25
B. Keterkaitan Antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen 1.
Inflasi dengan Sukuk
Menurut Raharjo 2004:53 kondisi perekonomian yang kuat serta inflasi yang rendah mengakibatkan tingkat daya beli terhadap produk investasi juga
sangat bagus, sehingga akan timbul dampak positif terhadap perdagangan dan investasi pada obligasi. Akan tetapi inflasi tidak mempengaruhi obligasi syariah,
hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa inflasi berbanding terbalik dengan obligasi syariah, ketika inflasi naik maka obligasi syariah turun, begitu juga
sebaliknya, ketika inflasi turun harga obligasi syariah justru naik.
2. Jumlah Uang Beredar dengan Sukuk
Dengan semakin meningkatnya jumlah uang beredar, masyarakat cenderung menggunakan uangnya selain untuk tujuan transaksi juga menggunakan uangnya
untuk tujuan spekulatif, yaitu dengan membeli surat-surat berharga seperti saham atau obligasi. Jumlah uang beredar berpengaruh terhadap suatu indeks
dikarenakan ketika bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia meningkatkan penawaran uang dengan cepat, tingkat harga akan meningkat dengan cepat dan
perusahaan akan memperoleh profitabilitas yang tinggi sehingga menyebabkan harga obligasi syariah mengalami peningkatan. Nugroho, 2008:52
3. Kurs Rupiah dengan Sukuk
Menurut Rodoni 2010 : 186 Globalisasi mendorong investasi lintas negara disamping untuk tujuan diversifikasi. Oleh karena itu, risiko nilai tukar mata uang
merupakan faktor ketidakpastian yang dihadap investor apabila melakukan
26
investasi di pasar global. Semakin tinggi fluktuasi nilai tukar mata uang yang bersangkutan , dengan demikian investor harus mempertimbangkan pula premi
risiko atas nilai tukar tersebut. Nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar mempunyai hubungan positif dan signifikan dalam mempengaruhi return suatu perusahaan.
Dan return tersebut mempengaruhi kondisi financial distress perusahaan , maka dapat diasumsikan bahwa sensitifitas perusahaan terhadap nilai tukar
mempengaruhi kondisi financial distress perusahaan. Selain itu, sukuk didenominasi di dalam Dolar Amerika US sehingga naik
turunnya nilai rupiah terhadap dolar akan menjadikan nilai pembayaran terhadap investor akan berubah dari nilai awal. Seperti turunnya nilai rupiah terhadap dolar
menjadikan beban pembayaran cicilan menjadi semakin besar kepada investor.
4. BI rate dengan Sukuk
Menurut Rahardjo 2004:50 nilai harga suatu obligasi ditentukan oleh nilai tingkat suku bunga di pasar uang. Salah satu faktor penentu apakah harga
obligasi menarik atau tidak adalah tingkat suku bunga yang diberikan kepada investor obligasi. Apabila tingkat suku bunga di pasar menurun maka
investor cenderung membeli obligasi yang kuponnya lebih tinggi dibanding deposito sehingga harga obligasi cenderung naik. Begitu juga sebaliknya jika
suatu suku bunga lebih kecil dari pada tingkat kupon yang diberikan suatu obligasi maka orang akan cenderung menanamkan uangnya dipasar modal
khususnya obligasi.
27
Dalam hal ini sukuk ijarah, istisna, dan salam yang didasarkan atas fixed rate menanggung akibat dari naik turunnya tingkat suku bunga. Kenaikan suku bunga
menjadikan tingkat nilai sukuk kurang diminati oleh investor.
