15 Simalungun 3,14
0,96 4,97
Sumber data: Data yang diolah Peneliti, 2009
Tabel di atas menunjukkan rasio setiap kabupaten dan kota selama tahun 2004 sampai dengan 2006. Pada tahun 2004, rasio DAK tertinggi dimiliki oleh
Kota Padang Sidempuan sebesar 8,23, sedangkan rasio DAK terendah dimiliki oleh Kota Medan sebesar 0,60. Pada tahun 2005, rasio DAK tertinggi dimiliki
oleh Kabupaten Humbang Hasundutan sebesar 12,31, sedangkan rasio DAK terendah dimiliki oleh Kota Medan sebesar 0,33. Pada tahun 2006, rasio DAK
tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Humbang Hasundutan sebesar 9,67, sedangkan rasio DAK terendah dimiliki oleh Kota Medan sebesar 1,46.
2. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penelitian. Tujuannya adalah
memudahkan orang untuk membaca data serta memahami maksudnya. Berikut ini merupakan output SPSS yang merupakan keseluruhan data
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.7 Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
Kemandirian Y 45
.02 .25
.0579 .05014
EfektivitasPAD X1 45
.40 2.10
1.0799 .30977
DAU X2 45
.35 .83
.7104 .09869
DAK X3 45
.00 .12
.0473 .02457
Valid N listwise 45
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Berikut ini data deskriptif yang telah diolah : a. Variabel Kemandirian Y memiliki nilai minimum 0,02, nilai maksimum
0,25, rata-rata Kemandirian 0,0579 dan standar deviasi sebesar 0,05014 dengan jumlah sampel sebanyak 45.
b. Variabel Efektivitas PAD X1 memiliki nilai minimum 0,40, nilai maksimum 2,10, rata-rata Efektivitas PAD 1,0799 dan standar deviasi sebesar 0,30977
dengan jumlah sampel sebanyak 45. c. Variabel DAU X2 memiliki nilai minimum 0,35, nilai maksimum 0,83, rata-
rata DAU 0,7104 dan standar deviasi sebesar 0,09869 dengan jumlah sampel sebanyak 45.
d. Variabel DAK X3 memiliki nilai minimum 0,00, nilai maksimum 0,12, rata- rata DAK 0,0473 dan standar deviasi sebesar 0,02457 dengan jumlah sampel
sebanyak 45.
3. Pengujian Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas
Pengujian normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan telah terdistribusi secara normal. Hasil uji normalitas dengan grafik
histogram yang diolah dengan SPSS, normal probability plot serta Kolmogorov- Smirnov Test ditunjukkan sebagai berikut :
Regression Standardized Residual
2 1
-1 -2
-3
Frequency
10 8
6 4
2
Histogram Dependent Variable: Kemandirian
Mean =3.02E-15 Std. Dev. =0.965
N =45
Gambar 4.1 Histogram
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Hasil uji normalitas di atas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram di atas distribusi data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak menceng
skewness kiri maupun menceng kanan atau dapat disimpulkan bahwa data tersebut normal.
Observed Cum Prob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
E xpect
ed C
um P
rob
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2 0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Kemandirian
Gambar 4.2 Normal P-P Plot
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009 Hasil uji normalitas dengan menggunakan normal probability plot, di
mana terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data
dalam model regresi terdistribusi secara normal..
Tabel 4.8 Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
45 .0000000
.01946481 .085
.056 -.085
.573 .898
N Mean
Std. Deviation Normal Parameters
a,b
Absolute Positive
Negative Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. 2-tailed
Unstandardiz ed Res idual
Test distribution is Normal. a.
Calculated from data. b.
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Nilai Kolmogrov – Smirov sebesar 0.573 dan tidak signifikan pada 0.05 karena p= 0.898 dari 0.05. Hal ini berarti Ho diterima yang mengatakan bahwa
residual terdistribusi secara normal atau dengan kata lain residual berdistribusi normal.
