masalah dalam penelitian ini dirumuskan apakah ketergantungan organisasi memiliki pengaruh terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia? Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian sampel atau kuesioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah karyawan Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner. Analisa data menggunakan regresi linier sederhana, uji hipotesis menggunkan uji t dan uji F.

Hasil pembahasan diketahui bahwa Ketergantungan Organisasi (OI) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Sistem Akuntansi Manajemen (SAM) Desain. Berdasarkan pengaruh secara bersama-sama, menunjukkan bahwa variabel Ketergantungan Organisasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain.


(14)

7

ABSTRACT

The Influence of Organizational Interdependence of at Management Accounting System Desain in Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia

Intention of this research is to know whether/what Organizational Interdependence will have an effect on to Management Accounting System Desain in Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia. Internal issue this research is formulated by whether/what Organizational Interdependece own the influence to Management Accounting System Desain in Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia.

Research type used by type of research of sample or quetionnaires. Population used in this research is the number of employees of Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia. Data collecting of this research is done by giving quetionnares.. Analyse the data use the simple linear regresi, test the hypothesis use the test t and test F.

Result of solution known that by the analyse the data known that by the Organizational Interdependence have an effect on positively and signifikan to Pursuant to Management Accounting System

Keyword : Organizational Interdependence, Management Accounting System Desain


(15)

13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Mia dan Chenhall (2000) peranan dari sistem akuntansi manajemen dalam membantu manajer memberikan arahan serta mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi telah menyebabkan evolusi yang besar dalam implementasi sistem akuntansi manajemen. Hal ini membutuhkan data eksternal dan data bukan keuangan yang menekankan kepada pemasaran, inovasi produk, perencanaan stratejik dan informasi yang berguna dalam mengambil keputusan. Namun demikian, bukti mengenai penggunaan sistem akuntansi manajemen yang lebih kontemporer dan canggih di negara-negara berkembang masih campur aduk. Bukti anekdot menunjukkan bahwa praktik akuntansi manajemen pada sebagian besar Sistem akuntansi manajemen (SAM) merupakan sistem formal yang dirancang untuk menyediakan informasi bagi manajer (Bowens dan Abernethy, 2000). Perencanaan sistem akuntansi manajemen yang merupakan bagian dari sistem pengendalian organisasi perlu mendapat perhatian, hingga dapat diharapkan akan memberikan kontribusi positif dalam mendukung keberhasilan sistem pengendalian manajemen. Sistem akuntansi manajemen dapat membantu manajer dalam pengendalian akitivitas dan pengurangan ketidakpastian sehingga diharapkan dapat membantu perusahaan pencapaian tujuan (Anthony et al. 2001; Atkinson et al. 2000).


(16)

14 perusahaan dan manajer non keuangan masih jauh dari harapan.Sebagian besar perusahaan masih mengganggap bahwa akuntansi manajemen merupakan bagian dari fungsi akuntansi keuangan dan profesi akuntansi manajemen dapat dikatakan belum diakui di dalam perusahaan (Soobaroyen dan Poorundersing, 2008).

Teknologi komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang banyak berpengaruh pada sistem informasi organisasi, karena dengan sistem informasi berbasis komputer informasi dapat disajikan tepat waktu dan akurat Sedangkan untuk memotivasi individu yang melakukan aktivitas organisasi maka dibutuhkan kinerja manajerial.

Informasi merupakan komoditi yang sangat berguna bagi perusahaan dalam kegiatan perencanaan, control dan pembuatan keputusan. Informasi memiliki nilai yang potensial, karena dapat memberikan kontribusi langsung dalam menentukan pilihan, dapat meningkatkan pemahaman manajer terhadap dunia nyata serta dapat mengidentifikasikan aktifitas yang relevan ( Aida dan Gudono : 2001).

Informasi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen memiliki peranan dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan.

Sistem akuntansi manajemen adalah penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan untuk perumusan


(17)

15 strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian,pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya,pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan asset guna menghasilkan informasi untuk pengguna internal, seperti manajer, eksekutif, dan pekerja.

Secara spesifik akuntansi manajemen mengidentifikasikan, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi, yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan.

Sistem akuntansi manajemen memiliki fungsi sebagai sumber informasi yang sangat penting untuk membantu manajer untuk mengendalikan aktivitasnya dan juga mengurangi ketidakpastian guna mencapai tujuan.Informasi manajemen sebagai salah satu produk sistem akuntansi manajemen memiliki peranan dalam memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan pada berbagai aktivitas seperti perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan.

Sistem akuntansi manajemen harus dirancang untuk memenuhi spesifikasi informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan, asalkan informasi tersebut tidak terlalu mahal. Dengan demikian, pertimbangan utama dalam merancang sistem akuntansi manajemen adalah keseimbangan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi tersebut. Agar efektif laporan yang disajikan oleh sistem akuntansi manajemen harus dibuat secara tepat waktu, jelas, dan konsisten. Laporan


(18)

16 yang disajikan dengan pengetahuan dan kebutuhan pemakai agar dapat digunakan sebagai pertimbangan didalam pengambilan keputusan.

Perancang sistem harus memiliki pengetahuan untuk membedakan sistem akuntansi manajemen dan metode pemrosesan data, baik pemrosesan data secara manual maupu dengan menggunakan komputerisasi. Kemampuan untuk membedakan pemrosesan transaksi secara manual dan komputer cukup penting, karena pada organisasi bisnis tertentu tidak semua transaksi dapat di proses dengan komputer dan kemampuan perancang sistem dalam mengavaluasi alternatif-alternatif yang dipertimbangkan pengetahuan akan menjadi sangat penting.

Manajemen perusahaan juga harus sensitif terhadap pengaruh perkembangan teknologi yang mencakup informasi, peralatan teknik dan proses dalam mengubah input menjadi output. Selain itu, manajemen harus dapat memahami dengan baik hubungan antara tugas, kemampuan yang dimiliki dan fungsi – fungsi teknologi yang ada. Dengan demikian teknologi informasi yang berbasis komputer memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti mampu meringankan aktivitas bisnis yang kompleks serta menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami dan teruji dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan bagi pihak manajemen perusahaan. Akibatnya perusahaan tetap dapat bertahan dalam era globalisasi informasi yang kompetitif serta mampu menghadapi persaingan pasar global. Secara tradisional, rancangan sistem akuntansi


(19)

17 manajemen berorientasi pada informasi finansial internal organisasi yang berbasis pada data historis. Dengan meningkatnya tugas pemecahan masalah yang dihadapi oleh manajemen, maka rancangan sistem akuntansi manajemen tidak hanya berorientasi pada data financial saja tetapi berorientasi pada data yang bersifat eksternal dan nonfinansial. (Mia dan Chenhall 2000).

Chenhall dan Morris (2002) mengidentifikasi empat karakteristik SAM yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan yaitu: scope (lingkup), timeliness (tepat waktu), aggregation (agregasi), dan integration (integrasi). Karakteristik informasi yang tersedia tersebut akan menjadi efektif apabila sesuai dengan tingkat kebutuhan pengguna organisasi. Hal ini sejalan dengan pendekatan kontinjensi yang dikemukakan oleh Otley (2002) bahwa tingkat ketersediaan masing–masing karakteristik informasi akuntansi manajemen tidak sama untuk segala situasi.

Saling ketergantungan adalah salah satu variabel kontinjensi yang perlu dipertimbangkan dalam merancang SAM, tetapi masih sedikit menerima perhatian dari peneliti. Peneliti yang telah mengkaitkan secara langsung pengaruh saling ketergantungan dengan SAM adalah Chenhall dan Morris (2002).

Bouwens dan Abernethy (2000). Saling ketergantungan organisasional adalah pertukaran aktivitas yang terjadi antar segmen yang ada dalam suatu organisasi (Chenhall dan Morris 2002). Evaluasi prestasi di dalam sub – unit organisasi yang mempunyai tingkat saling ketergantungan yang tinggi kemungkinan dibantu dengan


(20)

18 informasi non keuangan lingkup luas. Semakin tinggi tingkat saling ketergantungan akan menyebabkan semakin kompleknya tugas yang dihadapi manajer. Sebagai akibatnya manajer membutuhkan informasi yang lebih banyak, baik itu informasi yang berkaitan dengan departemennya sendiri maupun informasi yang terkait dengan departemen lain.

