Tabel 2.3 Jurnal Pembukuan Transaksi Perolehan Aktiva Tetap PT. Bank Sumut
Jenis Transaksi Jurnal
I. Pengadaan Aktiva 1. Dibeli
a. Pada saat aktiva tetap diterima D : Aktiva tetap dalam penyelesaian
K :Giro bank Rekening kantor yang bersangkutan
b.Pencatatan nilai jaminan pemeliharaan
D : Aktiva dalam penyelesaian K : Rekening kantor yang bersangkutan
c.Pemindahan ke rekening aktiva tetap
D : Aktiva tetap K : Aktiva tetap dalam penyelesaian
2. Dibangun Sendiri
a.Pencatatan setiap pembayaran yang dilakukan per termin
D : Aktiva tetap dalam penyelesaian K: Kas Rekening kantor yang
bersangkutan
b.Pencatatan nilai jaminan pemeliharaan
D : Aktiva tetap dalam penyelesaian K : Rekening kantor yang bersangkutan
c.Pemindahan ke rekening aktiva tetap
D : Aktiva tetap K : Aktiva tetap dalam penyelesaian
3. Menerima Donasi Hibah
D : Aktiva tetap K: Modal donasi penberimaan lainnya
II. Pertukaran Aktiva Tetap
1. Aktiva Tetap Belum Disusutkan Seluruhnya Ada Nilai Buku
a. Pelepasan aktiva tetap lama D : Akumulasi penyusutan
K : Aktiva tetap lama
b. Pencatatan aktiva tetap baru
D : Aktiva tetap baru K : Aktiva tetap lama
2. Aktiva Tetap Sudah Disusutkan Seluruhnya Nilai Buku Nihil
a. Pelepasan aktiva tetap lama D : Akumulasi penyusutan aktiva tetap
lama K : Aktiva tetap lama
b. Pencatatan aktiva tetap baru D : Aktiva tetap baru
K : Kas Aktiva lainnya Sumber : PT. Bank Sumut
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
4. Penyusutan Aktiva Tetap
Bersamaan dengan berlalunya waktu, semua jenis aktiva tetap, kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya dalam memberikan jasa. Beberapa
faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian, keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta, dan
keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai aktiva tetap yang bersangkutan. Hal ini perlu dicatat dan dilaporkan. Pengakuan
adanya penurunan nilai aktiva berwujud disebut penyusutan depreciation.
Penyusutan dapat dihitung tiap bulan atau ditunda sampai dengan akhir tahun. Apabila dibuat laporan keuangan intern secara bulanan, penyusutan yang
dilakukan bulanan akan lebih dapat mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dalam bulan yang bersangkutan.
Ikatan Akuntan Indonesia 2007: 16.2 mendefinisikan penyusutan sebagai berikut:
“Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya”.
Istilah penyusutan yang digunakan dalam akuntansi sering kali menyesatkan, karena istilah yang sama juga digunakan dalam bisnis untuk
menjelaskan penurunan nilai pasar dari suatu aktiva. Namun, biaya aktiva tetap yang belum menjadi beban seperti yang dilaporan di neraca biasanya tidak sama
dengan jumlah yang bisa dihasilkan dari penjualan akitva tetap tersebut. Aktiva tetap ditujukan untuk digunakan dalam bisnis, bukan untuk dijual. Perusahaan
diasumsikan terus melangsungkan usahanya going-concern. Jadi, keputusan
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
untuk melepas aktiva tetap sangat didasarkan pada pemanfaatan aktiva tersebut bagi perusahaan, bukan karena nilai pasarnya.
Dasar penyusutan yang umum digunakan adalah harga perolehan, termasuk pengeluaran lain yang dikapitalisasikan ke perkiraan aktiva tetap; masa
manfaat; dan nilai sisa salvage value aktiva tetap.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2007: 16.2, masa manfaat adalah: i.
suatu periode dimana aset diharapkan akan digunakan oleh entitas; atau
ii. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari
aset tersebut oleh entitas. Kebijakan manajemen suatu perusahaan mempengaruhi jumlah
penyusutan aktiva setelah suatu waktu yang ditentukan atau setelah konsumsi dari propasi tertentu atas manfaat keekonomian yang diwujudkan dalam aktiva. Oleh
karena itu, masa manfaat suatu aktiva tetap dapat lebih pendek dari usia keekonomiannya.
Jumlah yang dapat disusutkan dari aktiva tetap ditentukan setelah mengurangi nilai sisa aktiva. Nilai sisa adalah nilai kas yang diharapkan dari
aktiva tetap pada akhir masa manfaatnya. Dalam penyusutan, nilai sisa tidak dimasukkan dalam nilai aktiva tetap yang disusutkan, karena nilai sisa tersebut
diharapkan akan didapat oleh perusahaan melalui hasil penjualan aktiva tetap setelah masa manfaat akitva tetap tersebut.
