Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam sebagai al-Dîn Allah 1 merupakan manhâj al-hayât atau way of life, acuan dan kerangka tata nilai kehidupan. Oleh karena itu, ketika komunitas muslim berfungsi sebagai sebuah komunitas yang ditegakkan di atas sendi-sendi moral iman, Islam dan takwa serta dapat direalisasikan dan dipahami secara utuh dan padu merupakan sebuah komunitas yang tidak eksklusif karena bertindak sebagai “al-Umma al-Wasatan” 2 yaitu sebagai teladan di tengah arus kehidupan yang serba kompleks, penuh dengan dinamika perubahan, tantangan dan pilihan- pilihan yang terkadang sangat dilematis. Masuknya berbagai serangan pemikiran, ajaran atau pahaman baru dari arah barat maupun dari gerakan Zionisme baik dalam agama, sosial masyarakat, budaya, ekonomi dan segala yang mencakup aktivitas-aktivitas kehidupan umat Islam seharian yang memberikan impak dan implikasi terhadap nilai-nilai agama, adanya kecenderungan membuat agama menjadi tidak berdaya dan yang lebih buruk lagi ketika Islam tidak lagi dijadikan sebagai pedoman hidup dalam berbagai bidang yang serba kompleks. 3 Diantara bentuk serangan tersebut adalah seperti metarialisme, sekularisme, pluralisme, dan berbagai jenis gejala sosial 1 Q.S. Ali Imrân, ayat 85. 2 Q.S. Al-Baqarah, ayat 143. 3 M. Munir dan Tim Lembaga Kajian dan Pengembangan Dakwah Forum Komunikasi Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Metode Dakwah, Jakarta : Prenada Media, 2003, hal. 3. yang melanda di kalangan umat Islam sekarang. Antaranya ialah seks bebas dikalangan pemuda-pemudi, tontonan pornografi yang meluas, ketagihan terhadap nakoba, meminum khamar secara bebas dan selainnya yang merusakkan nilai- nilai masyarakat umat Islam. Hal ini bisa menerpa umat Islam bila agama tidak lagi berfungsi secara efektif dalam kehidupan yang kolektif. Tentu saja keadaan seperti ini dapat berpengaruh apabila pemeluk agama Islam gagal untuk memberi suatu peradaban alternatif yang benar-benar dituntut oleh setiap perubahan sosial yang terjadi. Di samping itu kita bisa melihat pada saat ini, kehidupan umat manusia sedikit banyak, disadari atau tidak telah dipengaruhi oleh gerakan modernisme yang terkadang membawa kepada nilai-nilai baru dan tentunya tidak sejalan bahkan bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Tak heran dalam perkembangannya modernisme memberikan tempat dan penghargaan yang terlalu tinggi terhadap materi. Implikasinya adalah kekuatan iman yang selama ini mereka miliki semakin mengalami degradasi. Puncaknya ialah kenyataan yang melanda sebagian umat Islam sekarang ini semakin terjerat oleh kehampaan spiritual. 4 Melihat fenomena di atas, sudah barang tentu kita khususnya umat Islam dilanda keprihatinan yang dapat merusak moral keimanan sehingga mau tidak mau harus diterapkan solusi terbaik yang dikehendaki oleh Islam yaitu 4 M. Munir dan Tim Lembaga Kajian dan Pengembangan Dakwah Forum Komunikasi Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Metode Dakwah, Jakarta : Prenada Media, 2003, hal. 4. melaksanakan dakwah amar ma‟ruf dan nahi munkar secara efektif dan efisien serta berkesinambungan. Amar adalah perintah, ma‟ruf adalah sesuatu yang dapat dimengerti dan diterima oleh masyarakat. Perbuatan ma‟aruf apabila dikerjakan dapat diterima dan dipahami oleh manusia serta dipuji. Sedangkan munkar adalah sesuatu yang dibenci dan tidak dapat diterima oleh masyarakat, apabila dikerjakan ia dicemoh dan dicela oleh masyarakat disekelilingnya. 5 Islam adalah agama dakwah 6 artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran, bahkan maju mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya, 7 karena itu Al- Qur‟ân dalam menyebut kegiatan dakwah dengan Ahsanu Qaula. 