Analisis Produktivitas Proses Pemasangan Tiang Pancang (Studi Kasus pada Proyek Pembangunan Apartemen City View di Kawasan Medan Polonia)

(1)

ANALISIS PRODUKTIVITAS PROSES PEMASANGAN TIANG PANCANG (STUDI KASUS PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CITY VIEW

DI KAWASAN MEDAN POLONIA)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh

Ujian Sarjana Teknik Sipil

Diajukan Oleh:

Ezar Adelpho Tigor NIM. 050404031

PROGRAM STUDI GEOTEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011


(2)

ABSTRAK

Produktivitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu proyek. Peningkatan produktivitas ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pekerja, kondisi pekerjaan proyek dan minimalnya aktivitas pekerjaan yang tidak produktif. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai produktivitas dilihat dari segi pekerja (FUP) dan durasi aktivitas pada proses pemancangan Proyek Apartemen City View Kawasan Medan Polonia.

Untuk melihat hubungan (pengaruh) antara variabel terikat yaitu tingkat utilitas pekerja (FUP) dan variabel bebas (x) yakni variabel-variabel produktivitas, digunakan analisis linear sederhana dan berganda.

Sedangkan untuk melihat produktivitas pemancangan berdasarkan durasi aktivitas dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara kedalaman pemancangan dengan durasi aktivitas pemancangan satu titik dan satu tiang pancang. Bagian ini juga bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang paling berpengaruh dan aktivitas-aktivitas yang tidak produktif.

Dari penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel-variabel produktivitas menurut Iman Suharto terhadap tingkat utilitas pekerja pemancangan.

Dari penelitian ini juga diketahui indeks produktivitas pemancangan satu titik pancang yakni tertinggi sebesar 0,634 m/menit atau 38,04 m/jam dan terendah sebesar 0,574 m/menit atau 34,44 m/jam. Sedangkan indeks produktivitas pemancangan satu tiang pancang yakni tertinggi sebesar 0,843 m/menit atau 50,04 m/jam dan terendah sebesar 0,640 m/menit atau 38,40 m/jam.

Dari penelitian ini juga diketahui bahwa aktivitas penekanan tiang pancang sambungan (Tekan TP 1) merupakan aktivitas yang paling berpengaruh dalam proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang dengan mean durasi terbesar yaitu 0:10:08 (10 menit 8 detik), sedangkan Aktivitas Ikat TP 1 adalah aktivitas yang paling tidak berpengaruh terhadap proses pemancangan karena mempunyai mean durasi terkecil yaitu 0:00:35 (35 detik).

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa faktor penghambat produktivitas pekerjaan pemancangan pada Proyek City View yang sering terjadi adalah kegiatan mengobrol/merokok yaitu sebesar 59,091%, dan faktor penghambat yang jarang terjadi adalah faktor-faktor seperti kegiatan penyusunan letak tiang, pengisian bahan bakar, perbaikan tumpuan grip, dan kegiatan diskusi pemindahan alat dengan nilai masing-masing sebesar 4,545%.

Kata kunci : Produktivitas, tingkat utilitas pekerja (LUR), regresi linear, durasi aktivitas, indeks produktivitas pemancangan


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik (ST) di Departemen Teknik Sipil, khususnya program studi Reguler Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Laporan ini berjudul “Analisis Produktivitas Proses Pemasangan Tiang Pancang (Studi Kasus pada Proyek Pembangunan Apartemen City View di Kawasan Medan Polonia)”.

Pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan kepada Penulis, yaitu:

1. Bapak Prof.Dr. Ing. Johannes Tarigan dan Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Roesyanto, MSCE. selaku Pembimbing dan Koordinator

Bidang Geoteknik Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. 3. Para penguji, Bapak Dr.Ir. Sofian Asmirza S. M.Sc., Ir.Rudi Iskandar, MT.

dan Ibu Ika Puji Hastuti, ST.,MT. yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Yudhi dan Bapak Kandar selaku pembimbing lapangan yang telah membantu dalam penulis dalam pelaksanaan penelitian pada Proyek Apartemen City View Kawasan Medan Polonia.


(4)

5. Kedua orang tua Penulis, B. Marpaung (Alm.) dan M. Manurung, serta abang dan kakak Penulis, yang selalu mendoakan, memberi dukungan dan semangat luar biasa kepada Penulis.

6. Seluruh staf pengajar dan staf pegawai Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

7. Teman-teman penulis Albert Rei si Gun Man, Edward, Christian, Berlin, Tuek, Fahmi, Jhonravolta, Kobe, Bang Jhon, Cius, Keng, Niel, Juju, dan Jalius, yang telah memberikan bantuannya kepada Penulis.

8. Seluruh rekan-rekan stambuk 2005 atas kepedulian dan dorongan yang telah diberikan kepada Penulis.

9. Viva Damanik sebagai adik dan teman terdekat Penulis yang telah memberikan bantuan dan dorongan semangat kepada Penulis.

10. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari View Kawasan Medan Polonia masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, dan pembaca lainnya.

Medan, Agustus 2011 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-3

1.3. Tujuan Penelitian ... I-3

1.4. Asumsi dan Batasan Masalah ... I-4

1.5. Manfaat Penelitian ... I-5

II LANDASAN TEORI

2.1. Produktivitas … ... II-1

2.1.1. Pengertian Produktivitas ... II-1

2.1.2. Produktivitas dan Efektivitas ... II-4


(6)

2.2. Peningkatan Produktivitas ... II-8

2.3. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas……… II-9

2.4. Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja ... II-14

2.5. Teori Tiang Pancang ... II-16

2.5.1. Tiang Pancang ... II-16

2.5.2. Alat Pancang ... II-17

2.6. Analisis Statistik ... II-19

2.6.1. Teknik Pengumpulan Data ... II-19

2.6.2. Definisi Variabel Operasional ... II-23

2.7. Analisis Data Penelitian ... II-24

2.7.1. Analisis Deskripsi... II-24

2.7.2. Uji Validitas Dan Reliabilitas ... II-24

2.7.3. Uji Normalitas Data ... II-26

2.7.4. Pengujian Hipotesis Asosiatif ... II-27

2.7.5. Uji Hipotesis ... II-31

2.8. Teori tentang SPSS ... II-32

III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ... III-1

3.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... III-1

3.3. Lokasi Penelitian ... III-2

3.4. Metode Penelitian ... III-3


(7)

3.4.2. Pengolahan Data ... III-6

3.4.2.1. Produktivitas Proses Pemancangan

Berdasarkan Faktor Tenaga Kerja... III-6

3.4.2.2. Produktivitas Proses Pemancangan

Berdasarkan Durasi Aktivitas... III-10

3.5. Analisa Data ... III-10

3.5.1. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan

Berdasarkan Faktor Tenaga Kerja.. ... III-11

3.5.2. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan

Berdasarkan Durasi Aktivitas ... III-12

IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data ... IV-1

4.1.1. Aktivitas-aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Proyek City View ... IV-4

4.1.2. Data Hasil Kuesioner ... IV-9

4.1.3. Data Produktivitas Pekerja ... IV-10

4.1.4. Data Tiang Pancang ... IV-13

4.1.4.1. Spesifikasi Tiang Pancang ... IV-13

4.1.4.2. Indeks Tiang Pancang Berdasarkan Sumbu X dan Y pada Denah Pondasi ... IV-14

4.1.4.3. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu


(8)

4.1.4.4. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu

Titik Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011 IV-16

4.1.4.5. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu

Titik Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 IV-17

4.1.4.6. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu

Titik Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011…IV-18

4.1.4.7. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu

Titik Pancang pada Tanggal 14 Mei 2011…IV-19

4.2. Pengolahan Data ... IV-20

4.2.1. Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan

Faktor Tenaga Kerja ... IV-20

4.2.1.1. Mengubah Skala Ordinal Menjadi

Interval ... IV-20

4.2.1.2. Pengujian Instrumen Penelitian ... IV-23

4.2.1.3. Perhitungan Faktor Utilitas Pekerja ... IV-27

4.2.1.4. Uji Normalitas Data ... IV-29

4.2.1.5. Analisis Hubungan Antar Variabel

dengan Uji Korelasi ... IV-29

4.2.2. Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan

Durasi Aktivitas- aktivitas Pemancangan ... IV-43

4.2.2.1. Produktivitas Proses Pemancangan


(9)

4.2.2.2. Produktivitas Proses Pemancangan

Satu Tiang Pancang... IV-56

4.2.2.3. Faktor Penghambat Produktivitas ... IV-63

V ANALISIS PENGOLAHAN DATA

5.1. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor Tenaga Kerja... V-1

5.2. Analisis Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor Durasi Aktivitas-aktivitas Pemancangan ... V-4

5.2.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu

Titik Pancang ... V-4

5.2.1.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Titik Pancang dengan Metode Statistik Nonparametrik Jenis One Sample Test .... V-4

5.2.1.2. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk

Pemancangan Satu Titik Pancang ... V-5

5.2.1.3. Analisis Peringkat Aktivitas untuk

Pemancangan Satu Titik Pancang ... V-6

5.2.1.4. Analisis Produktivitas Pemancangan

Satu Titik Pancang ... V-11

5.2.2. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Tiang Pancang ... V-13