Disamping itu, Hayes (2000) menyatakan bahwa pengukuran kinerja terhadap unit yang mempunyai tingkat saling ketergantungan tinggi akan sangat bermanfaat apabila pengukuran tersebut tidak hanya mencakup penilaian pencapaian target tetapi juga mencakup penilaian reliabilitas, kerjasama, dan fleksibilitas para manajer divisi.

Meski belum ada penelitian yang terfokus secara langsung meneliti pengaruh teknologi informasi terhadap karakteristik SAM, penelitian tentang pengaruh teknologiinformasi terhadap berbagai aspek kehidupan telah banyak dilakukan, misalnya: (1) pengaruh teknologi informasi terhadap pelayanan konsumen (misalnya: Karimi et al. 2001) (2) pengaruh teknologi informasi terhadap keunggulan kompetitif (misalnya Byrd dan Turner 2001). Temuan umum mereka adalah bahwa teknologi informasi meningkatkan kecepatan penyampaian informasi kepada konsumen dan memudahkan pengumpulan informasi tentang data konsumen dan pasar. Seperti yang dikutip oleh Davis dan Albright (2000) berpendapat bahwa teknologi informasi dapat mempengaruhi informasi yang disajikan oleh SAM. Dengan aplikasi teknologi informasi, SAM dapat menyediakan informasi sesuai dengan kebutuhan manajemen.


(21)

19

1.2 Rumusan Masalah

Ketersediaan komputer personal (PC) yang didukung oleh berbagai macam perangkat lunak yang mudah pengoperasiannya memungkinkan manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan menyiapkan lebih banyak laporan. Disamping itu, penggunaan teknologi informasi, yang menggabungkan antara teknologi computer dan teknologi komunikasi dapat membantu SAM untuk menyajikan informasi lingkup luas. Ini dimungkinkan karena dengan menggunakan jaringan, informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal (misal: pemerintah, pesaing) dan internal (dari berbagai departemen) dapat diperoleh dengan mudah dan cepat.

1. Adapun hubungan langsung antara manfaat yang dirasakan dari karakteristik ruang lingkup MAS berupa ketergantungan antar organisasi di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

2. Adapun saling ketergantungan antar organisasi berpengaruh positif terhadap karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Desain di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.


(22)

20

1.3 Tujuan Penelitian

1. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan langsung antara manfaat yang dirasakan dari karakteristik ruang lingkup Sistem Akuntansi Manajemen berupa ketergantungan organisasi.

2. Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui saling ketergantungan antar organisasi berpengaruh positif terhadap karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Desain.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi manajemen, memberikan masukan tentang pentingnya mempertimbangkan level ketergantungan organisasi terhadap sistem informasi manajemen.

2. Bagi publik, sebagai informasi dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada peneliti terhadap pengaruh ketergantungan organisasi terhadap desain sistem akuntansi manajemen.


(23)

21 4. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi


(24)

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen berkaitan dengan penyediaan informasi untuk manajer, yaitu orang didalam organisasi yang betanggung jawab untuk membuat perencanaan, pengorganisasian sumber daya, mengarahkan karyawan, serta mengendalikan operasi organisasi. Akuntansi manajemen menyediakan data-data penting yang memberikan kegiatan organisasi. Karena akuntansi manajemen berfokus pada manajer, maka dalam proses pembelajarannya harus didahului dengan pemahaman apa yang dikerjakan oleh manajemen, informasi apa saja yang dibutuhkan oleh manajer guna mendukung proses pengambilan keputusan serta lingkungan bisnisnya. Garrisson dan Noreen (2000) menyatakan akuntansi manajemen mempunyai orientasi pada masa depan sehingga kurang menekankan pada presesi dimana ketepatan waktu dalam mengambil keputusan selalu lebih penting dibandingkan dengan presesi manajer.

Fungsi akuntansi manajemen sebagai pemberi informasi untuk pengambilan keputusan, pemotivasi perilaku manajer dan sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi organisasi (Belkoui 2000).


(25)

23

2.1.2 Sistem Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengendalian organisasi, serta merupakan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif aktifitas yang dapat dilakukan Astuti (2007) menyatakan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang mengumpulkan data operasional dan finansial, memprosesnya, menyimpannya dan melaporkan kepada pengguna.

Produk yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen adalah informasi akuntansi manajemen. Disisi lain, Chia (2003) mengemukakan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah suatu mekanisme pengawasan organisasi yang dapat memudahkan pengawasan dengan cara membuat laporan dan menciptakan tindakan-tindakan yang nyata terhadap penilaian kinerja dari setiap komponen dalam sebuah organisasi serta merupakan alat yang efektif dalam penyediaan informasi yang berguna dalam memprediksi akubat yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif yang dapat dilakukan. Sedangkan Waterhouse dan Tiessen (2004) mengatakan bahwa sistem akuntansi manajemen merupakan bagian integral dari struktur kontrol organisasi secara formal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi manajemen adalah sistem penghasil informasi yang digunakan dalam mekanisme kontrol dalam suatu organisasi.


(26)

24

2.1.3. Pendekatan Kontingensi pada Sistem Akuntansi Manajamen

Pendekatan kontingensi pada akuntansi manajemen didasarkan pada premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara universal selalu tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Hal itu terjadi karena sistem akuntansi manajemen tergantung juga pada faktor-faktor situasional yang ada, baik di luar maupun di dalam perusahaan. Pendekatan kontijensi dapat mengetahui apakah keadadalan sistem akuntansi manajeman itu akan selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak. Dengan didasarkan pada pendekatan kontinjensi maka ada kemungkinan terdapat variabel penentu lainnya yang akan saling berinteraksi, selaras dengan kondisi yang dihadapi (Nazaruddin, 2001). Para peneliti telah menerapkan pendekatan kontingensi guna menganalisis dan mendesain sistem kontrol (Otley, 1980), khususnya di bidang sistem akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel – variable kontekstual seperti ketidakpastian lingkungan (Gordon dan Narayanan, 1984; Govindarajan, 1984), ketidakpastian tugas (Chong, 1996; Chenhall dan Morris, 1986), struktur dan kultur organisasional (Indriantoro dan Suporno, 1998), ketidakpastian strategi (Riyanto, 1997) dengan desain sistem akuntansi manajemen.

Teori kontijensi dalam akuntansi manajemen menggambarkan suatu upaya untuk mengidentifikasikan sesuai dengan sistem pengendalian dalam suatu kondisi yang paling tepat. Pada prisnsipnya, para praktisi akuntansi manajemen selalu


(27)

25 mencoba menyesuaikan sistem agar lebih dapat berguna dalam setiap keadaan. Seperti upaya untuk mengidentifikasi variabel kontijensi yang paling penting dan menilai dampaknya pada desain sistem pengendalian ( Faisal, 2006).

Menurut Otley (1980) dalam Arsono dan Muslichah (2002), menegaskan bahwa organisasi beradaptasi mengahadapi kondisi kontijensi dengan menata faktor-faktor yang dapat dikendalikan agar terbentuk konfigurasi yang sesuai sehingga diharapkan menghasilkan efektivitas organisasi. Penggunaan konsep kesesuian dalam teori kontijensi menunjukan tingkat kesesuaian antara factor-faktor kontekstual (kontijensi) dan sistem akuntansi manajemen akan memungkinkan manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Pendekatan kontingensi menarik minat para peneliti karena mereka ingin rnengetahui apakah tingkat keandalan suatu sistem akuntansi manajemen akan selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi atau tidak. Berdasarkan teori kontingensi maka ada dugaan bahwa terdapat faktor situasional lain yang mungkin akan saling berinteraksi dalam suatu kondisi tertentu. Diawali dari pendekatan kontingensi ini maka ada kemungkinan perbedaan tingkat desentralisasi juga akan menyebabkan perbedaan pada kebutuhan informasi akuntansi manajemen.