C. Penelitian Terdahulu
Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya untuk melihat hubungan antara informasi dengan kondisi financial distress berupa default
sukuk dan dengan hasil yang berbeda-beda. Berikut adalah ringkasan tinjauan
penelitian terdahulu :
Tabel.2.3 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Tahun Judul
Metode Penelitian
Hasil Penelitian 1
Luciana Spica Almilia
2003 Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Kondisi Financial
Distress Suatu Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Logistic Regression
Penelitian ini menunjukkan bahwa rasio relatif industri
memiliki daya klasifikasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan rasio keuangan yang tidak
disesuaikan berdasarkan industrinya. Selain itu dalam
penelitian ini juga memberikan bukti bahwa
variabel makro ekonomi IHSG, Indeks Harga
Konsumen Umum, Money Supply dan tingkat bunga
SBI merupakan variabel yang signifikan dalam
penentuan kondisi financial distress suatu perusahaan.
28
No Peneliti
Tahun Judul
Metode Penelitian
Hasil Penelitian 2
A.H Manurung 2008
Analisis Probabilitas Default Perusahaan
Regresi Panel Penelitian ini menggunakan
Merton Model untuk memprediksi probabilitas
default perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di
Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki likuiditas saham yang tinggi
juga memiliki kesempatan untuk default. Perusahaan di
sektor keuangan memiliki probabilitas standar tinggi
daripada sektor lainnya. 3
Roikhan Mochamad
Aziz 2008
“Analisis Pemodelan Pengembangan Sukuk
Indonesia dan Malaysia Dengan Metode System
Dynamics” System
Dynamics Hasil penelitiannya
menunjukan bahwa Sukuk Indonesia lebih tinggi
daripada Sukuk Malaysia di tahun 2015, walaupun Sukuk
Indonesia baru berkembang tahun 2002 lebih lambat 12
tahun dibandingkan Malaysia.
4 Yiping Qu
2008 Macro Economic
Factors and Probability of Default
Regresi Panel Penelitian ini menemukan
bahwa beberapa hasil yang telah ditemukan. Di Swedia,
ada perubahan dalam faktor- faktor makro seperti
Industrial Production, Tingkat Penyebaran Bunga,
Nilai Tukar, dan Harga Saham mempengaruhi
Probabilitas Default. Namun, hasil ini tidak dapat
digunakan untuk menggeneralisasi kasus
negara-negara lain, karena dampak ini bervariasi untuk
tiap negara. Lanjutan Tabel 2.3.
29
No Peneliti
Tahun Judul
Metode Penelitian
Hasil Penelitian 5
Mustika Rini 2010
Obligasi Syariah Sukuk dan Indikator
Makroekonomi Indonesia : Sebuah
Analisis Vector Error Correction Models
VECM Vector Error
Correction Models
VECM Penerbitan sukuk di
Indonesia dipengaruhi oleh indikator makroekonomi,
yaitu pertumbuhan ekonomi dan JUB dengan hubungan
yang positif, serta pengangguran terbuka dan
inflasi dengan hubungan yang negatif. Selain itu
penerbitan sukuk dalam jangka panjang juga
dipengaruhi oleh bonus Sertifikat Bank Indonesia
Syariah SBIS. 6
Hafizi Ab Majid ,
Shahida Shahimi ,
Mohd Hafizuddin
Syah Bangaan Abdullah
2011 “Sukuk Defaults and Its
Implication: A Case Study of Malaysian
Capital Mark et”
Metode Kualitatif
Hasil penelitiannya adalah meskipun permintaan sukuk
di Malaysia sangat tinggi tetapi di Malaysia juga telah
mencatat beberapa kasus default sukuk seperti Johor
Corporation, Ingress Sukuk Berhad, Tracoma Holdings
Berhad dan Nam Fatt Corporation Berhad.
7 Nurul Aini
Muhammed dan Rafisah
Mat Radzi 2011
Implication Of Sukuk Structuring : The
Comparison On The Structure Of Asset
Based And Asset Backed Ijarah Sukuk
Metode Kualitatif
Hasil penelitian nya adalah pemilihan struktur sukuk
sangat penting untuk proses penerbitan sukuk karena
memiliki implikasi yang berbeda bagi investor,
terutama dalam hal terjadinya default. Akan
tetapi meskipun banyak terjadi default sukuk di
Malaysia dan Timur Tengah, tetapi prospek pasar sukuk
masih menunjukan tren positif.
