Prosedur Pemberian Kredit Usaha

mempertimbangkan kondisi usaha dan performance Debitur. 2 Jangka Waktu KUMK investasi maksimal lima tahun termaksud tenggang waktu pembayaran anggsuran graceperiod; jangka waktu masa tenggang maksimal satu tahun.

4. Prosedur Pemberian Kredit Usaha

Secara luas telah diketahui bahwa bank memiliki peranan yang sangat penting dalam pembiayaan pertumbuhan ekonomi. Salah satu kegiatan bank adalah perkreditan, dimana perkreditan ini merupakan kegiatan terbesar yang memberikan kontribusi pendapatan paling banyak bagi perbankan. Pendapatan dari pemberian kredit dapat berupa bunga, provisi komisi, commitment fee, appraisal fee, dan lain- lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis teliti, dan data- data yang penulis peroleh di PT. Bank Tabungan Negara Persero telah melaksanakan prosedur pemberian kredit yang memenuhi standar yang telah ditetapkan dan telah melakukan analisis 5C yaitu: 1. Karakter Character Karakter character mencakup keinginan calon debitur untuk memenuhi janji atau melunasi kewajiban sesuai jadwal, dalam kondisi baik dan buruk. Dengan demikian dalam unsur karakter tercakup kemampuan membayar dan keinginan membayar. Universitas Sumatera Utara 2. Kapasitas Capasity Kapasitas Capacity berkaitan dengan kemampuan calon debitur untuk melunasi kredit sesuai dengan jadwal. Penilaian kemampuan pelunasan berdasarkan analisis financial. 3. Modal Capital Penilain atas modal Capital yang dimiliki oleh calon debitur ingin melihat kekuatan permodalan, juga komitmen dalam usaha. Makin besar modal yang dapat dimiliki makin besar pula kemampuan dan komitmen dalam menjalankan usaha. Modal yang dinilai adalah netto, yaitu total aset atau modal yang dimiliki dikurangi dengan total kewajiban. 4. Jaminan Collateral Jaminan Collateral amat dibutuhkan oleh bank untuk menghindari atau mengurangi resiko kerugian, bila terjadi hal-hal yang buruk dari usaha yang dikelola nasabah. Penilaian jaminan bukan hanya dari nilai financialnya saja, tetapi juga kualitas asset yang dimiliki oleh calon debitur. 5. Kondisi Condition Kondisi ekonomi adalah lingkungan eksternal perusahaan yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan usaha. Dalam praktik kondisi ekonomi yang paling banyak dipertimbangkan adalah kondisi ekonomi makro, baik perekonomian domestic maupun dunia. Universitas Sumatera Utara Selain itu lebih meyakinkan konsep 7P juga dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. 7 unsur yang ada dalam konsep 7P yaitu: 1. Kepribadian Personality Adalah tingkah laku, sejarah hidupnya yang mencakup sikap, emosi, dan tindakan dalam menghadapi masalah. 2. Tujuan Purpose Menilai tujuan calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit dan berapa besar kredit yang diajukan. 3. Prospek Prospect Menilai prospek usaha yang direncanakan debitur, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 4. Pembayaran Payment Menilai bagaimana cara calon debitur melunasi kredit, dari mana saja sumber dana tersebut, bagaimana tingkat kepastian. 5. Tingkat keuntungan Profitability Menilai berapa tingkat keuntungan yang diperkirakan akan diraih calon debitur, bagaimana polanya, apakah makin lama makin besar atau sebaliknya. 6. Perlindungan Protection Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha. Apakah dalam jaminan brang, orang atau asuransi. 7. Parti Party Universitas Sumatera Utara Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas. Tujuan unsur dalam konsep 7P sebenarnya memiliki kesamaan dengan lima unsur dalam konsep 5C, misalnya unsur kepribadian memiliki kesamaan dengan unsur karakter, sedangkan unsur tujuan, prospek, dan pembayaran dapat memperjelas unsur kapasitas dalam konsep 5C. Unsur perlindungan dalam 7P mungkin dapat disamakan dengan collateral dalam konsep 5C. Konsep 7P ini tidak diterapkan pada PT. Bank Tabungan Negara Persero karena konsep 7P ini mempunyai kesamaan dalam konsep 5C. Berdasarkan teori bahwa konsep 7P ini adalah konsep yang dapat diterapkan untuk pemberian krdit. Sedangkan konsep 3R memberi penekanan kepada aspek financial dari analisis kredit. Tiga unsur yang terdapat dalam 3R adalah: 1. Tingkat Pengembalian Usaha Return 2. Kemampuan Membayar Kembali Repayment 3. Kemampuan Menanggung Resiko Risk bearing ability Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pemberian kredit adalah: 1. Terdapat dua belah pihak, yaitu pemberi kredit kreditor dan penerima kredit debitur. 2. Terdapat kepercayaan pemberi kredit dan penerima kredit yang didasarkan atas credit rating penerima kredit. 