Waterhouse dan Tiessen (2001) mengemukakan bahwa dalam kondisi lingkungan yang tidak pasti diperlukan derajat desentralisasi yang tinggi. Bukti-bukti empiris yang dikutip oleh Gordon dan Narayanan (2000) juga menemukan bahwa


(28)

26 informasi dan struktur organisasi (desentralisasi) merupakan fungsi dari lingkungan. Struktur organisasi (desentralisasi) akan mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mengolah dan mengumpulkan informasi serta aliran informasi.

Pada organisasi sentralisasi aliran informasi mungkin akan terpusat pada manajemen tingkat atas, sedangkan pada organisasi desentralisasi informasi tersebut akan mengalir ke manajemen yang lebih rendah. Studi Miah dan Mia (2002) menunjukkan bahwa dalam lingkungan organisasi desentralisasi para manajer membutuhkan informasi yang cukup. Sehubungan dengan itu, dapat disimpulkan bahwa pada tingkat desentralisasi yang tinggi diperlukan informasi yang lebih tepat waktu daripada informasi yang lingkupnya luas (seperti: informasi non finansial, berorientasi masa yang akan datang) untuk memenuhi kebutuhan berbeda-beda dari para manajer sehingga mereka dapat menunjukkan kompetensinya.

Informasi agregat juga dibutuhkan agar para manajer dapat menghemat waktu dalam menganalisis informasi yang tersedia untuk menentukan kebijakan dan menjadikan mereka lebih bertanggung jawab (Gul & Chia, 2000).

2.1.4 Teori Keprilakuan (Behavioural Theory)

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan. Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan


(29)

27 yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam tehnologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggihpun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi.

Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana prilaku orang-orang di dalam organisasi. Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan pekembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya (Khomsiah dalam Arfan & Ishak, 2005).

Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Dan para akuntan belum pernah mengoperasikan akuntansi pada sesuatu yang fakum. Para


(30)

28 akuntan secara berkelanjutan membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi.

Penjelasan di atas menunjukan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi, baik dari pihak pelaksana (penyusun informasi) maupun dari pihak pemakai informasi akuntansi. Pihak pelaksana (penyusun informasi akuntansi) adalah seseorang atau kumpulan orang yang mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan. Pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana memainkan peranan penting dalam menopang kegiatan organisasi.

Dikatakan penting sebab hasil kerjanya dapat memberikan manfaat bagi kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud penetapan standar-standar kerja. Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan dari sistem akuntansi.Dapat diperkirakan apa yang akan terjadi ketika pelaksana sistem informasi akuntansi tidak memahami dan memiliki kerja yang diharapkan. Bukan saja laporan yang dihasilkan tidak handal dalam pengambilan keputusan, tetapi juga sangat berpotensi untuk menjadi bias dalam memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi. Untuk itu motivasi dan perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi.


(31)

29 Di sisi lain, pihak pemakai laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: pihak intern (manajemen) dan pihak ekstern

Di samping itu pihak ekstern, juga perlu mendiskusikan berbagai hal terkait dengan informasi yang disediakan sebab mereka mempunyai suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan bisnisnya. Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan menganggap penting untuk memasukkan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Sejak meningkatnya orang yang sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari akuntansi, terdapat suatu kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang lebih subtansial.

(pemerintah, investor/calon investor, kreditur/calon kreditur, dan lain sebagainya). Bagi pihak intern, informasi akuntansi akan digunakan untuk motivasi dan penilaian kinerja. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan digunakan untuk penilaian kinerja sekaligus sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bisnis.

Perspektif perilaku menurut pandagan ini telah dipenuhi dengan baik sehingga membuat sistem akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh para manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada puncak permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang ada. Tetapi, pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas akuntansi secara radikal. Namun mulai mengembangkan


(32)

30 perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.

Perkembangan organisasi bisnis saat ini penuh dengan persyaratkan untuk melaporkan informasi kepada pihak lain tentang siapa atau apa, bagaimana menjalankan organisasi, dan untuk siapa harus bertanggungjawab. Hal ini pada umumnya disebut sebagai ”persyaratan” pelaporan, meskipun beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan. Intisari dari proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau manajemen. Karena pengumpulan atau pelaporan informasi mengkonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara suka rela kecuali pembuat informasi yakin bahwa hal ini akan mempengaruhi penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor/pembuat. Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku dalam beberapa cara, diantaranya adalah:

Antisipasi penggunaan informasi. Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pembuat ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai perilaku pembuat itu sendiri, atau untuk mana pembuat tersebut akan bertanggung jawab. Semakin informasi yang dilaporkan mencerminkan sesuatu yang dapat dikendalikan oleh pembuat, maka akan semakin besar kemungkinan bahwa perilku pembuat akan dimodifikasi. Pembuat dapat merasa cukup pasti bahwa


(33)

31 perubahan dalam perilaku akan mengarah pada perubahan yang diinginkan dalam informasi yang dilaporkan.

Prediksi pengirim mengenai penggunaan informasi. Kadang kala penerima menyatakan secara jelas bagaimana mereka menginginkan pembuat laporan berperilaku, meskipun sulit untuk dicapai secara simultan seperti: laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang, atau citra publik yang baik. Apabila pembuat laporan bertanggung jawab kepada penerima maka ia akan berperilaku dalam cara-cara yang menyenangkan mengenai apa yang harus dilaporkan, mengenai tindakan dan hasil yang manakah yang penting bagi penerima. Namun ketika orang tidak merasa pasti mengenai bagaimana informasi tersebut akan digunakan, maka pembuat laporan memiliki pekerjaan sulit untuk memprediksi kapan dan bagaimana informasi tersebut akan digunakan. Kemungkinan besar akan mendasarkan pada prediksi sesuai dalam situasi yang serupa dalam pengalamannya atau bagaimana mereka akan menggunkannya jika berada pada penerima informasi tersebut.

Insentif/sanksi. Kekuatan dan sifat dari penerima terhadap pembut laporan adalah penentu yang penting dalam mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang ada untuk memberikan penghargaan atau sanksi semakin hati-hati pembuat laporan akan bertindak dan memastikan bahwa informasi yang dilaporkan dapat diterima. Misalnya saja, mahasiswa kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya ketika tugas tersebut


(34)

32 dikumpulkan dan diberi nilai dibandingka jika tidak, meskipun manfaat pembelajaran dalam kedua kasus tersebut adalah sama.

Penentuan waktu. Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam perilaku pembuat laporan atau tidak. Supaya persyaratan pelaporan dapat menyebabkan perubahan perilakunya, ia harus mengetahui persyaratan tersebut sebelum ia bertindak. Sehingga jika persyaratan plaporan yang sebelumya dikenakan setelah perilaku yang dilaporkan, maka akan dapat diketahui pada pembuatan laporan berikutnya.

Pengarahan perhatian.

2.1.5 Ketergantungan Organisasi

Suatu persyaratan pelaporan dapat menyebabkan pembuat mengubah perilakunya. Hal itu kemungkinan informasi memiliki suatu cara untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang yang berkaitan dengannya, yang dapat mengarah pada perubahan perilaku.

Robbins (2001) mengidentifikasi tiga bentuk saling ketergantungan, yaitu:

1. Sequential interdependence : Satu kelompok tergantung pada suatu kelompok lain untuk masukannya tetapi ketergantungan itu hanya satu arah, misalnya departemen pembelian dan departemen suku cadang. Dalam hal ini perakitan suku cadang bergantung pada pembelian untuk masukannya. Dalam kesalingtergantungan berurutan, jika kelompok yang memberikan masukan


(35)

33 tidak menjalankan tugasnya dengan benar, kelompok yang bergantung pada kelompok pertama akan sangat terkena. (gambar bagian (b).

2. Pooled interdependence : Dua atau lebih unit menyumbang output secara terpisah ke unit yang lebih besar, misalnya departemen pengembangan produk dan departemen pengiriman. Kedua departemen ini pada hakikatnya terpisah dan jelas terbedakan satu sama lain, hal ini tampak dalam gambar 1 bagian (a).

3. Reciprocal interdependence: dimana kelompok – kelompok bertukar masukan dan keluaran, misalnya kelompok penjualan dan pengembangan produk saling bergantung secara timbal balik. Kelompok pengembangan produk memerlukan kelompok penjualan untuk informasi tentang kebutuhan pelanggan sehingga mereka dapat menciptakan produk yang dapat dijual dengan sukses, hal ini tampak pada gambar 1 bagian (c).