8 Dengan kata lain bisa kita simpulkan bahwa dakwah amar ma‟ruf nahi munkar menempati posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan agama Islam, kita tidak dapat membayangkan apabila kegiatan dakwah ini mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh berbagai faktor di era globalisasi yang serba canggih kini, di mana berbagai informasi masuk begitu cepat dan instan yang tidak dapat 5 Sayyid Qutb, Tafsir Fî Zilâl Al- Qur‟ân di bawah naungan Al-Qur‟an, Penerjemah: As‟ad Yasin dkk, Jakarta: Gema Insani, 2008, cet. ke-6, jil. 1, h. 560. 6 M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, Jakarta : Al-Amin Press, 1997, hal.8. 7 Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, Jakarta : Gema Insani Press, 1998, Cet. 3, hal. 76. 8 Q.S. Fussilat, ayat 33. dibendung lagi. Kita sebagai umat Islam harus dapat memilah dan menyaring informasi tersebut sehingga tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. 9 Karena Islam merupakan suatu kebenaran, maka Islam harus tersebar luas dan penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggung jawab umat Islam secara keseluruhan, sesuai dengan misinya sebagai “Rahmatan lil „Alamîn” harus ditampilkan dengan wajah yang menarik supaya umat lain umat non-Muslim beranggapan dan mempunyai pandangan bahwa kehadiran Islam bukan sebagai ancaman bagi eksistensi mereka melainkan pembawa kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan mereka sekaligus sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat. Implikasi dari penyataan Islam sebagai agama dakwah menuntut umatnya agar selalu menyampaikan dakwah amar ma‟ruf nahi munkar, karena kegiatan ini merupakan aktivitas yang tidak pernah usai selama kehidupan dunia masih berlangsung dan akan terus melekat dalam situasi dan kondisi apa pun bentuk dan coraknya. Kita semua menyadari bahwa dakwah amar ma‟ruf nahi munkar adalah tugas suci yang dibebankan kepada umat Islam di mana saja ia berada. Hal ini termaktub dalam Al- Qur‟ân dan As-Sunnah Rasulullah SAW, kewajiban dakwah menyerukan, dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat. 10 9 M. Munir dan Tim Lembaga Kajian dan Pengembangan Dakwah Forum Komunikasi Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Metode Dakwah, Jakarta : Prenada Media, 2003, hal. 4 5. 10 M. Munir dan Tim Lembaga Kajian dan Pengembangan Dakwah Forum Komunikasi Mahasiswa dan Alumni Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Metode Dakwah, Jakarta : Prenada Media, 2003, hal. 4 dan 5. Dakwah amar ma‟ruf nahi munkar memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit hartanya, bahkan nyawa seperti yang telah dicontohkan oleh para nabi-nabi dan rasul-rasul. Dakwah adalah membawa kebenaran yaitu kebenaran yang perlu dipertanggung jawabkan di dunia dan akhirat, agar terciptanya kedamaian dan kebahagiaan. Sementara kerusakan di muka bumi ini dapat dicegah melalui peranan amar ma‟ruf nahi munkar. 11 Dakwah amar ma‟ruf nahi munkar, dakwah yang bertujuan untuk memancing dan mengharapkan potensi fitri manusia agar eksistensi mereka punya makna di hadapan Tuhan dan sejarah. Sekali lagi perlu ditegaskan disini bahwa tugas dakwah amar ma‟ruf nahi munkar adalah tugas umat Islam secara bersama dan menyeluruh dan bukan hanya tugas sebagian kelompok tertentu umat Islam. Melihat dari latar belakang tersebut, penulis mencoba menguraikan skripsi dengan judul : “DESKRIPSI AMAR MA‟RUF NAHI MUNKAR MENURUT AL- QUR‟ÂN, KAJIAN TERHADAP TAFSIR FÎ ZILÂL AL- QUR‟ÂN KARYA SAYYID QUTB ” sebagai judul skripsi.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah