Pronomina penanya yang digunakan untuk menanyakan pilihan tentang orang atau barang, contohnya:
a. ”Mano buku wa’ang ?”
‘Mana buku kamu laki-laki ?’ b.
”Urang mano bini wa’ang ?” ‘Orang mana istri kamu laki-laki ?’
4.3 Fungsi Pronomina Bahasa Pesisir Batahan Pronomina dalam bahasa Pesisir Batahan harus dikuasai dengan baik oleh
setiap penutur bahasa Pesisir Batahan. Apabila penutur tersebut tidak menguasai pemakaian pronomina dengan tepat maka pada saat terjadi komunikasi tidak
tertutup kemungkinan terjadinya kesalahpahaman antara pelaku komunikasi. Jadi, seorang penutur bahasa Pesisir Batahan yang baik harus menguasai pronomina
dalam bahasa Pesisir Batahan dan dapat menggunakannya sesuai dengan fungsinya masing-masing agar komunikasi antara penutur bahasa Pesisir Batahan
dapat berlangsung dengan baik.
4.3.1 Fungsi Pronomina Persona
Pronomina Persona dalam bahasa Pesisir Batahan berfungsi untuk menggantikan orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga. Penggunaan
pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan harus disesuaikan dengan situasi dan dengan siapa kita melakukan komunikasi. Lebih jelasnya penggunaan
pronomina persona harus disesuaikan dengan jenis kelamin, umur, status sosial dan keakraban.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan pronomina persona dalam bahasa Pesisir Batahan disesuaikan dengan umur si pembicara maupun lawan bicara pada saat komunikasi
berlangsung karena pronomina persona yang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih muda ataupun yang sebaya tentu berbeda dengan pronomina
persona yang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih tua. Parameter jenis kelamin juga menentukan dalam penggunaan pronomina persona dalam
bahasa Pesisir Batahan. Ada pronomina persona khusus untuk lawan bicara yang berjenis kelamin perempuan dan ada pronomina persona khusus untuk laki-laki.
Status sosial seseorang dalam masyarakat juga sangat menentukan dalam pemakaian pronomina karena panggilan kepada orang yang status sosialnya lebih
tinggi berbeda dengan panggilan kepada seseorang yang status sosialnya lebih rendah daripada pembicara. Prameter yang terakhir adalah keakraban, pronomina
persona yang digunakan oleh orang yang sudah akrab tentunya berbeda dengan pronomina persona orang yang belum akrab. Ada kalanya keakraban dapat
menghilangkan perbedaan umur dan status sosial ketika berkomunikasi tetapi itu tidak selamanya dan hanya pada tempat dan saat tertentu saja.
4.3.1.1 Pronomina persona pertama a. Ambo ’aku’
Pronomina persona ambo ’akusaya’ dalam bahasa Pesisir Batahan tidak
dibatasi pemakaiannya. Pronomina ambo sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh pria dan wanita, baik dalam acara formal maupun informal.
Dalam acara formal ambo digunakan pada pesta adat pernikahan, sunatan, dan acara pelantikan kepala desa beserta staf-stafnya, contoh:
Universitas Sumatera Utara
Kepala Desa : “ Sampe di siko pidato nanbisa ambo sampekan, tarimokasieh
Ateh perhatiannyo.” ‘Sampai di sini pidato yang bisa saya sampaikan, terima
kasih atas perhatiannya.’
Dalam acara informal ambo digunakan pada percakapan antar orangtua, antara ibu dan ayah, antar anak dengan orangtua, dan antara anak dengan teman
sebayanya. Contoh :
a. Percakapan antar ibu dan ayah
ayah : “Di mano tali pinggang ambo cako?” ‘di mana ikat pinggang saya tadi?”
umak : “Indo tau ambonyo.” ‘Saya tidak tau.’
b. Percakapan antara orang tua
Bapak yani : “Di mano wa’ang cako ?” ‘Di mana kamu laki-laki tadi ?’