(10)

5.2.2.1. Analisis Aktivitas Pemancangan untuk Satu Titik Pancang dengan Metode Statistik Nonparametrik Jenis One Sample Test .... V-13

5.2.2.2. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk

Pemancangan Satu Tiang Pancang ... V-15

5.2.2.3. Analisis Peringkat Aktivitas untuk

Pemancangan Satu Tiang Pancang ... V-15

5.2.2.4. Analisis Produktivitas Pemancangan

Satu Titik Pancang ... V-16

5.2.3. Analisis Faktor Penghambat Produktivitas ... V-19

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... VI-1

6.2. Saran ... VI-3

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

4.1. Data Jawaban Hasil Kuesioner untuk Tenaga Kerja Pemancangan

Tiang Pancang pada Proyek City View ... IV-9 4.2. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari

ke-1 (9 Mei 2011) ... IV-10 4.3. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari

ke-2 (10 Mei 2011) ... IV-10 4.4. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari

ke-3 (11 Mei 2011) ... IV-11 4.5. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari

ke-4 (12 Mei 2011) ... IV-12 4.6. Waktu Total Bekerja Efektif, Tidak Efektif dan Kontribusi Hari

ke-5 (12 Mei 2011) ... IV-13 4.7. Indeks Tiang Pancang Berdasarkan Arah Sumbu X dan Y ... IV-14 4.8. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada

Tanggal 9 Mei 2011 ... IV-15 4.9. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada

Tanggal 10 Mei 2011 ... IV-16 4.10. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada


(12)

4.11. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada

Tanggal 12 Mei 2011 ... IV-18 4.12. Durasi Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang pada

Tanggal 14 Mei 2011 ... IV-19 4.13. Nilai Z untuk Setiap Kategori Kumulatif ... IV-21 4.14. Tabulasi Transformasi Skala Ordinal menjadi Skala Interval dengan

Menggunakan Bantuan Ms. Excel 2007 ... IV-23 4.15. Hasil Uji Validitas Kuesioner Menggunakan SPSS 13 ... IV-24 4.16. Perhitungan Variabel Varians ... IV-26 4.17. Faktor Ulitlitas Pekerja (FUP) pada Proses Pemancangan Proyek

City View ... IV-28 4.18. Hasil Pengujian Normalitas Data FUP ... IV-29 4.19. Interval Kelas ... IV-31 4.20. Nilai Interval Kelas ... IV-31 4.21. Nilai Interval Kelas dari Tiap Rata-rata FUP ... IV-31 4.22. Tabel Penolong untuk Menentukan Nilai r ... IV-32 4.23. Korelasi Variabel X1 dengan Y ... IV-33

4.24. Korelasi Variabel X2 dengan Y ... IV-34

4.25. Korelasi Variabel X3 dengan Y ... IV-35

4.26. Korelasi Variabel X4 dengan Y ... IV-36

4.27. Korelasi Variabel X5 dengan Y ... IV-36

4.28. Korelasi Variabel X6 dengan Y ... IV-37


(13)

4.30. Korelasi Variabel X8 dengan Y ... IV-39

4.31. Matriks Korelasi Antarvariabel ... IV-39 4.32. Kombinasi Variabel Bebas ... IV-40 4.33. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011 ... IV-40 4.34. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011 ... IV-45 4.35. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 ... IV-47 4.36. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 12 Mei 2011 ... IV-49 4.37. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 13 Mei 2011 ... IV-51 4.38. Total Mean dan Standar Deviasi Tiap Aktivitas ... IV-54 4.39. Durasi dan Besarnya Mean Pemancangan Satu Titik Pancang ... IV-55 4.40. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Tiang

Pancang pada Tanggal 9 Mei 2011 ... IV-56 4.41. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Tiang

Pancang pada Tanggal 10 Mei 2011 ... IV-57 4.42. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Tiang

Pancang pada Tanggal 11 Mei 2011 ... IV-58 4.43. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik


(14)

4.44. Durasi dan Besarnya Mean Tiap Aktivitas Pemancangan Satu Titik

Pancang pada Tanggal 13 Mei 2011 ... IV-60 4.45. Total Mean dan Standar Deviasi Tiap Aktivitas ... IV-62 4.46. Penyebab dan Lamanya Idle Time Pemancangan... IV-63 4.47. Jenis Kasus yang Mengakibatkan Idle dan Persentase Terjadinya... IV-66 5.1. Rangkuman Hasil Pengolahan Data Uji Korelasi... V-1 5.2. Kesimpulan Matriks Korelasi ... V-3 5.3. Hasil Analisis Deskriptif Statistik dengan Ms. Excel 2007 ... V-4 5.4. Hasil Analisis One Sample Test dengan SPSS 13 ... V-5 5.5. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik

Pancang ... V-6 5.6. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Mobilisasi ... V-7 5.7. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ikat TP 1 ... V-7 5.8. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ambil TP 1 ... V-8 5.9. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Tekan TP 1 ... V-8 5.10. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Ambil TP Sambungan ... V-9 5.11. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Las Sambungan ... V-9 5.12. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Tekan Lanjutan TP Sambungan .. V-10 5.13. Analisis Peringkat untuk Aktivitas Idle Time ... V-10 5.14. Analisis Peringkat Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik

Pancang ... V-11 5.15. Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang Ditinjau dari Panjang


(15)

5.16. Hasil Analisis Deskriptif Statistik dengan Ms. Excel 2007 ... V-14 5.17. Hasil Analisis One Sample Test dengan SPSS 13 ... V-14 5.18. Analisis Mean Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Tiang

Pancang ... V-15 5.19. Analisis Peringkat Tiap Aktivitas untuk Pemancangan Satu Titik

Pancang ... V-16 5.20. Produktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang Ditinjau dari Panjang


(16)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Lembar Pengamatan Five Minute Rating ... II-23 4.1. Pendatangan Tiang Pancang ... IV-2 4.2. Mobile Crane ... IV-2 4.3. Alat Pancang Impacting hammerType Diesel hammer ... IV-3 4.4. Pengikatan Tiang Pancang ... IV-5 4.5. Pengambilan Tiang Pancang ... IV-6 4.6. Penekanan Tiang Pancang... IV-7 4.7. Pengelasan Sambungan ... IV-8 4.8. Salah Satu Contoh Aktivitas Idle Time ... IV-9 4.9. Diagram Persentase Kasus Idle Time... IV-67 5.1. Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang Ditinjau dari Panjang

Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan ... V-14 5.2. Produktivitas Pemancangan Satu Tiang Pancang Ditinjau dari Panjang

Tiang Berdasarkan Durasi Pemancangan ... V-18 5.3. Grafik Perbandingan Produktivitas Pemancangan Satu Titik Pancang


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Penelitian ... L-1 2. Lembar Pengamatan Five Minute Rating ... L-2 3. Data Responden ... L-3 4. Tabel Statistik Uji T ... L-4 5. Tabel Distribusi z ... L-5 6 Peta proyek pembangunan Apartemen City View kawasan Medan

Polonia di Jalan Padang Golf Medan. ... L-5 7. Denah Pondasi ... L-6


(18)

ABSTRAK

Produktivitas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu proyek. Peningkatan produktivitas ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pekerja, kondisi pekerjaan proyek dan minimalnya aktivitas pekerjaan yang tidak produktif. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai produktivitas dilihat dari segi pekerja (FUP) dan durasi aktivitas pada proses pemancangan Proyek Apartemen City View Kawasan Medan Polonia.

Untuk melihat hubungan (pengaruh) antara variabel terikat yaitu tingkat utilitas pekerja (FUP) dan variabel bebas (x) yakni variabel-variabel produktivitas, digunakan analisis linear sederhana dan berganda.

Sedangkan untuk melihat produktivitas pemancangan berdasarkan durasi aktivitas dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara kedalaman pemancangan dengan durasi aktivitas pemancangan satu titik dan satu tiang pancang. Bagian ini juga bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang paling berpengaruh dan aktivitas-aktivitas yang tidak produktif.

Dari penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel-variabel produktivitas menurut Iman Suharto terhadap tingkat utilitas pekerja pemancangan.

Dari penelitian ini juga diketahui indeks produktivitas pemancangan satu titik pancang yakni tertinggi sebesar 0,634 m/menit atau 38,04 m/jam dan terendah sebesar 0,574 m/menit atau 34,44 m/jam. Sedangkan indeks produktivitas pemancangan satu tiang pancang yakni tertinggi sebesar 0,843 m/menit atau 50,04 m/jam dan terendah sebesar 0,640 m/menit atau 38,40 m/jam.

Dari penelitian ini juga diketahui bahwa aktivitas penekanan tiang pancang sambungan (Tekan TP 1) merupakan aktivitas yang paling berpengaruh dalam proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang dengan mean durasi terbesar yaitu 0:10:08 (10 menit 8 detik), sedangkan Aktivitas Ikat TP 1 adalah aktivitas yang paling tidak berpengaruh terhadap proses pemancangan karena mempunyai mean durasi terkecil yaitu 0:00:35 (35 detik).

Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa faktor penghambat produktivitas pekerjaan pemancangan pada Proyek City View yang sering terjadi adalah kegiatan mengobrol/merokok yaitu sebesar 59,091%, dan faktor penghambat yang jarang terjadi adalah faktor-faktor seperti kegiatan penyusunan letak tiang, pengisian bahan bakar, perbaikan tumpuan grip, dan kegiatan diskusi pemindahan alat dengan nilai masing-masing sebesar 4,545%.

Kata kunci : Produktivitas, tingkat utilitas pekerja (LUR), regresi linear, durasi aktivitas, indeks produktivitas pemancangan


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produktivitas merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat keefektifan dan mutu untuk menghasilkan lebih banyak barang-barang maupun jasa-jasa. Pengukuran produktivitas merupakan alat manajemen yang penting disemua tingkatan ekonomi. Karena itu sudah saatnya dibicarakan alasan mengenai mengapa produktivitas itu harus diukur.

Dalam bidang konstruksi, produktivitas juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu proyek. Peningkatan produktivitas diharapkan menjadikan proyek menjadi selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan tanpa pemborosan biaya. Peningkatan produktivitas ini sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pekerja, kondisi pekerjaan proyek dan minimalnya aktivitas pekerjaan yang tidak produktif.

Suatu pekerjaan konstruksi dikatakan produktif apabila dalam pelaksanaannya, proyek tersebut memiliki perencanaan yang baik. Dengan memilih peralatan yang tepat, ketersediaan tenaga ahli, pengoperasian alat dengan benar, diharapkan akan meningkatkan kinerja suatu proyek. Jika proyek menghasilkan keluaran yang sesuai rencana dengan baik maka proyek tersebut dapat dikatakan telah cukup produktif.


(20)

Pekerjaan pondasi merupakan salah satu dari sekian banyak pekerjaan konstruksi yang sangat mempengaruhi kecepatan dari sebuah proyek. Pondasi merupakan bagian struktur bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah dan berfungsi untuk mentransfer beban yang diterima struktur ke tanah. Pekerjaan pondasi untuk bangunan gedung umumnya menggunakan pondasi tiang pancang. Salah satu jenis alat pancang yang sering digunakan adalah impacting hammer.

Proyek pembangunan Apartemen City View yang berlokasi di kawasan Medan Polonia merupakan salah satu proyek yang direncanakan memiliki jumlah lantai sebanyak 15 lantai. Pondasi yang digunakan pada proyek ini adalah pondasi tiang pancang yang mana menggunakan alat pancang jenis impacting hammer type diesel hammer.

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa pekerja merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu proyek. Penggunaan sumber daya manusia yang tepat akan mempengaruhi keberlangsungan suatu proyek. Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah dengan memakai parameter indeks produktivitas yang salah satunya adalah perhitungan kinerja pekerja melalui perhitungan labour efectiveness rate (LUR) atau faktor utilitas pekerja (FUP). Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini akan dianalisis produktivitas tenaga kerja pemancangan Proyek Apartemen City View Medan Polonia berdasarkan tingkat utilitas dalam bekerja (labour utilization rate).

Pengerjaan tiang pancang yang dalam proyek ini menggunakan impacting hammer, mengikuti beberapa urutan aktivitas pengerjaan. Aktivitas-aktivitas ini memiliki besar durasi pengerjaan yang berbeda-beda. Akibatnya, durasi aktivitas


(21)

tersebut perlu dianilisis untuk melihat aktivitas mana yang paling memperngaruhi pekerjaan pemancangan dengan juga meminimalisir aktivitas-aktivitas yang tidak produktif.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam penelitian ini akan dianalisis produktivitas tenaga kerja dari segi analisis durasi aktivitas dibandingkan dengan kedalaman pemancangan. Penelitian ini juga akan memberikan gambaran mengenai aktivitas-aktivitas yang kurang dan tidak produktif dalam proses pemancangan di Proyek Apartemen City View Medan Polonia.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat utilitas pekerja (labour utilization rate) atau FUP pada pekerjaan pemancangan di Proyek City View, Medan Polonia

2. Bagaimana produktivitas pemancangan tiang pancang dengan menggunakan impacting hammer type diesel hammer dari segi durasi aktivitas

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yakni :

1. Mengetahui tingkat produktivitas kinerja tenaga kerja pada pekerjaan pemancangan di Proyek City View, Medan Polonia berdasarkan tingkat utilitas dalam bekerja (labour utilization rate)


(22)

3. Mengetahui produktivitas pemancangan tiang pancang satu tiang dan satu titik pancang

4. Mengetahui peringkat aktivitas yang mempengaruhi pekerjaan pemancangan di Proyek City View, Medan Polonia

5. Mengetahui faktor penyebab penghambat produktivitas pada pekerjaan pemancangan Proyek City View, Medan Polonia

1.4. Asumsi dan Batasan Masalah

Adapun yang menjadi asumsi masalah pada penelitian ini adalah : 1. Kondisi pekerjaan tidak berubah selama penelitian

2. Selama penelitian berlangsung, alat pancang yang digunakan berada dalam kondisi baik

Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dibatasi hanya pada pekerjaan pemancangan untuk satu sambungan dengan jenis tanah lanau berlempung dengan kedalaman pemancangan 18 meter

2. Perhitungan produktivitas pemancangan dibatasi pada perhitungan waktu saja 3. Pengamatan dilakukan pada jam mulai kerja sampai dengan selesai

perharinya

4. Penelitian ini dibatasi hanya pada daya dukung pondasi tiang dengan jenis end bearing

5. Penelitian ini dibatasi hanya pada pekerjaan pemancangan dengan lapisan tanah dasar lempung padat


(23)

6. Penelitian ini dibatasi pada pekerjaan pemancangan dengan menggunakan alat pancang tipe Diesel Hammer kode IHI dengan tahun produksi 1988

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai produktivitas pemancangan pada proyek City View dengan meninjau batasan-batasan masalah yang ada sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan kepada segala pihak yang berkecimpung didalamnya sehingga diharapkan juga dapat memberikan masukan terhadap hal tersebut.


(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Produktivitas

2.1.1. Pengertian Produktivitas

Sumber-sumber ekonomi yang digerakan secara efektif memerlukan ketrampilan organisatoris dan teknis sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi. Artinya, hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang diolah. Melalui berbagai perbaikan cara kerja, pemborosan waktu, tenaga dan berbagai input lainnya akan bisa dikurangi sejauh mungkin. Hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak hal yang bisa dihemat. Yang jelas, waktu tidak terbuang sia-sia, tenaga dikerahkan secara efektif dan pencapaian tujuan usaha bisa terselenggara dengan baik, efektif dan efisien.

Pada dasarnya produktivitas mencakup sikap mental patriotik yang memandang hari depan secara optimis dengan berakar pada keyakinan diri bahwa kehidupan hari ini adalah lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.

Produktivitas memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang produktivitas. Dan berdasarkan konsep teknik, produktivitas adalah rasio dari output yang dihasilkan dari tiap unit sumber daya yang digunakan (input) dibandingkan menjadi sebuah rasio yang pada suatu waktu dengan kualitas sama atau meningkat.


(25)

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara output dan input, masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk mental.

Produktivitas adalah ukuran keluaran dari proses produksi dari setiap unit yang dihasilkan. Produktivitas diukur dengan perbandingan output dan input yang di peroleh. Produktivitas dapat juga didefinisikan sebagai ukuran efisiensi produksi yang dijalankan [Wikipedia, 2008]. Pengertian lain adalah perbandingan (rasio) antara

output per input-nya. Sehingga nilai (indeks) produktivitas, maka akan diketahui pula seberapa efisien sumber-sumber input yang telah dihemat. Agar produktivitas bisa meningkat maka perlu diupayakan proses produksi bisa mamberikan kontribusi sepenuhnya terhadap kegiatan-kegiatan produktif yang berkaitan dengan nilai tambah dan berusaha untuk menghindari atau meminimalkan langkah-langkah kegiatan yang tidak produktif seperti banyaknya idle/delays, set-up, loading-unloading, dan sebagainya [Wignjosoebroto, 1996].

Secara umum, produktivitas rata-rata dapat diartikan sebagai perbandingan antara output (hasil produksi) terhadap input (elemen produksi : tenaga kerja, material, peralatan) dan time. Jadi produktivitas dapat dinyatakan dengan rumus:

time input

output tas

produktivi

x

=

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang atau jasa. L. Greenberg mendefinisikan produktivitas


(26)

sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut.

Kerja yang bermalas-malasan ataupun korupsi jam kerja dari yang semestinya, bukanlah menunjang pembangunan, tapi menghambat kemajuan yang semestinya dicapai. Sebaliknya, kerja yang efektif menurut jumlah jam kerja yang seharusnya serta kerja yang sesuai dengan uraian kerja masing-masing pekerja, akan dapat menunjang kemajuan serta mendorong kelancaran usaha baik secara individu maupun secara menyeluruh. Banyak kejadian disekitar kita betapa pemanfaatan waktu kerja yang merupakan upaya paling dasar dari produktivitas kerja,banyak diabaikan, bahkan secara sengaja dilanggar. Sikap mental seperti ini tidak akan menimbulkan suasana kerja yang optimis, apalagi diharapkan untuk menciptakan metode dan sistem kerja yang produktif disemua perangkat kerja yang ada.

Kerja produktif memerlukan ketrampilan kerja yang sesuai dengan isi kerja sehingga bisa menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk memperbaiki cara kerja atau minimal mempertahankan yang sudah baik. Kerja produktif memerlukan prasarat lain sebagi pendukung yaitu : Kemauan kerja yang tinggi, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kehidupan minimum, jaminan sosial yang memadai, kondisi kerja yang manusiawi dan hubungan kerja yang harmonis.


(27)

2.1.2. Produktivitas dan Efektivitas

Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masukan sebenarnya. Misalnya saja produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif diartikan sebagai suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output input . Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa. Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang (Muchdarsyah, 1992 : 12).

“Produktivitas tenaga kerja kontruksi dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk, misalnya jumlah unit yang diselesaikan dibagi sumber daya (jam-orang) yang digunakan” (Iman Soeharto, 1995 : 294). “ Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga faktor yang mendasar, yaitu investasi, manajemen, dan tenaga kerja” (Muchdarsyah, 1992 : 17-18).

Permasalahan produktivitas juga berkaitan dengan seberapa besar pekerjaan itu digolongkan dalam kelompok kerja yang efektif. Efektif biasanya digunakan sebagai perbandingan/tingkatan dimana sasaran yang dikemukakan dapat dianggap tercapai. Sedangkan pengertian efektivitas adalah suatu


(28)

perbandingan antara evaluasi pekerjan dari satu unit output dengan evaluasi satu unit input (masukan) sehingga dapat diperoleh besarntya efektivitas dari suatu jenis pekerjaan yang ditinjau (Muchdarsyah, 1992 : 14-15).

Manajemen memang selalu diarahkan sebagai upaya meminimalisir baik dalam hal biaya (pendanaan), fasilitas, ataupun sumber daya manusianya, namun tetap ditempatkan dalam porsi yang tepat sehingga tujuan usaha tercapai. Prinsip manajemen pada umumnya adalah peningkatan efisiensi dengan mengurangi pemborosan (wastage). Sumber-sumber yang ada digunakan secara maksimal, termasuk modal, bahan-bahan mentah dan setengah jadi, dan tenaga kerja sendiri. Ketidakefisiensian terjadi karena manajemen yang kurang baik atau kurangnya pengawasan dari manajer. Ketidakefisiensian itu dapat diketahui melalui analisa dari hasil pengamatan terhadap aktivitas tiap pekerjaan dalam jangka waktu tertentu (Oglesby, 1989 : 172).

Produktivitas adalah interaksi antar tiga faktor yang mendasar, yaitu : investasi, manajemen dan tenaga kerja.

1. Investasi

Komponen pokok dari investasi ialah modal, karena modal merupakan landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidaklah cukup, untuk itu harus ditambahkan dengan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa yang maju kia harus dapat mengusai teknologi yang memberi dukungan kepada kemajuan pembangunan nasional, ditingkat mikro tentunya teknologi yang mampu mendukung kemajuan usaha atau perusahaan.


(29)

2. Manajemen

Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakan orang lain untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik. Hal-hal yang kita hadapi dalam manajemen, terutama dalam organisasi modern, ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemajuan-kemajuan yang diperoleh dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhiseluruh aspek organisasi seperti proses produksi, distribusi, pemasaran dan lain-lain. Kemajuan teknologi yang berjalan cepat harus diimbangi dengan proses yang terus-menerus melalui pengembangan sumber daya manusia, yakni melalui pendidikan dan pengembangan. Dari pendidikan, latihan dan pengembangan tersebut maka antara lain akan menghasilkan tenaga skill yang mengusai aspek-aspek teknis dan aspek-aspek manajerial.

3. Tenaga Kerja

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor tenaga kerja ialah :

1) Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja produktivitas dan masa depannya 2) Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan (Muchdarsyah, 1992 : 18-20).

2.1.3. Tenaga Kerja

Dalam penyelenggaraan proyek, salah satu sumber daya yang menjadi penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas kegiatan proyek


(30)

berubah sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan jumlah tenaga, jenis keterampilan dan keahliannya harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang sedang berlangsung. Bertolak dari kenyataan tersebut, maka suatu perencanaan tenaga kerja proyek yang menyeluruh dan terperinci harus meliputi perkiraan jenis dan kapan tenaga kerja dibutuhkan. Dengan mengetahui perkiraan angka dan jadwal kebutuhannya, maka dapat dimulai kegiatan pengumpulan informasi perihal sumber penyediaan, baik kualitas maupun kuantitas. Dalam pelaksanaan proyek, jumlah kebutuhan tenaga kerja yang terbesar adalah tenaga kerja lapangan. Tenaga kerja lapangan ini berhubungan langsung dengan pekerjaan fisik konstruksi di lapangan.

Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 macam :

a. Penyelia atau pengawas, bertugas untuk mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan. Setiap pengawas membawahi sejumlah pekerja lapangan.

b. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), terdiri dari berbagai macam tukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang kayu, tukang besi, tukang batu, tukang alumunium dan tukang cat. Dalam melaksanakan pekerjaan biasanya mereka dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja (buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan buruh tak terlatih).

Jumlah tenaga penyelia jauh lebih sedikit (5-10%) dibandingkan dengan pekerja yang diawasi. Kebutuhan tenaga penyelia tergantung pada besar kecilnya proyek, analisa kebutuhanya tidak dapat ditentukan secara pasti, biasanya


(31)

didasarkan pada kemampuan dan pengalamanya dalam melaksanakan proyek. Bila dilihat dari bentuk hubungan kerja antara pihak yang bersangkutan, maka tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Tenaga kerja borongan, tenaga kerja berdasarkan ikatan kerja yang ada antara perusahaan penyedia tenaga kerja (labour supplier) dengan kontraktor untuk jangka waktu tertentu.

b. Tenaga kerja langsung (direct hire), tenaga kerja yang direkrut dan menandatangani ikatan kerja perorangan dengan perusahaan kontraktor. Umumnya diikuti dengan latihan, sampai dianggap cukup memiliki kemampuan dan kecakapan dasar.

2.2. Peningkatan Produktivitas

Salah satu cara potensial tertinggi dalam peningkatan produktivitas adalah mengurangi jam kerja yang tidak effektif. Kesempatan utama dalam meningkatkan produktivitas manusia terletak pada kemampuan individu, sikap individu dalam bekerja serta manajemen maupun organisasi kerja. Setiap tindakan perencanaan peningkatan produktivitas individual paling sedikit mencakup tiga tahap berikut :

1. Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas. 2. Mengukur pentingnya setiap faktor dan menentukan prioritasnya.


(32)

3. Merencanakan system tahap-tahap untuk meningkatkan kemampuan pekerja dan memperbaiki sikap mereka sebagai sumber utama produktivitas (Muchdarsyah, 1992 : 64-67).

Mengingat bahwa pada umumnya proyek berlangsung dengan kondisi yang berbeda-beda, maka dalam merencanakan tenaga kerja hendaknya dilengkapi dengan analisis produktivitas dan indikasi variabel yang mempengaruhi (Iman Soeharto, 1995 : 162). Kebijakan kesempatan kerja efektif merupakan salah satu faktor penting bagi peningkatan produktivitas nasional karena produktivitas ekonomi nasional semata-mata harus dipandang dari sudut pendayagunaan semua pekerja yang berkemauan (Muchdarsyah, 1992 : 88).

Bila seseorang atau sekelompok orang yang teroganisir melakukan pekerjaan yang identik berulang-ulang, maka dapat diharapkan akan terjadi suatu pengurangan jam tenaga kerja atau biaya untuk menyelesaikan pekerjaan berikutnya, dibanding dengan yang terdahulu bagi setiap unitnya, dengan kata lain produktivitas naik (Iman Soeharto, 1995 : 166). Salah satu tanggung jawab manajer adalah meningkatkan produktivitas kerjanya, supaya mereka bekerja efisien dan produktif. Di area dengan jumlah pekerja yang besar sering terjadi pemborosan tenaga, waktu dan uang (Oglesby, 1989 : 171).

2.3. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Produktivitas

Semua faktor yang mempengaruhi produktivitas dipandang sebagai subsistem untuk menunjukkan dimana potensi produktivitas dan cadangannya disimpan. Faktor-faktor tersebut antara lain:


(33)

Menurut Kaming dan Wulfram I Ervianto (2005) faktor yang mempengaruhi produktivitas proyek diklasifikasikan menjadi empat kategori utama, yaitu:

1. Metode dan teknologi, terdiri atas faktor: desain rekayasa, metode konstruksi, urutan kerja, pengukuran kerja.

2. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan penjadwalan, tata letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material, manajemen peralatan, manajemen tenaga kerja.

3. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor: keselamatan kerja, lingkungan fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi.

4. Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, pembagian keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja.