Lanjutan Tabel 2.3.
30
No Peneliti
Tahun Judul
Metode Penelitian
Hasil Penelitian 8
Misnen Ardiansyah ,
Ibnu Qizam , Razaliharon ,
dan Abdul Qoyum
2012 Predicting Sukuk
Default Probability And Its Relationship With
Systematic and Unsystematic Risks : A
Case Study Of Sukuk Indonesia
Regresi Panel Hasil penelitiannya adalah
probabilitas default dengan Merton Model menunjukkan
bahwa ada dua perusahaan yang mengeluarkan sukuk
dengan risiko yang sangat tinggi standar, yaitu, PT
Berlian Laju Tanker dengan probabilitas standar rata-rata
74,456 dan PT Pembangkit Listrik Negara
yang memiliki risiko default dengan 61,339. Variabel
sistematis dan tidak sistematis mampu
menjelaskan sukuk default. Jumlah uang beredar dan
nilai tukar adalah dua variabel sistematis yang bisa
menjelaskan sukuk default. Selain itu, variabel tidak
sistematis menunjukkan bahwa rasio solvabilitas
debt to equity ratio dan rasio profitabilitas Return
on Asset memiliki implikasi yang signifikan pada
probabilitas default sukuk.
D. Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono 2009:91, Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi. Kerangka berpikir adalah hasil pemikiran peneliti berdasarkan teorikonsep yang ada tentang variabel yang diteliti dan dirumuskan dari masalah
Lanjutan Tabel 2.3.
31
penelitian. Berdasarkan landasan teori dan hasil dari penelitian sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Uji Model Regresi
Uji Regresi Berganda Uji Asumsi Klasik
Variabel Independen :
Inflasi
Jumlah Uang Beredar
Kurs
Suku bunga BI Rate
Sukuk Ijarah PT Berlian Laju Tanker
Variabel Dependen :
Fee ijarah default sukuk
32
E. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono 2009:96 merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut : 1. Ho
1
= Tidak terdapat pengaruh inflasi terhadap fee ijarah default sukuk. H
a1
= Terdapat pengaruh inflasi terhadap fee ijarah default sukuk. 2. Ho
2
= Tidak terdapat pengaruh jumlah uang beredar terhadap fee ijarah default sukuk.
Ha
2
= Terdapat pengaruh jumlah uang beredar terhadap fee ijarah default sukuk.
3. Ho
3
= Tidak terdapat pengaruh BI rate terhadap fee ijarah default sukuk. Ha
3
= Terdapat pengaruh BI rate terhadap fee ijarah default sukuk. 4. Ho
4
= Tidak terdapat pengaruh kurs terhadap fee ijarah default sukuk. Ha
4
= Terdapat pengaruh kurs terhadap fee ijarah default sukuk
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas data-data yang didapat melalui studi kepustakaan dan data dari internet data sekunder dimana ruang lingkup penelitian ini adalah PT
Berlian Laju Tanker periode 2007-2012. Dari sumber diatas maka yang menjadi variabel dependen terikat adalah fee
ijarah sukuk default dan variabel independen bebas nya adalah Inflasi, Jumlah Uang Beredar , BI rate dan Kurs . Keempat variabel makro diatas, dijadikan peneliti
sebagai variabel independen dikarenakan hal ini mudah dimengerti karena indikator tersebut merupakan indikator yang sering diuji pada penelitian sebelum ini dan
digunakan sebagai acuan dalam berinvestasi termasuk berinvestasi pada instrumen investasi obligasi syariah sukuk yang menjadi salah satu alternatif dari sedemikian
banyak alternatif instrumen investasi yang didominasi oleh instrumen keuangan.
