Biaya Produksi Total BPT Total Cost TC Total Penjualan Total Sales Perkiraan RugiLaba Usaha Analisa Aspek Ekonomi .1 Profit Margin PM

Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 TonTahun, 2010. a. Modal untuk biaya bahan baku proses dan utilitas b. Modal untuk kas Kas merupakan cadangan yang digunakan untuk kelancaran operasi dan jumlahnya tergantung pada jenis usaha. Alokasi kas meliputi gaji pegawai, biaya administrasi umum dan pemasaran, pajak dan biaya lainnya. c. Modal untuk mulai beroperasi Start-Up d. Modal untuk piutang dagang Piutang dagang adalah biaya yang harus dibayar sesuai dengan nilai penjualan yang dikreditkan. Besarnya dihitung berdasarkan lamanya kredit dan nilai jual tiap satuan produk. Dari hasil perhitungan pada Tabel LE.11 diperoleh Modal Kerja sebesar Rp. 58.669.951.000,- Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja = Rp. 50.489.703.170,- + Rp.58.669.951.000,- = Rp. 109.159.654.200,- Modal ini berasal dari : 1. Modal Sendiri Besarnya modal sendiri adalah 60 dari total modal investasi, sehingga modal sendiri adalah sebesar Rp. 65.495.792.500,- 2. Pinjaman dari Bank Besarnya modal sendiri adalah 40 dari total modal investasi, sehingga pinjaman dari bank adalah sebesar Rp. 43.663.861.600,-

10.2 Biaya Produksi Total BPT Total Cost TC

Biaya produksi total merupakan semua biaya yang digunakan selama pabrik beroperasi. Biaya produksi total meliputi :

10.2.1 Biaya Tetap Fixed Cost FC

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada jumlah produksi, meliputi sebagai berikut : a. Gaji Tetap Karyawan b. Bunga Pinjaman Bank c. Depresiasi dan Amortisasi Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 TonTahun, 2010. d. Biaya Perawatan Tetap e. Biaya Tambahan f. Biaya Laboratorium, Penelitian dan Pengembangan g. Biaya Asuransi h. Pajak Bumi dan Bangunan PBB i. General Expances, yang meliputi : • Biaya Administrasi • Biaya Pemasaran dan Distribusi Dari hasil perhitungan pada Lampiran E.3.1 diperoleh Biaya Tetap FC sebesar Rp. 19.036.591.740,- 10.2.2 Biaya Variabel Variabel Cost VC Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada jumlah produksi. Biaya variabel meliputi sebagai berikut : a. Biaya Bahan Baku Proses dan Utilitas b. Biaya Variabel Tambahan, meliputi biaya perawatan dan pemasaran c. Biaya variabel lainnya. Dari hasil perhitungan pada Lampiran E.3.2 diperoleh Biaya Variabel VC sebesar Rp. 1.795.906.325,- Total biaya produksi = Biaya tetap + Biaya variabel = Rp. 19.036.591.740,- + Rp. 1.795.906.325,- = Rp. 20.832.498.070,-

10.3 Total Penjualan Total Sales

Hasil penjualan Karbon Disulfida = 2.222,2213 kgjam x 24 jamhari x 300 haritahun x Rp.6.000,- kg = Rp. 111.999.953.500,-

10.4 Perkiraan RugiLaba Usaha

Dari hasil perhitungan pada Lampiran E.4, E.4.1, E.4.2 diperoleh sebagai berikut : Laba sebelum Pajak Bruto = Rp. 91.167.455.440,- Pajak Penghasilan PPh = Rp. 27.362.736.630 Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 TonTahun, 2010. Laba setelah Pajak Netto = Rp. 63.804.718.810,- 10.5 Analisa Aspek Ekonomi 10.5.1 Profit Margin PM Profit Margin atau net profit menunjukkan pada perhitungan profitabilitas dalam persen. Dihitung pada Lampiran E.5.1 dari perbandingan antara keuntungan sebelum pajak terhadap total penjualan. PM = 100 x Penjualan Total pajak sebelum Laba = 91.167.455.440 111.999.953.500 x 100 = 71,399 Dari hasil perhitungan diperoleh profit margin sebesar 71,399 . Maka Pra- rancangan Pabrik Pembuatan Biodiesel ini memberikan keuntungan.

