11
tanggungjawab dua departemen yaitu Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama. Dalam hal pendidikan dasar dan menengah, Depdiknas
mengelola SD, SMP, dan SMA, sedangkan Depag mengelola MI, MTs, dan MA. Dualisme pengelolaan pendidikan ini memunculkan asumsi yang beragam
di tengah masyarakat, di antaranya adalah adanya anggapan umum bahwa sekolah sekolah di bawah Diknas lebih berkualitas dibanding Madrasah yang
dikelola Depag. Madrasah memiliki banyak masalah, tidak relevan dengan kemajuan zaman, dan dipandang tidak mempunyai kekuatan juga tidak berdiri di
atas dasar dasar yang kokoh.
41
Penelitian ini mengambil sampel salah satu sekolah dari daftar Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI yang dirilis Depdiknas, yaitu SMA
Labschool Rawamangun. Dan untuk mengukur signifikansi peran program RSBI, dibutuhkan sekolah lain sebagai institusi pembanding, dalam hal ini penulis
memilih MAN Insan Cendekia. Kedua sekolah ini menjadi pintu masuk penulis mengkritisi konsep Sekolah Bertaraf Internasional sekaligus membantah
anggapan masyarakat, seperti yang diungkapkan Azra, tentang Madrasah. Hal ini sekaligus juga menunjukkan bahwa tesis dengan judul Internasionalisasi
Pendidikan di Indonesia ini sangat urgen dan signifikan untuk dilakukan.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah Terdapat beberapa aspek permasalahan terkait dengan internasionalisasi
pendidikan, antara lain aspek sejarah, aspek sumberdaya manusia, aspek anggaran, dan aspek kebijakan. Dari keempat aspek tersebut permasalahan yang
mungkin muncul antara lain: sejarah dan latar belakang, kompetensi guru; pendidikan guru; kompetensi tenaga kependidikan; kompetensi siswa; sumber
dana pemerintah atau swasta; keterbatasan anggaran yang ditetapkan pemerintah; modal asing dalam lembaga pendidikan pemerintah dan non pemerintah; efisiensi
41
Lihat Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan asional: Rekonstruksi dan
Demokratisasi, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2006, h. 71 73
12
dan efektifitas anggaran; kesesuaian kebijakan dengan konsep; arah kebijakan; dan implementasi kebijakan.
:. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan di atas, maka tesis ini
membatasi kajiannya
pada aspek
sejarah dan
implementasi dalam
internasionalisasi pendidikan, dengan mengacu pada pertanyaan pertanyaan sebagai berikut:
1. Sejak kapan upaya internasionalisasi pendidikan dilakukan? 2. Bagaimana bentuk internasionalisasi dari program Sekolah Bertaraf
Internasional? 3. Bagaimana implementasi dari program Sekolah Bertaraf Internasional
sebagai upaya internasionalisasi pendidikan? 4. Bagaimana signifikansi peran program SBI dalam kemajuan sekolah
Madrasah? Dengan pembatasan masalah ini kemudian dapat dirumuskan masalah
penelitian atau Research Question yang akan dijawab dalam tesis ini, yaitu: Bagaimanakah kemunculan proses internasionalisasi pendidikan, dan bagaimana
pula signifikansi peran SBI dalam kemajuan sekolah Madrasah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Riset ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengungkap sejarah, latar belakang dan konsep pengembangan Sekolah
Bertaraf Internasional. 2. Mengkritisi konsep program rintisan Sekolah Bertaraf Internasional yang
digagas pemerintah. 3. Meluruskan opini publik tentang madrasah.
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis
penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan konsep sekolah bertaraf
13
internasional di Indonesia, sedangkan secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah dan pihak pihak terkait dalam pengelolaan lembaga
pendidikan yang berminat melakukan upaya internasionalisasi pendidikan, sehingga dapat menjalankannya secara lebih utuh dan terarah.
D. Tinjauan Pustaka