Bapak elfin : “Ambo poi ka ladang.” ‘Saya pergi ke ladang .’
c. Percakapan antara anak dan orang tua
Angga : “Mak, ambo domom.”
‘Buibu, saya demam.’
Universitas Sumatera Utara
Umak : ”Olah minum ubek ?” ‘’Sudah minum obat ?”
d. Percakapan antara teman sebaya
Yola : “Ambo taragak dokek umak.” ‘Saya rindu pada ibu.’
Sani : “Telepon ajo kalo taragak.”
‘Telepon saja kalau rindu.’
b. KamiKito ’KamiKita’ Pronomina persona kami ’kami’ dengan pronomina persona kito ’kita’
mempunyai perbedaan dan persamaan dalam bahasa Pesisir Batahan. Pronomina persona kami dan kito sama-sama merupakan pronomina persona jamak.
Pronomina persona kami digunakan untuk menggantikan pembicara yang
jumlahnya lebih dari satu sedangkan pronomina persona kito digunakan untuk menggantikan pembicara dan lawan bicara yang jumlahnya juga lebih dari satu.
Contoh : a.
Eflin : “Kito wajib pulang walopun ujan.” ‘Kita harus pulang walaupun hujan.”
Gilang : “Moh la.” ‘Ayo la.’
b. Elin : “Kito wajib mandongakan kato-kato abak jo umak.”
‘Kita harus mendengarkan kata-kata ayah dan ibu.’ Lia : “Iyo lana.”
Universitas Sumatera Utara
‘Iya benar.’
Pada kalimat di atas terlihat pronomina persona kito menggantikan si pembicara dan lawan bicaranya. Kalimat di atas menyatakan si pembicara harus
mendengarkan kata-kata ayah dan ibu dengan lawan bicaranya. Apabila lawan bicara tidak mendengarkan kata-kata ayah dan ibu maka pronomina yang
digunakan adalah kami. Pronomina persona kito harus diganti dengan kami agar
maksud yang disampaikan dapat dipahami oleh lawan bicara. Misalnya, pada kalimat di bawah ini:
Yona : “Kami ka Medan beko malam.” ‘Kami ka Medan nanti malam.’
Erin : “Elok-elok di jalan yo ”
‘Hati-hati di jalan ya’
Selain pronomina kami dan kito, dalam bahasa Pesisir Batahan dikenal juga
pronomina kami sadonyo ‘kami semua’ dan pronomina kito sadonyo ‘kita semua’
yang merupakan variasi dari pronomina persona kami dan kito hanya untuk
mempertegas dan menyatakan keseluruhan satuan yang kokoh. Contoh :
a. ”Kami sadonyo poi ka rumah uci.”
‘Kami semua pergi ke rumah nenek.’ b.
”Kito sadonyo poi ka rumah uci.” ‘Kita semua pergi ke rumah nenek.’
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.2 Pronomina persona kedua
a. Wa’ang: kamu laki-laki kau : kamu perempuan
Pronomina persona wa’ang: kamu laki-laki dan kau prempuan dalam
bahasa Pesisir Batahan merupakan pronomina persona kedua jamak. Pronomina ini digunakan untuk mengacu kepada lawan bicara. Pronomina persona wa’ang
dalam bahasa Pesisir Batahan mempunyai keunikan tersendiri karena penggunanya tidak bebas. Pada saat komunikasi terjadi pronomina wa’ang tidak
boleh sembarangan dipergunakan, harus disesuaikan dengan situasi dan lawan bicara. Pronomina persona wa’ang digunakan untuk menyebut lawan bicara yang
berjenis kelamin laki-laki pria sedangkan pronomina persona kau digunakan untuk menyebut lawan bicara yang berjenis kelamin perempuan wanita.
Pronomina persona wa’ang dan pronomina kau harus digunakan untuk lawan
bicara yang sebaya ataupun yang lebih muda dari si pembicara. Contoh :
a. Iwan : “Ondak ka mano wa’ang?”
‘Mau ke mana kamu laki-laki.’ Kevin : “Ka rumah bunde.”
‘Ke rumah bibik.’ b.
Angga : ”Poi ka mano kau cako?” ‘Pergi ke mana kamu prempuan tadi?’
Elsi : “Ka dapuo.” ‘Ke dapur.’
Universitas Sumatera Utara
Apabila seseorang berbicara dengan lawan bicara yang status sosial dan umumnya lebih tinggi daripada si pembicara, maka sebaiknya pronomina wa’ang
dan kau tidak digunakan. Contoh :
Yuna : “Dari mano kau Bunde?” ‘Dari mana kamu Bibik?’
Bunde : “Dari pasa.” ‘Dari pasar.’
“Dari mano wa’ang Moncu?”
‘Dari mana kamu Paman?’ Moncu : “Dari lauk.”
‘Dari laut.’
Pada contoh di atas penggunaan kau tidak tepat karena digunakan kepada
lawan bicara yang status sosial dan umurnya lebih tinggi daripada si pembicara. Dengan demikian pronomina kau harus diganti dengan pronomina bunde bibik.
Pronomina wa’ang dan kau dapat digunakan kepada lawan bicara yang umurnya di bawah si pembicara atau status sosialnya lebih rendah daripada si pembicara.
Contoh : Bunde : “Di mano kau Yuna?”
‘Di mana kamu Yuna?’
Yuna : “Di kamar Bunde.”
‘Di kamar bibik.’
Universitas Sumatera Utara
b. Kaliangalian sadonyo kaliankalian semua Pronomina persona galian adalah pronomina kedua jamak yang berfungsi
untuk menggantikan lawan bicara yang jumlahnya lebih dari satu orang. Pada uraian sebelumnya sudah dibicarakan mengenai pronomina persona galian yang
fungsinya menggantikan lawan bicara yang jumlahnya satu orang atau tunggal karena dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina persona galian dapat digunakan
untuk menggantikan orang kedua tunggal dan jamak. Saat ini dibicarakan adalah fungsi pronomina kalian sebagai orang kedua jamak.
Contoh : Safa
: “Ka mano kaliangalian?” ‘Ka mana kalian?”
Kevia dan Jhoni : “Ka pante Cermin.” ‘Ke pantai Cermin.’
Pronomina persona kaliangalian dalam bahasa Pesisir Batahan dapat bervariasi menjadi galian sadonyo kalian semua.
Contoh: Efrin
: ”Galian sadonyo wajib pulang.” ‘Kalian semuanya harus pulang.’
Pada contoh di atas masing-masing kalimat menggunakan pronomina persona galian dan galian sadonyo. Dalam bahasa Pesisir Batahan pronomina itu
tidak mempunyai perbedaan dalam hal makna. Pronomina tersebut berfungsi
Universitas Sumatera Utara
untuk menggantikan orang ketiga jamak. Pronomina persona galian sadonyo pada kalimat di atas hanya untuk mempertegas maksud.
4.3.1.3 Pronomina persona ketiga
a. Inyo ‘dia’
Pronomina persona inyo ‘dia’ adalah pronomina persona ketiga tunggal. Inyo termasuk pronomina persona ketiga tunggal karena inyo hanya dapat
menggantikan lawan bicara yang jumlahnya satu orang atau tunggal. Pronomina persona inyo digunakan untuk menyebut lawan bicara yang sebaya maupun yang
lebih tua dari si pembicara. Pemakaian Pronomina persona inyo dapat digunakan untuk siapa saja, tanpa melihat status sosial dan jenis kelamin lawan bicara.
Contoh: Ibu
: “Ka mano kamas kau nita ?” ‘Ke mana abang mu nita?’
Nita : “Inyo ka lading.”
‘Dia ke lading.’
b. Nyo ‘nya’