Peran Makanan Tradisional dalam Pengembangan Wisata Kuliner

Betapa tidak, apabila kita melihat di sekeliling kita, maka Anda akan meyadari bahwa banyak sekali orang berkunjung ke tempat-tempat tertentu di jalanan kota Medan. Mereka ingin menikmati makanan yang ada setelah menyelesaikan segala aktifitasnya. Wisata kuliner telah menjadi bagian dalam diri masyarakat kota Medan setelah mereka menyadari bahwa betapa besarnya anugerah yang didapatkan dari dampak positif akan keberadaan keanekaragaman budaya mereka. Bisa kita simpulkan juga, itu sebabnya mengapa selama ini keadaan penduduk kota Medan hampir selalu kondusif dan aman sejahtera, karena hampir semuanya mulai memanfaatkan keadaan ini demi memperoleh rupiah. Jelas sekali dari penjelasan di atas, bahwa makanan tradisional telah memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan wisata kuliner, yakni semakin banyak makanan tradisional ditawarkan dalam bentuk yang beragam dan rasa yang berbeda , maka akan semakin majulah wisata kuliner yang ada dan bahkan semakin diperluas penjualannya dengan mengupayakan promosi ke luar negeri.

4.4. Peran Makanan Tradisional dalam Pengembangan Wisata Kuliner

Kota Medan kini dikenal bukan hanya karena ia merupakan kota terbesar di Sumatera Utara, akan tetapi mulai memperkenalkan dirinya karena kulinernya wisata kuliner yang dimiliki. Kita semua mengenal bahwa kota Medan memiliki penduduk kurang lebih 2 juta dengan latar belakang yang berbeda dan beragam. Baik dari segi budaya, suku, pola pikir, dan sampai agama. Tidak terlepas dari itu semua, bahwa karena adanya keanekaragaman, maka dalam setiap budaya pasti ada sesuatu yang unik dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi apabila dikelola dengan tepat dan sungguh-sungguh. Sesuatu yang unik itu bisa terwujud ke dalam makanan, artefak, kesenian, dan bahasa. Kali ini kita sedang fokus pada wujud makanan tradisional yang beragam dan tersedia dalam beragam rasa dan warna. Makanan tradisional suku asli bangsa Indonesia yang ada di Medan Jawa, Batak, Padang, Melayu, dan sebagainya telah mampu mencuri perhatian pasar pariwisata dewasa ini. Dulunya kebanyakan orang menilai bahwa makanan tradisional hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang berada di pedesaan ataupun khusus bagi mereka yang berkalangan menengah ke bawah, sedangkan yang selebihnya adalah orang- orang yang menikmati makanan cepat saji fast-food dan kebarat-baratan. Kini, tampilan makanan tradisional semakin berkelas dan telah mulai diminati orang-orang kalangan atas juga termasuk para wisatawan dari luar negeri. Makanan tradisional memiliki aneka rasa dan tampilan yang mampu menggoyangkan lidah setiap orang, sehingga mampu membuatnya merasa puas dengan menikmati makanan yang beraneka ragam itu Di mana-mana setiap orang membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, namun dewasa ini kebanyakan orang menikmati makanan tidak hanya menginginkan kepuasan lidah dan perut saja, akan tetapi ada rasa kepuasan dalam batin dan pikiran. Inilah yang dinamakan adanya pengalaman yang selalu dikenang dan tak terlupakan. Sejumlah aneka ragam makanan tradisional dapat kita temui di Medan, di sepanjang jalan kota ini kita bisa menemukannya baik di mall, hotel, bahkan sampai kaki lima. Tergantung kepada kita mana yang dapat dijangkau, kita bisa menikmati makanan tradisional dan kita juga harus bisa memilih tempat yang bersih dan nyaman. Sering menjadi pertanyaan dalam hati kita, sebenarnya bagaimana peran makanan tradisional dalam pengembangan wisata kuliner di kota Medan? Tepat sekali jika Anda menjawab sebelumnya bahwa kedua hal ini memiliki hubungan yang sangat erat. Keberadaan makanan tradisional merupakan tolok ukur bagi lahirnya wisata kuliner di Medan. Tanpa adanya makanan tradisional yang khas, belum tentu bisa melahirkan wisata kuliner yang mantap dan berkembang. Mengenai wisata kuliner telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa lebih mengutamakan hasil pertanian dan diolah dengan bumbu asli suku bangsa Indonesia tanpa ada campuran dari bumbu luar negeri, dan tidak ada kompromi dalam pencampuradukan rasa antara makanan tradisional yang satu dengan yang lainnya. Setiap masakan suku tertentu memiliki ciri khas dan keunikan rasa yang berbeda walaupun hampir ada kemiripan, misalnya sate Padang bumbunya terasa lebih kental dan pedas dan sate Madura lebih mengutamakan rasa bumbu kacang yang kering dan gurih tapi tidak terlalu pedas. Wisata kuliner yang lahir karena adanya makanan tradisional di kota Medan, semakin hari semakin berkembang karena adanya eksplorasi penemuan resep-resep kelezatan yang lebih nikmat dalam masakan tradisional disertai dengan penampilan yang semakin modern tidak monoton gayanya. Jadi, jelas sekali bahwa makanan tradisional memiliki peran dalam pengembangan wisata kuliner terlihat dari banyaknya kios jajanan di setiap ruas jalan untuk menarik minat para wisatawan.

BAB V PENUTUP