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan fee ijarah discount rate sukuk ijarah PT BLTA selama periode 2007-2012 yang pada akhirnya pada tahun 2012 sukuk PT BLTA
dinyatakan default. Dari populasi tersebut selanjutnya diambil beberapa sampel yang merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi ,
34
sehingga sampel harus mewakili populasinya. Metode yang digunakan adalah judgement sampling. Judgement sampling adalah salah satu jenis purposive sampling
selain quota sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang digunakan dengan maksud
penelitian Kuncoro, 2009:118.
C. Metode Pengumpulan Data
Agar memperoleh hasil penelitian yang diharapkan , maka diperlukan data dan informasi yang mendukung penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan library research dan data sekunder internet research.
1. Penelitian Kepustakaan Library Research Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan cara
mengumpulkan pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, serta literatur keterangan-
keterangan dari sumber lain yang mempunyai hubungan dengan permasalahan
yang dibahas dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder Internet Research Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulakan
dokumen atau laporan yang bersumber dari perusahaan atau pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian. Selain melalui studi kepustakaan Library
Research, Internet Research juga digunakan dalam penelitian ini yang dimana
35
berguna untuk mempermudah dalam mengumpulkan data melalui website- website tertentu. Dalam penelitian ini sumbernya adalah www.bps.co.id ,
www.bi.go.id , dan www.idx.co.id .
D. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan model regresi berganda atau model regresi majemuk merupakan suatu model regresi yang terdiri atas lebih dari satu variabel independen.
Model regresi linear memiliki beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE Best Linear Unbiased
Estimator. Berikut adalah hasil estimasi yang bersifat BLUE Ajija dkk., 2011:34 :
1. Efisien, artinya hasil nilai estimasi memiliki varian yang minimum dan tidak bias. 2. Tidak bias, artinya hasil nilai estimasi sesuai dengan nilai parameter.
3. Konsisten, artinya jika ukuran sampel ditambah tanpa batas, maka hasil nilai estimasi akan mendekati parameter populasi yang sebenarnya. Jika asumsi
normalitas terpenuhi, di mana eror terdistribusi secara normal dengan rata-rata sama dengan nol dan standar deviasi konstan.
4. Koefisien regresi akan memiliki distribusi normal. Asumsi normalitas sangat penting untuk penyederhanaan dalam melakukan pendugaan interval dan
pengujian hipotesis secara statistik. Penelitian ini menguji hipotesis dengan pengujian koefisien determinasi ,
koefisies regresi simultan Uji F, dan pengujian koefisien regresi parsial Uji t. Untuk semua pengujian dilakukan dengan bantuan software SPSS 18. Penelitian ini
36
harus memenuhi asumsi-asumsi dasar yaitu uji normalitas, autokorelasi, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini metode-metode yang
digunakan adalah:
a. Uji Statistik
1 Metode Analisis Linier Berganda
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Regresi Linier Berganda, yang digunakan untuk penelitian yang variabel X nya lebih dari
satu. Uji Regresi Linier Berganda ini digunakan untuk mengetahui Pengaruh BI rate, Inflasi, Jumlah Uang Beredar dan Kurs Terhadap Fee Ijarah Default
Sukuk. Rumus Regresi Linier Berganda adalah :
Keterangan : Y
: Variabel Dependen Fee Ijarah Default Sukuk α
: Konstanta Inf
: Variabel Independen 1 Inflasi JUB
: Variabel Independen 2 Jumlah Uang Beredar Kurs
: Variabel Independen 3 Kurs BIrate
: Variabel Independen 4 BI rate b
1,2,3,4,
: Koefisien regresi masing-masing variabel independen e
: Error term
37
2 Uji Parsial Signifikan Parameter Individual Uji t
Menurut Ghozali 2011:98 uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau variabel independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial. Rumus Uji t:
√
Keterangan: t
: Koefisien t
hitung
n : Jumlah sampel
r : Standar deviasi
Adapun hipotesisnya sebagai berikut : H
= tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : Jika tingkat signifikansi 0,05 maka H
diterima dan menolak Ha. Jika tingkat signifikansi 0,05 maka H
ditolak dan menerima Ha.
