9. Inventaris Lainnya Gol. II
a. Brankas
b. Filling Cabinet
c. Lemari Arsip
d. Cash Box
e. CameraTustel
f. CCTV
g. Dispenser
h. Mini Compo
i. Kipas Angin
j. Kursi Kerja
3. Perolehan Aktiva Tetap
Proses perolehan aktiva tetap dimulai sejak pembelian, pengangkutan, pemasangan sampai aktiva itu siap untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan.
Biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba di tempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan
cost aktiva yang bersangkutan. Dengan demikian harga perolehan suatu aktiva tetap tidak tebatas pada harga belinya saja, tetapi juga termasuk bea impor dan
PPN Masukan Tak Boleh Restitusi non-refundable, dan setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang
membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Menurut Sofyan Syafri Harahap 2002: 25 ada beberapa cara perolehan
aktiva tetap, antara lain: Pembelian tunai
Pembelian secara kredit jangka panjang Pembelian dengan surat berharga
Diterima dari sumbangan Dibangun sendiri
Pertukaran
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
Berikut ini akan diuraikan lebih lanjut tentang cara perolehan aktiva tetap, yaitu:
a. Pembelian tunai
Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian kontan, maka akan dicatat sebesar harga perolehannya, termasuk semua biaya yang dikeluarkan,
seperti biaya angkut, asuransi, dan lain-lain. Misalnya, dibeli tanah seharga Rp. 48.000.000, bea balik nama sebesar Rp. 480.000, biaya notaris sebesar Rp.
960.000, dan komisi makelar Rp. 500.000, maka harga perolehan tanah tersebut adalah Rp. 49.940.000.
Ayat jurnal yang perlu dibuat apabila perolehan dilakukan dengan tunai adalah:
D Tanah
Rp. 49.940.000
K Kas
Rp. 49.940.000
Apabila beberapa aktiva tetap dibeli secara bersamaan dan tiap-tiap aktiva tidak disebutkan harganya, maka total harga yang dibebankan harus dialokasikan
ke masing-masing aktiva yang bersangkutan. Misalnya dibeli gedung beserta tanah dimana gedung itu berdiri dengan harga Rp. 70.000.000, jumlah ini sudah
termasuk biaya bea balik nama, biaya notaris, komisi, dan lain-lain. Berdasarkan taksiran harga pasar yang berlaku, tanah bernilai Rp. 20.000.000 dan gedung
ditaksir Rp. 80.000.000. alokasi harga perolehan untuk tanah dan gedung adalah sebagai berikut:
Harga Taksiran
Alokasi Harga
Perolehan
Tanah Rp. 20.000.000 20100 x Rp.70.000.000 = Rp.14.000.000
Gedung Rp. 80.000.000
80100 x Rp.70.000.000 = Rp.56.000.000 Rp. 100.000.000
Rp.70.000.000
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
Ayat jurnal yang perlu dibuat apabila pembelian dilakukan dengan tunai
adalah: D
Tanah Rp.
14.000.000 D
Gedung Rp.
56.000.000 K
Kas Rp.
70.000.000
b. Pembelian secara kredit jangka panjang
Dalam pembelian aktiva tetap secara kredit jangka panjang, kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan dilakukan dalam sekian
kali angsuran dan terhadap saldo yang belum dibayar akan dikenakan bunga. Sebagai contoh, dibeli mobil dengan harga Rp. 75.000.000, jumlah ini akan
dibayar dalam 25 kali angsuran bulanan dan terhadap saldo yang belum dibayar, perusahaan dibebani bunga sebesar 20 setahun.
Ayat jurnal yang diperlukan perusahaan pada waktu pembelian dilakukan adalah:
D Mobil
Rp. 75.000.000
K Utang
Angsuran Rp.75.000.000
Pada saat membayar angsuran pertama, jumlah yang harus dibayar adalah
sebagai berikut: Angsuran bulanan = Rp.75.000.000 : 25
Rp.3.000.000 Bunga selama sebulan untuk saldo yang belum
dibayar = 112 x 12 x Rp.75.000.000 750.000
Jumlah yang harus dibayar Rp.3.750.000
Ayat jurnal yang diperlukan perusahaan untuk mencatat pembayaran ini adalah:
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
D Utang angsuran Rp.3.000.000
D Beban bunga 750.000
K Kas
Rp.3.750.000 Angsuran kedua terdiri dari angsuran pokok bulanan sebesar Rp.
3.000.000 ditambah bunga selama satu bulan atas saldo utang yang belum dibayar. Utang yang belum dibayar saat ini sebesar Rp. 72.000.000, jumlah ini
diperoleh dari saldo awal Rp. 75.000.000 dikurangi pembayaran pada angsuran pertama sebesar Rp. 3.000.000. bunga yang dibebankan selama bulan ini adalah
112 x 12 x Rp. 72.000.000 = Rp. 720.000. jumlah yang dibayar adalah Rp. 3.000.000 + Rp. 720.000 = Rp. 3.720.000. ayat jurnal yang perlu dibuat untuk
pembayaran ini adalah: D Utang angsuran
Rp. 3.000.000 D Beban bunga
Rp. 720.000 K
Kas Rp.
