Faktor – faktor yang Mendukung Strategi Pengembangan Dana Pihak

66 c. Menimbulkan kepercayaan d. Menimbulkan kepuasaan 3. Strategi Promosi Bank Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah. Salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah baru. Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah akan produk, promosi juga ikut mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi juga akan meningkatkan citra bank dimata nasabah. bank syariah mandiri cukup baik dalam melakukan promosi dengan iklan pada saran televisi, media cetak melakukan seminar-seminar dilembaga pendidikan dan hal yang terbaru yang dilakukan BSM masuk dalam sosial networking. Macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh perbankan secara umum adalah : 4. Strategi Harga Price Tingkat Bagi Hasil Tingkat bagi hasil merupakan unsur terpenting dalam menarik calon nasabah baru , bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satu- satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan pada bank tersebut. 67

B. Perkembangan Dana Pihak Ketiga

Tabel 4.1 Data Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga DPK Dalam Miliar Rp Sumber : Laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Pertumbuhan dana pihak ketiga dan pembiayaan BSM melampaui pertumbuhan pasar perbankan syariah. Sehingga, pasar dana pihak ketiga dan pembiayaan BSM terhadap perbankan syariah meningkat. Dana pihak ketiga perbankan syariah tumbuh 45,48 dari 52,27 triliun tahun 2009 Rp 76,04 triliun tahun 2010 . pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan syariah tersebut mendorong kenaikan pangsa pasar dana pihak ketiga BSM terhadap perbankan syariah dari 29,8 pada tahun 2009 ke 49,9 pada tahun 2010. Dalam hal pertumbuhan dana pihak ketiga menjadi sangat penting untuk tetap terjaga pertumbuhannya, yaitu tidak lain untuk kepentingan semakin masifnya pembiayaan yang akan diberikan bank kepada calon nasabah pembiayaannya dan untuk mengembangkan ekonomi masyarakat Uraian DPK Pertumbuhan 2001-2010 2001 475 - 2002 1117 135,1 2003 2629 135,3 2004 5725 117,7 2005 7037 22,9 2006 8220 16,8 2007 11106 35,1 2008 14898 34,1 2009 19338 29,8 2010 28998 49,9 68 dalam pola bisnis di sektor riil. Basis pembiayaan yang harus memiliki underlying asset atau menyentuh lini rill juga harus didukung dengan semakin besarnya dana yang dimiliki bank syariah untuk bisa mencapai hal itu, Perkembangan jumlah DPK juga menunjukan semakin banyaknya masyarakat yang menyimpan dananya di bank-bank syariah. Hal ini juga menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat pada bank syariah.

C. Analisis Pertumbuhan Laba Bersih

Tabel 4.2 Data Pertumbuhan Laba Bersih NIM Dalam Ribuan Rp Tahun Laba Rugi opeasional Laba Rugi Sebelum Pajak Laba Rugi Bersih Perubahan 2001 24.122.314 24.819.409 16.703.611 - 2002 42.338.263 43.426.730 30.155.630 80.53 2003 23.037.690 24.466.311 15.810.964 -47.57 2004 140.642.413 150.420.780 103.446.859 554.27 2005 137.178.289 136.712.076 83.819.281 -18.97 2006 100.831.535 95.236.624 65.480.398 -21.88 2007 167.067.534 168.183.151 115.455.198 76.32 2008 279.939.430 284.084.928 196.415.940 70.12 2009 426.149.213.223 418.402.513.083 290.942.628.653 48.13 2010 579.679.076.465 568.732.339.956 418.519.817.959 43.85 Sumber : Laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Berdasarkan laporan keuangan laba rugi pada tabel tersebut maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 69 a. Pada tahun 2001 laba operasional perusahaan sebesar Rp 24.122.314 dengan laba opersional Rp 24.819.409 dan didapatkan laba bersih Rp 16.703.611 tahun ini merupakan tahun dasar penelitian . b. Pada tahun 2002 perusahaan tersebut mengalami kenaikan laba bersih pada perubahannya yaitu sebesar 80.53 kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan pada laba operasional dan laba sebelum pajak, laba operasional yang mengalami kenaikan adalah laba kotor, sedangkan laba sebelum pajak yang mengalami kenaikan adalah item pendapatan lain-lain. c. Pada tahun 2003 perusahaan tersebut mengalami penurunan laba bersih pada dan penurunan pada perubahan laba bersih sebesar - 47.57. penurunan ini di ikuti oleh turunnya laba operasional dari Rp 42.338.263 menjadi Rp 23.037.690 . d. Pada tahun 2004 perusahaan tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada laba bersih yaitu sebesar 554.27 kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan laba operasional dan laba sebelum pajak. Laba operasional yang mengalami kenaikan adalah pendapatan operasi utama dan pendapatan bagi hasil bank, sedangkan laba sebelum pajak juga mengalami kenaikan adalah pendapatan lain – lain. e. Pada tahun 2005 perusahaan tersebut mengalami penurunan laba bersih pada perubahannya yaitu sebesar -18.97 , penurunan ini disebabkan penurunan laba operasional dari Rp 140.642.413 menjadi Rp 137.178.289 dan diikuti juga pada laba sebelum pajak yang