tersebut, konsep ini diragukan terutama dalam penilaian asset dan penentuan laba periodik.
6. Metode Akumulasi Biaya Produksi
Akumulasi biaya merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar biaya yang dikerluarkan untuk suatu produk dan jasa dalam perhitungan harga pokok
produksi. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam akumulasi biaya, tetapi yang lazim digunakan adalah dua metode sebagai berikut:
a. Metode harga pokok pesanan job order costing method b. Metode harga pokok proses process costing method
a. Metode harga pokok pesanan
Sutrisno 1999 : 71 mengatakan, “metode harga pokok pesanan adalah cara penentuan harga pokok dimana biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
sejumlah produk atau jasa tertentu yang dapat dipisahkan identitas masing-masing produk tersebut dan perlu ditentukan harga pokoknya secara individual”.
Adapun karakteristik biaya pesanan secara umum 1
sifat proses produksi yang dilakukan terputus-putus, dan tergantung pada pesanan yang diterima,
2 spesifikasi dan bentuk produk tergantung pada pemesan,
3 pencatatan biaya produki masing-masing pesanan dilakukan secara
terpisah pada setiap pesanan, 4
harga pokok produksi dan laba kotor juga dihitung berdasarkan masing- masing pesanan,
Universitas Sumatera Utara
5 total biaya produksi untuk setiap elemen biaya dikalkulasi setelah pesanan
selesai, 6
biaya perunit dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang dipesan,
7 sistem biaya biasanya menggunakan metode biaya normal.
Sistem biaya normal adalah sistem akuntansi dimana bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan pada objek biaya berdasarkan biaya actual, dan biaya
overhead pabrik dibebankan berdasarkan tariff ditentukan dimuka. Untuk mennetukan biaya berdasarkan pesanan secara teliti dan akurat,
setiap pesanan harus dapat diidentifikasi secara terpisah dan terlihat secara terperinci dalam kartu biaya pesanan untuk masing-masing pesanan. Metode
harga pokok pesanan ini dapat diterapkan untuk pekerjaan pada perusahaan manufaktur, pekerjaan konstruksi, industri percetakan, jasa pelayanan hukum, jasa
arsitek, dsb. Prosedur akuntansi untuk metode harga pokok pesanan adalah sbb:
1 biaya- biaya produksi diakumulasikan pada setiap pesanan,
2 biaya-biaya produksi untuk setiap pesanan dan data lainnya yang
berhubungan dengan pesanan tersebut diakumulasikan dalam kartu biaya pesanan,
3 pemakaian biaya-biaya produksi untuk setiap pesanan dibebankan pada
perkiraan barang dalam proses, 4
setelah produk selesai dikerjakan, kartu pesanan diikhtisarkan, dan biaya perunit dihitung dengan membagikan jumlah biaya produksi untuk setiap
Universitas Sumatera Utara
pesanan tersebut dengan jumlah unit yang dihasilkan, biaya produksi yang semula dibebankan ke perkiraan barang dalam proses dipindahkan ke
perkiraan barang jadi. Berikut diberikan contoh perhitungan biaya berdasarkan pesananan. PT.
Medan Motor adalah perusahaan penghasil komponen untuk sepeda motor, proses produksi yang digunakan adalah berdasarkan pesanan.