3.720.000 Proses perhitungan, pembayaran, dan pencatatan angsuran seperti ini akan
berulang setiap bulan sampai semua utang angsuran telah dibayar.
c. Pembelian dengan surat berharga
Perolehan aktiva tetap dengan penerbitan surat berharga adalah pengeluaran obligasi atau saham milik perusahaan untuk ditukar dengan aktiva
tetap. Aktiva tetap tersebut harus dicatat sebesar harga pasar obligasi atau saham pada saat pembelian. Jika harga pasar lebih besar dari nilai nominalnya, maka
selisih dicatat sebagai agio. Dan jika harga pasar lebih kecil dari nominalnya, maka dicatat sebagai disagio.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
Sebagai contoh, PT. X membeli tanah dengan mengeluarkan 10.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 8.000, harga kurs pada saat pembelian
adalah sebesar 95 dan 110. ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah: 1
Jika kurs adalah 95, saham akan bernilai: Rp. 8.000 x 10.000 lembar x 95100 = Rp. 76.000.000
D Tanah
Rp. 76.000.000
D Disagio saham Rp. 4.000.000
K Modal
saham Rp.
80.000.000 2 Jika kurs adalah 110, saham akan bernilai: Rp. 8.000 x 10.000 lembar x
110100 = Rp. 88.000.000 D
Tanah Rp.
88.000.000 K
Modal saham
Rp. 80.000.000
K Agio
saham Rp.
8.000.000
d. Diterima dari sumbangan
Aktiva tetap yang diterima dari sumbangan biasanya disebut donasi. Dalam hal ini, perusahaan mendebit aktiva pada nilai wajarnya dan mengkredit
akun pendapatan. Misalnya, PT. X mendapatkan sumbangan dari pemerintah berupa tanah senilai Rp. 80.000.000. Ayat jurnal yang perlu dibuat adalah:
D Tanah Rp. 80.000.000
K Pendapatan dari tanah sumbangan Rp.80.000.000
e. Dibangun sendiri
Biaya untuk mendirikan bangunan terdiri dari biaya izin bangunan biaya arsitek, biaya yang digunakan untuk bahan mentah, buruh langsung, overhead
pabrik, dan pembayaran untuk kontraktor. Seperti halnya aktiva yang dibeli, aktiva ini dicatat pada harga perolehannya, termasuk semua pengeluaran yang
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
terjadi untuk membuat aktiva dan mempersiapkan aktiva tersebut untuk digunakan sesuai dengan rencana. Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan biaya dari
aktiva yang dibuat sendiri, yaitu: 1.
Biaya Overhead yang Dapat Dibebankan ke Konstruksi Sendiri Semua biaya yang dapat dikaitkan dengan konstruksi sebaiknya
dibebankan ke aktiva dalam penyekesaian tersebut. Overhead harus dibebankan ke konstruksi sama seperti pembebanan pada operasi normal. Hal
ini berarti tidak hanya kenaikan overhead yang diakibatkan oleh aktivitas konstruksi, melainkan juga bagian pro rata dari overhead tetap perusahaan
dimasukkan. 2. Penghematan atau Kerugian dari Aktiva yang Dibangun Sendiri
Apabila biaya dari suatu aktiva yang dibangun atau dibuat sendiri lebih rendah dibandingkan dengan harga perolehan bila membeli atau memesan
aktiva tersebut dari pihak luar, maka selisihnya dalam akuntansi tidak dianggap sebagai laba melainkan penghematan. Penghematan akan muncul
sebagai penambahan dalam laba bersih selama umur aktiva yang bersangkutan ketika biaya penyusutan yang lebih rendah dibebankan ke pendapatan
periodik. Tetapi, jika ada indikasi bahwa biaya suatu aktiva yang dibangun senndiri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga perolehan bila membeli
aktiva tersebut karena adanya inefisiensi atau kegagalan dalam konstruksi, maka kelebihan tersebut akan diakui sebagai kerugian.
Sirmadaniah : Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.16 Atas Aktiva Tetap…, 2008 USU Repository © 2009
3. Bunga Selama
Periode Konstruksi
Pembangunan perusahaan yang mengikuti tender akan menimbulkan pembebanan bunga yang akan terjadi atas dana yang dipinjam untuk mendanai
konstruksi. Biaya bunga tersebut akan dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari biaya konstruksi, sama halnya seperti bahan baku,
tenaga kerja, serta biaya sewa peralatan. Dengan cara yang sama, ketika suatu perusahaan membangun suatu aktiva untuk digunakannya sendiri, praktik
akuntansi yang telah alam berlaku adalah mengkapitalisasi biaya bunga yang terjadi untuk mendanai konstruksi.
f. Pertukaran
1. Pertukaran Aktiva Tetap yang tidak Sejenis