(36)

34

Gambar 2.1

Tipe Saling Ketergantungan

Pooled (1)

Sequential (2)

Reciprocal (3)

( Sumber Robins, S. P., Organization Theory 2001 : 91)

2.1.6 Ketergantungan Organisasi Sistem Akuntansi Manajemen

Ketergantungan Organisasi yang berkaitan dengan tingkat otonomi yang didelegasikan kepada para manajer unit dan desain sistem akuntansi manajemen merupakan suatu set pengendalian yang signifikan dalam organisasi (Otley, 2001). Secara lebih khusus, ketergantungan organisasi tidak saja merupakan sebuah variabel kontingensi yang penting dalam perancangan sistem akuntansi manajemen, tetapi juga merupakan mekanisme penunjang yang seharusnya konsisten dengan maksud penyusunan struktur formal (Chenhall dan Morris, 2003).

A

B

B

A

A

A


(37)

35 Hubungan antara ketergantungan organisasi dan penggunaan sistem akuntansi manajemen dalam meningkatkan kinerja organisasi dimana tolak ukur kinerjanya adalah efisiensi dan dana efektivitas pelayanan yang diberikan kepada publik dapat digambarkan sebagai berikut; dengan ketergantungan organisasi, dimana sub unit mempunyai wewenang dan otoritas mengambil keputusan, manajer dalam kondisi ini mampu mengambil keputusan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan lokal dan secara cepat merespon perubahan-perubahan situasi lokal yang terjadi. Hal ini berarti dapat mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan kemampuan untuk membuat keputusan yang benar sesuai dengan kebutuhan akan mendorong terciptanya efektifitas pelayanan yang diberikan.

Peneliti-peneliti masalah struktur organisasi sepakat bahwa ketergantungan organisasi mempunyai efek yang cukup positif terhadap kinerja. Miah dan Mia (2000) berpendapat bahwa ketergantungan organisasi mempunyai efek yang cukup positif terhadap kinerja. Mereka berpendapat bahwa ketergantungan organisasi memberikan insentif yang lebih besar pada performance, hal ini disebabkan adanya manajer sub unit yang diberikan kewenangan untuk menetapkan tujuan dari unitnya sehingga manajer tersebut akan lebih bertanggung jawab terhadap tujuan yang telah ditetapkan.

Sistem akuntansi manajemen didefinisikan dalam istilah karakteristik informasi yang meliputi broad scope, aggregation, timeliness, dan integration


(38)

36 (Chenhall dan Morris, 2003). Menurut Chenhall dan Morris (1986) dalam Arsono dan Muslichah (2002) mengidentifikasi 4 (empat) karakteristik informasi SAM yaitu sebagai berikut:

1.Broad Scope

Didalam sistem informasi, broad scope mengacu kepada dimensi fokus, kuantifikasi, dan horison waktu (Gorry dan Morton 1971; Larcker, 1981; Gordon dan Narayanan, 2000). SAM tradisional memberikan informasi yang terfokus pada peristiwa–peristiwa dalam organisasi, yang dikuantifikasi dalam ukuran moneter, dan yang berhubungan dengan data historis. Lingkup SAM yang luas mencakup ukuran nonmoneter terhadap karakteristik lingkungan ekstern (Gordon dan Miller 1999). Disamping itu, lingkup SAM yang luas akan memberikan estimasi tentang kemungkinan terjadinya peristiwa di masa yang akan datang didalam ukuran probabilitas.

2. Timeliness

Kemampuan para manajer untuk merespon secara cepat atas suatu peristiwa kemungkinan dipengaruhi oleh timeliness SAM. Informasi yang timeliness

meningkatkan fasilitas SAM untuk melaporkan peristiwa paling akhir dan untuk memberikan umpan balik secara cepat terhadap keputusan yang telah dibuat. Jadi


(39)

37 menyatakan bahwa timing informasi menunjuk kepada jarak waktu antara permintaan dan tersedianya informasi dari SAM ke pihak yang meminta.

3.Aggregation

SAM memberikan informasi dalam berbagai bentuk agregasi yang berkisar dari pemberian bahan dasar, data yang tidak diproses hingga berbagai agregasi berdasarkan periode waktu atau area tertentu misalnya pusat pertanggungjawaban atau fungsional. Tipe agregasi yang lain mengacu kepada berbagai format yang konsisten dengan model keputusan formal seperti analisis cash flow yang didiskontokan untuk anggaran modal, simulasi dan linear programming untuk penerapan anggaran, analisis biaya-volume-laba, dan model pengendalian persediaan. Dalam perkembangan terakhir, agregasi informasi merupakan penggabungan informasi fungsional dan temporal seperti area penjualan, pusat biaya, departemen produksi dan pemasaran, dan informasi yang dihasilkan secara khusus untuk model keputusan formal.

4.Integration

Aspek pengendalian suatu organisasi yang penting adalah koordinasi berbagai segmen dalam sub – sub organisasi. Karakteristik SAM yang membantu koordinasi mencakup spesifikasi target yang menunjukkan pengaruh interaksi segmen dan informasi mengenai pengaruh keputusan pada operasi seluruh subunit organisasi.


(40)

38 Chia (2000) menyatakan bahwa informasi yang terintegrasi dari SAM dapat digunakan sebagai alat koordinasi antar segmen dari subunit dan antar subunit. Kompleksitas dan saling ketergantungan antar subunit akan direfleksikan dalam informasi yang terintegrasi dari SAM.

Namun menurut Chenhall dan Morris, karakteristik sistem akuntansi manajemen yang berhubungan langsung dengan desentralisasi adalah berupa broad scope dan aggregation (digunakan oleh Gull dan Chia, 2000). Oleh sebab itu, dua karakterikstik informasi sistem akuntansi manajemen yaitu broad scope dan

aggregation, yang mempunyai level tertinggi akan lebih dipertimbangkan.

Ringkasan karakteristik informasi dari broad scope dan aggregation adalah sebagai berikut:


(41)

39

Tabel 2.1

Karakteristik Informasi dari Broad Scope dan Aggregation

Scope

Informasi eksternal, misalnya kondisi ekonomi

Informasi non keuangan, misalnya preferensi konsumen Orientasi masa depan, misalnya probabilitas

Aggregation

Aggregate periode waktu, misalnya bulanan Aggregate area fungsional, misalnya pemasaran

Aggregar model keputusan, misalnya discounted cash flow ( Sumber Gull dan Yew M. Chia, Decentralization, Management Accounting

System (MAS) Information Characteristics 2003 : 413 )

Kesesuaian antara ketergantungan organisasi terhadap sistem akuntansi manajemen yang berupa broad scope dan aggregation digunakan untuk memperbaiki kinerja manajerial (Gordon dan Miller, 1976; Watterhouse dan Tiessen, 1978; Nazaruddin, 2000). Mereka menekankan bahwa kesesuaian kedua aspek tersebut berasosiasi dengan kinerja yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena para manajer divisi/unit lebih senang dievaluasi dengan ukuran kinerja agregat yang merefleksikan area pertanggungjawaban mereka. Ukuran evaluasi akuntansi konvensional yang tidak merefleksikan otonomi dan integrasi satu dengan yang lainnya akan mengakibatkan turunnya moral dan meningkatnya konflik dalam aktivitas divisi/unit (Chenhall dan Morris, 2001).


(42)

40 Chenhall dan Morris (2001) mengemukakan bahwa informasi broad scope

sistem akuntansi manajemen akan dibutuhkan untuk melayani keberagaman keputusan yang dicapai oleh manajer desentralisasi dalam lingkup penentuan harga, pemasaran, pengendaian persediaan, dan negosiasi tenaga kerja. Dalam ketergantungan organisasi manajer mempunyai kebutuhan yang lebih rinci, informasi

broad scope akan memudahkan manajer untuk memutuskan secara lebih efektif dan akhirnya akan menghasilkan kinerja yang lebih baik (Sathe dan Watson, 2002). Menurut Nazaruddin (2000), bahwa pada tingkat ketergantungan organisasi yang tinggi maka dibutuhkan desain sistem akuntansi manajemen yang semakin baik agar dapat semakin besar pengaruh dampak positifnya terhadap kinerja manajerial.