Semua hasil pengujian melalui analisis grafik dan statistik di atas menunjukkan hasil yang sama yaitu normal, dengan demikian telah terpenuhi
asumsi normalitas dan bisa dilakukan pengujian asumsi klasik berikutnya pada data.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas ini dapat dilihat dengan grafik scatterplot dan Uji Glejser.
Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini :
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Regression Standardized Predicted Value
4 3
2 1
-1 -2
R egressi
on S
tudent iz
ed R
esi dual
2 1
-1 -2
-3
Scatterplot Dependent Variable: Kemandirian
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.
Selain dengan grafik, hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada
statistik uji glejser berikut ini :
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan uji Glejser
Coefficients
a
.041 .015
2.843 .007
-.004 .006
-.097 -.590
.558 -.033
.021 -.264
-1.580 .122
.022 .089
.045 .249
.805 Constant
EfektivitasPAD DAU
DAK Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: abs ut a.
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009 Berdasarkan hasil Uji Glejser di atas, dapat dilihat bahwa pada tabel
Coefficients
a
nilai sig. semua variabel independen lebih besar dari 0,05 5. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas. Dengan demikian terpenuhilah asumsi klasik untuk uji heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model
yang tidak mengandung autokorelasi. Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
.922a .849
.838 .02016
1.211 a Predictors: Constant, DAK, EfektivitasPAD, DAU
b Dependent Variable: Kemandirian Sumber : Diolah dari SPSS, 2009
Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson DW sebesar 1,211. Maka Ho diterima, yang artinya dalam model regresi tidak
terdapat autokorelasi atau kesalahan pengganggu, sebab DW terletak diantara -2 sampai +2 yang berarti tidak ada autokorelasi.
d. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen.
Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Constant
Efektivitas PAD .827
1.209 DAU
.804 1.244
DAK .689
1.451 a Dependent Variable: Kemandirian
Sumber : Diolah dari SPSS
Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1 Tolerence. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance
Efektivitas PAD X1, DAU X2, DAK X3 0,10 dan VIF-nya 10. Hasil perhitungan nilai Tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian.
4. Model dan Teknik Analisis Data
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, melalui pengaruh Rasio Efektivitas PAD X1 , DAU X2 dan DAK X3 terhadap tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Y. Hasil regresi
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
.340 .024
14.052 .000
.038 .011
.235 3.519
.001 .827
1.209 -.424
.034 -.835
-12.349 .000
.804 1.244
-.455 .149
-.223 -3.050
.004 .689
1.451 Constant
EfektivitasPAD DAU
DAK Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
t Sig.
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Kemandirian a.
Sumber : Diolah dari SPSS, 2009 Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada tabel 4.12 pada
kolom unstandardized coeffisients bagian B, diperoleh modal persamaan regresi berganda sebagai berikut :
Y=0.340+0.038X1-0,424X2-0.455X3
Keterangan : Y
= Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
X1 =
Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah PAD X2
= Dana Alokasi Umum DAU
X3 =
Dana Alokasi Khusus DAK Adapun interpretasi dari persamaan di atas adalah :
a. Konstanta sebesar 0.340 menunjukkan bahwa jika tidak ada variabel rasio
Efektivitas PAD, DAU, dan DAK, maka tingkat kemandirian keuangan daerah sebesar 0.340.
b. Koefisien X1 b1 = 0.038, menunjukkan bahwa rasio efektivitas PAD
berpengaruh positif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah Y. Artinya jika efektivitas PAD ditingkatkan maka akan meningkatkan tingkat
kemandirian keuangan daerah sebesar 0.038.
c. Koefisien X2 b2 = -0.424, menunjukkan bahwa rasio DAU berpengaruh
negatif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah Y. Artinya jika rasio DAU ditingkatkan maka akan mengurangi tingkat kemandirian keuangan
daerah sebesar 0.424. d.
Koefisien X3 b3 = -0.455, menunjukkan bahwa rasio DAK berpengaruh negatif terhadap tingkat kemandirian keuangan daerah Y. Artinya jika rasio
DAK ditingkatkan maka akan mengurangi tingkat kemandirian keuangan daerah sebesar 0.455.
5. Pengujian Hipotesis a. Uji Signifikansi Parsial Uji-t