Latar Belakang Masalah Pengukuran Human Capital Karyawan Dengan Menggunakan Metode Return On Investment Pada PT. Karya Murni Perkasa

No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 2 Juli 2014; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sumber Daya Manusia di dalam organisasi perusahaan merupakan kunci keberhasilan perusahaan, Karena pada dasarnya Sumber Daya Manusia yang merancang, memasang, mengoperasikan dan memelihara sistem integral dari perusahaan. Untuk membangun perusahaan diperlukan input yang terdiri dari material, informasi, energi, yang akan diproses melalui mesin, peralatan, software sehingga menghasilkan output berupa fisik atau jasa yang dikendalikan oleh Sumber daya manusia. Kepentingan Sumber daya manusia terhadap organisasi tidak dapat diabaikan, mutlak diperlukan karena manusialah yang mengelola Sumber daya manusia yang ada dalam organisasi sebagaimana dalam konsep Matsushita Electric yang menyatakan membuat orang dulu baru membuat barang. Harmein Nasution, 2008 Human capital merupakan stock dari kemampuan dan pengetahuan produktif yang terdapat pada masyarakat. Alfred Marshal pernah berkata “the most valuable of all capital is that invested in human beings” Gary S. Becker, 1992. Dalam hal ini human capital merupakan investasi jangka panjang pada pengembangan sumberdaya manusia untuk meningkatkan produktivitas. Pentingnya human capital adalah pengetahuan yang ada pada sumberdaya manusia merupakan basis penggerak dalam peningkatan produktivitas. No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 2 Juli 2014; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 Human capital muncul dari pemikiran bahwa manusia merupakan intangible asset yang memiliki banyak kelebihan yaitu: 1. Kemampuan manusia apabila digunakan dan disebarkan tidak akan berkurang melainkan bertambah baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi organisasi. 2. Manusia mampu mengubah data menjadi informasi yang bermakna 3. Manusia mampu berbagi intelegensia dengan pihak lain Menurut Becker, hal-hal yang mendasari lahirnya konsep human capital adalah: 1. Manusia berinvestasi yang hasilnya dapat memberikan keuntungan dalam jangka waktu yang panjang 2. Pekerja memiliki satu set keahlian yang dapat diberikandisewakan kepada majikan 3. Menawarkan adanya akusisi. Konsep human capital menjadi masalah yang menarik terutama sejak terjadinya pergeseran dari ekonomi yang berbasis industri kearah ekonomi yang mangarah pada kehandalan sistem komunikasi, informasi dan pengetahuan. Sesuatu yang dimiliki oleh manusia adalah kemampuan untuk mengubah data yang diperoleh menjadi suatu hal yang bernilai bagi organisasi. Menurut pendapat Jac Fitz-Ends 2000 terdapat tiga fase dalam perubahan data menjadi nilai yang disajikan. Adanya pemanfaatan human capital ini, terjadinya efisiensi internal dalam departemen SDM yang mengarah pada penurunan pengeluaran, pengingkatan waktu No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 2 Juli 2014; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 siklus, perencanaan kompensasi dan intensif atau pengembangan program juga berdampak pada upaya menghasilkan penjualan. Pada fase kedua human capital diterapkan untuk menjalankan tugas dan proses dalam berbagai unit bisnis. Hasil dari fase ini berbeda, baik dari aspek layanan jasa, kualitas barang dan jasa dan produktivitas diukur dari per unit biaya. Fase ketiga, terfokus pada keunggulan bersaing yang mengarah pada tujuan ekonomis perusahaan. Konsep utama dari human capital menurut Becker 1992 adalah bahwa manusia bukan sekedar sumber daya namun merupakan modal capital yang menghasilkan pengembalian return dan setiap pengeluaran yang dilakukan dalam rangka mengembangkan kualitas dan kuantitas modal tersebut merupakan kegiatan investasi. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa menurut konsep Becker karyawan merupakan modal dalam kegiatan investasi dari si pemilik modal, dalam hal ini adalah pihak managementlah sebagai si pemilik modal. PT. Karya Murni Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi yang memproduksi aspal, PT. Karya Murni Perkasa belum pernah mengukur Human Capital dan pengembalian investasi dari sumber daya manusia atas biaya yang telah dikeluarkan untuk sumber daya manusia sehingga perusahaan tidak tahu seberapa besar tingkat pengembalian return yang diberikan karyawan terhadap perusahaan tersebut. Sejauh ini PT. Karya Murni Perkasa hanya melihat dari seberapa besar tingkat produksi yang dihasilkan oleh karyawan, dengan Metode Return On Investment PT. Karya Murni Perkasa bisa mengukur tingkat pengembalian yang diberikan karyawan terhadap perusahaan, dimana data keuangan perusahaan PT. Karya Murni Perkasa No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 2 Juli 2014; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 setiap tahunnya mengeluarkan biaya untuk pengelolaan sumber daya manusia digunakan sebagai data awal. Dari data historis keuangan Perusahaan Karya Murni Perkasa dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 1.1. Data Pendapatan, Biaya Turn Over Tahun Revenue Rp Biaya Turn Over Rp 2010 75.275.000.250 232.354.200 2011 72.442.004.852 242.423.270 2012 76.298.443.119 232.430.020 2013 74.339.212.156 231.399.000 2014 78.493.282.770 245.034.987 Dari data diatas biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk sumber daya manusia maka sangat lah dibutuhkan mengukur suatu sistem untuk melakukan pengukuran human capital pada perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui kapan pengembalian modal yang akan diberikan manusia, dimana sistem yang