Beberapa istilah khusus di dalam akuntansi sesuai dengan pengkategorian aktiva terkait dengan pengalokasian biaya perolehan aktiva tetap, antara lain:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
a Depresiasi
Depresiasi adalah istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan untuk aktiva tetap berwujud yang dibebankan ke penghasilan secara periodik
dalam kegiatan operasional.
b Deplesi
Deplesi adalah istilah yang digunakan pada proses alokasi harga perolehan penyusutan untuk aktiva tetap berupa sumber-sumber alam
wasting asset yang dibebankan ke penghasilan periodik.
c Amortisasi
Amortisasi adalah istilah yang dipakai sebagai penyusutan aktiva tidak berwujud dan untuk beban yang ditangguhkan, misalnya hak paten,
goodwill.
Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aktiva dengan berbagai metode secara sistematis. Metode
penyusutan apapun yang dipilih oleh perusahaan, penggunaannya harus dilakukan secara konsistensi, tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan
pertimbangan perpajakan, agar dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lainnya.
Menurut Earl K. Stice 2005: 107 penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kriteria berikut:
a Berdasarkan faktor waktu:
iiimetode garis lurus straight line method
iv metode yang dipercepat:
1. metode jumlah angka tahun
2. metode saldo menurun
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
b Berdasarkan faktor penggunaan:
i metode jam jasa
service hours method ii metode jumlah unit produksi
productive-output method
c Berdasarkan kelompok dan gabungan
Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut masing-masing metode penyusutan aktiva tetap, yaitu:
a Metode Penyusutan Berdasarkan Faktor Waktu i
Metode penyusutan garis lurus straight-line depreciation
Pada metode ini, perusahaan akan mencatat beban penyusutan yang sama jumlahnya untuk setiap periode. Beban penyusutan setiap periode
didapat dengan membagi harga perolehan yang disusutkan dengan masa manfaat dari aktiva tetap tersebut. Beban penyusutan dihitung dengan rumus:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Tarif penyusutan dalam metode ini dapat dengan mudah dihitung
sebagai 100 dibagi dengan estimasi masa manfaat. Sebagai contoh: asumsikan harga perolehan sebuah mobil yang dibeli pada tanggal 2 Januari
adalah Rp. 200.000.000, nilai sisa diperkirakan Rp. 40.000.000, estimasi masa manfaat 4 tahun.
Tarif Penyusutan = 100 : 4 = 25 Beban Penyusutan = 25 x Rp. 200.000.000 – Rp. 40.000.000
= Rp. 40.000.000 Ayat jurnal untuk mencatat penyusutan setiap tahun adalah:
D Beban Penyusutan Rp. 40.000.000
K Akumulasi Penyusutan
Rp. 40.000.000
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
Tabel 2.4 Penyusutan Berdasarkan Metode Garis Lurus Dalam Rupiah
Tahun Harga Perolehan
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku 1
200.000.000 40.000.000
40.000.000 160.000.000
2 200.000.000
40.000.000 80.000.000
120.000.000 3 200.000.000 40.000.000 120.000.000 80.000.000
4 200.000.000 40.000.000 160.000.000 40.000.000
ii Metode yang dipercepat 1. Metode penyusutan jumlah-angka-tahun sum-of-the-years-digit
depreciation
Dalam metode ini, beban penyusutan akan semakin menurun dari tahun ke tahun. Beban penyusutan dapat dihitung dengan rumus:
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa
Tarif penyusutan dalam metode ini adalah suatu bilangan pecahan yang semakin lama semakin kecil. Pembilang dalam pecahan adalah
angka-angka tahun yang ada selama masa manfaat aktiva tetap. Jadi, dari contoh sebelumnya, apabila suatu aktiva tetap ditaksir berumur empat
tahun, maka angka-angka tahun yang ada adalah 1, 2, 3, dan 4. Pembilang untuk tahun yang pertama adalah tahun yang terakhir, yaitu 4. Pembilang
untuk tahun ke dua adalah 3, demikian seterusnya sehingga pembilang pada tahun ke empat adalah angka tahun pertama, yaitu 1. Sebagai
penyebut dalam pecahan adalah jumlah angka-angka tahun yang ada, yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Dengan asumsi contoh di atas, maka beban penyusutan
pada akhir tahun pertama adalah:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
Beban Penyusutan = Tarif Penyusutan x Harga Perolehan–Nilai Sisa = 410 x Rp.200.000.000 – Rp. 40.000.0000
= Rp. 64.000.000 Beban penyusutan untuk tahun kedua adalah:
Beban Penyusutan = 310 x Rp. 200.000.000 – Rp. 40.000.000 = Rp. 48.000.000
Tabel 2.5 Penyusutan Berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun Dalam Rupiah
Tahun Harga Perolehan
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku 1 200.000.000
64.000.000 64.000.000 136.000.000
2 200.000.000 48.000.000
112.000.000 88.000.000
3 200.000.000 32.000.000
144.000.000 56.000.000
4 200.000.000 16.000.000
160.000.000 40.000.000
Dalam menghitung jumlah angka tahun, sebagai jalan pintas, dapat digunakan rumus:
[ ]
2 1
+ n
n
dimana: n = perkiraan masa manfaat dalam satuan tahun, jam kerja,
atau jumlah hasil produksi
2. Metode penyusutan saldo menurun declining-balance depreciation