38
3 Uji Signifikan Simultan Uji F
Uji F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen atau terikat. Ghozali, 2011: 98. Rumus Uji F:
Keterangan: F
: Koefisien F
hitung
R
2
: Koefisien determinasi k
: Jumlah variabel penjelas n
: Jumlah observasi Adapun hipotesisnya sebagai berikut :
H = tidak ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen secara simultan. Ha = ada pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel
dependen secara simultan. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
F
hitung
F
tabel
: H ditolak H
a
diterima F
hitung
F
tabel
: H diterima H
a
ditolak
39
4 Uji Koefisien Determinasi R
2
Ghozali 2011:97 menyatakan bahwa koefisien determinasi R
2
pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Namun R
2
ini memiliki kelemahan yaitu
Ŷ atau Y prediksi dengan nilai Y yang diobservasi. Apabila digunakan untuk memperkirakan data yang tidak atau belum ada di dalam observasi,
belum tentu cocok. Dan nilai R
2
tidak berkurang nilainya apabila variabel
independen ditambahkan lagi kedalam persamaan Winarno, 2009:420.
Dan menurut Suliyanto 2011:59, untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R
Square R
2 adj
. Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah variabel dan
ukuran sampel yang digunakan. Hasil nilai adjusted R square dari regresi digunakan untuk mengetahui besarnya variabel dependen yang dipengaruhi
oleh variabel-variabel independennya.
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang dilihat
melalui adjusted R square karena variabel dalam penelitian ini lebih dari satu.
Rumus koefisien determinasi adalah: ∑
∑ ∑
∑
40
Keterangan : R
2
: Koefisien determinasi β
: Koefisien variabel independen
b. Uji Asumsi Klasik
1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel dependen, variabel independen
atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Seperti uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil. Ghozali, 2011: 160.
Model regresi yang baik adalah memnpunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data menggunakan Normal P-P Plot
dan Uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test, dengan membandingkan Asympotic Significance
dengan α = 0,05. dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asympotic
Significance-nya 0,05.
41
2 Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali 2011:105 Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebasnya. Jika variabel bebasnya saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antara sesama variabel sama dengan nol. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam sebuah model regresi adalah sebagai berikut dapat dilakukan antara lain dengan melihat
nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF. Suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah data yang mempunyai nilai VIF
Variance Inflation Factor 10 dan mempunyai nilai TOLERANCE 0,1 .
3 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali 2011:110 uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Uji autokorelasi yang biasa digunakan adalah uji Durbin Watson DW test. Uji Durbin-Watson DW test merupakan salah satu uji
yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam
42
suatu model regresi. Cara mudah untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan ketentuan sebagai berikut:
∑ ∑
Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan sebagai berikut:
1 Bila nilai DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2 Bila nilai DW diantara -2 sampai +2 tidak ada autokorelasi.
3 Bila nilai DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi negatif.
Selain durbin-watson, dapat juga digunakan metode lain untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi salah satunya adalah metode Run
test. Run test sebagai bagian dari statistik non parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang
tinggi. Jika antar residual tidak terdapat korelasi, maka dapat dikatakan bahwa residual terjadi secara random atau acak.
4 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji varians dalam model regresi. Menurut Agung Nugroho 2005:62, heterokedastisitas menguji
terjadinya perbedaan variance residual suatu periode ke pengamatan lainnya. Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu
model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot tersebut dimana titik
43
menyebar dan membentuk pola atau tidak. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan
meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen lainnya yang apabila nilai sig diatas 0,05 maka tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas
E. Operasional Variabel-variabel Penelitian
1. Operasional Variabel Independen Penelitian