Review Studi Terdahulu Kekuasaan kehakiman pasca amandemen undang-undang dasar 1945 tijauan fiqih siyasah

Senate; dan menjaminmengamankan prosedur referendum. penyelenggraan pemerintahan negara adalah untuk mencegah lembaga tersebut melanggar norma- norma konstitusi terutama dalam hal membuat undang-undang. Amandemen UUD 1945 membawa perubahan terhadap system ketatanaegaraan Indonesia. Selain perubahan yang terjadi pada susunan kedudukan eksekutif, dan legislatif, kekuasaan kehakiman pasca amandemen UUD 1945 juga mengalami perubahan yang mendasar. Sebelum amandemen kekuasaan kehakiman hanya dilaksanakan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan lainnya setelah UUD 1945 diamandemenkan, maka kekuasaan kehakiman tidak hanya dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung, tetapi dilaksanakan bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung kewenangannya menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan kasasi dan menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang- Undang, sedangkan Mahkamah Konstitusi kewenangannya mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar. 19 Dalam hal ini lembaga yudikatif Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung diberi kewenangan untuk melakukan kontrol terhadap lembaga lainnya dengan melakukan judicial review dan menafsirkan ketentuanketantuan konstitusional serta menjaga agar tidak bertentangan dengan konstitusi. 20 19 Pada awalnya skema di atas adalah hasil dari perkuliahan Hukum Tata Negara di Pasca Sarjana-UMS yang diampu oleh Aidul Fitri Ciada Azhari dengan beberapa perubahan dari penulisguna menyesuaikan dengan pembahasan penelitian. 20 Siti Fatimah., op. cit. hlm. 110-111.

F. Sistematika penulisan

Seluruh hasil penelitian di atas akan disusun dalam sebuah karya tulis dengan sistematika: BAB I memuat pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori dan kerangka pemikiran, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II membahas berbagai teori kekuasaan Kehakiman, pengertian kekuasaan kehakiman dalam islam dan konvensional, kekuasaan kehakiman dalam konteks negara hukum Indonesia, prinsip-prinsip pokok kekuasaan kehakiman. BAB III mendeskripsikan tentang profil Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. BAB IV memuat analisis terhadap model kekuasaan kehakiman dalam konsepsi negara hukum Indonesia, melingkupi model kekuasaan kehakiman dalam islam, dan format ideal kekuasaan kehakiman di Indonesia BAB V menutup penelitian ini dengan mengetengahkan simpulan- simpulan dan saran-saran sebagai sebuah proses dialektika pemikiran hukum. 14 BAB II TEORI KEKUASAAN KEHAKIMAN

A. Definisi Kekuasaan Kehakiman

1. Pengertian Kekuasaan Kehakiman dalam Konvensional

Kekuasaan merupakan terjemahan dari kata power 1 . Kata power sendiri, bisa berarti authority: wibawa, hak untuk berindak, ahli, dan wewenang; strength: kekuatan, tenaga, dan daya; control; 2 pengawasan, penilikan, pengaturan, penguasaan, dan pembatasan. Sedngkan kehakiman, berasal dari kata hakimdan merupakan terjemahan dari judge, atau justice yang sering diartikan sebagai hakim danatau peradilan. Oleh karena itu, kekuasaan kehakiman dalam operasionalnya, tidak bisa dipisahkan dari istilah badan peradilan. Bahkan kekuasaan kehakiman menjadi ciri pokok dari Negara hukum Rechsstaat dan implementasi dari prinsip Rule of law. Menurut Harun Al-Rasyid , kekuasaan kehakiman ialah “kekuasaan yang merdeka terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu, harus 1 Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, jakarta: Gramedia jakarta, 2005 hlm. 441. 2 W.T.Cunningham, Ed. The Nelson Contemporary English Dictionary, Canada: Thomas Nelson and Sons Ltd. 1982, hlm 391. diadakan jaminan dalam undang-undang tentang kedudukan para hakim. 3 Dalam pasal 1 undang-undang No.4 Tahun 2004 pengertian kekuasaan kehakiman “Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan pancasila demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia ”Jaminan tentunya tidak hanya di berikan kepada hakim, tetapi juga kepada seluruh kekuasaan kehakiman, terutama lembaga-lembaga peradilan dengan tujuan agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Latar Belakang Kemunculan Kekuasaan Kehakiman Perumusan Undang-Undang Dasar 1945 tentang penganutan prinsip kemerdekaan kekuasaan kehakiman tidak mencakup pengorganisasian atau hubungan organisatoris antara organisasi kekuasaan yudikatif dan organisasi kekuasaan eksekutif. Yang disebutkan hanyalah prinsip bahwa kekuasaan kehakiman harus bebas merdeka dan itu bisa diartikan berlaku hanya bagi fungsi peradilannya. Oleh sebab itu, sejak pembentukan kabinet pertama dilingkungan eksekutif telah di bentuk departemen kehakiman yang eksistensinya berlanjut sampai sekarang 4 3 Jose Maria Maravall and Adam Prrzeworski, Democracy and The Rule of law, London: Cambridge University press, 2003, hlm. 242. 4 Harun Al-Rasyid, Himpunan peraturan hukum tata negara, edisi kedua, jakarta: Universitas Indonesia press, 1996, hlm. 18.