Data beikut adalah data transaksi harian yang dicatat dalam buku besar perusahaan:
1. Pembelian dan penerimaan bahan Bahan A
Rp. 1.200.000 Bahan B
Rp. 1.600.000 Bahan C
Rp. 1.350.000 Bahan D
Rp. 4.950.000 Rp. 800.000
Biaya dibayar dimuka Rp. 1.240.000
Jurnal : Bahan
Rp. 4.950.000 Biaya dibayar dimuka
Rp. 1.240.000 Utang usaha
Rp. 6.190.000 2. Penggunaan bahan
Penggunaan bahan langsung untuk: Pesanan 1
Rp. 1.040.000 Pesanan 2
Rp. 1.200.000
Universitas Sumatera Utara
Pesanan 3 Total
Rp. 3.140.000 Rp. 900.000
Penggunaan BTL Rp. 3.860.000
Rp 720.000
Jurnal : Barang dalam proses
Rp. 3.140.000 Pengendali overhead pabrik
Rp. 720.000 Bahan
Rp. 3.860.000 3. Biaya tenaga kerja dilihat dari kartu jam tenaga kerja
Tenaga kerja langsung: Pesanan 1
Rp. 1.220.000 Pesanan 2
Rp. 1.400.000 Pesanan 3
Total Rp. 3.620.000
Rp. 1.000.000
Tenaga kerja tak langsung Rp. 4.045.000
Rp. 425.000
Jurnal: Barang dalam proses
Rp. 3.620.000 Pengendali overhead pabrik
Rp. 425.000 Utang gaji
Rp. 4.045.000 4. Biaya-biaya terjadi yang berkaitan dengan overhead pabrik
Biaya penyusutan mesin Rp. 750.000
Biaya listrik Rp. 500.000
Universitas Sumatera Utara
Pajak Bumi dan Bangunan pabrik Rp. 150.000
Gaji supervise produksi Jurnal:
Rp. 1.250.000
Pengendali overhead pabrik Rp.2.650.000
Biaya penyusutan mesin Rp. 750.000
Biaya listrik Rp. 500.000
Pajak bumi dan bangunan pabik Rp. 150.000
Gaji supervise pabrik Rp. 1.250.000
5. Pembebanan biaya overhead pabrik pada pesanan, berdasarkan tariff ditentukan dimuka, dengan tariff 80 dari biaya tenaga kerja langsung
Jurnal: Barang dalam proses
Rp. 2.896.000 BOP dibebankann
Rp.2.896.000 Perhitungan untuk masing-masing pesanan:
Pesanan 1 = 80 x Rp. 1.220.000 = Rp. 976.000 Pesanan 2 = 80 x Rp. 1.400.000 = Rp. 1.120.000
Pesanan 3 = 80 x RP. 1.000.000 = Rp. 2.896.000
Rp. 800.000
6. Ketiga pesanan telah selesai dikerjakan dan siserahkan ke pemesan dengan nilai masing-masing pesanan 1,2, dan 3 yaitu, Rp. 4.200.000, Rp. 4.120.000, Rp.
4.260.000 Jurnal:
Kas Piutang usaha Rp. 12.580.000
Universitas Sumatera Utara
Penjualan Rp. 12.580.000
Harga pokok penjualan Rp. 9.656.000
Barang jadi Rp. 9.656.000
Harga pokok penjualan = Harga pokok produksi Perhitungan maing-masing harga pokok produksi pesanan 1, 2, dan 3, sbb:
Pesanan 1 Pesanan 2
Pesanan 3 Bahan langsung
Rp. 1.040.000 Rp. 1.200.000
Rp. 900.000 Tenaga kerja langsung Rp. 1.220.000
Rp. 1.400.000 Rp. 1.000.000
BOP dibebankan Rp. 976.000
Rp. 1.120.000 Rp. 800.000
Total Rp. 3.236.000
Rp. 3.720.000 Rp. 2.700.000
7. Selisih pembebanan biaya overhead actual dan yang dibebankan lebih tinggil sebesar Rp. 246.000 2.896.000- 2.650.000
Untuk pembebanan biaya overhead yang ditentukan dimuka, dapat terjadi selisih pembebanan terlalu tinggi maupun terlalu rendah, oleh karena itu
diperlukan suatu perlakuan untuk penyesuaikannya. Ada dua cara, yaitu: 1
ditutup ke harga pokok penjualan, 2
dialokasikan antara barang dalam proses, barang jadi dan harga pokok penjualan dalam propersi overhead yang dibebankan pada periode
tersebut, yaitu pada saldo akhir masing-masing akun.
b. Metode Harga Pokok Proses