20 Dalam kerjasama siaran tersebut, juga dilakukan kerjasama
pertukaran tenaga kerja antara tenaga kerja KBS World dengan tenaga kerja Radio Republik Indonesia RRI, sebagaimana dikutip Yang Seung Yoon
2005 dalam laporan RRI, “sejak tahun 1978 sampai sekarang sebanyak 15 orang petugas RRI yang teridiri dari penyiar, wartawan dan insinyur telah
dikirim untuk bekerjasama dengan KBS World untuk membuat siaran berbahasa Indonesia”.
Pada saat dilakukannya kerjasama Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Izin siaran berbahasa Indonesia di Asia Tenggara berada dibawah
Departemen Penerangan yang sejak 2005 mengalami perubahan nama menjadi Kementrian Komunikasi dan Informatika Indonesia.
2. Kerjasama Perfilman
Sebelum Indonesia dan Republic of Korea menjalin hubungan diplomatik penuh, tahun 1964, di Korea sudah mulai dibuka studi tentang
film Indonesia. Pada tahun itu, Hankuk University of Foreign Studies HUFS sudah membuka jurusan Indonesia yang tidak hanya mempelajari
bahasa Indonesia saja, tetapi juga mengenai keadaan politik, ekonomi, social, ekonomi dan kebudayaan Indonesia Yang Seung Yoon, 2005.
Kerjasama perfilman antara RI dan Rok memang belum dilaksanakan secara resmi. Namun wacana terkait hal itu sudah dicetuskan
oleh menteri Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Meri Elka Pangestu dalam kunjungan kerjanya ke Republic of Korea, tertanggal 24 Maret 2012.
Sebagaimana dilansir Tourismnews.com 2012 Mari Elka Pangestu
21 bertemu dengan sejumlah lembaga pemerintah dan non-pemerintah yang
menangani pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Salah satu lembaga yang dikunjungi adalah Korean Film Council KOFIC. Mari Elka
Pangestu menjajaki kemungkinan kerja sama dengan lembaga tersebut terkait dengan pengembangan animasi, permainan interaktif, musik, seni
pertunjukan dan film. Pada kesempatan itu, Mari Pangestu berdiskusi dengan Kepala KOFIC Kim Eui-Suk untuk membahas pengembangan dan
manajemen film di Republic of Korea serta kemungkinan kerja sama antar kedua negara dalam mengembangkan industri filmnya.
Sejak tahun 2000, film Korea memasuki pasar Indonesia baik dalam bentuk drama atau film layar lebar, baik melalui bioskop blitz
megaplex atau beberapa stasiun televisi swasta seperti Indosiar, Trans TV, ANTV, SCTV, dll. Hanya saja kerjasama film baru dilakukan pada level
People to People . Beberapa perusahaan film Republic of Korea yang
menjalin kontrak kerjasama dengan stasiun televise Swasta Indonesia.
Pada tahun 2009, film Republic of Korea mulai diputar di layar lebar Indonesia melalui Festival Film Korea selama 7 hari di bioskop Blitz
Megaplex yang diselenggarakan langsung oleh Kedutaan Besar Korea untuk Indonesia. Sementara itu, pada tahun 2013 festival serupa kembali
digelar di dua kota berbeda, Jakarta dan Bandung dan menghabiskan tiket sebanyak 4000 tiket di wilayah Jakarta beritasatu.com. Dalam festival ini,
menurut direktur Korean Cultural Centre, Kim Seok Gi, Festival Film Korea
22 menjadi unsur penting dalam memperluas hubungan kedua negara. Festival
ini akan dilanjutkan dengan Indonesia Film Festival di Republic of Korea pada musim gugur, yaitu bukan September 2013 dalam rangka pertukaran
budaya kedua negara gatra.com
2.1.3 Pembukaan pusat Kebudayaan Korea Korea Cultural Centre