Metode Penelitian Perkembangan Pidana Penjara Dari KUHP Ke Konsep KUHP Baru

dari pidana itu sendiri. Menurut Sudarto, yang dimaksud dengan pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu. 21 Kenyataan inilah yang menyebabkan kebutuhan untuk melakuka n pembaharuan hukum pidana penal reform di Indonesia. Kebutuhan untuk melakukan pembaharuan hukum pidana sejalan dengan hasil dari Kongres PBB tahun 1976 tentang pencegahan kejahatan dan perlakuan kepada pelaku kejahatan. Dalam kongres tersebut dinyatakan bahwa hukum pidana yang ada selama ini di berbagai negara yang sering berasal dari hukum asing dari zaman kolonial yang pada umumnya telah asing dan tidak adil obsolute and unjustice serta ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan kenyataan outmoded and unreal karena tidak berakar dan pada nilai-nilai budaya dan bahkan ada diskrepansi dengan aspirasi masyarakat serta tidak responsif terhadap kebutuhan sosial masa kini. 22

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Metode dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif-normatif yang bersifat penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini adalah konseptual yaitu dilakukan manakala peneliti tidak beranjak dari aturan hukum yang ada. Hal itu dilakukan karena memang belum ada aturan hukum untuk masalah yang dihadapi. 23 21 Diakses pada situs http:jelita249.blogspot.com200909aspek-negatif-dari-pidana- penjara-dan.html. Akses terakhir pada tanggal 20 Desember 2009. 22 Fifth UN Congress On Prevention Of Crime And The Treatment Of Offenders, New York, Departement Of Economic and Social Affairs, United Nation, 1976, hlm. 38. 23 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Prenada Media Group, Cet. II, Jakarta, 2005, hlm. 137. Universitas Sumatera Utara 2. Data Dan Sumber Data Data yang diteliti dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yang terdiri dari bahansumber primer berupa peraturan perundang-undangan, buku, kertas kerja. Bahansumber skunder berupa bahan acuan lainnya yang berisikan informasi yang mendukung penulisan skripsi ini, seperti tulisan-tulisan, surat kabar dan sebagainya. 3. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisa secara sistematis buku-buku, majalah- majalah, surat kabar, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini. 4. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis kualitatif, yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang akan dibahas. G. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan. Merupakan bab yang memberikan ilustrasi guna memberi informasi yang bersifat umum dan menyeluruh serta sistematis yang terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Pidana Penjara Menurut KUHP Dan Konsep KUHP Baru. Hal ini terdiri dari pembahasan mengenai defenisi pidana penjara, pengaturan pidana Universitas Sumatera Utara penjara menurut KUHP dan Konsep KUHP, masalah maksimum dan minimum pidana penjara, pola lamanya berat-ringannya pidana penjara. BAB III : Perkembangan Pidana Penjara Dari KUHP Ke Konsep KUHP Baru. Memberikan penjelasan mengenai jenis dan modifikasi pidana penjara, lamanya ancaman pidana penjara, penetapan dan perumusan pidana penjara, kebijakan legislatif dalam rangka mengefektifkan pidana penjara BAB IV : Kesimpulan Dan Saran. Merupakan bagian akhir yang berisikan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil penulisan dan kaitannya dengan masalah yang diidentifikasikan. Universitas Sumatera Utara BAB II PIDANA PENJARA MENURUT KUHP DAN KONSEP KUHP BARU A. Defenisi Pidana Penjara Jenis pidana yang paling sering dijatuhkan pada saat ini adalah pidana pencabutan kemerdekaan khususnya pidana penjara. Pidana pencabutan kemerdekaan atau pidana penjara dilaksanakan dibelakang tembok yang tebal yang sama sekali asing bagi narapidana. Lain halnya dengan pidana penjara yang mengandung pengertian tata perlakuan terhadap narapidana tersebut di buat jera agar tidak mengulangi lagi perbuatan yang melanggar hukum Hal ini akan mengandung persepsi yang berbeda-beda karena membuat orang jera akan di tempuh berbagai macam cara. Padahal tidak demikian maksud dari pidana penjara, yang sebenarnya adalah satu-satunya derita yang diberikan oleh negara adalah dihilangkannya kemerdekaan bergerak dan di bimbing terpidana agar bertaubat, di didik supaya menjadi seorang anggota masyarakat sosial di Indonesia yang berguna. Pidana penjara merupakan salah satu jenis pidana yang terdapat dalam sistem hukum pidana Indonesia, sebagaimana termaktub dalam Pasal 10 KUHP. Pidana penjara menurut Pasal 12 ayat 1 KUHP terdiri dari pidana penjara seumur hidup dan pidana penjara selama waktu tertentu. Menurut Andi Hamzah, pidana penjara adalah bentuk pidana yang berupa kehilangan kemerdekaan. Pidana kehilangan kemerdekaan itu bukan hanya dalam bentuk pidana penjara, tetapi juga berupa pengasingan. 24 24 Andi Hamzah, loc.cit. Universitas Sumatera Utara Jan Remmelink, sehubungan dengan pidana penjara juga menyatakan bahwa pidana penjara adalah satu bentuk pidana perampasan kemerdekaan pidana badan terpenting. 25 Barda Nawawi Arief menyatakan bahwa pidana penjara tidak hanya mengakibatkan perampasan kemerdekaan, tetapi juga menimbulkan akibat negatif terhadap hal-hal yang berhubungan dengan dirampasnya kemerdekaan itu sendiri. 26 Pidana penjara merupakan suatu sistem perlakuan pelanggaran hukum yang pada dasarnya memberi pola perlakuan reintegrasi yang bertujuan memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan narapidana dalam kapasitasnya sebagai mahluk pribadi dan mahluk sosial dalam konteks hak asasinya sebagai manusia. Pemulihan kesatuan ini memiliki masalah yang sangat kompleks. Masalah pembinaan pelanggar hukum adalah pembinaan manusia dari segala sisi termasuk yang paling prinsip yakni sisi hak asasi manusianya. Dalam upaya pemulihan kesatuan ini, yang terpenting adalah proses yang berfungsi sebagai katalisator pencapaian tujuan tersebut. 27 Berdasarkan uraian tersebut di atas, pada prinsipnya bahwa pidana penjara berkaitan erat dengan pidana perampasan kemerdekaan yang dapat memberi cap jahat dan dapat menurunkan derajat dan harga diri manusia apabila seseorang dijatuhi pidana penjara. 25 Jan Remmelink, loc.cit. 26 Barda Nawawi Arief, loc.cit. 27 Yahya AZ., Eksistensi Pidana Penjara Dalam Perspektif HAM. Dalam http:yahyazein.blogspot.com200807eksistensi-pidana-penjara-dalam.html. Akses terakhir pada tangga l 0 Januari 2009. Universitas Sumatera Utara

B. Pengaturan Pidana Penjara Dalam KUHP Dan Konsep KUHP Baru