3. Terdapat persetujuan agreement Universitas Sumatera Utara 4. Terdapat penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit kepada penerima kredit. 5. Terdapat unsur waktu time element. Unsur waktu merupakan essential kredit. Memerlukan kredit karena adanya jarak waktu antara produksi dan konsumsi. 6. Terdapat unsur resiko degree of risk baik dipihak pemberi kredit maupun pihak penerima kredit. 7. Terdapat bunga sebagai kompensasi prestasi kepada pemberi kredit. PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Persero Cabang Medan mempunyai prosedur yang telah memenuhi standar ketentuan umum pemberian kredit. Prosedur yang telah diterapkan oleh PT. Bank Tabungan Negara Tbk. Persero Cabang Medan mempunyai tahap- tahap sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tidak Layak diteruskan Tidak Layak diteruskan Disetujui Tidak dapat diselesaikan Ada Masalah Hukum membahayakan bank Gambar 4.1 Prosedur Pemberian Kredit PENGAJUAN KREDIT PERMOHONAN KREDIT PEMBERKASAN WAWANCARA OTS On The Spot DUP daftar Usulan Pemohon Rapat Komite Kredit Pembuatan SP3K Akad Kredit dan Penandatanganan Pencairan Dana Kredit T O L A K P E R M O H O N A N K R E D I T Universitas Sumatera Utara 1. Permohonan kredit BTN Permohonan kredit terlebih dahulu dibuat oleh calon debitur untuk mendapatkan kredit, pemohon mengisi formulir permohonan kredit perorangan. 2. Pemberkasan Bank akan meminta debitur untuk melengkapi berbagai dokumen yang dibutuhkan dalam rangka realisasi permohonan kredit yang telah disetujui, seperti data pekerjaan kelengkapan data calon debitur dan sebagainya. Apabila permohonan kredit dinilai layak untuk dibiayai, bank sudah tentu akan menyetujui kredit. 3. Wawancara Setelah permohonan diajukan dan pemberkasan telah dipenuhi oleh calon debitur, maka pihak bank akan mewawancarai calon debitur yang mencakup analisis 5C. 4. OTS On The Spot Tahap selanjutnya adalah OTS on the spot, dimana dalam tahap ini pihak bank akan mensurvey penghasilan calon debitur dan tempat pekerjaan, apakah penghasilan debitur memang memenuhi syarat atas kredit. Pengeceka penghasilan ini mencakup penghasilan tetap dan penghasilan tidak tetap, jangan sampai hasil OTS tidak sesuai dengan kenyataan karena hal ini akan mengakibatkan kredit macet yang akan berdampak negatif pada bank. Universitas Sumatera Utara 5. DUP Daftar Usulan Pemohon Setelah calon debitur memenuhi semua syarat yang telah ditetapkan dan melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan, maka pihak bank akan membuat daftar usulan pemohonan untuk mengajukan masalah penghasilan. 6. Rakomdit Rapat Komite Kredit Rapat Komite Kredit dilaksanakan setelah kredit disetujui oleh pihak bank, dengan terlebih dahulu menganalisis semua persyaratan seperti penghasilan dan jumlah kredit yang diberikan. 7. SP3K Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit Setelah wawancara dilaksanakan dan mendapati kesepakatan, maka pihak kreditur akan mengeluarkan surat pemberitahuan persetujuan kredit SP3K kepada debitur untuk memberitahukan bahwa permohonan kreditnya diterima atau permohonan kreditnya ditolak. 8. Proses Akad Kredit dan Penandatanganan Kredit Proses akad kredit dan penandatanganan kredit, bank dan calon debitur menyepakati berbagai hak dan kewajiban yang berkaitan dengan kredit yang akan diberikan. Perjanjian kredit yang berisi berbagai aspek yang berkaitan dengan kredit misalnya jumlah, suku bunga, jangka waktu, pembayaran bunga, dan sebagainya. 9. Pencairan kredit Universitas Sumatera Utara Setelah semua selesai maka dana kredit dapat dicairkan sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam perjanjian kredit, pencairan dana kredit akan diserahkan melalui penjual atau developer. Untuk menghindari segala sesuatu yang menyebabkan kredit macet, tentunya bank sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Dampak kredit macet terhadap bank sangatlah negatif, seperti terjadinya likuidasi, pada bank yang mengakibatkan bank tersebut likuidasi dibekukan oleh Bank Indonesia. Maka dalam penyaluran kredit bank akan sebisa mungkin untuk menghindarkan segala yang menyebabkan kredit macet dengan melaksanakan prosedur pemberian kredit dengan baik dan benar. Dalam tahap-tahap prosedur kredit sebaiknya menghindari kemungkinan terjadinya kecurangan, tetapi kredit macet sering terjadi karena nasabah tidak membayar cicilan kredit macet, semua sering terjadi karena nasabah tidak membayar cicilan kredit tepat pada waktunya.

5. Sistem Pengendalian Internal