Menurut Iman Soeharto, variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan dapat dikelompokan menjadi:

1. Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu

Kondisi fisik ini berupa iklim, musim, atau keadan cuaca. Misalnya adalah temperatur udara panas dan dingin, serta hujan dan salju. Pada daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi dapat mempercepat rasa lelah tanaga kerja, sebaliknya di daerah dingin, bila musim salju tiba, produktivitas tenaga kerja lapangan akan menurun. Untuk kondisi fisik lapangan kerja seperti rawa-rawa, padang pasir atau tanah berbatu keras, besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Hal ini sama akan dialami di tempat kerja dengan keadaan khusus seperti dekat dengan unit yang sedang beroperasi, yang biasanya terjadi pada proyek perluasan


(34)

instalasi yang telah ada, yang sering kali dibatasi oeh bermacam-macam peraturan keselamatan dan terbatasnya ruang gerak, baik untuk pekerja maupun peralatan. Sedangkan untuk kekurang lengkapnya sarana bantu seperti peralatan akan menaikkan jam orang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sarana bantu diusahakan siap pakai dengan jadwal pemeliharaan yang tepat.

2. Kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi

Yang dimaksud dengan supervisi atau penyelia adalah segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan tugas pengelolaan para tenaga kerja, memimpin para pekerja dalam pelaksanaan tugas, termasuk menjabarkan perencanaan dan pengendalian menjadi langkah-langkah pelaksanaan janngka pendek, serta mengkoordinasikan dengan rekan atau penyelia lain yang terkait. Keharusan memilikki kecakapan memimpin anak buah bagi penyelia, bukanlah sesuatu hal yang perlu dipersoalkan lagi. Melihat lingkup tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengaturan pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja, maka kualitas penyelia besar pengaruhnya terhadap produktivitas secara menyeluruh.

3. Komposisi kelompok kerja

Pada kegiatan konstruksi seorang penyelia lapangan memimpin satu kelompok kerja yang terdiri dari bermacam-macam pekerja lapangan (labor craft), seperti tukang batu, tukang besi, tukang pipa, tukang kayu, pembantu (helper) dan lain-lain. Komposisi kelompok kerja berpengaruh terhadap


(35)

produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. Yang dimaksud dengan komposisi kelompok kerja adalah:

i. Perbandingan jam-orang penyelia dan pekerja yang dipimpinnya ii. Perbandingan jam-orang untuk disiplin-disiplin kerja

iii. Perbandingan jam-orang penyelia terhadap total jam-orang kelompok kerja yang dipimpinnya, menunjukkan indikasi besarnya rentang kendali yang dimiliki. Untuk proyek pembangunan industri yang tidak terlalu besar kompleks dan berukuran sedang ke atas, perbandingan yang menghasilkan efisiensi kerja optimal dalam praktek berkisar antara 1:10-15. jam-orang yang berlabihan akan menaikkan biaya, sedangkan bila kurang akan menurunkan produtivitas.

4. Kerja lembur

Sering kali kerja lembur atau jam kerja yang panjang lebih dari 40 jam per minggu tidak dapat dihindari, misalnya untuk mengejar sasaran jadwal, meskipun hal ini akan menurunkan efisiensi kerja.

5. Ukuran besar proyek

Penelitian menunjukan bahwa besar proyek (dinyatakan dalam jam-orang) juga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan, dalam arti semakin besar ukuran proyek produktivitas menurun.


(36)

6. Pekerja langsung versus kontraktor

Ada dua cara bagi kontraktor utama dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan yaitu dengan merekrut langsung tenaga kerja dan memberikan direct hire (kepenyelian) atau menyerahkan paket kerja tertentu kepada subkontraktor. Dari segi produktivitas umumnya subkontraktor lebih tinggi 5- 10% dibanding pekerja langsung. Hal ini disebabkan tenaga kerja subkontraktor telah terbiasa dalam pekerjaan yang relatif terbatas lingkup dan jenisnya, ditambah lagi prosedur kerjasama telah dikuasai dan terjalin lama antara pekerja maupun dengan penyelia. Meskipun produktivitas lebih tinggi dan jadwal penyelesaian pekerjaan potensial dapat lebih singkat, tetapi dari segi biaya belum tentu lebih rendah dibanding memakai pekerja langsung, karena adanya biaya overhead (lebih) dari perusahaan subkontraktor.

7. Kurva pengalaman

Kurva pengalaman atau yang sering dikenal dengan learning curve didasarkan atas asumsi bahwa seseorang atau sekelompok orang yang mengerjakan pekerjaan relatif sama dan berulang-ulang, maka akan memperoleh pengalaman dan peningkatan keterampilan.

8. Kepadatan tenaga kerja

Di dalam batas pagar lokasi yang nantinya akan dibangun instalasi proyek, yang disebut juga dengan battery limit, ada korelasi antara jumlah tenaga kerja konstruksi, luas area tempat kerja, dan produktivitas. Korelasi ini dinyatakan


(37)

sebagai kepadatan tenaga kerja (labor density), yaitu jumlah luas tempat kerja bagi setiap tenaga kerja. Jika kepadatan ini melewati tinngkat jenuh, maka produktivitas tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda menurun. Hal ini disebabkan karena dalam lokasi proyek tempat buruh bekerja, selalu ada kesibukan manusia, gerakan peralatan serta kebisingan yang menyertai. Semakin tinggi jumlah pekerja perarea atau semakin turun luas area perpekerja, maka semakin sibuk kegiatan perarea, akhirnya akan mencapai titik dimana kelancaran pekerjaan terganggu dan mengakibatkan penurunan produktivitas. (Iman Soeharto, 1995 : 163-169)

2.4. Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja

Selama berlangsungnya pekerjaan harus diukur hasil-hasil yang dicapai untuk dibandingkan dengan rencana semula. Obyek pengawasan ditujukan pada pemenuhan persyaratan minimal segenap sumber daya yang dikerahkan agar proses kontruksi secara teknis dapat berlangsung baik. Upaya mengevaluasi hasil pekerjaan untuk mengetahui penyebab penyimpangan terhadap estimasi semula.

Pemantauan (monitoring) berarti melakukan observasi dan pengujuian pada tiap interval tertentu untuk memeriksa kinerja maupun dampak sampingan yang tidak diharapkan (Istimawan, 1996 : 423). Karena dalam rangka mengajukan tender, produktivitas tenaga kerja akan besar pengaruhnya terhadap total biaya proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan. Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah dengan memakai parameter indeks produktivitas (Iman Soeharto, 1995 : 162).


(38)

adalah dengan menggunakaan metode yang mengklasifikasikan aktifitas pekerja. Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan dengan metode produtivity rating, dimana aktivitas pekerja diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu Essential contributory work, Effective work (pekerjaan efektif), dan Not Useful (pekerjaan tidak efektif).

a. essential contributory work, yaitu pekerjaan yang tidak secara langsung, namun bagian dari penyelesaian pekerjaan. Misalnya :

- Menunggu tukang yang lain dengan tidak bekerja.

- Mengangkut peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan - Membaca gambar proyek.

- Menerima instruksi pekerjaan. - Mendiskusikan pekerjaan

b. Pekerjaan effektif (effective work), yaitu disaat pekerja melakukan pekerjaannya dizona pekerjaan.

c. Pekerjaan tidak efektif (not useful), yaitu kegiatan selain diatas yang tidak menunjang penyelesaian pekerjaan. Seperti meninggalkan zona pengerjaan, berjalan dizona pengerjaan dengan tangan kosong dan mengobrol sesama pekerja sehingga tidak maksimalnya bekerja. Sehingga faktor utilitas pekerja (LUR) dapat dihitung : kontribusi bekerja Waktu efektif bekerja waktu total

Pengamatan = +

efektif tidak bekerja waktu + % 00 x1 total Pengamatan kontribusi bekerja waktu 1/4 efektif bekerja waktu 1 -hari litas i

Faktor Ut = +


(39)

faktor utilitas pekerjanya lebih dari 50% (Oglesby, 1989 : 180-181).

2.5. Teori Tiang Pancang 2.5.1. Tiang Pancang

Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan (mentransmisikan) beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam massa tanah (Bowles, J. E., 1991).

Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.

Tiang pancang umumnya digunakan :

a. Untuk mengangkat beban-beban konstruksi diatas tanah kedalam atau melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan beban lateral boleh jadi terlibat.

b. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang kaki-kaki menara terhadap guling.

c. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.


(40)

d. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi.

e. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.

f. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.

g. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas permukaan air melaui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban lateral (Bowles, J. E., 1991).

2.5.2. Alat Pancang

Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, tiang dipancang dengan alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar atau pemukul yang hanya dijatuhkan.

1. Pemukul Jatuh (drop hammer)

Pemukul jatuh terdiri dari blok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Pemberat ditarik dengan tinggi jatuh tertentu kemudian dilepas dan menumbuk tiang. Pemakaian alat tipe ini membuat pelaksanaan pemancangan berjalan lambat, sehingga alat ini hanya dipakai pada volume pekerjaan pemancangan yang kecil.


(41)

2. Pemukul Aksi Tiang (single-acting hammer)

Pemukul aksi tunggal berbentung memanjang dengan ram yang bergerak naik oleh udara atau uap yang terkompresi, sedangkan gerakan turun ram disebabkan oleh beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah sama dengan berat ram dikalikan tinggi jatuh

3. Pemukul Aksi Double (double-acting hammer)

Pemukul aksi double menggunakan uap atau udara untuk mengangkat ram dan untuk mempercepat gerakan ke bawahnya. Kecepatan pukulan dan energi output biasanya lebih tinggi daripada pemukul aksi tunggal.

