BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Golden Proportion
2.1.1 Definisi
Golden proportion merupakan suatu konsep proporsi matematis spesifik yang diperoleh dari relasi antara matematika dan keindahan alami.
6,26
Proporsi ini dikatakan
“golden”, karena sangat cocok saat diaplikasikan pada berbagai keindahan benda maupun alam.
2,7
Nilai dari golden proportion merupakan angka ideal yang didapat apabila membandingkan panjang dari sesuatu yang estetis, indah dan
sempurna.
2
Golden proportion juga dikenal dengan beberapa istilah lain, yaitu phiΦ, golden ratio, golden section, golden rectangle, Aurea proportion, divine
proportion, magical proportion, divine ratio, Fibonacci numbers, Fibonacci series.
1,2,8,9,12,14,21
Secara matematis, nilai golden proportion adalah 1 : 0,618, atau 1,61803 : 1
8
Gambar 1, yang merupakan rasio saat bagian yang lebih pendek dengan bagian yang lebih panjang x : 1-x sama dengan rasio bagian yang lebih panjang dengan
panjang keseluruhan 1- x : 1. Formula matematis yang perlu dicari nilai “x” adalah
x1-x = 1-x1, dan pemecahan rumus tersebut memberikan hasil x = 0,382 dan 1- x = 0,618. Hanya nilai rasio ini yang dapat memecahkan formula tersebut.
26
Keunikan daripada rasio ini adalah saat diaplikasikan pada tiga metode kalkulasi yang berbeda, yaitu linear, geometrik dan aritmatik, proporsi bagian yang lebih kecil
dengan yang lebih besar, dan bagian yang lebih besar dengan keseluruhan akan selalu menghasilkan angka yang sama.
27
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Konsep golden proportion.
8
2.1.2 Sejarah
Konsep golden proportion telah banyak digunakan oleh banyak seniman, pemusik, ahli matematis dan ahli filosofi. Para ahli pada zaman Yunani kuno sering
dikenal sebagai penemu golden proportion.
26
Mereka terdorong untuk merumuskan kecantikan sebagai prinsip matematis yang tetap. Mereka percaya bahwa kecantikan
dapat dihitung dan dipresentasikan dalam bentuk formula.
27
Hal ini yang mendorong Plato untuk mengusulkan Beautiful proportion
6
, Phytagoras 560-480 SM mengusulkan dan menciptakan Golden proportion pada abad ke 6 SM, yang disetujui
oleh ahli geometrik Yunani Euclid 365-300 SM.
1,7,9,12,27
Kedua ide menyatakan bahwa sebuah objek yang memiliki proporsi spesifik, maka dipandang memiliki
kecantikan dari dalam.
27
Salah satu ahli filosofi Yunani, Aristotle, dikenal telah menunjukkan dan membuktikan nilai dari proporsi dalam estetika pada abad ke 4 SM. Seorang seniman
Yunani, Phidias, pada tahun 400 SM, memberikan konsep Golden Mean dan tulisan phi
Φ.
1,9,12
Golden proportion juga digunakan pada arsitek Yunani kuno untuk membangun Parthenon yang dianggap sebagai hasil arsitektural terindah yang pernah
dibangun sepanjang sejarah.
1,2
Namun jauh sebelum Yunani, Mesir telah menemukan dan menentukan golden number 1,618, sebagai rasio lebar berbanding panjang pada
Egyptian rectangle, yang digunakan arsitek Mesir dalam konstruksi piramida dan hieroglyph. Piramid matahari di Meksiko juga menerapkan konsep yang sama.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun terdapat perdebatan tentang asal usulnya, proporsi ini jelas terdapat pada budaya Mesir, Yunani, Roman, Gothic, dan Renaissance.
1,26
Golden proportion juga terdapat dalam bidang kesenian. Seniman terkenal seperti Michaelangelo, Raphael, Leonardo da Vinci menggunakan konsep ini.
1,7,26
Bukti-bukti juga memberikan sugesti bahwa musik klasik yang diciptakan Mozart, Beethoven, dan Bach juga berhubungan dengan Golden proportion. Tidak diketahui
apakah penggunaan golden proportion oleh para seniman dan musisi tersebut dilakukan secara sadar, intuisi, ataupun ketidaksengajaan.
26
Leonardo Pisano, ahli matematika Itali, memberikan pandangan yang mendukung Golden proportion,
dalam seri angka-angkanya the enigmatic Fibonacci sequence.
12
Pada abad ke-19, seorang ahli matematika Prancis dan ilmuwan Edouard Lucas mendokumentasikan Golden proportion yang terdapat di alam. Arsitek Prancis
Le Corbusier 1954 juga menerapkan konsep ini pada arsitektur modern. Sekarang, desain bangunan, lemari, mobil, hingga senyuman juga menggunakan konsep Golden
proportion.
7,26
Penerapan konsep golden proportion dalam kedokteran gigi pertama kali dipelopori oleh Lombardi 1973, dimana dijelaskan bahwa proporsi lebar insisivus
lateralis dengan insisivus sentralis, dan proporsi lebar kaninus dengan insisivus lateral merupakan proporsi berulang.
1,6,9,12,13,19
Levin 1978 menyarankan penggunaan golden proportion untuk mendapatkan lebar gigi anterior rahang atas yang sempurna
saat dilihat dari arah fasial.
1-3,8,9,11-13,19
Golden proportion yang disarankan oleh Levin telah diusulkan dalam banyak artikel dan buku sebagai guideline estetik dalam
merestorasi serta mengganti gigi-geligi anterior rahang atas.
7,19
2.1.3 Alat