Independensi Definisi Kekuasaan Kehakiman

keseimbangan antara kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan intelektual dalam pelaksanaan tugasnya

4. Kepantasan dan Sopan Santun

Kepantasan tercermin dalam penampilan dan dalam perilaku pribadi yang berhubungan dengan kemampuan menempatkan diri dengan tepat, baik mengenai tempat, waktu, tata busana, tata suara atau kegiatan tertentu. Seangkan kesopanan terwujud dalam perilaku hormat dan tidak merendahkan orang lain dalam pergaulan antar pribad, baik dalam tutur bahasa tubuh ataupun dalam tutur kata lisan dan tulisan; dalam berindak, bekerja, dan beringkah laku; dalam bergaul dengan sesama hakim, dengan karyawan atau pegawai pengadilan, dengan tamu, dengan pihak-pihak dalam persidangan atau pihak-pihak lain yang terkait dengan perkara. 20

5. Kesetaraan

Kesetaraan merupakan prinsip yang menjamin perlakuan yang sama terhadap semua orang berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, tanpa membedakan satu dengan yang lain atas dasar agama, suku, ras, warna kulit, jenis kelamin, kondisi fisik, status sosial ekonomi, umur, pandangan politik atau alasan-alasan yang serupa. Prinsip kesetaran ini secara esensial melekat dalam sikap setiap hakim untuk senantiasa memperlakukan semua pihak dalam persidangan secara sama sesuai kedudukannya masing-masing dalam proses peradilan. 20 Ibid hlm. 533.

6. Kecakapan dan Keseksamaan

Kecakapan dan keseksamaan hakim merupakan prasyarat penting dalam pelaksana peradilan yang baik dan terpercaya. Kecakapan tercermin dalam kemampuan profesional hakim yang diperoleh dari pendidikan, pelatihan, danatau pengalamandalam pelaksanaan tugas; sedangkan keseksamaan merupakan sikap pribadi hakim yang menggambarkan kecermatan, kehati-hatian, ketelitian,ketekunan, dan kesungguhan dalam pelaksanaan tugas profesional hakim. Disamping itu, sebagaimana telah dijelaskan diatas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004. 21 menentukan bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hokum dan keadilan berdasarkan pancasila, demi terselenggaranya Negara hukum Indonesia yang tercantum dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi: “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. 22 Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004, diuraikan bahwa kekuasaan kehakiman yang merdeka tersebut mengandung pengertian bahwa kekuasaan kehakiman itu bebas dari segala campur tangan pihak kekuasaan ekstra yudisial kecuali dalam hal-hal sebagaimana disebut dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 21 LN-RI Tahun 2004 Nomor 8, TLN-RI Nomor 4358, 22 Perubahan ketiga UUD 1945 tahun 2001.