Pengeluaran Setelah Perolehan Subsequent Expenditure Aktiva Tetap Pengukuran setelah Pengakuan Awal Aktiva Tetap Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap

aktiva tetap tersebut dicatat sebesar harga perolehannya, kecuali aktiva tetap yang berasal dari donasi hibah dicatat sebesar nilai taksiran yang wajar. Dalam hal ini nilai wajar aktiva tetap yang diterima tidak material, maka diakui sebagai penerimaan lainnya. Menurut penulis, semua cara perolehan aktiva tetap yang dilakukan PT. Bank Sumut telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16.

C. Penyusutan Aktiva Tetap

Kecuali pada tanah yang tidak mengalami penyusutan, PT. Bank Sumut menggunakan metode garis lurus untuk aktiva tetap bangunan, dan menggunakan metode saldo menurun ganda untuk aktiva tetap lainnya. Menurut penulis, hal ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16. Metode penyusutan aktiva tetap dipilih berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut dan harus diterapkan secara konsistensi dari periode ke periode kecuali ada perubahan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aktiva tersebut.

D. Pengeluaran Setelah Perolehan Subsequent Expenditure Aktiva Tetap

Suatu aktiva tetap membutuhkan pemeliharaan agar dapat beroperasi sesuai dengan umur ekonomis yang ditentukan. Dalam hal ini ada biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh PT. Bank Sumut, agar aktiva tetap yang dimiliki berada dalam kondisi baik. Pemeliharaan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009 dilakukan dengan perawatan yang mengakibatkan pembebanan pada anggaran PT. Bank Sumut. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan langsung ke laporan laba rugi pada saat terjadinya. Renovasi yang menambah umur aktiva atau kapasitas dalam jumlah material dikapitalisasi. Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa tidak ada penyimpangan mengenai pengeluaran setelah perolehan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut karena telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16.

E. Pengukuran setelah Pengakuan Awal Aktiva Tetap

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16, setelah diakui sebagai aktiva, suatu aktiva tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada revaluasian. Frekuensi revaluasi tergantung pada perubahan nilai wajar dari suatu aktiva tetap yang direvaluasi. Revaluasi tahunan tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aktiva tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. PT. Bank Sumut telah melakukan revaluasi aktiva tetap pada tahun 1999 dan 2004. Dengan demikian frekuensi revaluasi aktiva tetap yang dilakukan PT. Bank Sumut adalah lima tahun. Menurut penulis, hal ini telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16. Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009

F. Penghentian dan Pelepasan Aktiva Tetap

Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap PT. Bank Sumut dihapuskan dari neraca apabila aktiva tetap tersebut telah dihentikan dan dilepaskan pemakaiannya. Cara yang dilakukan PT. Bank Sumut dalam penghentian dan pelepasan aktiva tetap adalah dengan cara dijual secara lelang, tukar-menukar ruiltslag, dan dihibahkan. Keuntungan atau kerugian yang terjadi akibat penghentian dan pelepasan aktiva tetap pada PT. Bank Sumut dimasukkan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Menurut penulis, kebijakan penghentian dan pelepasan aktiva tetap PT. Bank Sumut relevan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 16.

G. Pengungkapan Aktiva Tetap