.............
Madaniyyah. 300.
Zilâl Al- Qur‟ân
sifat-sifat yang harus ada pada
kaum Mukminin.
9
......
Surah At- Taubah, ayat
112. Madaniyyah.
Jil. 11. Hal. 60 -
61. Dijelaskan didalam
Fî Zilâl Al- Qur‟ân,
Konsekuensi- konsekuensi
Bai‟ah kepada Allah SWT dan
janji Allah bagi para mujahidin di
jalan Allah.
Seterusnya pada penggal ini, penulis akan menguraikan ayat yang ingin difokuskan untuk diperbahas yaitu pada surah Ali-
„Imrân, ayat 104 dan 110.
B. Makna Kosa Kata Penting :
ع –
ع : mengajak
أ –
: memerintahkan C. Asbabun Nuzul dan Munasabah Ayat :
Asbabun Nuzul : Surah Ali- „Imrân, ayat 104 :
3981 –
ح ه س ف أ
ن ْ س أ ْ ع ْ ع ِ ن ْ ْل ع أ ْ ع :
ْف ْل لْهأ ْ ْ لْ ْ هن أ ل ف ف ا هلس هْ لع هَ هلص هَ ل س هن أ ل ف ف ا ههنأ ه جْل ف ح ه ل ف ن عْ س ن ْ عْ س َ لع
ْ س هليْل ه ه هن هل عْ س ْ ْ لع ي ء ْه ْا ْلت ْ جت ا ْ أ ه أ ْ ْ س ههن ي ْ ح ف ْيع ْ ْ ع يجْل ه
ه ح ل ْل ْل ج
أ ه .
Artinya : Meriwayatkan Abu Daud di dalam Sunannya dari hadits daripada Abi
„Amir Al-Hawzanî daripada Mu‟awiyah bin Abi Sufyan, dia berdiri seraya berkata:
“Ketahuilah sesungguhnya Rasulullah SAW di hadapan kami bersabda :
“Sesungguhnya orang-orang terdahulu dari Ahli Kitab berpecah belah menjadi tujuh puluh dua 72 golongan dalam urusan agama mereka. Sedangkan umatku
akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga 73 golongan, dan hanya satu yang akan masuk surga yaitu Ahli Sunnah Waljamaah. Pada akhir zaman nanti akan lahir
ditengah-tengah umatku beberapa golongan orang-orang yang suka ikut-ikut sebagaimana anjing mengikuti tuannya HR. Abu Daud.
146
Sehubungan dengan sabda Rasulullah SAW di atas, Allah SWT telah menurunkan ayat 104-105, surah Ali-
„Imrân, yang memerintahkan untuk mengajak manusia kearah kebaikan dengan
amar ma‟ruf nahi munkar serta memerintahkan kepada persatuan dan kesatuan.
147
Asbabun Nuzul : Surah Ali- „Imrân, ayat 110 :
هل ل عت
: أ خ
. لت ع ل
: نأ ل ، ح أ ل ل س ل ج ع ع أ عس ف ل ن
ل ل
ه ف لل ل :
للفأ خ ن ،ه ل ن ع ت ي خ ن ه ه ل عت َ ل ن ف ،
.
148
Artinya : „Ikrimah dan Muqatil
berkata: “Ayat Kuntum khairu ummatin turun kepada Ibnu Mas‟ud, Ubay bin Ka‟ab, Muadz bin Jabal dan Salim budaknya
Hudzaifah yang telah dimerdekakan. Hal itu disebabkan bahwa Malik bin Al- D
ayf dan Wahab bin Yahudza telah berkata kepada mereka: “Sesungguhnya agama kami lebih baik dari pada agama yang kalian dakwahkan kepada kami,
dan kami lebih baik dan lebih utama dar i pada kalian”, maka kemudian Allah
SWT menurunkan ayat ini.”
