Inflasi 212 Kurs Valuta Asing

17 hanya dapat diubah menjadi aset nyata pada saat jatuh tempo ketika subjek salam diserahkan.

2. Inflasi

Pada awalnya inflasi diartikan sebagai kenaikan jumlah uang beredar atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Pengertian tersebut mengacu pada gejala umum yang ditimbulkan oleh adanya kenaikan jumlah uang beredar yang diduga telah menyebabkan adanya kenaikan harga-harga. Inflasi adalah suatu variabel ekonomi makro yang dapat sekaligus menguntungkan dan merugikan suatu perusahaan. Namun pada dasarnya inflasi yang tinggi tidak disukai oleh para pelaku pasar modal karena akan meningkatkan biaya produksi Case dan Fair,

2007: 212

Menurut Sukirno 2004:333 Inflasi yaitu kenaikan dalam harga barang dan jasa, yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran barang dipasar. Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang digunakan adalah indeks harga konsumen. Indeks harga konsumen adalah indeks harga dan barang –barang yang selalu digunakan para konsumen. Terdapat berbagai macam jenis inflasi. Beberapa kelompok besar dari inflasi adalah : a. Policy induced, disebabkan oleh kebijakan ekspansi moneter yang juga bisa merefleksikan defisit anggaran yang berlebihan dan cara pembiayaannya. b. Cost-push inflation, disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya yang bisa terjadi walaupun pada saat tingkat pengangguran tinggi dan tingkat penggunaan kapasitas produksi rendah. 18 c. Demand-pull inflation, disebabkan oleh permintaan agregat yang berlebihan mendorong kenaikan tingkat harga umum. d. Inertial inflation, cenderung untuk berlanjut pada tingkat yang sama sampai kejadian ekonomi yang menyebabkan berubah. Jika inflasi terus bertahan, dan tingkat ini diantisipasi dalam bentuk kontrak finansial dan upah, kenaikan inflasi akan terus berlanjut.

3. Kurs Valuta Asing

Nilai tukar atau kurs didefinisikan sebagai nilai suatu mata uang terhadap mata uang lain. Kurs valuta asing juga dapat didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing Sukirno, 2006:397. Menurut Paul Krugman dan Obstfeld 2000 dalam Sukirno 2006:398 perubahan nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua yaitu depresiasi dan apresiasi. Depresiasi adalah penurunan nilai mata uang domestic terhadap mata uang asing, sedangkan apresiasi adalah kenaikan nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing. Bila kondisi lain tetap ceteris paribus, maka depresiasi mata uang suatu negara membuat harga barang-barang negara tersebut lebih murah bagi pihak luar negeri sedangkan harga barang luar negeri menjadi lebih mahal bagi pihak luar negeri. Dan sebaliknya, apresiasi mata uang suatu negara menyebabkan harga barang Negara tersebut menjadi mahal bagi pihak luar negeri sedangkan harga barang luar negeri menjadi lebih murah bagi pihak dalam negeri. Dalam kaitan 19 dengan perubahan terhadap nilai tukar mata uang terhadap mata uang negara lain, maka suatu negara dapat memilih beberapa jenis sistem nilai tukar antara lain : a. Sistem nilai tukar tetap fixed exchange rate Nilai tukar mata uang suatu negara ditetapkan berdasarkan nilai dari suatu mata uang tertentu atau nilai dari kumpulan mata uang tertentu. Biasanya yang dijadikan patokan adalah mata uang negara yang memiliki ekonomi kuat. b. Sistem nilai tukar mengambang free floating exchange rate Nilai tukar mata uang ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar. c. Sistem nilai tukar mengambang terkendali managed floating exchange rate Nilai tukar mata uang ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar tetapi pemerintah memiliki hak untuk mengaturnya.

4. BI rate