Alat-alat Untuk Gravimetri Teknik Analisis Gravimetri

unsure atau gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta berat atom penyusunnya Gandjar dan Rohman, 2007. Gravimetri adalah penetuan kadar langsung dengan melakukan pengukuran massa zat murni yang dipisahkan dalam bentuk senyawa yang diketahui susunan kimianya dengan menghitung kandungan komponen analitnya. Pemisahan analit dapat dilakukan dari larutannya, jadi sampel padat harus dilarutkan lebih dahulu, baru dilakukan pengendapan dengan pereaksi pengendap atau dengan dipisahkan dengan cara ekstraksi. Untuk memurnikan endapan diperlukan proses pencucuian atau pengkristalan ulang dan pengeringan sampai berat konstan. Demikian juga halnya dengan wadah endapan, cawan, baik pada waktu penimbangan awal cawan kosong, maupun cawan yang sudah berisi endapan yang menggunakan suatu cara pengeringan tertentu harus ditimbang sampai berat konstan Kosasih, 2004.

2.4.1 Alat-alat Untuk Gravimetri

Sebagian besar alat untuk gravimetri adlah alat-alat gelas. Untuk menghindari hal-hal yang tdak diigninkan selama analisis maka harus digunakan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas. Berikut akan diuraikan beberapa alat yang sering digunakan: 1. Gelas piala Gelas piala gelas beaker yang digunakan adalah gelas piala yang ada bagiannya untuk menuang pada bibirnya, dengan keutungan: Universitas Sumatera Utara a. Sebagai tempat gelas pengaduk pada waktu gelas piala ditutup dengan gelas arloji. b. Merupakan lubang tempat keluarnya uapgas meskipn ditutup dengan gelas arloji 2. Labu Erlenmeyer Digunakan untuk menampung tapisan pada penyaringan. Labu Erlenmeyer mempunyai keuntungan yakni corong tidak perlu di “klem”. Pada penyaringan memakai penghisapan digunakan labu hisap yang bentuknya adalah labu erlenmeyer dengan cabang pipa untuk hisapan. 3. Corong Terbuat dari gelas dengan sudut kerucut 60 dengan berbagai ukuran garis tengah 5,7 dan 9cm. Pipa paruh bergaris tengah sedikitnya 4mm dan panjang paruh tidak melebihi 15cm. 4. Botol Pencuci Dapat terbuat dari gelas dan plastik. 5. Gelas Pengaduk Terbuat dari batang gelas padat, garis tengah 3-5mm dan panjang 20- 25cm. 6. Alat Pemanas Untuk pemanasan yang tinggi digunakan pembakar bunsen atau meker yang memakai bahan bakar gas. 7. Eksikator Universitas Sumatera Utara Eksikator digunakan untuk mendinginkan krus yang habis dipijarkan atau krus penyaring setelah dikeringkan sampai suhu kering sama dengan suhu kamar. Selama pendinginan, eksikator harus tertutup dari udara luar sehingga tidak akan menyerap lembab. 8. Kompor Listrik Hot Plate Kompor listrik yang baik mempunyai tiga pengaturan suhu yaitu rendah low, sedang medium dan tinggi high.

