b. Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah
Menurut Halim 2007 : 96, kelompok Pendapatan Asli Daerah dipisahkan menjadi empat pendapatan:
1 Pajak Daerah Sesuai Undang-Undang No. 34 Tahun 2000, jenis pendapatan pajak
untuk kabupatenkota terdiri dari: a Pajak hotel,
b Pajak restoran, c Pajak hiburan,
d Pajak reklame, e Pajak penerangan jalan,
f Pajak pengambilan bahan galian golongan C, dan g Pajak parkir,
2 Retribusi Daerah Retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari
retribusi, 3 Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup:
a Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerahBUMD, b Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
negaraBUMN, c Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta
atau kelompok usaha masyarakat, 4 Lain-lain PAD yang sah
Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain- lain milik Pemda. Rekening ini disediakan untuk mengakuntansikan
penerimaan daerah selain yang disebut di atas. Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan sebagai berikut:
a Hasil penjualan aset daerah yang tidak dapat dipisahkan,
b Jasa giro, c Pendapatan bunga,
d Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, e Penerimaan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat
dari penjualan pengadaan barang dan jasa oleh daerah, f Penerimaan keuangan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing, g Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
h Pendapatan denda pajak, i Pendapatan denda retribusi,
j Pendapatan eksekusi atas jaminan, k Pendapatan dari pengembalian,
l Fasilitas sosial dan umum, m Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,
n Pendapatan dari angsurancicilan penjualan. Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah yang terbaru berdasarkan Permendagri
13 2006 adalah terdiri dari : Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan sesuai
dengan undang-undang tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek
pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada
perusahaan milik pemerintah BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.
Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam pajak
daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup hasil
penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan
komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah, penerimaan keuntungan
dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, pendapatan denda pajak,
pendapatan denda retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum,
pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran cicilan penjualan.
Di dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah disebutkan bahwa
sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Pendapatan Asli Daerah sendiri terdiri dari :
1 Pajak Daerah, 2 Retribusi Daerah,
3 Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan
4 Lain-lain PAD yang sah.
4. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah PAD
Menurut Halim 2007:234, ”Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan Pendapatan Asli Daerah
yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah”, dengan rumus :
Efektivitas= Daerah
Riil Potensi
n Berdasarka
ditetapkan yang
PAD Penerimaan
Target PAD
Penerimaan alisasi
Re x 100
Menurut Mahsun 2006:191, “Efektivitas hasil guna adalah suatu keberhasilan suatu organisasi dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.” Efektivitas juga menggambarkan tingkat kinerja pemerintah daerah dalam
merealisasikan anggaran yang tersusun dalam APBD agar mencapai target yang diharapkan atau bahkan melebihi dari target yang ada. Sebagaimana disebutkan
dalam Peraturan Pemerintah No. 8, 2006, “Kinerja adalah hasil keluaranhasil dari kegiatanprogram yang hendak atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan
anggaran dengan kuantitas dan kualitas terukur.”
5. Dana Alokasi Umum DAU