4. Pemukul Diesel (diesel hammer)

Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, balok anvil dan sistem injeksi bahan bakar. Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan menggunakan bahan bakar minyak. Energi pemancangan total yang dihasilkan adalah jumlah benturan dari ram ditambah energi hasil dari ledakan.

5. Pemukul Getar (vibratory hammer)

Pemukul getar merupakan unit alat pancang yang bergetar pada frekuensi tinggi.


(42)

2.6. Analisis Statistik

2.6.1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara sumber data dengan masalah penelitian yang yang akan dipecahkan. (Moh. Nazir, 1983 : 221) Data bisa diperoleh dengan berbagai cara, dalam lingkungan berbeda, lapangan atau laboratorium dan dari sumber yang berbeda.

Metode pengumpulan data meliputi wawancara melalui tatap muka, telepon, bantuan komputer dan media elektronik, kuesioner yang diserahkan secara pribadi atau lewat email atau secara elektronik, observasi individu dan peristiwa dengan atau tanpa videotape, atau rekaman audio dan beragam teknik motivasional lain seperti tes proyektif. (Uma Sekaran, 2006 : 66).

Wawancara ialah teknik pengumpulan data melalui pertanyaan kepada responden secara langsung baik individu maupun kelompok. Kuesioner dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tertulis dan jawaban dari responden juga diberikan secara tertulis. Sedangkan observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan atas suatu obyek, orang, atau fenomena dan mencatatnya secara sistematis.

1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Di dalam membuat kuesioner perlu diperhatikan bahwa kuesioner disamping bertujuan untuk menampung data sesuai dengan kebutuhan, juga merupakan suatu kertas kerja yang harus ditatalaksanakan


(43)

dengan baik. Terdapat empat komponen inti dari sebuah kuesioner. Keempat komponen itu adalah :

1. Adanya subyek yaitu individu atau lembaga yang melakukan penelitian 2. Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut

sera mengisi secara aktif dan obyektif dari pertanyaan maupun pernyatan yang tersedia.

3. Ada petunjuk pengisian kuesioner, dan petunjuk yang tersedia harus mudah dimengerti.

4. Adanya pertanyaan maupun pernyataan beserta tempat jawaban, baik secara tertutup, semi tertutup/terbuka. Dalam membuat pernyataan jangan sampai lupa isian untuk identitas dari responden.

Dalam hubungannya dengan leluasa dan tidaknya responden untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka pertanyaan dapat dibagi dalam dua jenis yaitu :

a. Pertanyaan Berstruktur

Merupakan pertanyaan yanng dibuat sedemikian rupa, sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban kepada beberapa alternatif saja ataupun kepada satu jawaban saja.

b. Pertanyaan Terbuka

Jawaban dan cara pengungkapanya dapat bermacam-macam. Bentuk pertanyaan terbuka ini jarang digunakan dalam kuesioner tetapi banyak digunakan dalam wawancara. (Moh. Nazir, 1983 : 250-253)


(44)

Untuk memungkinkan responden menjawab dalam berbagai tingkatan bagi setiap butir kepuasan format tipe likert bisa dipergunakan R.S Likert (1932) yang mengembangkan prosedur penskalaan dimana skala mewakili suatu continum bipolar. Format tipe likert dirancang untuk memungkinkan responden menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir pertanyaan. ( J Suprapto, 2001 : 86).

Skala likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, cukup-tidak cukup, dan lain-lain. Untuk membuat skala Likert dilakukan dengan:

a. Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif).

b. Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada sekelompok responden.

c. Responden dari tiap pernyataan dengan cara menjumlahkan angka-angka dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respon yang berada pada posisi sama akan menerima secara konsisten dari angka yang selalu sama. Misalnya bernilai 5 untuk sangat positif dan bernilai 1 untuk yang sangat negatif. Hasil hitung akan mendapatkan skor dari tiap-tiap pernyataan dan skor total, baik untuk tiap responden maupun secara total untuk seluruh responden.

d. Selanjutnya, mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam

penelitian, sebagai patokannya adalah : Pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden. Pernyataan yang secara total responden tidak menunjukkan yang substansial dengan nilai totalnya. Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala


(45)

sikap serta menjadi kuesioner baru untuk pengumpulan data berikutnya (Husein Umar, 2002 : 137-138)

2. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan atas suatu obyek, orang, atau fenomena dan mencatatnya secara sistematis. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik 5-minute rating. Teknik ini merupakan salah satu bentuk penilaian aktivitas yang cepat yang merupakan salah satu metode efektif untuk membuat evaluasi kerja general.

Tujuan dari metode ini adalah untuk (1) mengantisipasi waktu tunda suatu pekerjaan, (2) menghitung efektivitas pekerja,dan (3) mengindikasi detail pekerjaan yang sedang diteliti.

Untuk membuat 5-minute rating, peneliti dengan menggunakan jam dan lembar pengamatan harus menempatkan diri mereka pada posisi yang mana mereka dapat mengamati pekerja tanpa mempengaruhi pekerja yang sedang bekerja. Dengan cara ini, para pekerja tidak akan merasa awas mengenai apakah mereka sedang diamati atau tidak.

Berikut pada Gambar 2.1. ditunjukkan contoh lembar kerja 5-minute rating.


(46)

FIVE-MINUTE RATING

Pekerja 1

Pekerja 2

Pekerja 3

Pekerja n

Tanggal:_____________ Pekerjaan:___________ Kontraktor___________

START 1 2 3 n KETERANGAN

10:15 √ √ √

:20 √ √ √

:25 √ √

:30 √ √

Gambar 2.1. Lembar Pengamatan Five Minute Rating

2.6.2. Definisi Variabel Operasional

Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam melakukan observasi tentunya perlu ditentukan karakter yang akan diobservasi dari suatu unit amatan yang disebut dengan variabel operasional.

Definisi variabel operasional digunakan sebagai petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur, dengan menggunakan indikator-indikator yang secara terperinci.


(47)

2.7. Analisis Data Penelitian 2.7.1. Analisis Deskripsi

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari analisis deskripsi adalah membuat deskripsi gambaran yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti di lapangan. Merupakan analisis yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk angka kemudian dideskripsikan berdasarkan distribusi frekuensi, nilai rata-rata dan defisiasi standar melalui perhitungan statistik (Moh. Nazir, 1983 : 63-64).

2.7.2. Uji Validitas Dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai produktivitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Cara untuk menguji validitas adalah sebagai berikut :

i. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu dengan (1) mencari definisi dan merumuskan tentang konsep yang akan diukur yang telah ditulis para ahli dalam literatur, (2) kalau sekiranya tidak ditemukan dalam literatur maka untuk lebih mematangkan definisi dan rumusan konsep tersebut peneliti harus mendiskusikannya dengan para ahli. (3) menanyakan langsung


(48)

kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti dapat membuat kerangka konsep dan kemudian menyusun pertanyaan yang operasional.

ii. Melakukan uji coba skala pengukuran yang dihasilkan dari langkah pertama kepada sejumlah responden. Responden diminta untuk menjawab apakah mereka setuju atau tidak setuju dari masing-masing pertanyaan.

iii. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

iv. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi produk moment. Adapun rumusannya adalah :

(

)

[

∑ ∑

][

]

− = 2 2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( X Y n X X n Y X XY n r Keterangan :

r : koefisien korelasi, Y : variabel terikat

X : elemen variabel bebas n : jumlah data

(Masri Singarimbun, 1987 : 124-137)

Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika rhitung>

rtabel dan taraf signifikannya sebesar 5%.

Suatu instrumen dinyatakan valid apabila harga koefisien r hitung ≥ 0,3.


(49)

b. Uji Reliabilitas

Pengukuran reliabilitas adalah pengukuran tentang stabilitas dan konsistensi dari alat pengukuran. Reabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen reliabel sebenarnya yang mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Untuk mengukur reliabilitas dapat digunakan analisis Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

        −       −

=

2

2 1 1 t b k k σ σ α Keterangan :

α : Nilai Reliabilitas Instrumen k : Banyaknya Butir Pertanyaan

2

b

σ : Jumlah Semua Varians Tiap Butir

2 t

σ : Varian Total (Suharsimi Arikunto, 1996)

2.7.3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Sebagai salah satu uji statistik parametrik, maka analisis regresi berganda dapat dilakukan jika sampel yang dipakai untuk analisis berdistribusi normal. Penggunaan statistik parametrik dihindari jika data yang diteliti tidak berdistribusi


(50)

normal. Uji normalitas data yang digunakan dalam uji penelitian ini adalah uji Smirnov Kolmogorov.

Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes goodness of fit. Artinya, yanng diperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel (skor yang diobservasi) dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Tes ini menetapkan apakah skor-skor dalam sampel dapat secara masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi dengan distribusi teoritis itu yang dalam penelitian ini adalah distribusi normal. Asumsi normalitas terpenuhi jika nilai Asymp.sig (2-tailed) lebih besar daripada nilai probabilitas 0,05.

2.7.4. Pengujian Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antar variabel dalam populasi, melalui data hubungan variabel dalam sampel. Untuk itu dalam langkah awal pembuktiannya, maka perlu dihitung terlebih dahulu koefisien antar variabel dalam sampel, baru koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya. Jadi menguji hipotesis asosiatif adalah menguji koefisien korelasi yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel diambil.

Terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris, hubungan sebab-akibat (kausal), dan hubungan interaktif (saling mempengaruhi). Untuk mencari antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua


(51)

variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila satu variabel diturunkan maka menurunkan variabel yang lain.

Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai suatu variabel diturunkan, maka akan menaikkan nilai variabel yang lain.

Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dakam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif sebesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi =1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Dalam arti kejadian-kejadian pada variabel yang satu akan dapat dijelaskan atau diprediksikan oleh variabel yang lain tanpa terjadi kesalahan (error). Semakin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar error untuk membuat prediksi.

Terdapat bermacam-macam teknik Statistik Korelasi yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Teknik koefisien mana yang akan dipakai tergantung pada jenis data yang akan dianalisis. Berikut ini dikemukakan berbagai teknik statistik korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Untuk data nominal dan ordinal digunakan statistik non-parametris dan untuk data interval dan rasio digunakan statistik parametris. Tabel 2.1. merupakan pedoman untuk memilih teknik korelasi dalam pengujian hipotesis.


(52)

Tabel 2.1. Pedoman untuk Memilih Teknik Korelasi Dalam Pengujian Hipotesis

Macam/ Tingkatan Data Teknik Korelasi yang Digunakan

Nominal 1. Koefisien Kontingency

Ordinal 1. Spearman Rank

2. Kendal Tau Interval dan Ratio

1. Pearson Product Moment 2. Korelasi Ganda

3. Korelasi Parsial

1. Korelasi Pearson Product Moment

Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio. Dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Berikut ini persamaan korelasi Pearson Product Moment.

(

)(

)

(

)

[

]

[

(

)

]

2 2 2

2

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan: xy

r = koefisien korelasi N = jumlah data

X = elemen variabel bebas Y = elemen variabel terikat

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada Tabel 2.2. berikut.


(53)

Tabel 2.3. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0 Tidak Berkorelasi

0,010-0,200 Sangat Rendah

0,210-0,400 Rendah

0,410-0,600 Agak Rendah

0,610-0,800 Cukup

0,810-0,990 Tinggi

1 Sangat Tinggi

2. Signifikansi

Dalam pengertian statistik signifikansi mempunyai makna “benar” tidak didasarkan secara kebetulan. Signifikansi / probabilitas / α memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai kesempatan untuk benar. Jika kita memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil riset nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99% dan untuk salah sebesar 1%. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan (confidence interval) yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita adalah sebesar 99%. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95%. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90%.


(54)

Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data (sampel) yang akan digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sampel akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran sampel akan semakin kecil. Untuk memperoleh angka signifikansi yang baik, biasanya diperlukan ukuran sampel yang besar. Sebaliknya jika ukuran sampel semakin kecil, maka kemungkinan munculnya kesalahan semakin ada.

Untuk pengujian dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut:

a. Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan kedua variabel

signifikan.

b. Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan kedua variabel

tidak signifikan

2.7.5. Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Pada umumnya hipotesis adalah jawaban sementara tehadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Hipotesis menurut tata bahasa berarti suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat seperti proporsi atau dalil. Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian terhadap suatu obyek hendaknya dibawah suatu tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam kenyataan percobaan atau praktek. Setiap hipotesis mempunyai paling tidak salah satu beberapa fungsi berikut :


(55)

- Sebagai jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya - Petunjuk ke arah penyelidikan lebih lanjut

- Sebagai suatu hipotesis kerja

- Suatu ramalan atau dugaan tentang sesuatu yang akan datang atau bakal ditemukan

- Sebagai konsep yang dikembangkan - Sebagai bahan suatu bangunan suatu teori

(Husein Umar, 2002 : 80-82).

2.8. Teori tentang SPSS

SPSS for Windows merupakan sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya.

Data yang diolah dimasukkan sebagai input, kemudian dengan proses pengolahan data oleh komputer dihasilkan output berupa informasi untuk kegunaan lebih lanjut. Berikut sedikit gambaran tentang cara kerja komputer dengan program SPSS dalam mengolah data.

Data hasil penelitian atau data yang akan diproses dimasukkan lewat menu DATA EDITOR yang secara otomatis muncul di layar komputer.

1. Data yang telah diinput kemudian diproses, juga lewat menu DATA EDITOR 2. Memilih menu yang akan digunakan pada SPSS 13.0 for windows grafik,


(56)

3. Hasil pengolahan data muncul di layar windows yang lain dari SPSS yaitu VIEWER, output SPSS bisa berupa teks, tulisan, tabel atau grafik. Pada VIEWER, informasi atau output statistik dapat ditampilkan secara:

a. Teks atau tulisan

Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk tabel bisa dilakukan lewat menu text output editor

b. Tabel

Pengerjaan (pivoting tabel, penambahan, pengurangan, dan lainnya) yang berhubungan dengan output data yang berbentuk tabel dilakukan lewat menu pivot table editor

c. Chart atau grafik

Pengerjaan (perubahan tipe grafik dan lainnya) yang berhubungan dengan output data yang berbentuk grafis dapat dilakukan lewat menu chart editor.


(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian survey karena penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung di lapangan dengan menggunakan lembar-lembar pengamatan yakni lembar pengamatan kuesioner untuk melihat produktivitas kinerja pekerja pemancangan dan lembar pengamatan waktu “five minute rating” untuk melihat produktivitas proses pemancangan satu titik dan satu tiang pancang.

Adapun lembar pengamatan kuesioner dan lembar pengamatan waktu “five minute rating” dapat dilihat berturut-turut pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

3.2. Blok Diagram Metodologi Penelitian

Adapun blok diagram penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(58)

ANALISIS PRODUKTIVITAS PROSES PEMASANGAN TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN CITY

VIEW DI KAWASAN MEDAN POLONIA

LATAR BELAKANG MASALAH :

Pekerjaan pondasi sangat mempengaruhi jangka waktu penyelesaian proyek, maka analisis produktivitas proses pemasangan tiang pancang dari segi pemanfaatan waktu pada proyek pembangunan Apartemen City View perlu

dilakukan.

PERUMUSAN MASALAH :

Bagaiman produktivitas kinerja pekerja pemancangan dan produktivitas pemancangan dari segi durasi aktivitas pemancangan satu titik dan satu tiang

pancang dengan alat pancang jenis impacting hammer type diesel hammer

DATA PENGAMATAN DI PROYEK METODOLOGI PENELITIAN :

• Jenis Penelitian : penelitian survei

• Lokasi Penelitian : Proyek Apartemen City View kawasan Medan Polonia

ANALISA DATA

Menggunakan bantuan Ms. Excel dan SPSS

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 3.1. Blok Diagram Metodologi Penelitian

3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada proyek pembangunan Apartemen City View kawasan Medan Polonia di Jalan Padang Golf Medan yang dapat dilihat pada Lampiran 6.


(59)

3.4. Metode Penelitian 3.4.1. Pengumpulan Data

1. Identifikasi Sumber Data

Bentuk dan sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah berdasarkan cara memperolehnya yakni data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yakni data persepsi pekerja terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja produktivitas pekerja proses pemancangan tiang pancang dan juga data waktu proses setiap pekerjaan pemancangan satu titik dan satu tiang pancang.

2. Penentuan dan Pemilihan Alat Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah berupa: a. Teknik Penyebaran Kuesioner, yakni dengan menyebarkan kuesioner yang

berisi pertanyaan pilihan bobot angka satu sampai lima.

b. Teknik Observasi, yakni dengan melakukan pengamatan langsung terhadap proses pemancangan tiang pancang yakni kinerja masing-masing pekerja dengan menggunakan metode five minute rating.

c. Teknik Wawancara, yakni dengan melakukan wawancara dan diskusi dengan para pekerja dan pengawas lapangan

d. Teknik Kepustakaan, yakni dengan membaca buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan produktivitas dan proses pemancangan.

e. Teknik Dokumentasi, yakni dengan membuat dokumentasi mengenai proses pemancangan tiang pancang dengan cara mendokumentasikan durasi masing-masing aktivitas proses pemancangan.


(60)

3. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yakni :

a. Untuk penyebaran kuesioner, populasinya (responden) adalah para mandor, pengawas lapangan, dan pekerja pada proses pemasangan tiang pancang yang berjumlah 10 orang. Keseluruhan populasi (10 orang) dijadikan sampel penelitian.

b. Untuk melihat aktivitas yang berpengaruh terhadap aktivitas pemasangan tiang pancang, populasi yang digunakan adalah titik tiang pancang yang mana data yang akan dipelajari adalah data sampel dari populasi tersebut sehingga akan ditemukan hubungan antarvariabel.

