9 maupun lembaga non-pemerintah, individual maupun kolektif, atau setiap warga
negara. Adapun materi yang dipakai dalam diplomasi kebudayaan adalah segala hal yang dianggap sebagai pendayagunaan aspek budaya dalam politik luar negeri
antara lain, kesenian, pariwisata, olah raga, tradisi, teknologi sampai dengan
pertukaran ahli dan lain sebagainya. Sementara itu, menurut Shin Seung Jin 2008 dalam tulisannya yang
berjudul Strategic Directions for the Activations of Cultural Diplomacy to Enhance the Country Image of the Republic of Korea
menjelaskan bahwa aktivitas diplomasi kebudayaan merupakan cara lain yang dilakukan suatu negara untuk mencapai
kepentingan nasionalnya, selain dari cara-cara militer. Kepentingan nasional yang ingin dicapai biasanya berupa keinginan untuk mendapatkan penilaian positif dari
masyarakat negara lain sehingga mempermudah dilakukannya kerjasama- kerjasama di berbagai bidang. Disamping itu, menurut Shin, dalam melakukan
diplomasi kebudayaan, suatu negara harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik negera penerima, sehingga tujuan dari negara pengirim dapat tercapai secara efektif.
b. Kepentingan Nasional
Pengertian Kepentingan Nasional dijelaskan Holsti sebagai salah satu faktor terpenting dan mendasar yang mendorong sebuah negara melakukan interaksi
dengan aktor-aktor hubungan internasional. Hal-hal yang terkait dalam kepentingan nasional sering dilihat sebagai tujuan awal dari kebijakan luar negeri Holsti, 1987
Kepentingan nasional juga mengarahkan para pembuat keputusan dalam merumuskan kebijakan luar negeri suatu negara seperti pertahanan dan keamanan ,
militer, sosial budaya dan kesejahteraan ekonomi Rosenau, 1969
10 Hans Morgenthau dalam Mochtar Mas’oed 1994 menjelaskan
kepentingan nasional pada dasarnya dibangun dari dua elemen, yang pertama didasarkan pada pemenuhan kebutuhan sendiri dan yang kedua mempertimbangkan
berbagai kondisi lingkungan strategis disekitarnya. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan itu, setiap kerjasama atau hubungan yang dilakukan oleh dua negara atau
lebih pasti mengutamakan kepentingan nasional. Selanjutnya, Morgenthau menyamakan kepentingan nasional dengan usaha
negara untuk mengejar power, dimana power adalah segala sesuatu yang bisa mengembangkan dan memelihara kontrol suatu negara terhadap negara lain.
Hubungan power dan kontrol tersebut dapat dicapai melalui teknik-teknik pemaksaan dan teknik kooperatif. Theodore A, Clomubus dan James H. Whole,
1990 Makna yang tersirat dalam konsep kepentingan nasional menurut
Morgenthau adalah kelangsungan hidup. Syarat minimum suatu negara adalah kemampuan untuk melindungi identitas fisik, politik dan kulturalnya dari gangguan
negara lain. Jika diterjemahkan kedalam tujuan yang lebih spesifik maka membela atau melindungi identitas fisik sama dengan memelihara integritas wilayah suatu
negara. Melindungi identitas politik sama dengan melindungi eksistensi rejim politik-ekonomi seperti demokrasi yang kompetitif, komunis, sosialis, otoriter, dan
totaliter. Melindungi identitas kultural sama dengan etnis, agama, bahasa, dan norma sejarah negara Theodore, 1990
1.5 Metode Penelitian