2.2 Kerangka Konseptual

Manajer internal memiliki pandangan bahwa peristiwa-peristiwa yang akan terjadi diakibatkan oleh keputusan-keputusan yang dibuatnya. Ketergantungan organisasi yang tinggi akan berdampak pada kinerja yang tinggi. Sebaliknya apabila tingkat ketergantungan organisasi rendah, maka akan berdampak pada kinerja organisasi yang rendah. Pada tingkat ketergantungan organisasi yang tinggi maka dibutuhkan desain sistem akuntansi manajemen yang semakin baik agar dapat semakin besar pengaruh dampak positifnya terhadap kinerja manajerial.

Gambar berikut ini menyajikan model mengenai pengaruh tingkat ketergantungan organisasi terhadap sistem akuntansi manajemen.


(43)

41

Gambar 2.2

Pengaruh Tingkat Ketergantungan Organisasi Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen

Sequential Pooled

Reciprocal

( Sumber Robins, S. P., Organization Theory 2001 : 91)

2.3 Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan telaah teoritis, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Ketergantungan Organisasi yang tinggi akan memperkuat pengaruh terhadap sistem akuntansi manajemen

H2: Pengaruh ketergantungan organisasi terhadap kinerja manajerial dimediasi oleh sistem akuntansi manajemen

Pembahasan yang menyebabkan dibuatnya hipotesis tersebut bisa digunakan untuk mengungkapkan bahwa penggunaan sistem akuntansi manajemen memainkan

Ketergantungan Organisasi

Sistem Akuntansi Manajemen Pooled

Sequential


(44)

42 peranan penting dalam arti bahwa meningkatnya ketergantungan organisasi berhubungan dengan sistem akuntansi manajemen yang lebih besar, yang akan berhubungan juga dengan peningkatan kinerja manajerial.


(45)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kausal (causal). Umar (2008) mengemukakan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung.

Peneliti menggunakan desain penelitian ini untuk menganalisis dan memberikan butki empiris dari struktur desentralisasi sebagai variabel independen terhadap desain sistem akuntansi sebagai variabel dependennya pada Yayasan Kesehatan PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat penelitian adalah Kantor Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yang berlokasi di Jl. Sena No. 2 Medan dan waktu penelitian dimulai pada bulan April sampai dengan selesainya skripsi ini.


(46)

44

3.3. Jadwal Penelitian

Tabel 3.1

Rencana Jadwal Waktu Penelitian

Tahapan Penelitian Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 Mei 2012 Juni 2012 Juli 2012 Pemilihan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyelesaian Skripsi Ujian komprehensif

Sumber : Pengolahan Data

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Pada pengujian hipotesis, maka perlu diteliti variabel-variabel dengan penentuan indikator-indikator yang digunakan. Adapun variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel independen dan satu variabel dependen.


(47)

45

3.4.1. Variabel Independen

Variabel independen, yaitu variabel bebas yang keberadaannya dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketergantungan organisasi. Pandangan responden terhadap struktur ketergantungan organisasi dalam penelitian ini mengasumsikan sejauh mana tingkat keputusan dapat diambil oleh manajer menengah dibandingkan dengan manajer puncak, hal ini sangat penting sebagai alat pengawasan organisasi. Ketergantungan organisasi sangat penting karena adanya kondisi administratif yang semakin kompleks, begitu pula dengan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang pada manajemen yang lebih rendah.

3.4.2. Variabel dependen

Variabel dependen, yaitu variabel tidak bebas keberadaannya yang dipengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem akuntansi manajemen. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat keandalan sistem akuntansi manajemen adalah instrumen yang dikembangkan oleh Chenhall dan Morris (1986) yang juga dikembangkan oleh Chia (2000) dan Nazaruddin (2002). Instrument tersebut digunakan untuk mengukur persepsi informasi yang bermanfaat bagi para manajer. Ukuran yang dipakai adalah persepsi responden terhadap sistem akuntansi manajemen. Gul dan Chia (2000)


(48)

46 mengatakan bahwa karakteristik sistem akuntansi manajemen akan lebih baik jika dihubungkan dengan ketergantungan organisasi.

Tabel 3.2 Defenisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Ketergantung an Organisasi (X)

Ketergantungan Organisasi merupakan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada para manajer lebih rendah.Tingkat pendelegasian

menunjukkan seberapa jauh manajemen yang lebih tinggi mengizinkan manajemen yang lebih rendah untuk membuat

kebijakan secara independen,

Perusahaan dikategorikan memiliki struktur organisasi dengan ketergantungan organisasi tinggi bila responden menjawab pertanyaan kuesioner dengan point di atas 3.

Perusahaan dikategorikan memiliki struktur organisasi dengan desentralisasi rendah bila responden menjawab pertanyaan kuesioner dengan point di bawah 3

Likert Sistem Akuntansi Manajemen (Y) Sistem akuntansi manajemen adalah penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan

penafsiran informasi yang

digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan

pengendalian,pembuatan

keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya,pengungkapan kepada

pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan asset guna menghasilkan informasi untuk pengguna

Perusahaan dikategorikan sistem akuntansi manajemen di atas rata-rata bila responden menjawab pertanyaan kuesioner dengan point di atas 3.

Perusahaan dikategorikan memiliki kinerja manajerial di bawah rata-rata bila responden menjawab pertanyaan kuesioner dengan point di bawah 3


(49)

47 internal, seperti manajer,

eksekutif, dan pekerja.

( Sumber Gull dan Yew M. Chia, Decentralization, Management Accounting System (MAS) Information Characteristics 2003 : 413 )

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto 1998, h.130). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan-karyawan pada PT. Telekomunikasi Indonesia yang berjumlah 38 orang.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 1998, h.131). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia yang berstatus karyawan tetap.

3.6. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Data Primer yaitu data yang berupa persepsi responden yang diukur dari jawaban langsung responden. Sumber data primer berasal dari jawaban kuesioner responden, yang berisikan beberapa pertanyaan tentang persepsi pimpinan menengah atau staf yang sehari-hari terlibat langsung dalam penyusunan anggaran.


(50)

48 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah

terdokumentasi diperusahaan, seperti : sejarah perusahaan, struktur organisasi.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian merupakan metode atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian, agar peneliti memperoleh data lapangan/empiris untuk memecahkan masalah penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah tersedia jawaban, sehingga responden hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya. Pertanyaan tertutup tersebut menerangkan tanggapan responden terhadap variabel struktur desentralisasi dan desain sistem akuntansi manajemen

Untuk penskoran dari tiap jawaban yang diberikan oleh responden, peneliti menentukan sebagai berikut:

1. Untuk jawaban Sangat Setuju responden diberi skor 5 2. Untuk jawaban Setuju responden diberi skor 4

3. Untuk jawaban Cukup Setuju responden diberi skor 3 4. Untuk jawaban Tidak Setuju diberi skor 2


(51)

49 5. Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.8.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen (Arikunto 1998, h.168). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka r yang diperoleh (r hitung) dikonsultasikan dengan (r tabel) maka instrumen dikatakan valid, dan apabila r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan valid, dan apabila r hitung < r tabel maka instrumen dikatakan tidak valid. Uji validitas dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan program SPSS.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik (Arikunto 1998, h.170). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban – jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya. Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tingkat konsistensi internal (intenal consistency) jawaban responden terhadap instrumen untuk mengukur variabel struktur ketergantungan


(52)

50 organisasi dan desain sistem akuntansi manajemen (Eko Aria 2008, h.50). Suatu instrumen pengukuran yang menghasilkan koefisien alpha cronbach kurang dari 0,6 dipertimbangkan kurang baik, 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 baik (Eko Aria 2008, h.50). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS.

3.9. Teknik Analisis

3.9.1. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat, dalam hal ini untuk mengetahui regresi pengaruh struktur ketergantungan organisasi terhadap desain sistem akuntansi manajemen pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Modelnya dapat dilihat sebagai berikut

Y = a+bX+€

Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius.


