Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit Varietas Tanaman Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit merupakan komoditas utama bagi negara Indonesia maupun negara-negara lainnya. Komoditas kelapa sawit, berupa bahan mentah maupun hasil olahannya. Tanaman kelapa sawit tidak hanya buahnya saja yang digunakan oleh masyarakat, tetapi semua bagian-bagian tanaman kelapa sawit hampir tidak ada yang dibuang, misalnya cangkang kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan bakar, tandan kosong yang digunakan sebagai pupuk dan lain-lain. Minyak kelapa nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit mentah Crude Palm Oil yang berwarna kuning dan minyak inti sawit mentah Palm Kernel Oil yang tidak berwarna jernih. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan minyak goreng dan margarin, industri sabun bahan penghasil busa, industri baja bahan pelumas, industri tekstil, kosmetik dan sebagai bahan bakar alternative minyak disel Sastrosayono, 2000.

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit

Upaya klasifikasi tanaman kelapa sawit sudah dimulai sejak empat abad yang lalu abad ke 16 dan dilanjutkan pada abad-abad selanjutnya. Seperti halnya dengan upaya pengklasifikasian jenis-jenis tumbuhan lainnya ataupun hewan, para ahli berbeda pendapat mengenai klasifikasi kelapa sawit. Hal ini dapat dimengerti, karena dimasa lampau Ilmu Taksonomi maupun ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya belum berkembang seperti sekarang dan peralatan yang tersedia pun Universitas Sumatera Utara masih sederhana. Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diperoleh data dan informasi baru yang memungkinkan para ahli untuk mengadakan perubahan, penyesuaian dan pembetulan Haryono, 2008. Taksonomi kelapa sawit yang umum diterima sekarang adalah sebagai berikut: Divisi :Tracheophyta Anak divisi :Pteropsida Kelas :Angiospermae Anak kelas Subdivisi :Monocotyledoneae Bangsa Ordo :Spadiciflorae Arecales Suku Familia :Palmae Arecaceae Anak suku Subfamilia :Cocoideae Marga Genus :Elaeis Jenis Spesies :Elaeis guineensis Jacq. Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763 berdasarkan pengamatan pohon-pohon kelapa sawit yang tumbuh di Martinique, kawasan Hindia Barat, Amerika Tengah. Kata Elaeis Yunani berarti minyak, sedangkan kata guineensis dipilih berdasarkan keyakinan Jacquin bahwa kelapa sawit berasal dari Guinea Afrika. Universitas Sumatera Utara Jenis-jenis lain dari marga Elaeis antara lain adalah E.madagascariensis Becc. dan E. melanococca sekarang lebih banyak dipakai nama Corozo oleifera Haryono, 2008.

2.1.2 Varietas Tanaman Kelapa Sawit

Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas- varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan warna kulit buahnya. Selain varietas-varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain Yustina dan Iman, 1992. Pembagian varietas berdasarkan tempurung dan daging buah, yaitu: 1. Dura Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap buah bervariasi antara 35-50. Kernel daging biji biasanya besar dengan kandungan minyak yang rendah. 2. Pisifera Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis. Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril Universitas Sumatera Utara sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara pisifera dengan dura akan menghasilkan varietas tenera. 3. Tenera Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu dura dan pisifera. Varietas inilah yang banyak ditanam di perkebunan-perkebunan pada saat ini. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 -4 mm, dan terdapat lingkaran serabut di sekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 60-96. Tandan buah yang dihasilkan oleh tenera lebih banyak daripada dura, tetapi ukurannya relatif lebih kecil.

2.1.3 Bahan Baku Kelapa Sawit 1. Minyak Sawit