Sistematika tumbuhan Putri malu Mimosa pudica L Bintil akar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Putri Malu

Tanaman putri malu tumbuh liar di pinggir jalan, lapangan terlantar, dan tempat - tempat terbuka yang terkena sinar matahari. Tumbuhan asli Amerika tropis ini dapat di temukan pada ketinggian 1-1200 m, cepat berkembang biak, tumbuh memanjat, atau berbaring, tinggi 0,3 - 1,5 m. Batang bulat, berambut, dan berduri tempel. Daun berupa daun majemuk menyirip genap ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun setiap sirip 5 - 26 pasang. Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai lanset ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, permukaan atas dan bawah licin, panjang 6 - 16 mm, lebar 1 - 3 mm, berwarna hijau, umumnya tepi daun berwarna ungu. Jika daun tersebut tersentuh, akan melipat diri . Bunga bulat, berbentuk seperti bola, bertangkai, berwarna ungu. Buah berbentuk polong, pipih, berbentuk garis. Biji bulat dan pipih. Dalimartha. S, 2003.

2.1.1 Sistematika tumbuhan Putri malu Mimosa pudica L

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophita Kelas : Angiospermae Sub kelas : Dicotyledoneae Ordo : Fabales Famili : Mimosaceae Sub Famili : Mimosoideae Genus : Mimosaideae Spesies : Mimosa pudica L OP Sharma, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Bintil akar

Macam asosiasi yang lain antara akar dan tumbuhan tingkat tinggi dan organisme tingkat rendah dijumpai pada leguminosa. Pada akar - akarnya terdapat bintil yang berkembang sebagai akibat penetrasi bakteri pengikat nitrogen spesies Rhizobium ke dalam rambut akar. Bakteri tersebut memasuki akar terutama melalui rambut akar. Sambil memperbanyak diri, bakteri tersebut membentuk benang infeksi dengan terkurungnya dalam selubung dari bahan seperti gum. Benang – benang itu menembus ke dalam akar dan merangsang sel – selnya. Jumlah sel dalam bintil meningkat mula – mula karena pembelahan di seluruh massa sel yang bulat itu dan kemudian karena aktivitas daerah meristematik setempat yang tidak dimasuki bakteri. Sel – sel terdiferensiasi itu di daerah sebagain dalam, yaitu zona bakteroid, mengandung bakteri yang dilepaskan dari benang – benang infeksi. Bintil – bintil pada tingkatan itu secara sekilas mirip dengan primordium akar lateral. Fahn, A., 1991. Perkembangan bintil akar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1. Konsentrasi nutrient anorganik 2. Suhu tanah suhu sekitar 25 – 30 3. Cahaya dan naungan cahaya yang cukup banyak dapat meningkatkan jumlah bintil sedangkan naungan akan menurunkan berat bintil akar. C optimum untuk pembentukan bintil dan pada suhu yang lebih rendah atau jauh lebih panas pembentukan bintil akar akan terhambat. 4. Konsentrasi CO 2 5. Ketersedian nitrogen di dalam tanah konsentrasi nitrogen yang tinggi dapat mengurangi jumlah maupun berat bintil akar.Yuwono.T, 2006. konsentrasi karbondioksida yang tinggi dapat meningkatkan jumlah bintil akar. Selama pertumbuhan bintil, bakteri mengalami transformasi ke bentuk bakteroid yang ukurannya lebih besar daripada aslinya. Transformasi ini berhubungan dengan sintesis leghemoglobin, nitrogenase dan enzim lain yang diperlukan untuk fiksasi N 2 . waktu antara infeksi sampai dengan bakteri mampu memfiksasi N 2 sekitar 3-5 minggu. Selama peroide tersebut kebutuhan karbohidrat, nutrien mineral dan asam amino disediakan oleh inang tanpa memperoleh keuntungan. http:elearning.unej.ac.id . Universitas Sumatera Utara

2.2. Rhizobium sp