Keterangan: Kuadran 1
: Strategi Agresif merupakan situasi yang sangat menguntungkan yaitu memanfaatkan kekuatan untuk memiliki peluang.
Kuadran 2 : Strategi Turnaround yang harus diterapkan adalah memanfaatkan
peluang dengan meminimalkan kelemahan yang ada. Kuadran 3
: Strategi Difensif adalah meminimalkan kelemahan dan berusaha menghindari ancaman.
Kuadran 4 : Strategi Diversifikasi merupakan strategi mengatasi berbagai ancaman dengan meraih peluang.
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Dalam mengembangan ternak ruminansia di Kabupaten Bireuen perlu di perhatikan prioritas strategi dengan menggunakan analisis matriks SWOT. Pada
tahapan ini perlu dilakukan kajian ulang dari empat strategi SO, ST, WO, WT yang sudah dilakukan analisis. Setelah itu baru dilakukan pengambilan keputasan
dalam menentukan strategi yang paling menguntungkan, efektif bagi kelompok ternak berdasarkan analisis SWOT dan matrik Grand Strategi dan pada akhirnya
dapat disusun suatu rencana strategi yang akan dijadikan pedomanan dalam melaksanakan kegiatan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
28
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Kabupten Bireuen Letak Geografis dan Luas Wilayah
Kabupaten Bireuen merupakan salah satu dari 28 Kabupatenkota yang ada di Provinsi Aceh dengan Luas wilayah kabupaten Bireuen adalah 1.7961,32 km
2
179.632 Ha. yang terdiri dari 17 Kecamatan, 75 pemukiman, dan 609 desa secara geografis terletak pada garis 4
– 54 .18
Lintang Utara dan 96 .20
– 97 .21
Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah ; a Sebelah Utara dengan Selat Malaka, b Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bener Meriah, c Sebelah Timur
dengan Kabupaten Aceh Utara dan d, Sebelah Barat dengan Kabupaten Pidie. Luas. BPS Kabupaten Bireuen 2013.
Posisi sangat strategis karena terletak di kawasan pantai timur pulau Sumatera yang merupakan kawasan cepat berkembang di pulau Sumatera,
Berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan Zona Ekonomi Eksklusif dan jalur pelayaran perdagangan internasional yang padat dan Dilintasi
oleh jalan Nasional Lintas Timur Jalintim Sumatera, yang merupakan jalur perdagangan yang padat di Pulau Sumatera.
Topografi dan Tanah
Topografi Kabupaten Bireuen memiliki daerah yang datar dan bergelombang 0-8 terutama pada wilayah pesisir utara sedangkan pada daerah
bagian selatan memiliki topografi berbukit dengan kemiringan 15 sampai dengan 30 . dengan ketinggian 0 sampai 2.637 m Dari Permukaan Laut DPL
BPS Kabupaten Bireuen 2013. Secara keseluruhan jumlah dan luas wilayah Kecamatan dalam Kabupaten Bireuen dapat dilihat pada Tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Luas wilayah dan jumlah Kecamatan, Kemukiman dan Desa di Kabupaten Bireuen.
Kecamatan Luas Wilayah
Jumlah Wilayah Admistratif
Jumlah km2
Kemukiman Desa
Samalanga 14.087
7,84 5
46 51
Simpang. Mamplam 15.772
8,78 3
41 44
Pandrah 11.397
6,34 3
19 22
Jeunieb 11.237
6,26 6
43 49
Peulimbang 12.775
7,11 3
22 25
Peudada 31.284
17,42 6
52 58
Juli 23.118
12,87 4
36 40
Jeumpa 10.886
6,06 5
42 47
Kota Juang 1.691
0,94 4
23 27
Kuala 1.725
0,96 4
20 24
Jangka 3.749
2.09 5
46 51
Peusangan 5.908
3,29 9
69 78
Peusangan Selatan 9.415
5,24 3
21 24
Peusangan Sb. Krueng 11.205
6,24 3
21 24
Makmur 6.857
3,82 4
27 31
Gandapura 4.656
2,59 4
40 44
Kutablang 3.870
2,15 4
41 45
Jumlah 17.9632
100 75
609 684
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bireuen 2012
Luas tanah menurut penggunaannya terdiri dari 17.172 Ha perkampungan, 22.948 Ha persawahan, 34.013 Ha, tegalan, 37.994 Ha perkebunan rakyat, 5.194
Ha tambak, 5.952 Ha semakalang-alang, 4.642 Ha hutan belukar, 32.286 Ha tebat, 2.072 Ha kebun campuran, 965 Ha perkebunan besar, 564 Ha danaurawa.
Dari Tabel 5 di atas terlihat bahwa dari 17 Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bireuen, Kecamatan Juli miliki wilayah luas sekitar 12,87
merupakan wilayah terbesar kedua setelah Kecamatan Peudada dari keseluruhan total luas wilayah di Kabupaten Bireuen, Kecamatan Kuala memiliki luas sekitar
0,94 dari total keseluruhan wilayah di Kabupaten Bireuen, sementara Kecamatan Jangka memiliki luas sekitar 2,09 dari total keseluruhan wilayah di
Kabupaten Bireuen.
Penggunaan lahan
Kabupaten Bireuen memiliki lahan seluas 179.632 ha, rincian penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen, dapat dilihat pada Tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Luas penggunaan lahan di Kabupaten Bireuen
Jenis Penggunaan Lahan Luas Ha
Persentase
Sawah 17.198,84
9,57 Perkebunan
58.616,15 32,63
Ladang Huma 14.820,4
8,25 Padang Rumput
20,41 0,01
Hutan Lindung 31.875,25
17,74 Hutan Produksi
34.909,92 19,43
Hutan Rakyat 2.302,26
1,28 Rawa-Rawa
7.370,88 4,10
TambakPerikanan 4.368,5
2,43 KolamTebatEmpang
57,00 0,03
Pemukiman 5.593,2
3,11 Lain-lain
2.498,9 1,39
Jumlah 179.632
100
Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bireuen 2012
Tabel 6 memperlihatkan total lahan yang telah digunakan di Kabupaten Bireuen 179.632 Ha. Jenis penggunaan lahan yang berpotensi untuk
pengembangan ternak ruminansia yaitu lahan-lahan usaha tani pada umumnya. Lahan-lahan yang berpotensi untuk pengembangan ternak ruminansia di
Kabupaten Bireuen antara lain, sawah, perkebunan, ladanghuma dan padang rumput dengan luas keseluruhan 90.654 ha atau 50,46 persen dari luas seluruh
Kabupaten Bireuen. Lahan-lahan yang kurang berpotensi dan yang sulit dialihfungsikan menjadi lahan pengembangan ternak ruminansia yaitu: hutan
lindung, hutan produksi, hutan rakyat, rawa,rawa, tambaktebatempang, pemukiman, dan lain-lain. Dengan luas keseluruhan 88.973 atau 49,50 persen dari
luas seluruh wilayah Kabupaten Bireuen. Untuk itu lahan-lahan tersebut tidak diperhitungkan dalam penentuan untuk pengembangan ternak ruminansia di
Kabupaten Bireuen.
Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam untuk peternakan yaitu ternak ruminansia sapi, kerbau, kambing dan domba, daya dukung hijauan dan lahan, serta iklim. Salah satu
indikator yang dapat mengukur perkembangan peternakan ruminansia adalah
Universitas Sumatera Utara
perkembangan populasi, merupakan salah satu sumberdaya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dan penting artinya
di dalam kehidupan masyarakat.
1. Populasi dan Perkembangan Ternak Ruminansia