(53)

51

3.9.2. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis model penelitian ini yaitu menggunakan proses regresi seperti biasa, yaitu meregresi desain sistem akuntansi manajemen untuk variabel struktur desentralisasi dari hasil data yang diperoleh dari penelitian dengan diolah menggunakan program SPSS.

Untuk pengujian hipotesis penelitannya adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh X terhadap Y secara parsial (Uji t)

Tujuan dari uji t adalah untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Apabila besarnya probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima, sedangkan jika probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak.


(54)

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Statistik Data Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Metode pengambilan sampel adalah dengan metode sensus. Jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak 50 eksemplar untuk Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia.

Rincian jumlah kuesioner yang dikirim dan diterima dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 4.1 Pendistribusian Kuesioner

KETERANGAN JUMLAH

Kuesioner yang didistribusikan 50

Kuesioner yang kembali 38

Kuesioner yang rusak -

Kuesioner yang dapat digunakan 38


(55)

53 Deskripsi Data penelitian dari masing-masing variable yang meliputi nilai mean, standar deviasi, maksimum dan minimum yang diperoleh dari tampilan output SPSS dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Y= SAM Desain 38 77.00 123.00 3883.00 102.1842 11.44164

X=Ketergantungan Organisasi

38 31.00 55.00 1661.00 43.7105 5.07196

Valid N (listwise) 38

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2012)

Dari tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa deskripsi data penelitian dapat digunakan karena;

1. Variabel SAM Desain

Rata-rata pengetahuan karyawan Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia dari jumlah data sampel sebesar 38 dengan nilai minimum 77 dan maksimum sebesar 123 dengan jumlah semua sampel sebesar 3883. Besarnya rata-rata dari variabel ini sebesar 102.18 dengan standar deviation sebesar


(56)

54 11.44. Hal ini menunjukkan tidak ada outliner pada variabel Sistem Akuntansi Manajemen Desain karena meannya lebih besar daripada standar deviasi.

2. Variabel Ketergantungan Organisasi

Rata-rata pemahaman karyawan Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia tentang ketergantungan organisasi dari jumlah banyak sampel sebesar 38 dengan nilai minimum 31 dan maksimum sebesar 55 dengan jumlah semua sampel sebesar 1661. Besarnya rata-rata dari variabel ini sebesar 43.71 dengan standar deviation sebesar 5.07.

4.2 Uji Validitas dan Realibitas 4.2.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk melihat validitas maka kolom yang akan dilihat adalah corrected item total correlation dan bandingkan dengan r tabel. Tabel r untuk jumlah sampel 38 sebesar 0,32 dan jika nilai pada kolom corrected item total correlation lebih kecil dari 0,32 maka item pertanyaan tersebut tidak valid.


(57)

55

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 43.5263 27.607 .499 .778

VAR00002 43.7105 25.725 .272 .811

VAR00003 43.3158 26.871 .443 .780

VAR00004 43.5526 25.659 .438 .780

VAR00005 43.2368 27.105 .515 .776

VAR00006 43.4474 26.524 .524 .773

VAR00007 43.3947 26.299 .496 .775

VAR00008 43.2632 27.172 .441 .780

VAR00009 43.4737 27.445 .525 .777

VAR00010 43.0263 27.378 .621 .773

VAR00011 43.7105 24.860 .455 .780

VAR00012 44.5526 24.794 .463 .779

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2012)

Berdasarkan Tabel 4.3 variabel 2 tidak valid karena tabel r untuk sampel 38 sebesar 0,32, sedangkan nilai corrected item total correlation variabel 2 karena 0,272 < 0,32


(58)

56 dan item pertanyaan lainnya telah valid. Hal ini berarti data butir pernyataan 2 harus dikeluarkan. Setelah itu dilakukan uji validitas kembali.


(59)

57

Tabel 4.4 Uji Validitas II

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 39.7632 22.348 .570 .792

VAR00003 39.5526 22.254 .408 .803

VAR00004 39.7895 20.603 .475 .798

VAR00005 39.4737 22.418 .484 .797

VAR00006 39.6842 21.573 .547 .790

VAR00007 39.6316 21.158 .548 .789

VAR00008 39.5000 21.878 .509 .794

VAR00009 39.7105 23.184 .404 .803

VAR00010 39.2632 22.740 .568 .794

VAR00011 39.9474 20.159 .456 .803

VAR00012 40.7895 19.954 .480 .800

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2012)

Dari hasil output diatas semua nilai corrected item total correlation > 0.32 maka item pertanyaan yang digunakan untuk menggambarkan variabel ketergantungan organisasi adalah item 1,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12.


(60)

58 Pada Tabel 4.4 terlihat seluruh butir dinyatakan valid. Setelah semua butir pertanyaan valid maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data.

4.2.2 Uji Realibitas

Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil satu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik.

Hasil uji relibitas dari penelitian ini terdapat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Uji Realibitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.811 11

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2012)

Diketahui bahwa nilai koefisuen alpha (cronbach’s alpha) sebesar 0.811, ini berarti item pertanyaan yang valid diatas telah memiliki realibilitas yang baik dan dapat disebarkan kepada responden sehingga cocok digunakan sebagai instrumen penelitian.


(61)

59

4.2.3 Koefisien Determinasi

Pengujian digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari persamaan dengan model persamaan tersebut akan dapat dihitung R² atau coefficient of determination yang menunjukkan persentase dari variabel Ketergantungan Organisasi yang mampu dijelaskan oleh model. Selanjutnya dengan membandingkan besarnya nilai R² pada variabel SAM Desain yang menentukan pengaruh terhadap Ketergantungan Organisasi pada Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia.

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .408a .166 .143 10.59014

a. Predictors: (Constant), X=Ketergantungan Organisasi

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2012)

Nilai hubungan atau korelasi antara variabel ketergantungan organisasi dengan variabel SAM Desain memiliki hubungan positif dengan nilai sebesar 0.408, kekuatan hubungan ini kita interpretasi memiliki hubungan lemah. Nilai koefisien determinasi sebesar 14.3%, artinya variabel sam desain mampu dijelaskan sebesar 14.3% dengan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini


(62)

60

4.3 Metode Analisis Statistik

4.3.1. Analisis Regresi Linier Sederhana

Istilah linier adalah bahwa Y adalah fungsi linier dari X atau Y fungsi linier

dari parameter β. Pada regresi sederhana hanya terdapat satu β karena hanya ada satu

variabel independen. Koefisien menunjukkan, bila X berubah satu unit maka Y akan

berubah sebesar β unit. Bila β negatif berarti kenaikan X sebesar satu unit akan menurunkan Y sebesar β unit. Namun, besarnya koefisisen β tidak langsung

menunjukkan penting atau tidak pentingnya suatu variabel independen. Koefisien β berfungsi menunjukkan tingkat kepekaan variabel dependen terhadap perubahan variabel independen. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a+bX+€


(63)

61

Tabel 4.7

Analisis Regresi Linier Sederhana

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 806.272 1 806.272 7.189 .011a

Residual 4037.439 36 112.151

Total 4843.711 37

a. Predictors: (Constant), X=Ketergantungan Organisasi

b. Dependent Variable: Y= SAM Desain

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2012)

Y = a+bX+€

Maka Y = 61.954+0.920 X Persamaan regresi tersebut mempunyai arti sebagai berikut:

1. Koefisien regresi pengetahuan karyawan Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia bernilai positif konstanta sebesar 61.920, hal ini menunjukkan variabel ketergantungan organisasi bernilai nol maka variabel SAM Desain sebesar 61.954. 2. Nilai koefisien variabel ketergantungan organisasi sebesar 0.920, artinya jika

variabel ketergantungan dinaikkan satu satuan maka akan menaikkan nilai variabel SAM Desain sebesar 0.920.


(64)

62

4.3.2. Uji t

Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel bebas yakni variabel Promosi Jabatan (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Pegawai (Y) padaYayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia.

Tabel 4.9 Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 61.954 15.102 4.102 .000

X=Ketergantungan Organisasi

.920 .343 .408 2.681 .011

a. Dependent Variable: Y= SAM Desain

Sumber: Hasil pengolahan SPSS (2012)

Dari hasil spss diatas diperoleh nilai sig. sebesar 0.011< 0.05 maka variabel ketergantungan organisasi memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel SAM Desain. Analisa memakai regresi sederhana jadi sebaiknya hanya memakai satu uji saja uji F atau uji t karena pasti memiliki nilai sig. yang sama.