4. Identifikasi Variabel Penelitian a. Variabel Dependen

Yang menjadi variabel dependen (terikat) adalah faktor utilisasi pekerja (labour utilization rate) dan produktivitas pemancangan satu titik dan satu tiang pancang pada proyek Pembangunan Apartemen City View di kawasan Medan Polonia

b. Variabel Independen

Yang menjadi variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yakni : 1) Untuk perhitungan produktivitas pekerja (labour utilization rate)

digunakan faktor-faktor produktivitas menurut Iman Suharto : i. Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu


(61)

iii.Komposisi kelompok kerja iv.Kerja lembur

v. Ukuran besar proyek

vi.Pekerja langsung versus kontraktor vii.Kurva pengalaman

viii.Kepadatan tenaga kerja

2) Untuk perhitungan produktivitas pemancangan : i. Mobilisasi alat

ii. Pengikatan tiang pancang 1 (Ikat TP 1) iii.Pengambilan tiang pancang I (Ambil TP 1) iv.Penekanan tiang pancang I (Tekan TP 1)

v. Pengambilan tiang pancang sambungan (Ambil TP Sambungan) vi.Pengelasan sambungan (Las Sambungan)

vii.Penekanan lanjutan tiang pancang sambungan (Tekan Lanjut) viii.Idle Time

5. Perumusan Hipotesis

Untuk pengkajian hubungan faktor utilisasi pekerja (labour utilization rate) dengan faktor-faktor produktivitas, diajukan hipotesis yang akan diuji kebenarannya melalui analisis statistik. Hipotesis yang diajukan untuk :

H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel (X)


(62)

H1 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Variabel (X) dengan

nilai FUP (Y)

3.4.2. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan, kemudian diolah agar dapat digunakan dalam penelitian. Pengolahan data dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dan teori-teori yang ada akan diolah menggunakan software Ms. Excel dan SPSS 13 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

3.4.2.1.Produktivitas Proses Pemancangan Berdasarkan Faktor Tenaga Kerja

1. Pemeriksaan hasil kuesioner

Pada tahap ini yang dilakukan adalah:

a. Meneliti jawaban-jawaban yang telah diberikan oleh responden, dengan tujuan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan telah diisi dengan benar, artinya sesuai dengan petunjuk pengisian kuesioner.

b. Memeriksa apakah semua kuesioner telah dikembalikan. 2. Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval

Persyaratan penggunaan statistik parametrik adalah selain data harus berbentuk interval atau ratio, data harus memiliki distribusi normal. Menaikkan data dari skala ordinal menjadi skala interval dinamakan transformasi data. Transformasi data itu dilakukan diantaranya adalah dengan menggunakan Metode Suksesive Interval (MSI). Tujuan dari dilakukannya transformasi data adalah untuk menaikkan data dari skala pengukuran ordinal menjadi skala dengan


(63)

pengukuran interval yang lazim digunakan bagi kepentingan analisis statistik parametrik.

3. Uji Validitas

Langkah berikutnya adalah pengujian validitas dan reliabilitas terhadap instrumen penelitian yaitu kuesioner. Validitas dihitung dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Alat ukur akan diakatakan valid jika nilai r hitungnya ≥ 0,3. Untuk menguji validitas dilakukan dengan cara menghitug nilai korelasi product moment, dengan rumus:

(

)(

)

(

)

[

]

[

(

)

]

2 2 2

2

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy

Dimana: rxy : koefisien korelasi,

Y : variabel terikat

X : elemen variabel bebas n : jumlah data

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dekat dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama.

Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00, akan tetapi pada kenyataannya koefisien


(64)

sebesar 1,00 tidak pernah dicapai pada pengukuran, karena manusia sebagai subyek pengukuran psikologis merupakan sumber error yang potensial. Di samping itu, walaupun korelasi dapat bertanda positif atau negatif, akan tetapi dalam hal reliabilitas koefisien yang besarnya kurang dari nol tidak ada artinya, karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu pada koefisien yang positif. Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur keandalan alat ukur adalah metode Cronbach dengan rumus yaitu:

        Σ −       − = t b k k 2 2 1 1 σ σ α Dimana:

( )

K K X X b 2 2 2 Σ − Σ = σ

( )

K K Y Y t 2 2 2 Σ − Σ = σ

α = nilai reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan K = jumlah responden

b 2 σ

Σ = jumlah semua varians tiap butir

t 2

σ = varians total

Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha Cronbach 0 sampai 1. Jika skala itu itu dikelompok ke dalam lima kelas dengan reng yang sama, maka ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut :


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Maria (editor). 2010. Mudah Belajar Statistik dengan SPSS 18. Jogjakarta : Penerbit Andi.

Algifari. 2000. Analisis Regresi. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Aprilian,Tomas. Analisis produktivitas tenaga kerja pada Pekerjaan struktur

rangka atap baja(studi kasus proyek pembangunan rumah sakit dr. Moewardi,Surakarta jawa tengah). Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2010.

Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek & Kontruksi. Jilid 1.

Yogyakarta : Badan Penerbit Kanisius.

Dipohusodo, Istimawan. 1995. Manajemen Proyek & Kontruksi. Jilid 2.

Yogyakarta : Badan Penerbit Kanisius.

Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Oglesby. Dkk. 1989. Productivity Improvement in construction. McGraw-Hill

Book Company : New York

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Jogjakarta : MediaKom.

Sinungan, Muchdarsyah. 2003. Produktivitas Apa Dan bagaimana. Jakarta :

Bumi Aksara.

Soeharto, Iman. 1989. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai

Operasional. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

____________. 1989. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai

Operasional. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.


(2)

Wignjosoebroto, Sritomo (1996). Ergonomi studi gerak dan waktu. Surabaya: Guna Widya.

Wikipedia the free encyclopedia. (2011). Kolmogorov. 10 Maret 2011.

Wikipedia the free encyclopedia. (2011). Productivity. 10 Maret


(3)

PENGANTAR PENELITIAN

Saudara Yth.

Kami menyadari waktu yang Anda miliki sangat terbatas dan sangat berharga. Namun kami sangat mengharapkan bantuan dari Saudara agar sudi kiranya meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini dengan jujur dan terbuka, agar penelitian ini dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan yang kami harapkan.

Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka penulisan TUGAS SARJANA sebagai persyaratan untuk Ujian Sarjana Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul yang diangkat sebagai topik pembahasan adalah : “Analisis Produktivitas Proses Pemasangan Tiang Pancang pada Proyek Pembangunan Apartemen City View di Kawasan Medan Polonia.

Kuisioner ini merupakan sarana untuk menggali informasi mengenai data pribadi serta pendapat karyawan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas pemasangan tiang pancang.

Jawaban yang Saudara berikan tidak akan mempengaruhi keberadaan Saudara di tempat kerja, karena penelititan ini semata-mata untuk keperluan akademis. Untuk itu peneliti mengharapkan informasi serta jawaban yang sesungguhnya objektif dari Saudara sesuai dengan kondisi di tempat kerja. Atas bantuan dan partisipasinya dalam mengisi kuisioner ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat Saya,

Ezar Adelpho Tigor Marpaung

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(4)

PETUNJUK PENGISIAN

Saudara dimohon untuk memberikan tanggapan atas pertanyaan yang ada pada angket ini sesuai dengan keadaan dan pendapat Saudara tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas proses pemasangan tiang pancang, bukan berdasarkan pendapat umum atau pendapat orang lain. Berilah tanda silang (X) pada kolom yang tersedia di sebelah kanan setiap pertanyaan.

Setiap pertanyaan, memiliki alternatif jawaban sebagai berikut : SS = Sangat Setuju,

S = Setuju, KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju, dan STS = Sangat Tidak Setuju. Contoh:

Jika Anda “setuju” Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana Bantu mempengaruhi produktivitas tenaga kerja,maka :

No Pertanyaaan Jawaban

SS S KS TS STS

1 Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana

Bantu

X

No Pertanyaaan Jawaban

SS S KS TS STS

1 Kondisi Fisik Lapangan dan Sarana

Bantu

2 Kepenyeliaan, Perencanaan dan

Koordinasi

3 Komposisi Kelompok Kerja

4 Kerja Lembur

5 Ukuran Besar Proyek

6 Pekerja Langsung Versus

Kontraktor

7 Kurva Pengalaman


(5)

FIVE MINUTE RATING

Tanggal : Pekerjaan : Kontraktor :

√ = Pekerjaan effektif ₋ = Pekerjaan Kontribusi Х = Pekerjaan Tidak Efektif

WAKTU Keterangan

8:00

8:05

8:10

8:15

8:20

8:25

8:30

8:35

8:40

8:45

8:50

8:55

9:00

9:05

9:10

9:15

9:20

9:25

9:30

9:35

9:40


(6)

DATA RESPONDEN PEKERJA PEMANCANGAN PROYEK APARTEMEN CITY VIEW MEDAN POLONIA

No. Nama Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin

(P/W)

Pendidikan Masa Kerja (Tahun)

Jabatan/Posisi

1 Robert

Situmorang 45 P SMK 25 Operator Kabin

2 Rodin Sinaga 22 P SMA 3 Bellboy

3 Ranto Sianturi 27 P SMP 7 Kontrol Sipat

4 Raja Nadeak

24 P SMP 3 Tk. Ikat Tiang

Pancang

5 Jack Tumanggor

29 P SD 8 Tk. Ikat Tiang

Pancang

6 Paian

Rumahorbo 33 P SMA 10 Tk. Las

7 Sastro 25 P SMP 4 Tk. Las

8 Poltak Siregar

37 P SMP 16 Operator Mobile

Crane

9 Sunaryo 35 P SMA 12 Mandor