10.5.2 Break Even Point BEP

Break Even Point adalah keadaan kapasitas produksi pabrik saat hasil penjualan hanya dapat menutupi biaya produksi. Dari hasil Perhitungan Lampiran E.5.2, dalam keadaan ini pabrik tidak untung dan tidak rugi. BEP = 100 x Variabel Biaya Penjualan Total Tetap Biaya − BEP = 273 , 17 00 1 x 06.325,- Rp.1.795.9 ,- 500 . 953 . 999 . 111 Rp. .740,- 19.036.591 Rp. = − Kapasitas produksi pada titik BEP = 17,273 x 16.000 tontahun = 2.763,831. tontahun Nilai penjualan pada titik BEP = 17,273 x Rp. 111.999.953.500,- = Rp. 19.342.391.970,- Dari data feasibilities Peters, dkk. 2004 diperoleh data sebagai berikut :  BEP ≤ 50 , pabrik layak feasible  BEP ≥ 70 , pabrik kurang layak infeasible Dari perhitungan diperoleh BEP sebesar 17,273. Maka Pra-Rancangan Pabrik ini cukup layak. Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 TonTahun, 2010.

10.5.3 Return On Investment ROI

Return on Investment adalah besarnya persentase pengembalian modal tiap tahun dari penghasilan bersih. Perhitungan dalam Lampiran E.5.3 sebagai berikut : ROI = 100 x Investasi modal Total pajak setelah Laba ROI = 63.804.718.810,- 109.159.654.200,- x 100 = 58,450 Analisa ini dilakukan untuk mengetahui laju pengembalian modal investasi total dalam pendirian pabrik. Kategori resiko pengembalian modal tersebut adalah sebagai berikut :  ROI ≤ 15 , resiko pengembalian modal rendah  15 ≤ ROI ≤ 45 , resiko pengembalian modal rata-rata  ROI ≥ 45 , resiko pengembalian modal tinggi. Dari hasil perhitungan diperoleh ROI sebesar 58,450 sehingga pabrik yang akan didirikan ini termasuk resiko laju pengembalian modal rata-rata.

10.5.4 Pay Out Time POT

Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu pengembalian modal, dihitung pada lampiran E.5.4 dengan membandingkan besar total investasi dengan penghasilan bersih setiap tahun. Untuk itu, pabrik dianggap beroperasi pada kapasitas setiap tahun. POT = Tahun 1 x ROI 1 POT = Tahun 1 x 450 , 58 1 POT = 1,8 Tahun Dari hasil perhitungan didapat bahwa seluruh modal investasi akan kembali setelah 1,8 tahun operasi.

10.5.5 Return On Network RON

Return on Network merupakan perbandingan laba setelah pajak dengan modal sendiri. Perhitungan yang ada pada Lampiran E.5.5 sebagai berikut : Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 TonTahun, 2010. RON = 100 x sendiri Modal pajak setelah Laba RON = 63.804.718.810 65.495.792.500 x 100 RON = 36,657

10.5.6 Internal Rate of Return IRR

Internal Rate of Return adalah rata-rata pengembalian yang dapat diterima atas investasi modal www.wikipedia.com. Apabila tingkat return sebuah pabrik lebih tinggi dari suku bunga bank yang berlaku maka pabrik tersebut merupakan investasi yang baik. Dari perhitungan Tabel LE.13 diperoleh IRR sebesar 70,54. Nilai ini lebih besar dari suku bunga bank yaitu pada kisaran 16 sehingga dapat dikatakan Pabrik Pembuatan Karbon Disulfida dari Arang Kayu dan Belerang merupakan investasi yang baik. Lisbet Artaty Sianipar : Pembuatan Karbon Disulfida Dari Arang Kayu Dan Belerang Kapasitas 16.000 TonTahun, 2010.

BAB XI KESIMPULAN