1.3 Soeparman Soemahamidjaja, yang memberikan definisi pajak sebagai
berikut: Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh pengusaha berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum Suandy, 2008:9 .
1.4 M.J.H. Smeets, memberikan definisi pajak sebagai berikut:
Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma- norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adakalanya kontraprestasi
yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah Suandy,2008:9 .
2. Teori Pemungutan Pajak
2.1 Teori Bakti
Penekanan teori terletak pada Negara yang mempunyai hak untuk memungut pajak dari warganya sebagai tindak lanjut teori kepentingan
dalam hal penyediaan fasilitas umum yang diselenggarakan oleh Negara Judisseno, 1996:17 .
2.2 Teori Daya Pikul
Dalam teori ini, keadilan dan keabsahan Negara dalam memungut pajak dari warganya didasarkan pada kemampuan dan kekuatan masing-masing
masyarakat dan bukan besar kecilnya kepentingan Judisseno, 1996:17 .
Universitas Sumatera Utara
2.3 Teori Daya Beli
Teori ini menekankan bahwa Negara adalah penyelenggara berbagai kepentingan yang mendukung kesejahteraan masyarakat dan Negara.
Berdasarkan pengertian tersebut, Negara memiliki keadilan dan keabsahan dalam melakukan pemungutan pajak dari masyarakatnya Judisseno,
1996:17 . 2.4
Teori Asuransi Menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi warganya dari
segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun keselamatan harta bendanya.Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya seperti layaknya
dalam perjanjian asuransi diperlukan adanya pembayaran premi.Pembayaran pajak ini dianggap sebagai pembayaran premi kepada
negara. Teori ini banyak ditentang karena negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan asuransi Judisenno, 1996:17 .
2.5 Teori Kepentingan
Menurut teori ini, dasar pemungutan adalah adanya kepentingan dari masing-masing warga negara.Termasuk kepentingan dalam perlindungan
jiwa dan harta.Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan, maka semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan.Teori ini banyak ditentang,
karena pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan perlindungan orang miskin lebih tinggi daripada orang kaya.Ada perlindungan jaminan sosial,
Universitas Sumatera Utara
keehatan, dan lan-lain. Bahkan orang yang miskin justru dibebaskan dari beban pajak Judisseno, 1996:17 .
3. Pengertian PPN Impor
Dalam pasal 4 undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 42 Tahun 2009 ditetapkan bahwa salah satu obyek pajak yang dikenai PPN adalah Impor Barang
Kena Pajak. Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah Pabean ke dalam Daerah Pabeaan. Pada prinsipnya semua kegiatan impor barang
dikenai PPN. Namun dalam rangka mendorong perkembangan Dunia Usaha Indonesia dan meningkatkan daya saing kita, maka pemerintah menetapkan jenis-
jenis Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, yang bertujuan untuk menjamin tersedianya
barang-barang yang bersifat strategi.
4. Pajak Masukan PM dan Pajak Keluaran PK