Belerang Sulfur Karbon Disulfida

Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 TonTahun, 2010.

2.2 Belerang Sulfur

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral-mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida. Sulfur adalah bahan kimia mineral yang paling penting dan unsur yang paling banyak disebarluaskan. Sulfur di alam terdapat dalam keadaan bebas dan dalam bentuk senyawa. Sulfur alam dalam keadaan bebas diperoleh dari gunung berapi dan ada pula yang tertimbun di dalam tanah. Sulfur dalam bentuk senyawa tersebar luas dalam bumi sebagai sulfit dan sulfat. Sulfur dalam bentuk gas dapat ditemui pada proses peleburan bijih logam dan industri kimia. Sulfur memiliki sifat relatif inert, tatapi pada 247 C sulfur terbakar menjadi SO 2 atau SO 3 dan gas ini bisa digunakan langsung atau dikonversikan menjadi asam sulfat, ini merupakan penggunaan sulfur yang murah. Sulfur banyak sekali kegunaannya misalnya pada industri pupuk, pengilangn minyak, bahan kimia, rayon dan film, cat dan pigmen, produk batu bara, besi dan baja, peleburan logam yang lain, bahan peledak, tekstil dan lain- lain. Produksi sulfur dunia sekitar 4 juta ton per tahun, dengan Amerika sebagai produsen terbesar yaitu sebanyak 92 dan sisanya berasal dari Itali, Jepang, Chil, Perancis, Meksiko, Spanyol dan Belanda. Battey, 1981; Bateman, 1950 Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 TonTahun, 2010.

2.3 Karbon Disulfida

Karbon disulfida pertama kali di temukan oleh W.A Lampudius pada tahun 1796, dengan mereaksikan batu bara dan pirit pada suhu tinggi. Pada tahun 1802, Clement dan Desames menemukan proses pembuatan karbon disulfida dengan mereaksikan belerang dan arang kayu. Karbon disulfida merupakan cairan tidak berwarna namun bila terkena matahari berubah menjadi kekuning- kuningan, tidak berbau mudah menyala dan volatil, larut dalam benzen, alkohol dan eter, sangat sedikit terlarut dalam air sekitar 0,014. Perubahan terjadi pada suhu 100 ° C, titik beku -111,6 ° C , titik cair +108,6 ° C, titik didih 46,25 ° C, temperatur kritis 273 ° C dan tekanan kritis 75 atm. Berat molekul 76,14. Kirk and Othmer, 1995 Proses pembuatan karbon disulfida ada bermacam- macam, misalnya: Proses belerang – arang kayu, proses belerang – hidrokarbon, proses lama dan beberapa proses yang baru pada skala laboratorium, namun yang sudah dikembangkan secara komersial hanya Proses belerang – arang kayu dan belerang – hidrokarbon. Kirk and Othmer, 1995 1. Pembuatan karbon disulfida dengan menggunakan proses hidrokarbon menggunakan bahan baku belerang dan methana, ethana, propylena sebagai sumber karbonnya. Suhu operasi reaktor 700 C dibantu katalis activated alumia dengan Khromium oxida dan konversi pembentukan karbon disulfida 90. Proses belerang Hidrokarbon dewasa ini lebih banyak dipilih, dengan proses reaksi sebagai berikut : CH 4 + 4S CS 2 + 2 H 2 S 2. Indonesia pada saat ini mempunyai pertimbangan dalam pembuatan karbon disulfida dengan menggunakan proses arang kayu dan belerang perlu mendapat perhatian lebih,karena reaksi antara arang kayu dan belerang dapat ditulis : C P + 2 S P CS g Dengan menggunakan reaktor kolom terfluidasi, diperoleh konversi S menjadi CS 2 sebasar 75 dengan waktu tinggal 0,5 – 10 detik. Namun selain kedua reaksi tersebut masih ada proses : 2 CO + 2 S 2 COS CS 2 + CO 2 Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 TonTahun, 2010. C + 2 H 2 S CS 2 + 2 H 2 2.4 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.4.1 Bahan Baku