Munâsabatul Ayât :
A. Ali-„Imrân, ayat 104.
Dalam Tafsir Fî Zilâl Al- Qur‟ân, Sayyid Qutb menjelaskan bahwa ada
munâsabât korelasi antara ayat ini surah Ali- „Imrân, ayat 104 dengan ayat-ayat
sebelumnya. Yaitu mengenai dua pilar yang dibicarakan di dalam ayat Ali- „Imrân,
146
Abu Daud Sulaiman bin al- Asy‟ats al-Sijistan, Sunan Abu Daud, Mesir : Dar Al-
Hadits, 1998, bab Malahim, juz 4, hal. 122.
147
Mujab Muhali, Asbabunnuzul Studi Pendalaman Al- Qur‟an, Jakarta: Rajawali, 1989,
cet. I, hal. 179.
148
Abi Al-H asan „Ali bin Ahmad Al-Wâhidî, Asbâb Nuzûl Al-Qur‟an, Beirut: Dâr Al-
Kutub Al- „Imiyyah, hal. 121.
102 yaitu Iman dan ukhuwah persaudaraan serta kaitan antara kedua pilar tersebut yang saling harus berpijak di jalan yang benar. Dalam hal ini, Sayyid
Qutb menjelaskan bahwa pentingnya hubungan dakwah kepada kebajikan dan perintah kepada hal-hal
ma‟ruf serta larangan dan cegahan pada hal-hal yang munkar adalah sebagai konsekwensi logis dalam menegakkan dan
mengembangkan tugas bagi sebagai Muslim yaitu menegakkan manhâj Allah di muka bumi ini tentunya dengan berpijak di atas dua pilar yang disebutkan tadi,
yaitu Iman dan ukhuwah. Lebih lanjut menurut beliau, dakwah kepada kebajikan bisa saja dilakukan
oleh semua Muslim, namun untuk memerintahkan kepada hal-hal yang ma‟ruf dan
melarang kepada hal-hal yang munkar diperlukan adanya kekuasaan untuk melakukan
amar ma‟ruf nahi munkar atau paling tidak, diperlukannya sebuah komunitas yang concern terhadap perintah dan larangan terhadap kebaikan dan
kemunkaran. Oleh sebab itu, didalam penafsiran beliau juga menegaskan supaya umat Islam menegakkan kekuasaan untuk memerintah dan melarang.
149
B. Ali-„Imrân, ayat 110.
Sayyid Qutb menjelaskan di dalam tafsirnya bahwa ada munâsabât korelasi antara ayat ini surah Ali-
„Imrân, ayat 110 dengan ayat-ayat sebelumnya. Sudah disebutkan dibagian yang lalu korelasi munâsabât surah Ali-
„Imrân, ayat 104 yaitu berkaitan dengan iman, ukhuwah, serta dakwah kepada amar ma‟ruf nahi munkar. Pada bagian pertama dalam himpunan ayat ini
149
Sayyid Qutb, Tafsir Fî Zilâl Al- Qur‟ân di bawah naungan Al-Qur‟an, Penerjemah:
As‟ad Yasin dkk, Jakarta: Gema Insani, 2008, cet. ke-6, jil. 3, hal. 183-184.
meletakkan kewajiban yang berat di atas kaum Muslimin di muka bumi ini dengan memelihara kehidupan dari kejahatan dan kerusakan dengan mereka harus
memiliki kekuatan sehingga memungkinkan mereka memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran.
Tambahan lagi, menurut Sayyid Qutb , pengungkapan “ukhrijat” yang
terkandung di dalam firman Allah SWT di dalam ayat ini mengandungi hakikat diri dan nilainya, dan umat Islam harus mengerti bahwa mereka itu dilahirkan
untuk maju ke garis depan dan memegang kendali kepimpinan karena mereka adalah umat yang terbaik untuk menyuruh kepada yang
ma‟ruf dan mencegah kemunkaran.
Selanjutnya, didalam ayat ini, Sayyid Qutb juga menerangkan adanya keterkaitan iman dan taqwa didalam ber-
amar ma‟ruf nahi munkar.
150
D. Penafsiran Sayyid Qutb terhadap Surat Ali-