2.3 Komponen jaringan keras pada sepertiga wajah bawah 2.3.1 Maksila
Maksila bergerak ke bawah dan depan, tetapi
remodeling
ke atas dan ke dalam. Pertumbuhan  maksila  dan  struktur  yang  saling  berhubungan  terjadi  dari  kombinasi
pertumbuhan  pada  sutura dan
remodeling
langsung  pada  tulang.  Maksila    cenderung  ke arah  bawah  dan  ke  depan  seiring  dengan  pertumbuhan  wajah  dan  pertumbuhan  tulang
pada  sutura.  Jaringan  lunak  disekitarnya  memainkan  peran  sebagai  matriks  fungsional yang  berkontribusi  pada  pertumbuhan  maksila.  Pertumbuhan
cartilage
pada  septum hidung berperan dalam arah pertumbuhan maksila.
17,24
2.3.2 Mandibula
Pertumbuhan  pada  kepala  kondilus  terjadi  dalam  arah  ke  atas  dan  ke  dalam. Pertumbuhan  mandibula  dinyatakan  sebagai  perpindahan  ke  arah  bawah  dan  ke  depan,
yang  merupakan  contoh  translasi  utama.  Proses  translasi  ini  dan  perubahan  kompleks nasomaxillary  memungkinkan  untuk  pertumbuhan  faring,  lidah,  dan  struktur  lain  yang
terkait. Pertumbuhan pada kondilus berkompensasi untuk perpindahan vertikal mandibula dan mengakomodasikan erupsi gigi secara vertikal. Selain itu, resorpsi tulang pada batas
anterior  dan  deposisi  pada  batas  posterior  dari  kedua-dua  ramus  mempengaruhi pertumbuhan  anteroposterior  dari  ramus  dan  badan  mandibula.  Perubahan  ini
meningkatkan  panjang  badan  mandibula  posterior  untuk  mengakomodasikan  erupsi  gigi molar permanen.
17
2.3.2.1 Analisis skeletal dalam arah vertikal
Penilaian  skeletal  dalam  arah  vertikal  dapat  digunakan  untuk  menentukan perbedaan  tipe  wajah  vertikal  dan  tipe  wajah  horizontal.  Hal  ini  berkaitan  dengan  arah
pertumbuhan  mandibula  yang  berhubungan  dengan  kranial  atau  dasar  maksila  yang berbeda.
25
Menurut  Creekmore  dkk.,  diketahui  bahwa  pertumbuhan  wajah  terdiri  dari pertumbuhan  horizontal  dan  vertikal.  Schudy  meneliti  interaksi  antara  displasia  wajah
vertikal  dan  horizontal  serta  menekankan  pentingnya  dimensi  wajah  vertikal  dalam perawatan  ortodontik.  Beliau  menggambarkan  pertumbuhan  horizontal  dan  vertikal
sebagai kekuatan yang berlawanan, masing-masing berdominasi untuk menguasai bagian
Universitas Sumatera Utara
anterior mandibula. Oleh karena itu, fase akhir pertumbuhan wajah adalah hasil dari efek kombinasi  dua  komponen  pertumbuhan.  Beliau  kemudian  memperkenalkan  istilah
perbedaan wajah untuk menggambarkan tipe wajah berdasarkan indikator seperti oklusal mandibular  OM  dan  sudut  MP-SN.  Beliau  menggunakan  istilah
hyperdivergent
dan
hypodivergent
untuk menggambarkan perbedaan wajah yang ekstrim.
12,16
2.3.2.2  Tipe Pertumbuhan Vertikal Wajah
Schudy membagi tipe pertumbuhan vertikal wajah atas 2, yaitu
27
: a.
Hypodivergent
Tipe  pertumbuhan  ini  memiliki  ciri  wajah  yang  pendek  dan  lebar, biasanya  terdapat  sudut  bidang  mandibular  datar  dan  sudut  gonial  tertutup.
Gigitan  dalam
deep  bite
sering  dijumpai  pada  pasien  dengan  jenis  wajah  ini. Contoh  dari  jenis  wajah  yang  mempunyai  kepala  yang  pendek  dan  lebar  adalah
maloklusi Klas II   divisi 2. b.
Hyperdivergent
Tipe  pertumbuhan  ini  memiliki  ciri  wajah  yang  panjang  dan  sempit. Ini  disebabkan  rahang  atas  menunjukkan  pertumbuhan  vertikal  yang  berlebihan
dan  sudut  bidang  mandibula  yang  lebih  besar  dan  kadang-kadang  menyebabkan gigitan  terbuka
open  bite
.  Pola  pertumbuhan  ini  akan  mengakibatkan  lengkung dentoalveolar  yang  panjang  dan  sempit  pada  lengkung  rahang  atas  dan
menghasilkan rotasi searah jarum jam mandibula selama pertumbuhan.
2.3.2.3. Analisis Steiner