Koefisien regresi Ketergantungan Organisasi karyawan Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia tentang Sistem Akuntansi Manajemen Desain bernilai


(65)

63 positif sebesar 0,32, hal ini menujukkan pemahaman karyawan Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia tentang ketergantungan organisasi berpengaruh positif terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain, sehingga adanya peningkatan pemahaman karyawan Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi.

Penelitian ini membahas tentang pengaruh Ketergantungan Organisasi (X) terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain (Y) Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Pada metode analisis deskriptif, dapat dilihat pengelompokan responden berdasarkan ketergantungan organisasi dan Sistem Akuntansi Manajemen Desain.

Metode analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS. Pada persamaan regresi linier sederhana adalah Y = 61.954+0.920 X ini berarti ketergantungan organisasi berpengaruh secara positif terhadap system akuntansi manajemen desain. Pada uji t, variabel Promosi Jabatan (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai, hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.011< 0.05 dan nilai thitung (2,681) > ttabel (1,67). Kemudian pada pengujian Koefisien determinasi (R²) diperoleh R =0,408 atau 40,8% berarti hubungan antara variabel Ketergantungan Organisasi (X) terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain (Y) Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia hubungannya cukup erat. Pada R² = 0,166 atau sebesar 16,6%, artinya variabel Sistem Akuntansi Manajemen Desain (Y) mampu memberikan pengaruh terhadap Ketergantungan Organisasi pada


(66)

64 Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia sebesar 16,6%, sedangkan sisanya 84,4% dapat dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti struktur, lingkungan, desentralisasi.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa variabel ketergantungan organisasi memiliki pengaruh terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain. Responden pada penelitian ini memberikan tanggapan yang positif terhadap variabel ketergantungan organisasi sebagai variabel bebas dan variabel Sistem Akuntansi Manajemen Desain sebagai variabel terikat.

Penelitian ini didasarkan pada beberapa teori yang salah satunya yaitu Ketergantungan Organisasi yang berkaitan dengan tingkat otonomi yang didelegasikan kepada para manajer unit dan desain sistem akuntansi manajemen merupakan suatu set pengendalian yang signifikan dalam organisasi (Otley, 2001). Secara lebih khusus, ketergantungan organisasi tidak saja merupakan sebuah variabel kontingensi yang penting dalam perancangan sistem akuntansi manajemen, tetapi juga merupakan mekanisme penunjang yang seharusnya konsisten dengan maksud penyusunan struktur formal (Chenhall dan Morris, 2003).

Robbins (2001) mengidentifikasi tiga bentuk saling ketergantungan, yaitu: Robbins (2001) mengidentifikasi tiga bentuk saling ketergantungan, yaitu:

1. Sequential interdependence : Satu kelompok tergantung pada suatu kelompok lain untuk masukannya tetapi ketergantungan itu hanya satu arah.


(67)

65 2. Pooled interdependence : Dua atau lebih unit menyumbang output secara

terpisah ke unit yang lebih besar, misalnya departemen pengembangan produk dan departemen pengiriman.

3. Reciprocal interdependence: dimana kelompok – kelompok bertukar masukan dan keluaran, misalnya kelompok penjualan dan pengembangan produk saling bergantung secara timbal balik.

Ketergantungan Organisasi yang berkaitan dengan tingkat otonomi yang didelegasikan kepada para manajer unit dan desain sistem akuntansi manajemen merupakan suatu set pengendalian yang signifikan dalam organisasi (Otley, 2001). Secara lebih khusus, ketergantungan organisasi tidak saja merupakan sebuah variabel kontingensi yang penting dalam perancangan sistem akuntansi manajemen, tetapi juga merupakan mekanisme penunjang yang seharusnya konsisten dengan maksud penyusunan struktur formal (Chenhall dan Morris, 2003).

Hubungan antara ketergantungan organisasi dan penggunaan sistem akuntansi manajemen dalam meningkatkan kinerja organisasi dimana tolak ukur kinerjanya adalah efisiensi dan dana efektivitas pelayanan yang diberikan kepada publik dapat digambarkan sebagai berikut; dengan ketergantungan organisasi, dimana sub unit mempunyai wewenang dan otoritas mengambil keputusan, manajer dalam kondisi ini mampu mengambil keputusan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan lokal dan secara cepat merespon perubahan-perubahan situasi lokal yang terjadi. Hal ini berarti


(68)

66 dapat mereduksi waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan kemampuan untuk membuat keputusan yang benar sesuai dengan kebutuhan akan mendorong terciptanya efektifitas pelayanan yang diberikan.

Pengaruh Ketergantungan Organisasi terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Hal ini tergantung bagaimana pimpinan dapat membuat sistem organisasi diperusahaannya dengan efektif. Dampak negatif dari ketergantungan organisasi yang tidak efektif dan tidak adil adalah munculnya ketidakpuasan dari para karyawan yang mengakibatkan kinerja yang dihasilkan tidak optimal sehingga tujuan dari perusahaan tidak tercapai. Namun, ketergantungan organisasi dapat membawa pengaruh positif apabila dilakukan dengan efektif dan adil. Hal ini dapat membangkitkan semangat para karyawannya untuk berprestasi dalam bekerja.


(69)

67

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian, pembahasan, serta hasil analisis dan evaluasi yang peneliti lakukan, maka peneliti mencoba untuk menarik kesimpulan atas penelitian yang telah dilakukan serta memberikan saran yang mungkin akan bermanfaat bagi perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pengetahuan karyawan Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia tentang ketergantungan organisasi terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil hipotesis diperoleh hasil bahwa ketergantungan organisasi yang dilakukan oleh Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia memiliki pengaruh yang positif terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain.

2. Berdasarkan hasil uji t, dapat dilihat bahwa Ketergantungan Organisasi (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain (Y). Jika Ketergantungan Organisasi (X) ditingkatkan maka Sistem Akuntansi Manajemen Desain (Y) akan meningkat.


(70)

68

5.2 Saran

Saran yang dapat dijadikan masukan kepada pihak Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia, pegawai dan kepada peneliti selanjutnya, yaitu :

1. Saran untuk pihak Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia, berdasarkan hasil penelitian ketergantungan Organisasi memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain. Oleh karena itu Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia harus dapat mengatur sistem ketergantungan organisasi yang ada di perusahaannya dengan baik dan adil. Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia harus dapat melaksanakan sistem ketergantungan organisasi dengan baik yaitu dengan menerapkan kriteria, syarat, dan acuan yang jelas untuk melakukan ketergantungan organisasi kepada para pegawainya.

Semakin baik pengaturan ketergantungan organisasi pegawai maka akan dapat meningkatkan Sistem Akuntansi Manajemen di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia dan sebaliknya semakin buruk pengaturan sistem ketergantungan organisasi di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia maka akan dapat menurunkan system ketergantungan organisasi perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan bagi perusahaan untuk dapat lebih baik lagi dalam mengatur sistem ketergantungan organisasi yang ada di


(71)

69 perusahaannya sehingga dapat meningkatkan Sistem Akuntansi Manajemen Desain perusahaan tersebut.

2. Saran untuk pegawai Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia, dengan adanya sistem ketergantungan organisasi diharapkan Sistem Akunatansi Manajemen Desain para pegawainya dapat meningkat sehingga tujuan (visi) dan misi perusahaan dapat tercapai.

3. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji penelitian lebih dalam dengan menambahkan variabel atau faktor-faktor lain dalam menganalisis pengaruh ketergantungan organisasi terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia. Faktor-faktor yang mungkin dapat ditambahkan seperti struktur, lingkungan, desentralisasi. Sehingga kedepannya dapat dilihat permasalahan yang lebih jelas pada perusahaan.


(72)

70

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, A.A., R.J. Banker, R.S. Kaplan dan S.M. Young (2000), Management Accounting, Englewood Cliffs,NJ:Prentice Hall.

Bouwens, Jan dan Margaret A. Abernethy (2000), “The Consequences of Customization on Management Accounting System Design”, Accounting Organization andSociety, pp.221-241.