2.4.2 Teknik Analisis Gravimetri

1. Proses pengendapan Pemisahan unsur murni analit yang terdapat dalam sampel dapat terjadi melalui beberapa cara. Diantaranya yang terpenting adalah dengan cara pengendapan, cara penguapan atau pengeringan evolution, cara analisis pengendapan dengan memakai listrik dan berbagai cara fisik lainnya Gandjar dan Rohman, 2007. Dalam gravimetri, endapan yang diinginkan adalah endapan hablur kasar, karena endapan seperti ini mudah disaring dan dicuci. Selain itu, lantaran luas permukaan endapan hablur halus, maka endapan hablur kasar ini lebih sedikit mengandung kotoran Rivai, 1995. 2. Proses penyaringan Tujuan penyaringan adalah untuk mendapatkan endapan yang bebas terpisah dari larutan induk. Alat-alat yang digunakan untuk menyaring yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Kertas saring pakai corong gelas b. Krus gooch dilapisi serat asbes c. Krus penyaring atau gelas sinter Saringan yang digunakan tergantung dari sifat endapan dan juga dari suhu pengerjaan selanjutnya. Kertas saring dipakai untuk endapan yang gelatinus atau endapan lain yang akan dipijarkan pada suhu tinggi, misalnya sampai suhu 1200 C. Krus penyaring serta gelas sinter hanya dipergunakan jika endapan nantinya hanya dipanasi pada suhu yang lebih rendah dari 200 C Gandjar dan Rohman, 2007. 3. Proses Pencucian Endapan Pencucian endapan dimaksudkan untuk membersihkan endapan dari cairan induknya yang selalu terbawa. Adanya cairan ini pada pemanasan akan meninggalkan bahan-bahan yang tidak mudah menguap, karenanya endapan harus dicuci seberisih-bersihnya Gandjar dan Rohman, 2007. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pencucian endapan adalah pemilihan larutan pencuci. Sebenarnya air murni merupakan cairan pencuci yang paling baik dan cocok, namun air hanya dapat digunakan bila endapan yang akan dicuci berupa hablur dan mempunyai kelarutan yang rendah misalnya BaSO 4 . Untuk menghindarkan larutnya endapan kembali karena terbentuknya koloid, maka endapan-endapan yang tak terbentuk seperti FeOH 3 , AlOH 3 dicuci dengan air panas yang mengandung elektrolit lembam, misalnya NH 4 NO 3 , endapan yang dapat terhidrolisis dicuci dengan air yang mengandung hasil Universitas Sumatera Utara hidrolisisnya, misalnya MgNH 4 PO 4 .6H 2 O dicuci dengan larutan ammonia Rivai, 1995. 4. Proses Pengeringan dan Pemijaran Endapan Pengeringan adalah proses pemanasan endapan pada suhu 100-150 C dan digunakan untuk mengubah endapan yang basah menjadi bentuk timbang yang kering. Contoh-contoh endapan yang diubah menjadi bentuk timbang dengan pengeringan. Endapan yang akan dikeringkan biasanya dikumpulkan pada alat penyaring kaca masir. Sedangkan pemijaran adalah proses pemanasan endapan bersama-sama dengan kertas saring pada suhu rendah pada mulanya untuk mengarangkan kertas saring itu tanpa timbulnya nyala, dilanjutkan dengan pemijaran dengan tanur pemijar pada suhu 600-1100 C Rivai, 1995. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI

Penetapan kadar air pada minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil CPO dilakukan di Laboratorium PTPN IV Unit Usaha Adolina. Penetapan kadar air pada CPO ini bertujuan untuk mengetahui salah satu persyaratan mutu CPO yang dihasilkan pabrik agar sesuai norma.

3.1 Persiapan Sampel

a. Sampel yang digunakan adalah CPO yang diambil setiap jam selama proses pengolahan berlangsung dan segera diperiksa. b. Tempat sampel yang digunakan adalah beaker glass yang telah dicuci dan telah dikeringkan dalam oven pada 100-105 ˚C.

3.2 Alat-alat

Alat yang digunakan pada penetapan kadar air yaitu cawan penguap, neraca analitis 4 desimal, oven, penjepit, dan desikator.

3.3 Prosedur

Prosedur yang dilakukan di PTPN IV Unit Usaha Adolina yaitu : a. Timbang dengan teliti 15 – 20 gram contoh CPO ke dalam cawan penguap yang telah ditimbang dan diketahui beratnya b. Masukkan cawan penguap ke dalam oven pada suhu 100 - 105 C selama 3 jam untuk kadar air 0,200 pemanasan dalam oven harus diperpanjang sehingga didapatkan timbangan yang konstan. Universitas Sumatera Utara