Riwayat hidup singkat H.B. Jassin

BAB III BIOGRAFI H.B. JASSIN

A. Riwayat hidup singkat H.B. Jassin

Beliau lahir di sebuah desa di Gorontalo, Sulawesi Utara pada tanggal 31 juli 1917 dan meninggal di Jakarta 11 Maret 2000. Nama lengkapnya adalah Hans Bague Mantu Jassin, namun nama yang biasa digunakan hanya Hans Begue Jassin. Hans adalah nama kedua orang tuanya. Sedangkan Begue diambil dari nama sang ayah. Guru-guru dan teman sekelasnya di sekolah biasa memanggilnya dengan sebutan Han’s. 1 Sewaktu masih tinggal di Gorontalo, beliau dipanggil dengan sebutan Jamadi. Sifat Jassin hampir sama dengan Bung Karno dan Buang Hatta. Ia tidak suka menulis title didepan namanya. Ia cukup menaruh nama aslinya saja yaitu H.B. Jassin dan kependekannya H.B.J. Dalam dunia sastra, Hans Bague Jassin atau yang dikenal dengan H. B. Jassin, mendapat predikat paus Sastra Indonesia dan dia mempunyai posisi yang istimewa. Bagai kritikus sastra, karya-karya Jassin menjadi acuan kalangan sastrawan dan peminat sastra di Indonesia. Selama puluhan tahun, kehadiran putra gorontalo ini telah member warna dalam kesusastraan Indonesia. Ia juga disebut sebagai wali penjaga sastra Indonesia yang sesungguhnya. 2 Ia berasal dari keluarga Islam yang taat. Ayahnya Bague Mantu Jassin, pegawai BPM Bataafsche Petroleum Maat-schappij, pernah bertugas di Balikpapan, sehingga kota itu meninggalkan kenang-kenang yang manis baginya. Ibunya Habiba Jau, sangat mencintainya. Dikota Medan ia banyak berkenalan dengan seniman dan para calon seniman, diantaranya 1 Pamusuk Eneste, Leksikon Kesusastraan Indonesia Modern, Jakarta: PT. Jambatan, 1990, edisi baru, h. 73-75 2 H.B. Jassin, Pusat Dokumentasi Sastra H.B.Jassin, Jakarta: Harian Media Indonesia, 2003, h. 20 25 Chairil Anwar. Dalam perjalanannya pulang ke Gorontalo tahun 1939, ia mampir untuk bertemu dengan Sutan Takdir Alisjahbana di Jakarta. Takdir sangat terkesan dengan Jassin dan mengirim surat ke Gorontalo, menyatakan ada lowongan di Balai Pustaka. Rupanya surat itu berlayar bersama-sama dengan Jassin ke Gorontalo. Untuk menyenangkan orang tuanya, ia bekerja di kantor Asisten Residen Gorontalo antara bulan Agustus sampai Desember 1939, Sebagai tenaga magang. 3

B. Pendidikan