Brownell, P. (1982), “Participation in The Budgeting Process: When it Works and When it Doesn’t”, Journal of Accounting Literature, Spring, pp.124-153.

Chenhall, Robert H. dan Deigan Morris (2001), “The Impact of Structure, Environment, and Interdependence on the Perceived Usefulness of Management Accounting Systems”, The Accounting Review, No.1,pp.16 – 35. Chia, Yew Ming (2001), “Decentralization, Management Accounting System (MAS)

Information Characteristics and Their Interaction Effects on Managerial Performance: A Singapore Study”, Journal of Business Finance and Accounting, September, pp. 811-830.

Davis, Stan, dan Tom Albright (2000), “The Changing Organizational Structure And Individual Responsibilities of Managerial Accountants: A Case Study”,

Journal ofManagerial Issues, Vol.12, No.4, pp. 446-467.

Gordon, L.A. dan V.K. Narayanan (2002), “Management Accounting System: Perceived Environmental Uncertainty and Organisation Structure: An Empirical Investigation”, Accounting, Organizations and Society, Vol.9, pp.33-47.

Govindarajan, V. (2001), “Appropriateness of Accounting Data in Performance Evaluation: An Empirical Examination of Environmental Uncertainty as an Intervening Variable”, Accounting, Organizations and Society, Vol.9, No.2, pp.125-135.

Gul, F.A. (2001), “The Effects of Management Accounting Systems and Environmental Uncertainty on Small Business Managers’ Performance”,


(73)

71 Gul,F.A. dan Yew M. Chia (2003), “The Effects of Management Accounting

Systems, Perceived Environmental Uncertainty and Decentralization on Managerial Performance”, Accounting Organizations and Society, Vol.19, pp.413-426.

Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Salemba Empat. Jakarta

Kaplan, Robert. S. (2004), “The Evolution of Management Accounting”, The Accounting Review, July, pp. 390-418.

Karimi, Jahangir, Toni M. Somers dan Yash Gupta (2001), “Impact of Information Technology Management Practices on Customer Service”, Journal of Management Information System, Vol.17, No.4, pp. 125-158.

Kottler, P. dan Gary Armstrong (2004), Principle of Marketing, Englewood Cliffs, N.J., Prentice Hall.

McLeod, Raymond, Jr. (2000), Sistem Informasi Manajemen, Alih Bahasa: Hendra Teguh, PT. Prehalindo, Jakarta.

Mia, Lokman dan M. Goyal (2001), “Span of Control, Task Interdependence and Usefulness of MAS Information in Not-for-Profit Government Organizations”,

Financial Accountability of Management, pp.249-266.

Mia, Lokman dan Robert H. Chenhall (1994), “The Usefulness of Management Accounting Systems, Functional Differentiation and Managerial Effectiveness”, Accounting Organizations and Society, Vol.19,No.1,pp.1-13. Mulyadi, Setyawan, J. (2000), Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen,

Cetakan ke 2, Penerbit Aditya Media, Yogyakarta.

Otley, David. T. (2001), “The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement and Prognosis”, Accounting Organizations and Society, Vol.5, pp.413-428.

Robbins, S.P. (2001), Organizational Behavior, Ninth Edition, Prentice Hall International, Inc.


(74)

72

LAMPIRAN 1. Uji Validitas

Scale: ALL VARIABLES

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.795 12

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 38 100.0

Excludeda 0 .0

Total 38 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(75)

73 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 43.5263 27.607 .499 .778

VAR00002 43.7105 25.725 .272 .811

VAR00003 43.3158 26.871 .443 .780

VAR00004 43.5526 25.659 .438 .780

VAR00005 43.2368 27.105 .515 .776

VAR00006 43.4474 26.524 .524 .773

VAR00007 43.3947 26.299 .496 .775

VAR00008 43.2632 27.172 .441 .780

VAR00009 43.4737 27.445 .525 .777

VAR00010 43.0263 27.378 .621 .773

VAR00011 43.7105 24.860 .455 .780

VAR00012 44.5526 24.794 .463 .779


(1)

80

VAR00004 3.9474 .61281 38

VAR00005 4.1842 .39286 38

VAR00006 4.1316 .87522 38

VAR00007 4.3421 .62715 38

VAR00008 3.9474 .61281 38

VAR00009 3.6579 .93798 38

VAR00010 4.0263 .82156 38

VAR00011 4.0526 .69544 38

VAR00012 4.1053 .86335 38

VAR00013 4.0000 .65760 38

VAR00014 4.1842 .39286 38

VAR00015 4.3421 .53405 38

VAR00016 4.2368 .91339 38

VAR00017 4.3421 .62715 38

VAR00018 4.3158 .66191 38

VAR00019 4.1053 .95265 38

VAR00020 3.9474 .73328 38

VAR00021 4.1842 .92577 38

VAR00022 3.7895 1.09441 38


(2)

81

VAR00024 4.2895 .69391 38

VAR00025 4.3158 .61973 38

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 98.5789 114.953 .719 .925

VAR00002 98.2368 122.402 .465 .929

VAR00003 98.3421 123.691 .520 .928

VAR00004 98.2368 123.159 .542 .928

VAR00005 98.0000 125.676 .577 .929

VAR00006 98.0526 117.349 .675 .926

VAR00007 97.8421 122.515 .576 .928

VAR00008 98.2368 125.159 .392 .930

VAR00009 98.5263 121.932 .391 .931

VAR00010 98.1579 119.596 .592 .927

VAR00011 98.1316 123.198 .468 .929

VAR00012 98.0789 117.318 .687 .926


(3)

82

VAR00014 98.0000 125.730 .571 .929

VAR00015 97.8421 121.434 .781 .926

VAR00016 97.9474 119.997 .504 .929

VAR00017 97.8421 122.785 .556 .928

VAR00018 97.8684 121.415 .621 .927

VAR00019 98.0789 115.048 .732 .925

VAR00020 98.2368 121.050 .578 .928

VAR00021 98.0000 117.622 .619 .927

VAR00022 98.3947 115.921 .585 .928

VAR00023 97.8421 121.974 .668 .927

VAR00024 97.8947 120.962 .620 .927

VAR00025 97.8684 122.442 .590 .928

4.

Analisis Regresi Linier Sederhana

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X=Ketergantunga n Organisasia

. Enter


(4)

83

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X=Ketergantunga n Organisasia

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y= SAM Desain

5.

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .408a .166 .143 10.59014


(5)

84

6.

Uji t

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 806.272 1 806.272 7.189 .011a

Residual 4037.439 36 112.151

Total 4843.711 37

a. Predictors: (Constant), X=Ketergantungan Organisasi

b. Dependent Variable: Y= SAM Desain

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 61.954 15.102 4.102 .000

X=Ketergantungan Organisasi

.920 .343 .408 2.681 .011


(6)

85

7.

Deskripsi Data

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Y= SAM Desain 38 77.00 123.00 3883.00 102.1842 11.44164

X=Ketergantungan Organisasi

38 31.00 55.00 1661.00 43.7105 5.07196


Dokumen yang terkait

Pengaruh Dimensi-Dimensi Job Demands Dan Dimensi-Dimensi Job Resources Terhadap Employee Engagement Di Lonsum Kantor Cabang Medan

17 160 116

Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Perilaku Cyberloafing Pada Karyawan PT Telekomunikasi Indonesia TBK Medan

62 283 121

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Peningkatan Efektivitas Kerja Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Medan

11 85 85

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur di Semarang)

0 7 10

Pengaruh Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terhadap Kinerja Karyawan di PT. Nisshinbo Indonesia.

1 3 25

Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen dan Pembelajaran Organisasi Terhadap Efektivitas Pemasaran: Studi Kasus pada PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero).

0 0 26

Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Efektivitas Pencapaian Target Penjualan (Studi Kasus pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia).

0 9 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Akuntansi Manajemen - Pengaruh Ketergantungan Organisasi Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain Di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Ketergantungan Organisasi Terhadap Sistem Akuntansi Manajemen Desain Di Yayasan Kesehatan PT. Telekomunikasi Indonesia

0 0 9

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI, SALING KETERGANTUNGAN, KARAKTERISTIK SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 0 15