No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 2 Juli 2014; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 dimaksud adalah melakukan pengukuran terhadap sumber daya manusia tersebut dengan menggunakan metode Return On Investment ROI untuk mengukur sejauh mana kinerja sumber daya manusia tersebut pada perusahaan agar mencapai profitabilitas yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Melihat investasi dengan pendekatan Malthus dan Neoklasik menempatkan modal manusia pada pusat organisasi. Penting untuk analisis kami adalah asumsi bahwa tingkat pengembalian investasi dalam modal manusia meningkat daripada menurun dilihat dari perkembangan akan Sumber daya manusia tersebut. Alasannya adalah bahwa pendidikan dan sektor lain yang berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia menggunakan input terampil terdidik dan lainnya lebih menguntungkan dibanding sektor yang memproduksi barang konsumsi dan modal fisik. Hal ini menyebabkan beberapa negara tidak berkembang karena tidak melakukan pengembangan sumber daya manusia sehingga rendahnya tingkat pengembalian investasi yang diberikan oleh sumber daya manusia. Sumber daya manusia memiliki peran yang lebih mendasar daripada modal fisik mengingat sumber daya manusia merupakan suatu investasi terbesar dalam suatu organisasi, meskipun stok modal fisik dapat mempengaruhi tingkat kembali pada investasi dalam sumber daya manusia, sebagai contoh bahwa peningkatan modal fisik baik dapat meningkatkan atau menurunkan laba atas sumber daya manusia, tergantung kepada seberapa besar hasil produksi yang didapatkan. Menurut analisis Malthus didalam Essay on the Principle of Population menemukan sebuah hubungan positif antara kesuburan dan pendapatan per kapita No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 2 Juli 2014; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 adalah membantu menstabilkan kondisi mapan dengan H=0. Tinggi kesuburan ketika H0 menimbulkan diskon pada konsumsi masa depan dan rendahnya tingkat pengembalian investasi. Kedua efek mengurangi insentif untuk berinvestasi dan membantu mengembalikan perekonomian ke kondisi mapan. Namun, analisis kami menunjukkan bahwa asumsi Malthus dari hubungan antara kesuburan dan pendapatan adalah pandangan rabun efek pembangunan pada kesuburan yang mungkin terus ketika negara hanya memiliki sumber daya manusia yang tidak kompetetif, tetapi tidak tahan ketika mereka berhasil mencapai tahap moderat pembangunan. Bahkan jika orang tua tidak berinvestasi pada anak- anak, biaya input pendidikan haruslah besar sehingga investasi terhadap anak semakin meningkat, kemudian substitusi efek mulai mendominasi efek pendapatan dan penurunan kesuburan dengan kenaikan lebih lanjut dalam sumber daya manusia. Akhirnya, tingkat pengembalian investasi dalam anak menjadi besar seperti tingkat diskonto. Jumlah yang diinvestasikan pada awalnya tidak mencukupi untuk memelihara sumber daya manusia, dan perekonomian akan kembali lebih baik daripada sebelumnya. Menurut Getereida Pinangkaan jurnal ilmiah STIE MDP, Banyak faktor yang dapat mempengaruhi return saham, seperti Return On Investment dan Economic Value Added. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar Return On Investment, Economic Value Added, dan return saham pada PT. XYZ 2005-2009. Selain itu, penelitian ini menguji apakah Return On Investment ROI dan Economic Value Added EVA berpengaruh return saham perusahaan baik secara simultan maupun parsial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 Berapa banyak ROI, EVA, dan return saham dari PT. XYZ tahun 2005 - 2009. 2 Kedua Return On Investment dan Economic No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 2 Juli 2014; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 Value Added memiliki hubungan yang cukup kuat terhadap return saham dari PT. XYZ. 3 Return On Investment dan Economic Value Added pengaruh return saham dari 23,2. Sisanya 76,8 merupakan kontribusi faktor-faktor lain yang mempengaruhi return saham. 4 Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Return On Investment dan Economic Value Added terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial. Dan menurut A.Awiranata jurnal ilmiah Teknik Sipil Universitas Udayana, Evaluasi Cash Flow proyek menunjukkan bahwa pada bulan Juni, Juli, Agustus dan Nopember 2008 arus kas masuk mengalami penundaan, tetapi masih dapat diatasi dengan penggunaan modal kerja perusahaan. Ini menunjukkan kondisi likuiditas proyek yang baik. Kondisi rentabilitas proyek pembangunan GOR Kerobokan, Kab. Badung ditentukan oleh nilai OperatingProfit Margin proyek yang mencapai 15,1, yang berarti bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba usaha pada satu periode proyek adalah sebesar 15,1. Berdasarkan analisis didapat nilai ROI = 16,827, ROIsebelum pajak = 28,573 dan ROIsetelah pajak = 20,001 , ini menunjukkan nilai ROI pada semua kondisi lebih besar daripada profit margin yang didapatkan, yaitu sebesar 15,1 dan tingkat suku bunga bank acuan, 15 per tahun. Dari perhitungan analisis investasi, didapatkan nilai NPV = Rp. 77.672.800,77 dimana ditetapkan nilai discount rate i = 3, sehingga NPV bernilai positif +. Kemudian didapat nilai IRR = 3,196 per bulan dan BCR = 1,0095 dimana IRR bernilai lebih besar dari SBDK PT. BPD Bali yaitu i = 1,25 per bulan IRR i dan BCR bernilai lebih besar dari 1 BCR 1 yang menunjukkan bahwa pelaksanaan proyek pembangunan GOR Kerobokan dapat dikatakan layak dari aspek investasi. No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-03A; Tgl. Efektif : 2 Juli 2014; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1

1.2. Rumusan Masalah