Pengadaan Langsung Dengan Nilai Sampai Dengan Rp. 200.000.000,00

Untuk pengadaan langsung barang yang nilainya sampai dengan Rp.200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dapat dilakukan dengan cara permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga kepada Penyedia barang pedagang. Pasal 57 ayat 5 huruf b Perpres 702012. Tanda bukti transaksi perjanjian menggunakan SPK. Pasal 55 ayat 4 Perpres 702012. Penyedia Barang yang mengikuti Pengadaan Barang melalui Pengadaan Langsung diundang oleh ULPPejabat.

4. Pengadaan Langsung Dengan Nilai Sampai Dengan Rp. 200.000.000,00

PPK menyusun spesifikasi teknis dan gambar sesuai dengan hasil pengkajian ulang spesifikasi teknis dan gambar brosur, termasuk perubahan yang telah disetujui oleh PAKPA. BAB II Bagian A Angka 3 Huruf a Perka LKPP 142012. PPK menetapkan Hargaa Perkiraan Sendiri HPS paling lama 28 dua puluh delapan hari kerja sebelum batas akhir pemasukan penawaran; Pasal 66 Perpres 702012 BAB II Bagian A Angka 3 Huruf a Perka LKPP 142012. Di bawah berapa penjelasan tentang HPS yaitu: • HPS dikalkulasikan secara keahlian dan berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. • HPS ditetapkan berdasarkan harga barang yang dikeluarkan oleh pabrikandistributor tunggal atau informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh asosiasi terkait dan sumber data lain yang dapat dipertanggungjawabkan. • HPS telah memperhitungkan Pajak Pertambahan Nilai PPN, keuntungan dan biaya overhead OH. Agar tujuan pengadaan barang dan jasa dapat tercapai dengan baik, maka semua pihak yang terlibat dalam proses pengadaan harus mengikuti Etika Pengadaan yaitu : a. Melaksanakan tugas secara tertib, tanggung jawab, disertai rasa tanggungjawab untuk mencapai sasaran kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan pengadaan barang dan jasa pemerintah. b. Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang dan jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang dan jasa. c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat. d. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan para pihak. e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barangjasa conflik of interest. f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah. g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara. h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang patut dapat diduga berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah. 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pengadaan barang dan jasa pemerintah menurut Perpres No. 70 Tahun 2012 menyebutkan bahwa pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa oleh Kementerian, Lembaga, Daerah, atau Instansi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa, dan dalam Perpres No. 70 tahun 2012 tersebut ditetapkan dalam kaitannya tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah bahwa salah satu pihak berhak atas prestasi dari pihak lainnya, selanjutnya pihak lain berkewajiban untuk memenuhi prestasi tersebut. 2. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah berdasarkan Perpres No. 70 tahun 2012 adalah pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dibiayai dengan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja negara APBN dan atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang dan jasa. Menurut pengertian tersebut ada 2 dua unsur penting yang terlibat dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa pemerintah, baik perorangan maupun lembaga, yaitu: pengguna anggaran dan penyedia barang dan jasa pemerintah.