White Paper 2006 Principal Goals and Direction of Korean Cultural Diplomacy White Paper 2008 Visi Global Korea

33 a. Koordinatif, Langkah koordinatif dilakukan dalam upaya penyebarluasan produk- produk kultural Korea. b. Regulative dan Promotif. Sedangkan regulative dan promotif merupakan langkah berupa dukungan hukum dan pembentukan instansi Cultural Industry Bureau yang berada dibawah Korean ministry of culture and sports tahun 1995. Dua langkah ini kemudian diikuti dengan dikeluarkannya kebijakan kelonggaran pajak bagi para pelaku industri kreatif. Pada tahap selanjutnya Kim Dae Jung melanjutkan upaya promosi budaya yang telah dilakukan oleh pemerintahan Kim Young Sam 1998-2 003 dengan memiliki visi “teknologi kebudayaan” Cultural Technology, yang meliputi pengembangan warisan budaya tradisional dan budaya popular sebagai bagian dari pengembangan teknologi kunci Korea. Untuk itu dibentuklah Korean Culture and Conten Agency di tahun 2001.

3.2 Perkembangan Kebijakan Republic of Korea terhadap Film dan Drama

Keseriusan pemerintah Korea terhadap promosi kebudayaan ditindaklanjuti melalui upaya nya memasukan aspek diplomasi kebudayaan kedalam beberapa dokumen penting diantaranya:

3.2.1. White Paper 2006

Dalam White Paper 2006, Korea menjelaskan bahwa kebijakan luar negerinya di tahun 2005 adalah meningkatkan citra nasional Korea melalui 34 Korean Wave . Hal ini berkaitan dengan upaya MOFAT melakukan diplomasi publik dengan cara meningkatkan aktivitas dan promosi budaya demi mencapai tujuan nasional yang lebih besar, yaitu peningkatan Citra nasional Republic of Korea sebagai negara pelopor dalam bidang budaya.

3.2.2. Principal Goals and Direction of Korean Cultural Diplomacy

Dokumen ini merupakan kelanjutan dari White Paper 2006 tentang kebijakan luar negeri Korea tahun 2005, yang mana memasukan aspek diplomasi budaya sebagai bagian dari diplomasi publik Korea dengan memiliki 2 tujuan berikut:  Mendorong kerjasama dengan negara-negara lain melalui pertukaran budaya  Memperkuat daya saing nasional melalui peningkatan citra nasional.

3.2.3. White Paper 2008

Dijelaskan dalam Diplomatic Whitepaper Korea 2008, bahwa budaya merupakan elemen penting dan alat yang berguna untuk menciptakan nilai tambah demi terwujudnya persaingan antar bangsa. Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan KoreaMinistry Foreign Affairs and Trade MOFAT mencoba memanfaatkan berbagai macam aktivitas yang berkaitan dengan Diplomasi Kebudayaan untuk mempromosikan kepentingan nasional Korea. Dalam white paper ini juga dijelaskan bahwa film serta drama merupakan salah satu elemen penting untuk memajukan diplomasi kebudayaan Korea, 35 “Kementrian luar negeri dan perdagangan Korea berupaya memperkenalkan budaya-budaya Korea ke negara luar, juga mendorong diplomasi publik melalui penawaran stasiun televisi negera-negara asing serta video-video dokumentasi yang menggambarkan Korea dan kebudayaan Korea.”

3.2.4. Visi Global Korea

Sementara itu, pembahasan mengenai budaya juga tercantum dalam Visi Global Korea yang secara khusus dibahas dalam poin Soft Power. 8 “The Republic Korea should seek attributes of a soft, strong power as it builds up it capacities to become a global actor. That is to say, a state that combine the strengths of an advanced walfare economy and self-reliant defense capability with significant educational, cultural, and artistic potential and is accordingly needed and respected by the international community.” Baru pada tahun 2009, menurut Regina Kim 2010 pemerintah Republic of Korea mulai mengumumkan kebijakan diplomasi kebudayaannya, dimana pemerintahnya mencoba mengambil manfaat dari Korean Wave sebagai sebuah alat kebijakan untuk meningkatkan 8 Menurut Geun Lee budaya merupakan bagian dari soft resource suatu negara yang dapat menciptakan soft power Lee. Adapun Josep Nye menjelakan soft power sebagai berikut: “ability to get what you want through attraction rather than coercion or payment that resulted in a more favorable public opinion and credibility obroad”. 36 budayanya. Dibawah kepemimpinan presiden Lee Myung Bak, pemerintah Korea menempatkan “complex diplomacy” dan “value diplomacy” sebagai kebijakan utama untuk meningkatkan diplomasi publik dan diplomasi budaya bersamaan dengan citra nasional dan brand nasional. Mengingat begitu penting nya elemen kebudayaan ini bagi kepentingan nasional Republic of Korea, maka pemerintah Korea membentuk dua departemen yang secara khusus bertanggung jawab terhadap penyebaran Korean Wave ke luar negeri, yaitu Kementerian Budaya, Olah Raga dan PariwisataMinistry Cultural Sport and Tourism MCST dan Kemeterian Luar Negeri dan PerdaganganMinistry Of Foreign Affairs and Trade MOFAT. Kedua kementrian tersebut memiliki tanggung jawab yang sama terhadap penyebaran budaya Korea di luar negeri, namun tanpa mengaburkan tugas dan wewenang masing-masing.

3.2.5. Kementerian Budaya, Olah Raga dan Pariwisata MCST